Jurusan
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercubuana Jakarta
winnifazramahmudah@gmail.com
Abstrak
Limbah rumah
tangga merupakan salah satu limbah yang banyak dihasilkan dan menyebabkan
pencemaran lingkungan. Meningkatnya penduduk maka semakin banyak pula limbah
rumah tangga yang dihasilkan sehingga diperlukan penanganan yang serius dan
pengolahan yang baik. Buangan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair jika
tidak dikelola dengan baik akan memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan.
Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan tersebut,
limbah rumah tangga yang biasa kita hasilkan dalam kehidupan sehari-hari harus
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke alam. Pengolahan limbah menggunakan
prinsip teknologi hijau yang sederhana sehingga mudah diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Pembuatan teknologi hijau sederhana ini dapat
menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah ditemukan.
Kata kunci : Limbah rumah
tangga, Pengolahan limbah, Teknologi hijau, Pengelolaan limbah, Sampah,
Pencemaran lingkungan, Masyarakat
I.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan
jumlah penduduk yang semakin pesat dan diiringi dengan semakin merebaknya
permukiman akan berpengaruh terhadap jumlah buangan limbah rumah tangga baik
limbah cair maupun limbah padat. Sebagian masyarakat belum mengerti arti
pentingnya menjaga lingkungan sehingga sampai saat ini masih banyak pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia, salah satunya pencemaran yang
disebabkan oleh banyaknya limbah rumah tangga yang langsung dibuang ke alam
tanpa diolah terlebih dahulu. Dalam hal ini harus ada sosialisasi dari
pemerintah kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan pengetahuan
pengolahan limbah yang berwawasan lingkungan dengan menerapkan prinsip-prinsip
teknologi hijau.
Menurut
Marliani (2014), meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis
bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan
penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang
besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya
volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak
mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain
akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu
kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan,
sungai dan lautan.
Limbah
rumah tangga ini terbagi menjadi 2 yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah
cair yang dihasilkan berupa limbah grey
water dan black water. Sedangkan
limbah padat berupa sampah organik dan sampah anorganik. Dengan pemanfaatan
teknologi hijau sederhana, masing-masing limbah tersebut dapat diolah dan
didaur ulang agar bisa digunakan kembali. Bahkan sebagian jenis limbah hasil
pengolahan dapat dimanfaatkan kembali sebagai produk alternatif untuk
menggantikan beberapa produk yang biasa digunakan.
Pengelolaan
limbah yang baik sangat diperlukan untuk kelangsungan alam yang lebih baik
lagi. Diperlukan pengolahan limbah dengan teknologi hijau sederhana, menggunakan
bahan yang murah dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Hidayat (2018), salah satu definisi teknologi hijau yang dirangkum oleh Shidqi
(2016) dan Soemarno (2011) dari berbagai sumber: Teknologi hijau (greentech) adalah pengembangan dan
penerapan produk, peralatan dan sistem yang digunakan untuk melestarikan
lingkungan alam dan sumber daya, yang meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan.
Pengolahan
limbah yang baik dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang sangat serius.
Selain itu juga, pengolahan limbah yang baik dan berwawasan lingkungan dapat
menghasilkan beberapa produk alternatif sehingga dapat menghemat energi yang
ada. Produk alternatif ini dapat langsung dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari.
II.
PERMASALAHAN
·
Masih
banyaknya limbah yang langsung di buang ke lingkungan tanpa melalui pengolahan
terlebih dahulu sehingga mencemari lingkungan. Kurangnya penanganan limbah
rumah tangga tersebut dapat menurunkan kualitas lingkungan dan dalam jangka
panjang memberikan dampak buruk pada kesehatan manusia.
·
Kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan menjadi salah satu faktor
pemicu pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga tersebut. Sehingga
sebagian masyarakat tidak mengerti akan penerapan teknologi hijau sederhana
untuk pengolahan limbah.
III.
PEMBAHASAN
Dari
permasalahan diatas maka perlu adanya upaya untuk melakukan pengolah limbah
rumah tangga dengan prinsip teknologi hijau sederhana. Dengan penggunaan
teknologi hijau sederhana ini diharapkan dapat diterapkan oleh masyarakat luas,
baik yang memiliki pengetahuan wawasan lingkungan maupun masyarakat awam
sekalipun.
a.
Limbah Padat
Salah
satu limbah rumah tangga berbentuk limbah padat, baik itu organik maupun
anorganik. Limbah organik berasal dari bahan alam berupa sisa makanan, sampah sayuran
dan buah, sampah daun kering, dll. Limbah ini dapat dengan mudah diuraikan melalui
proses alami. Salah satu teknologi hijau sederhana yang dapat digunakan dalam
pengolahan limbah ini adalah dengan mengolahnya menjadi menjadi biogas, pakan
ternak dan pupuk kompos.
Biogas
yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti gas elpiji
maupun sebagai sumbar energi listrik alternatif. Tidak hanya ramah lingkungan karena mengurangi
pencemaran lingkungan, melainkan juga hemat pengeluaran karena dari limbah yang
dihasilkan dapat menciptakan produk baru untuk memenuhi sehari-hari. Dengan
pemanfaatan biogas, masyarakat bisa menghemat pengeluaran untuk membeli gas
elpiji untuk memasak dan penggunaan listrik sehingga lebih hemat energi.
Pengolahan limbah organik menjadi biogas sangat mudah diterapkan dan dapat
menggunakan bahan yang mudah didapat. Berikut ini cara pembuatan biogas:
Alat :
·
1 buah
Galon Pisau yang tajam
·
2 buah
Pipa logam yang kecil dengan diameter 1 centimeter dan panjang 10 centimeter
dan 20 centimeter
·
Selang
plastik aquarium yang berdiameter 1 centimeter dan panjang 1 meter
Bahan:
·
Air secukupnya
·
Limbah
sayuran dan buah yang masih mentah
Cara Pembuatan:
1. Langkah awal masukan sampah sayuran
dan buah ke dalam galon sampai setengahnya.
2. Setelah itu isi galon dengan air
secukupnya lalu tutup galon dengan rapat.
3. Simpan galon hingga satu minggu
dengan tujuan supaya bahan organik dapat menjadi busuk.
4. Siapkan dua buah pipa logam.
5. Tutup galon dilubangi sedikit
untuk pipa logam dengan menggunakan pisau tanpa membuka tutupnya dari galon
supaya gas tidak keluar.
6. Tusukan pipa logam ke tutup galon
yang sudah dilubangi tadi.
7. Sambungkan selang plastik aquarium
yang sudah disediakan pada pipa logam yang sudah ditusukkan pada tutup galon.
8. Pada ujung selang plastik
aquarium kemudian disambungkan pada pipa logam yang panjangnya 20 centimeter.
9. Setelah selesai, dapat dicoba
dengan menyalakan korek api pada ujung pipa logam.
Selain
dibuat biogas, limbah organik ini juga bisa diolah menjadi pakan ternak dengan
metode fermentasi menggunakan cairan probiotik. Limbah sayuran akan bernilai guna
jika dimanfaatkan sebagai pakan melalui pengolahan. Hal tersebut karena
pemanfaatan limbah sayuran sebagai bahan pakan dalam ransum harus bebas dari
efek anti-nutrisi, terlebih toksik yang dapat menghambat pertumbuhan ternak
yang bersangkutan. Limbah sayuran mengandung antinutrisi berupa alkaloid dan
rentan akan pembusukan sehingga perlu dilakukan pengolahan ke dalam bentuk lain
agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam susunan ransum ternak dan dapat
disimpan dalam kurun waktu yang cukup lama sebagai cadangan pakan ternak saat
kondisi sulit mendapatkan pakan hijauan (sumber: https://www.sumbarprov.go.id/details/news/9614
).
Pembuatan pakan ternak ini pun mudah
dibuat dan tidak memerlukan biaya yang besar. Untuk mengolah sampah sayuran dan
buah menjadi pakan ternak, terlebih dahulu sampah sayuran dan buah dipilah dari
bahan anorganik seperti plastik, kertas dan sejenisnya. Selanjutnya bahan baku
yang telah dipilah dimasukan dalam wadah dan diberikan cairan probiotik untuk
difermentasi selama satu minggu. Selesai difermentasi dan penirisan air serta
minyak, bahan baku dihancurkan dan dicampur menggunakan mesin penggiling
daging, dari hasil penggilingan tersebut, bahan baku dijemur agar kadar air
berkurang dan mudah dihaluskan menjadi tepung. Tahap berikutnya, bahan berupa
pakan yang sudah berbentuk tepung ini kemudian diaduk lagi menggunakan mesin
mixer. Pencampuran disesuaikan dengan perbandingan bahan baku yang mengandung
protein, kabrohidrat dan unsur lainnya. Kemudian dilakukan pencetakan bahan
baku menggunakan mesin sederhana. Setelah dicetak dan ditempatkan dalam wadah,
bahan pakan dijemur. Tujuan penjemuran untuk mengurangi kadar air. Sehingga
pakan mencapai tingkat kekeringan tertentu yakni kadar air berkisar 10%.
Selanjutnya pakan didinginkan sekitar satu sampai dua jam dan lakukan
penimbangan sesuai kebutuhan dalam karung bersih. Pakan siap digunakan.
Pengolahan limbah padat organik
selanjutnya adalah dibuat pupuk kompos. Pupuk kompos adalah pupuk yang
dihasilkan dari proses pembusukan dan pelapukan limbah organik menggunakan prinsip
terbentuknya humus di alam, namun prosesnya bisa lebih cepat dibanding
pembentukan humus karena dilakukan oleh manusia. Pupuk kompos disini terbagi
menjadi sampah coklat dan sampah hijau. Sampah coklat ini berupa jerami, rumput
dan daun kering, tangkai pohon dan serbuk gergaji. Sedangkan sampah hijau
berupa daun segar, sampah sayuran dan buah, kulit telur, dll. Sampah hijau ini
mengandung banyak nitrogen yang dibutuhkan mikroba untuk tumbuh dan
berkembangbiak. Sehingga untuk membuat pupuk kompos yang lebih cepat diperlukan
sampah hijau untuk membantu pembusukan, karena jika hanya menggunakan sampah
coklat saja maka pembusukan akan berjalan lebih lama karena kurangnya kandungan
nitrogen pada sampah coklat. Pembuatan pupuk organik sangatlah mudah, berikut
ini cara pembuatan pupuk kompos (sumber: https://www.99.co/blog/indonesia/cara-membuat-pupuk-kompos/
) :
Alat
- Wadah berukuran besar dengan penutup (tong atau ember)
- Sarung tangan
Bahan
- Sampah rumah tangga
- Tanah
- Air
Langkah
Membuat Pupuk Kompos
- Siapkan sampah rumah tangga yang akan diolah menjadi pupuk kompos.
- Pisahkan sampah organik (sisa makanan/dedaunan) dengan sampah plastik. Sampah organiklah yang nantinya akan digunakan sebagai pupuk kompos.
- Siapkan wadah berukuran besar untuk membuat pupuk kompos. Jangan lupa bahwa wadah harus dilengkapi dengan penutup agar pupuk yang dibuat tidak akan terkontaminasi.
- Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi dengan sampah organik. Ketebalannya bisa Anda sesuaikan dengan wadah dan banyaknya sampah organik.
- Siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya.
- Masukkan sampah organik yang sudah disiapkan ke dalam wadah.
- Pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin ketebalan sampah setara dengan ketebalan tanah
- Masukkan lagi tanah ke dalam wadah. Kali ini tanah berperan sebagai penutup sampah.
- Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu.
Perhatikan
hal ini saat membuat pupuk kompos sendiri di rumah:
- Pastikan wadah pembuat pupuk kompos tidak terkontaminasi oleh air hujan dan hewan.
- Pastikan juga wadah tak terkena paparan sinar matahari.
Limbah
padat lainnya yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga berbentuk limbah anorganik.
Limbah anorganik ini berupa sampah plastik, barang rusak, dll. Tidak seperti limbah
organik yang mudah terurai di alam, limbah
anorganik ini memerlukan ribuan tahun untuk bisa hancur di alam. Oleh karena
itu, agar limbah anorganik bisa dimanfaatkan secara maksimal ada
prinsip-prinsip yang harus diterapkan. Menurut Marliani (2014), prinsip-prinsip yang diterapkan dalam pemanfaatan sampah anorganik (4R):
a.
Reduce
(Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang
kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak
sampah yang dihasilkan.
b.
Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang
yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal
ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
c.
Recycle
(Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi,
bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah
banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah plastik,
sampah kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan
material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur
ulang material tersebut.
d.
Replace
(Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang
yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga
telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan,
Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan
jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi
secara alami.
Pemanfaatan teknologi hijau
sederhana yang sesuai dengan prinsip recycle (mendaur
ulang) adalah
dengan menerapkannya pada pengolahan sampah plastik, dengan mendaur ulangnya
menjadi bahan bakar (biofuel) menggunakan metode pirolisis. Menurut Nasrun, dkk
(2015), pirolisis
adalah dekomposisi kimia bahan organic melalui proses pemanasan tanpa atau
sedikit oksigen atau reagen kimia lainya dimana material mentah akan mengalami
pemecahan stuktur kimia menjadi fase gas. Teknik seperti ini mampu menghasilkan
gas pembakaran yang berguna dan aman bagi lingkungan. Proses pirolisis ini akan
memecah hidrokarbon rantai karbon panjang dari polimer plastik menjadi rantai
hidrokarbon berantai pendek, selanjutnya molekul-molekul ini didinginkan
menjadi fase cair.
Selain dapat mengurangi
pencemaran lingkungan, penggunaan biofuel sebagai bahan bakar juga dapat
menghemat energi yaitu penggunaan minyak bumi sebagai bahan baku utama
pembuatan bahan bakar. Sedangkan untuk sampah logam dan sampah kaca dapat
dilebur kembali untuk dijadikan produk lain, baik itu berupa berupa aksesoris
maupun kerajinan tangan.
b.
Limbah Cair
Selanjutnya
limbah lain yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga berbentuk limbah cair.
Limbah cair ini terbagi menjadi grey
water dan black water. Grey water merupakan limbah cair berupa
air bekas penggunaan sabun dan deterjen. Sedangkan black water merupakan limbah cair berupa kotoran manusia. Baik grey water maupun black water ini, dapat menyebabkan pencemaran air jika dibuang
langsung ke alam tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Dengan tercemarnya
air akan menimbulkan beberapa masalah, yaitu tersebarnya penyakit, rusaknya
ekosistem air dengan matinya organisme-organisme air, serta sulitnya
mendapatkan air bersih. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang baik sehingga
limbah cair tidak mencemari lingkungan.
Menurut Dahruji dkk (2017), pengolahan air limbah untuk melindungi
lingkungan, ada tiga cara pengolahan limbah:
1. Pengeceran
(dilution), air limbah diencerkan
sampai konsenterasinya rendah, baru dibuang kebadan air denagan bertambahnaya
penduduk makin menigkat kegiatan manusia, maka jumlah limbah yang dibuang
banyak.
2. Kolam
oksidasi (oxidation ponds), pada
prinsip pengolahannya dengan pemanfaatan sinar matahari, ganggang, bakteri dan
oksigen dalam proses pembersihan alami.
3. Irigasi,
air
limbah dialirkan kedalam parit terbuka, air akan masuk kedalam tanah melalui
dinding parit, dapat juga digunakan sebagai pengairan sawah. (Notoatmodjo, 2003).
Untuk penerapan teknologi hijau dalam pengolahan
air limbah black water dapat
dimanfaatkan menjadi biogas sama seperti pengolahan limbah padat organik. Prinsip
pembuatan biogas pun masih sama dengan pembuatan biogas pada limbah padat
organik, hanya saja dengan skala yang lebih besar. Namun, untuk pengolahan air
limbah grey water biasanya
menggunakan sistem khusus. Menurut Nilasari, dkk (2016), salah satu sistem
pengolahan air limbah yang dapat digunakan adalah penyaringan air limbah
menggunakan berbagai jenis bahan, seperti kerikil, arang, zeolit dan pasir.
Sistem tersebut dianggap cukup efektif karena bahan-bahan anorganik yang
digunakan rata-rata memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar bahan pencemar di
dalam air limbah, baik melalui proses filtrasi maupun proses penyerapan. Untuk
menganalisis efektivitas penggunaan saringan bertingkat ini, maka diperlukan
penelitian pengolahan air limbah rumah tangga menggunakan teknik penyaringan
bertingkat. Komposisi dari saringan bertingkat yang digunakan terdiri dari 70
cm pasir silika, 15 cm kerikil, 30 cm arang dan 40 cm zeolit dalam pipa PVC
diameter 4 inchi.
Selain itu juga,
pengurangan zat pencemar dalam limbah grey
water dapat menggunakan tanaman air. Menurut Lestari (2012), tanaman air
tenyata mempunyai peranan yang besar dalam menurunkan kadar bahan pencemar di
lingkungan. Beberapa tumbuhan air yang dapat menyerap logam-logam berat antara
lain kayu apung, enceng gondok, kayambang, teratai dan lainnya. Tumbuhan air
ini mampu menurunkan kadar logam berat temasuk logam krom (Cr) yang ada pada perairan.
Selain itu tanaman air juga berperan sebagai:
·
Penyedia
oksigen bagi proses penguraian zat pencemar
·
Media
tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme
·
Penahan
laju aliran sehingga memudahkan proses sedimentasi padatan, membantu proses
filtrasi (terutama bagian perakaran tanaman)
·
Pencegah
pertumbuhan virus dan bakteri patogen dengan mengeluarkan zat-zat tertentu
secara antibiotik.
IV.
KESIMPULAN &
SARAN
Kesimpulan:
·
Pengelolaan
limbah yang baik dan benar dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan
dan makhluk hidup lainnya.
·
Pengolahan
limbah dengan teknologi hijau sederhana memiliki keuntungan lain selain untuk
mengurangi pencemaran lingkungan yaitu dapat menghemat energi dan pengeluaran,
karena bisa menghasilkan produk alternatif yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
·
Pengetahuan
masyarakat akan pentingnya lingkungan dan penerapan teknologi hijau sederhana
perlu ditingkatkan dalam rangka menjaga lingkungan agar terhindar dari
pencemaran.
Saran:
·
Pemerintah
diharapkan bisa memberikan sosialisasi pada masyarakat awam agar lebih
memperhatikan pengelolaan dan pengolahan limbah.
·
Masyarakat
seharusnya memiliki kesadaran diri akan pentingnya lingkungan, sehingga
mengetahui dampak positif dan negatif dari limbah yang dihasilkan dari
kehidupan sehari-hari,
·
Penggunaan
teknologi hijau sederhana ini diharapkan bisa diterapkan oleh seluruh lapisan
masyarakat, sehingga dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
Marliani, Novi. 2014. Pemanfaatan
Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) Sebagai Bentuk Implementasi Dari
Pendidikan Lingkungan Hidup. Universitas Indraprasta.
https://journal.lppmunindra.ac.id diakses pada tanggal 31 Agustus 2019
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan
Industri. Penerbit WR. Yogyakarta.
Anonim.
2018. Tutorial Cara Membuat Biogas dari Sampah Organik. Bacaterus.
https://bacaterus.com/cara-membuat-biogas-dari-sampah-organik/ diakses pada
tanggal 31 Agustus 2019
Erlita,
Yuli. 2017. Limbah Pasar Sebagai Pakan Alternatif Hijauan Untuk Ternak. Dinas
Peternakan & Kesehatan Hewan.
https://www.sumbarprov.go.id/details/news/9614 diakses pada
tanggal 31 Agustus 2019
Anonim.
2019. Cara Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Rumah Tangga. 99 blog.
https://www.99.co/blog/indonesia/cara-membuat-pupuk-kompos/ diakses pada
tanggal 31 Agustus 2019
Nasrun, dkk. 2015. Pengolahan
Limbah Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Proses
Pirolisis. Universitas Malilkussaleh.
Dahruji, dkk. 2017. Studi
Pengolahan Limbah Usaha Mandiri Rumah Tangga dan Dampak Bagi Kesehatan di
Wilayah Kenjeran. Universitas Muhammadiyah Surabaya.
http://journal.um-surabaya.ac.id
diakses pada tanggal 31 Agustus 2019
Nilasari, dkk. 2016. Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga dengan
Menggunakan Proses Gabungan Saringan Bertingkat dan Bioremediasi Eceng Gondok (Eichornia
crassipes),
(Studi Kasus di
perumahan Griya Mitra 2, Palembang). Universitas Sriwijaya.
https://media.neliti.com/media/publications/168089-ID-pengolahan-air-limbah-rumah-tangga-denga.pdf
diakses pada tanggal 31 Agustus 2019
Lestari, Dwi Endah. 2012. Efektivitas Pengolahan Limbah Cair
Domestik dengan Metode Rawa Buatan (Constructed Wetland). Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3662/1/DWI%2520ENDAH%2520LESTARI.pdf
diakses pada tanggal 31 Agustus 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.