PENGARUH MENINGKATNYA KENDARAAN
MENGAKIBATKAN POLUSI UDARA
Iqro Maulana Hadi
Mata Kuliah Kimia dan Pengetahuan
Lingkungan Industri
Fakultas Teknik Industri, Universitas
Mercu Buana
Email: iqromaulana412@gmail.com
Abstrak
Semakin berkembangnya tekonologi
meningkatnya perindustrian dan juga populasi penduduk yang semakin meningkat
membuat pencemaran udara dari berbagai aktivitas. lahan hijau yang semakin
menipis banyak nya bangunan dan kendaraan yang semakin meningkat membuat kadar
oksigen menjadi sangat menipis. Pencemaran udara sangat merugikan kelangsungan
hidup manusia dan makhluk lainnya yang menimbulkan berbagai penyakit.
Kata kunci : pencemaran udara,
polusi, kendaraan bermotor
Abstract
The development of technology
increases industry and also an increasing population makes air pollution from
various activities. Green areas are increasingly depleting many buildings and
vehicles are increasingly making oxygen levels become very thin. Air pollution
is very detrimental to the survival of humans and other creatures that cause
various diseases.
Keywords: air pollution,
pollution, motorized vehicles
Udara adalah faktor penting dalam
kelangsungan hidup untuk semua makhluk hidup yang ada dibumi baik manusia,
hewan dan tumbuhan. Dengan adanya udara, manusia dan makhluk hidup dapat
bernapas dan melakukan aktivitas sehari-hari. Seiring dengan berkembangnya ilmu
teknologi menyebabkan pengaruh yang sangat besar baik hal positif maupun hal negative
yang dirasakan masyarakat seperti alat transportasi yang semakin berkembang
tahun demi tahun memudahkan aktivitas manusia. Meningkatnya jumlah kendaraan setiap
tahun memberikan persoalan demi persoalan, kemacetan, meningkatnya penggunaan
bahan bakar fosil dan polusi yang disebabkan asap kendaraan yang berlebihan.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam
jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara
tidak hanya disebabkan oleh transportasi saja ada banyak hal yang menjadi
penyebab seperti aktivitas industry dari pembuangan limbah hasil pembakaran dan
aktivitas rumah tangga seperti pembakaran sampah yang menghasilkan gas yang
mencemari lingkungan dan membahayakan manusia, penggunaan parfum semprot dan
lain-lain.
Berdasarkan data Statistik Transportasi DKI Jakarta 2018,
mobil penumpang mencatat pertumbuhan tertinggi 6,48% per tahun pada periode
2012-2016. Pada 2012 jumlah mobil penumpang di Jakarta sebanyak 2,74 juta unit
sedangkan pada 2016 bertambah menjadi 3,52 juta unit. Jika diasumsikan pertumbuhan
mobil penumpang masih sama, jumlah mobil penumpang di Jakarta pada 2017
mencapai 3,75 juta unit dan 2018 menjadi 3,99 juta unit. Jumlah sepeda motor di
Jakarta pada 2012 mencapai 10,82 juta unit. Angka ini terus meningkat menjadi
13,3 juta unit pada 2016. Dengan rerata pertumbuhan 5,3% per tahun, jumlah
sepeda motor diperkirakan mencapai 14 juta unit pada 2017 dan 14,74 juta unit
pada 2018. Dari data tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa jumlah kendaraan tiap
tahunnya akan naik, hal itu di analisir menjadi penyebab utama pencemaran
udara.
Menurut ismiyati dkk yang mengutip (BPLH DKI Jakarta,2013)
tidak ada yang bisa menepis, betapa emisi gas buang, berupa asap knalpot,
adalah akibat terjadinya proses pembakaran yang tidak sempurna dan mengandung
timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen
(NOx), oksida sulfur (SO2), hidrokarbon(HC),
karbon monoksida(CO) dan oksida fotokimia (Ox). Selanjutnya dijelaskan , emisi
gas buang yang paling signifikan dari kendaraan bermotor ke atmosfer berdasarkan
massa, adalah gas karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang berlangsung sempurna yang dapat
dicapai dengan tersediannya suplai udara yang berlebih. Namun demikian, kondisi
pembakaran yang sempurna dalam mesin kendaraan, jarang sekali terjadi.
II. PERMASALAHAN
II. PERMASALAHAN
Menurut Hidayat dan Kholil (2018), mengungkapkan kenapa pencemaran
udara sangat membahayakan kehidupan manusia, urgensinya ialah berkaitan dengan
sistem pernapasan dan kualitas kesehatan manusia secara keseluruhan yang sangat
membutuhkan oksigen. Meningkatnya jumlah industry saat ini menyebabkan tersingkirnya
lahan hijau, hal itu pun mempengaruhi kadar oksigen yang merupakan faktor
kelangsungan hidup dimana dijelaskan oleh hidayat dan kholil yang dipaparkan Hart
(2015) mengutip pernyataan Nobel, Dr. Otto Warbug (salah seorang pemenang
hadiah Nobel), bahwa sel-sel kanker tidak dapat tumbuh dalam lingkungan yang
kaya oksigen. Selanjutnya dijelaskan, bahwa semua fungsi ketika sel mengalami
kekurangan oksigen maka kanker segera mengancam. Hal ini disebabkan menipisnya
lapisan ozon bumi karena pencemaran udara yang mengakibatkan sinar UVB masuk
menimbulkan penyakit kanker kulit.
Pencemaran udara yang berasal dari sektor transportasi mencapai 60%. Tingginya angka ini menimbulkan masalah dalam pemeliharaan kualitas udara. Kendaraan bertanggung jawan 25% dari emisi karbon dioksida (CO2), serta 90% dari karbon oksida (CO) dan 50% dari oksida nitrogen (NOX) yang dihasilkan emisi diseluruh dunia (Kusuma,2013).
Jumlah kendaraan yang kian meningkat menjadi jalanan semakin
padat seolah tidak bisa menampung jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda
empat. Hal ini menyebabkan bahu jalan dan trotoar bagi pejalan kaki semakin
menghilang fungsinya. Menurut Martuti (2013) bahwa, vegetasi atau komunitas
tumbuhan yang tersedia di alam, merupakan solusi yang paling menjanjikan untuk
mengatasi pencemaran udara. Oleh karena itu, melakukan aksi penghijauan harus
segera dilakukan agar pencemaan udara tidak semakin parah. Semua tumbuhan hijau
akan mengubah gas CO2 menjadi O2 melalui proses fotosintesis.
Pengaruh pencemaran udara tidak dirasakan oleh manusia saja,
tumbuhan pun mengalami kerusukan yang dijelaskan oleh martuti yang mengutip
Chauhan ( 2010) dalam penelitian yang dilakukan memaparkan, bahwa polusi udara
yang dipancarkan oleh kendaraan bermotor yang berbahaya akan mempengaruhi
kualitas udara ambien dan pigmen pohon. Selalin itu perlu dicatat juga adanya polusi
tersebut dapat memberikan dampak yang merugikan pada kesehatan manusia.
Ada beberapa faktor penting yang menyebabkan dominannya pengaruh
sektor transportasi terhadap pencemaran udara perkotaan di Indonesia antara
lain (ismiyati dkk,2013) :
- Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (eksponensial)
- tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan yang ada
- Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat terpusatnya kegiatan-kegiatan perekonomian dan perkantoran
- Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota yang ada, misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin menjauhi pusat kota
- Kesamaan waktu aliran lalu lintas
- Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor
- Faktor perawatan kendaraan
- Jenis bahan bakar yang digunakan
- Jenis permukaan jalan
- Siklus dan pola mengemudi (driving pattern)
Pencemaran udara mengakibatkan banyak hal yang sangat
merugikan baik bagi lingkungan maupun kelangsungan hidup manusia. Terjadi nya
pencemaran tersebut diakibatkan oleh beberapa hal yang dilakukan oleh tangan
manusia sendiri, berkembang ilmu teknologi dan meningkatnya jumlah industry serta
produk-produk yang tidak aman bagi lingkungan. Hasil buang yang melebihi batas
regenerasi alam itulah pencemaran lingkungan.
Perlunya peran pemeritah yang lebih dalam menangani masalah
ini dan juga masyarakat yang pro aktif mendukung dan ikut serta dalam mencegah pencemaran ini. Menurut ismiyati
dkk yang mengutip sudrajad (2006) bahwa, upaya pengendalian pencemaran udara akibat
kendaraan bermotor yang mencakup upaya-upaya pengendalian baik langsung maupun
tidak langsung akan dapat menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor
secara aktif antara lain :
- Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda, kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman-teman (car pooling).
- Selalu merawat mobil dengan sesama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak mengotori udara
- Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non – CFC dan hemat energi
- Memilih bensin yang bebas timbal
Dampak karena polusi udara tidak hanya dirasakan manusia saja, tumbuhan
pun turut terkena dampak yang disebabkan oleh manusia. Dijelaskan oleh siregar
yang mengutip kozlowski (1991) bahwa, pada kebanyakan pencemaran udara, secara
sendiri-sendiri atau kombinasi menyebabkan kerusakan dan perubahan fisiologi
tanaman yang kemudian diekspresikan dalam dalam gangguan pertumbuhan.Lahan
hijau yang semakin terkikis oleh industri dan perkampungan yang meningkatnya
jumlah penduduk membuat penghasil oksigen ini berkurang, Seperti bekasi,
Cikarang, karawang lahan hijau sudah makin berkurang. Perlu dibuat lahan hijau
di kota dengan tingkat pencemaran udara tinggi agar tidak menimbulkan hal yang
tidak diinginkan seperti asma, penyakit jantung, sakit mata, udara menjadi
panas dan lain sebagainya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Solusi
untuk mengatasi polusi udara kota, terutama ditujukan pada pembenahan sektor
transportasi dengan tanpa mengabaikan sektor-sektor lain, maka, tidak ada kata
lain kecuali harus mau belajar dari kota-kota besar lain di dunia yang telah
berhasil menurunkan polusi udara dan angka kesakitan serta kematian yang
diakibatkan karenanya. Di antaranya, dengan pembatasan izin bagi angkutan umum
kecil, dengan memperbanyak kendaraan angkutan massal; seperti bus dan kereta
api, diperbanyak. Kemudian, kontrol terhadap jumlah kendaraan pribadi juga
dapat dilakukan seiring dengan perbaikan pada sejumlah angkutan umum Perlunya
kesadaran lebih masyarakat akan lingkungan dan peran pemerintah dalam menangani
masalah ini seperti menertibkan banyaknya kendaraan saat ini dan meningkatkan
jasa layanan transportasi yang aman dan nyaman agar diharapkan masyarakat mau
berpindah dari menggunakan transportasi pribadi ke transportasi umum. Dan
membatasi usia bagi pemakaian kendaraan.
Daftar pustaka
Badan Pengolahan
Lingkungan Hidup Daerah Jakarta, 2013, Pengertian Pencemaran Udara
Hidayat, Atep
Afia Dan M. Kholil, 2018. Kimia Dan Pengetahuan Lingkungan Industri,Penerbit WR. Yogyakarta
Kusuma, Yusmiati,2013,
Pengaruh Bahan Bakar Pada Aktivitas Transportasi Terhadap Pencemaran Udara
Martuti, Nana
Kariada Tri,2013, Peranan Tanaman Terhadap Pencemaran Udara Dijalan Protocol
Kota Semarang
Chauhan A,2010,
Tree As Bio-Indicator Of Automobile Pollution In Dehradun City: A Case Study,
New York Science Journal 3 (6) : 88-95
Ismiyati Dkk,2013,
Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Sudrajad,
Agung, 2006, Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan. Http:// Kamase_Ugm@Yahoo.Co.Id
[3 Januari 2013]
Kozlowski,
T.T. P.J. Kramer .S.G.Pallardy. 1991. The physiological Ecology of woody.
Plant. Academic Press Inc. London
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.