Oleh : Winni Fazriah Mahmudah
Minyak bumi
merupakan komoditas hasil tambang yang sangat penting peranannya dalam
kehidupan manusia, terutama sebagai sumber energi. Minyak bumi terbentuk dari
pelapukan sisa-sisa organisme, seperti tumbuhan, hewan, dan jasad-jasad renik
yang tertimbun dalam dasar lautan bersama lumpur selama jutaan tahun.
Lumpur tersebut kemudian berubah menjadi batuan sedimen dan sisa-sisa organisme mengalami peruraian menjadi minyak dan gas di bawah tekanan dan suhu tinggi. Oleh karena berasal dari sisa-sisa organisme, minyak bumi dan gas alam sering juga disebut sebagai bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil tergolong sumber daya alam yang tak terbarukan sebagaimana proses pembentukannya yang sangat lama.
Lumpur tersebut kemudian berubah menjadi batuan sedimen dan sisa-sisa organisme mengalami peruraian menjadi minyak dan gas di bawah tekanan dan suhu tinggi. Oleh karena berasal dari sisa-sisa organisme, minyak bumi dan gas alam sering juga disebut sebagai bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil tergolong sumber daya alam yang tak terbarukan sebagaimana proses pembentukannya yang sangat lama.
Kandungan Minyak Bumi
Minyak bumi
adalah campuran kompleks yang sebagian besarnya (sekitar 90 hingga 97%) terdiri
dari senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi
terutama adalah alkana, sedangkan sisanya adalah sikloalkana, alkena, alkuna,
dan senyawa aromatik. Komponen kecil lainnya selain hidrokarbon adalah senyawa-senyawa
karbon yang mengandung oksigen, belerang, ataupun nitrogen.
Pengolahan Minyak Bumi
Sebelum
diolah, minyak bumi adalah minyak mentah (crude oil) yang berbentuk
cairan kental berwarna hitam. Bentuk minyak bumi yang seperti itu masih belum
bisa dimanfaatkan di kehidupan kita. Oleh karena itu, minyak bumi yang masih
mentah tadi diolah agar menghasilkan produk-produk minyak bumi yang penting dan
berguna bagi kehidupan sehari-hari. Minyak mentah (crude oil) melalui pipa masuk ke dalam kilang berupa
cairan hitam pekat dan beraroma tidak sedap. Di dalam kilang minyak mentah
dipisahkan menjadi berbagai fraksi dengan beragam manfaat. Di dalam kilang
terjadi proses distilasi fraksional yang memisahkan beragam senyawa dengan
menggunakan perbedaan titik didih (Hidayat dan Kholil, 2018). Dari proses tersebut
menghasilkan banyak olahan minyak bumi tersebut dapat dimanfaatkan di
kehidupan manusia baik rumah tangga maupun industri.
Olahan Minyak Bumi
Berikut
ini beberapa olahan minyak bumi yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari:
1. Liquified Petroleum Gas (LPG atau
Elpiji)
Gas
yang sering kita gunakan untuk memasak ini merupakan salah satu olahan dari
minyak bumi Squad. LPG didominasi gas propana (C3H8) dan
butana (C4H10) yang telah dimampatkan sehingga menjadi
cair dan ditempatkan ke dalam tabung logam bertekanan tinggi. Selain itu, LPG
juga mengandung sedikit hidrokarbon lain seperti etana (C2H6)
dan pentana (C5H12).
2. Bensin
Bahan
bakar kendaraan bermotor ini tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari
C5 sampai C11. Bensin atau yang biasa juga disebut
sebagai Bahan Bakar Minyak (BBM) ini berguna bagi kendaraan roda dua, tiga
ataupun empat.
3. Nafta
Nafta
merupakan bahan baku dan harus diolah pada tahap kedua, jadi nafta tidak dapat
langsung digunakan. Biasanya, nafta banyak digunakan sebagai bahan baku pembuat
plastik, pelarut, karet dan industri petrokimia lainnya. Nafta juga digunakan
sebagai bahan baku produksi komponen bensin oktan tinggi seperti pertamax.
4. Kerosin
Kerosin
merupakan salah satu komponen minyak mentah yang banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan manusia. Pada zaman dahulu, kerosin digunakan sebagai bahan bakar
kompor minyak dan lampu minyak Selain digunakan untuk kompor minyak dan lampu
minyak, kerosin juga digunakan sebagai bahan bakar mesin jet yang secara
teknikal lebih dikenal dengan nama avtur (aviation turbine).
5. Solar
Solar
adalah bahan bakar diesel yang paling umum di Indonesia. Solar merupakan
campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34.
Hasil olahan minyak bumi yang satu ini digunakan sebagai bahan bakar mesin
diesel pada kendaraan bermotor. Contohnya antara lain ada bus, truk, kereta api
diesel dan traktor. Selain itu, solar juga dapat menjadi bahan bakar pada mesin
industri.
6. Pelumas
Pelumas
merupakan zat kimia yang umumnya cairan dan diberikan di antara dua benda yang
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan
pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Jadi, selain
mengurangi gaya gesek, pelumas juga dapat melindungi mesin dari karat. Contoh
dari pelumas adalah oli mesin yang digunakan pada mesin pembakaran dalam.
7. Aspal
Pada
dasarnya, aspal adalah bahan hidrokarbon yang bersifat melekat dan berwarna
hitam kecoklatan. Selain itu, aspal juga tahan terhadap air. Sebenarnya, aspal
adalah hasil residu dari proses destilasi yang tidak menguap.
Selain aspal, hasil residu yang lain juga ada parafin yang digunakan sebagai
bahan baku dari lilin.
Dampak Negatif Pengunaan Minyak Bumi
Penggunaan
minyak bumi dan gas alam saat ini cukup meningkat, baik itu diolah kembali
menjadi bahan bakar untuk kendaraan ataupun dalam perindustrian. Akan tetapi
penggunaan minyak bumi secara berlebihan juga tidak baik.
Adapun dampak
dari penggunaan minyak bumi antara lain sebagai berikut :
1. Pemanasan Global
Penggunaan
minyak bumi untuk bahan bakar kendaraan ataupun dalam perindustrian yang
mengeluarkan karbon dioksida dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara (
baca : Solusi Pencemaran Udara ). Selain hal tersebut, karbon dioksida yang
dihasilkan juga dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global yang nantinya
juga akan mempengaruhi lapisan ozon. Pemanasan global dari tahun ke tahun
semakin parah, hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatknya masyarakat dalam
menggunakan kendaraan bermotor. Pemanasan global sebenarnya dapat diminimalisir
dengan cara penghijauan di beberapa tempat seperti di perkotaan, disekitar
pabrik dan di tempat-tempat yang memang menghasilkan karbon dioksida.
2. Pencemaran Air
Proses
pembentukan minyak bumi sering terjadi di daerah sekitar pantai. Sedangkan
pendistribusiannya dilakukan dengan ditampung dengan kapal khusus untuk
menampung minyak bumi. Akan tetapi ada beberapa kejadian yang menyebabkan kapal
yang menampung minyak bumi tersebut mengalami kebocoran bahkan sampai terjadi
ledakan yang tidak terduga, hal ini tentunya akan menyebabkan minyak yang
ditampung di kapal tersebut menjadi tumpah ke laut dan akan mengganggu
ekosistem air laut. Tidak hanya itu, selain mengganggu ekosistem air laut juga
mencemari perairan disekitarnya yang dapat menyebabkan keanekaragaman hayati
laut menjadi banyak yang mati. Maka dari itu perlu diperhatikan lagi akan
keselamatan ketika membawanya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
3. Pencemaran Udara
Dalam setiap
harinya kita pasti menemukan banyak orang menggunakan kendaraan bermotor, entah
itu roda 2 ataupun roda 4. Asap yang dikeluarkan dari kendaraan tersebutlah
yang nantinya akan membuat udara menjadi tercemar dan menjadi udara yang tidak
sehat. Agar pencemaran udara tidak begitu parah, maka sebaiknya perlu adanya
penanaman pohon didaerah yang sering dilalui, akan tetapi juga memperhatikan
tinggi dan besarnya pohon agar tidak tumbang ketika terjadi hujan lebat yang
disertai dengan angin kencang.
4. Mengganggu Kesehatan
Asap yang
berasal dari kendaraan ataupun pabrik industri akan menyebabkan gangguan
kesehatan mengetahui asap tersebut mengandung zat-zat yang berbahaya. Selain
bagian tubuh dalam yang mengalami gangguan, bagian luar tubuh seperti kulit
akan mengalami iritasi apabila terlalu sering terkena dari asap tersebut. Maka dari
itu sebaiknya apabila bepergian disarankan untuk memakai pakaian yang menutup
tubuh seperti jaket, celana panjang dan masker.
5. Mempengaruhi Iklim
Udara yang telah
tercemar oleh gas-gas berbahaya nantinya akan mempengaruhi iklim dunia. Dimana
gas-gas tersebut nantinya akan terkumpul dalam lapisan atmosfer yang lama
kelamaan akan mengendap disana. Hal ini tentunya akan membuat lapisan ozon
menjadi tidak stabil dan terjadinya perubahan iklim seperti musim hujan yang
sangat lama serta musim panas yang sangat ekstream. Hingga saat ini panas bumi
semakin meningkat karena kejadian tersebut dan yang ditakutkan nantinya dimasa
depan adalah ketika panas bumi mencapai 50 derajat Celcius sehingga kekeringan
banyak terjadi dimana-mana dan tentunya hal ini akan menimbulkan banyak
kematian karena dehidrasi.
6. Hujan Asam
Pada proses
pembakaran minyak bumi tentunya akan melepaskan gas yang berupa CO2, NO2 dan
SO2 (sulfur) yang dari ketiga gas tersebut nantinya akan menyebabkan terjadinya
hujan asam. Nitrogen oksida yang melepaskan gas nitrogen nantinya di udara akan
menggumpal kemudian menjadi asam nitrat yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Sedangkan gas sulfur oksida yang melepaskan sulfur ke udara bebas nantinya akan
membentuk asam sulfat yang juga dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Apabila nitrogen oksida dan sulfur oksida bercampur dalam udara dan membentuk
awan yang memiliki asam kuat maka beberapa jam kedepan akan terjadi hujan asam.
Hujan asam ini memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga dapat menyebabkan
besi menjadi mudah berkarat, bangunan menjadi cepat rusak dan apabila terkena
kulit akan menimbulkan iritasi.
Cara Menjaga Kelestarian Minyak Bumi
Selain banyakn dampak negatif, penggunaan
minyak bumi yang berlebihan juga dapat menghabiskan cadangan minyak bumi di
dunia, dimana telah kita ketahui bahwa minyak bumi merupakan energi yang tidak
dapat diperbarui. Berikut ini ada beberapa cara yang dapat dikembangkan untuk
tetap menjaga kelestariaan cadangan minyak bumi., antara lain adalah :
1. Melakukan penghematan kekayaan alam
tersebut baik dari segi exploitasi maupun pemanfaatannya
2. Ikut memelihara sumber-sumber minyak
tersebut agar sisa eksploitasi masih bisa dimanfaatkan untuk memelihara alam
dan diharapkan bisa dimanfaatkan lagi oleh generasi penerus kita dimasa yang
akan datang.
3. Mengurangi ketergantungan pada minyak bumi
4. Melakukan simulasi di dilaboratorium
dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi yang kita miliki untuk memproduksi BBM
mengunakan bahan bahan dari sumber-sumber organik
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep
Afia dan M. Kholil, 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Penerbit WR.
Yogyakarta
Mu’in. 2010. Upaya
Memperpanjang Pemakaian Minyak Bumi. Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 17, April
2010. Diakses di jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/view/103 pada tanggal 3 Agustus 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.