Oleh :Iqro maulana hadi
Plastik tidak lepas dari kehidupan manusia saat ini yang semenjak
ditemukannya memberikan maanfaat begitu besar. Bahan jenis ini memiliki
keunggulan dibandingkan dengan bahan lainnya seperti tahan panas, isolator yang
baik, kuat, elastis, mudah dibentuk, harga murah dan lain-lain. Ini lah yang
membuat plastik lebih banyak digunakan dimasyarakat seperti dalam kemasan
makanan dan minuman. Tidakkah kalian ketahui disamping memberikan manfaat,
plastik juga memberikan limbah yang serius terhadap lingkungan dan juga
membahayakan kelangsungan hidup manusia.
Menurut karuniastuti (2013) sampah plastik tidaklah bijak jika dibakar karena akan menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan
pernafasan manusia, dan jika sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan
mencemari tanah, air tanah. Sifat plastik yang bertahan lama membuat
mikro organisme sulit dalam menguraikan sampah plastik dan membutuhkan waktu
bertahan-tahun ataupun ratusan tahun.
Gambar : https://hot.liputan6.com |
Sampah yang menumpuk di sungai dapat menimbulkan pendangkalan dan
penyumbatan aliran sungai, sehingga banjir pun terjadi. Bagi manusia, asap
pembakaran limbah plastik dapat memicu penyakit kanker, gangguan pernapasan,
gangguan sistem saraf, serta hepatitis. Dalam hal inilah, sebenarnya limbah plastik sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungannya(nasution, 2015)
Bahan jenis plastik ini dapat dengan mudah ditemukan dan terikat erat
dengan kehidupan manusia seperti dikemasan makanan, botol minuman, gelas,
piring, kantong kresek dan sebagainya. Hal inilah yang membuat perlunya
pengetahuan tentang plastik, jenis-jenisnya, sifatnya, dampak dan lain-lain.
Menurut karuniastuti (2015) jenis-jenis utama plastik adalah sebagai berikut :
1. PET — Polyethylene Terephthalate
Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60%), dalam
pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar botol kemasan 30
%). Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI. Bila terlalu
sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas,
akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
Titik lelehnya 85ºC
Di dalam membuat PET, menggunakan bahan yang disebut dengan antimoni trioksida,
yang berbahaya bagi para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan ataupun
daur ulangnya, karena antimoni trioksida masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernafasan, yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut.
Terkontaminasinya senyawa ini dalam periode yang lama akan mengalami:
- iritasi kulit dan saluran pernafasan.
- Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
2. HDPE — High Density Polyethylene
HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE
dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan
terhadap suhu tinggi jika dibandingkan dengan plastik dengan kode PET.
Ada baiknya tidak menggunakan wadah plastik dengan bahan HDPE terus menerus
karena walaupun cukup aman tetapi wadah plastik berbahan HDPE akan melepaskan
senyawa antimoni trioksida secara terus menerus.
3. V — Polyvinyl Chloride
Bahan ini lebih tahan terhadap bahan senyawa kimia, minyak, dll.
PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan
plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut,
tititk lelehnya 70 – 140ºC
Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor
dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan.
Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini
berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan penurunan berat badan.
Jika jenis plastik PVC ini dibakar dapat mengeluarkan racun.
Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan atau kemasan minuman,
seperti bahan alami (daun pisang misalnya).
4. LDPE — Low Density Polyethylene
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan
permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap
senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi
kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.
Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan
fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi
kimia.
Biasanya plastik jenis ini digunakan untuk tempat makanan, plastik kemasan,
botol yang lunak.
Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat
makanan atau minuman karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan atau
minuman yang dikemas dengan bahan ini.
5. PP — Polypropylene
Karakteristik PP adalah botol transparan yang tidak jernih atau berawan.
Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah,
ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup
mengkilap
Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk
menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
Titik lelehnya 165ºC
6 . PS — Polystyrene
Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke
dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak,
mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi,
pertumbuhan dan sistem syaraf, juga bahan ini sulit didaur ulang. Bila didaur
ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Jika tidak
tertera kode angka dibawah kemasan plastik, maka bahan ini dapat dikenali
dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar,
bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan
jelaga.
Titik leleh pada 95ºC
7. OTHER
Bahan dengan tulisan Other berarti dapat berbahan SAN - styrene acrylonitrile,
ABS – acrylonitrile butadiene styrene, PC –polycarbonate, Nylon.
PC – polycarbonate, dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke
dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada
ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.Dianjurkan
untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena
Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya
dinaikkan karena pemanasan. Padahal biasanya botol susu dipanaskan dengan cara
direbus atau dengan microwave untuk tujuan sterilisasi atau dituangi air
mendidih atau air panas.
SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu,
kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan.
SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk
digunakan.
Dalam membedakannya bahan jenis plastik dengan yang lain tertera kode
sebagai pembeda pada kemasan.
Gambar : https://www.hipwee.com |
Dalam
menggunakan plastik, khususnya plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7
(khususnya polycarbonate). yang seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi
sehingga tidak direkomendasi untuk digunakan. Ini tidak berarti bahwa plastik
dengan kode yang lain secara utuh aman, namun perlu dipelajari lebih jauh lagi.
Maka, jika kita harus menggunakan plastik, akan lebih aman bila menggunakan
plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate) bila memungkinkan
atau kode 7 yang terbuat dari SAN dan ABS (karuniastuti,2013).
Gambar : http://www.gpsplastik.com |
Menurut Hidayat dan Kholil (2018) plastik mendapat perhatian
lebih dalam pembahasan kimia kontekstual mengenai polimer, hal ini mengingat
dampak lingkungan yang disebabkan oleh penggunanya. Oleh karena itu perlu
penanganan mengenai limbah plastik agar tidak merugikan lingkungan dan
kelangsungan hidup manusia.
Menurut karuniastuti (2013) Upaya Penanggulangan Limbah
Plastik :
1. Kurangi penggunaan kantong plastik dan gunakan tas kain
setiap kali berbelanja. Harus diingat untuk selalu membawa tas kain saat
belanja dari rumah.
2. Limbah plastik
ditanggulangi dengan cara Reuse ( pakai ulang / penggunaan kembali )
adalah upaya penggunaan limbah plastik dipakai kembali tanpa perlakuan apa-apa,
misal untuk dibuat hiasan, Recycle (daur ulang) adalah upaya mendaur ulang
limbah plastik untuk dimanfaatkan dengan memproses kembali ke proses semula
melalui perlkuan fisika, kimia dan biologi menjadi produk lain seperti bahan baku sekunder produk plastik lain,
misal plastik kresek hitam, pot hitam, dan Recovery ( pungut ulang/ambil ulang
) adalah upaya mengambil ulang bahanbahan yang masih mempunyai nilai ekonomi
tinggi dari suatu limbah, kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan
atau tanpa perlakuan fisika, kimia dan biologi, ketiganya dikenal dengan 3 R.
3. Menghindari pembuangan sampah plastik ke lingkungan
karena akan secara tidak langsung merusak ekosistem melalui (1) sumbatan pada
sistem saluran air yang menyebabkan sedimentasi dan banjir, (2) merusak lahan
subur seperti hutan mangrove karena keberadaan sampah plastik menutupi
permukaan dan mengurangi sistem pengudaraan, (3) karena sifatnya yang tidak
dapat membusuk, akan mengurangi kapasitas lahan pembuangan akhir sampah. 4.
Kelembagaan meliputi instansi dan organisasi yang khusus menangani sampah
plastik khususnya dan barang plastik. Kelembagaan mempunyai fungsi yang penting
dalam mengnangani sistem pengelolaan sampah plastik secara menyeluruh dan
komprehensif termasuk didalamnya penerbitan peraturan yang berkaitan dengan
sistem pengelolaan sampah plastik dan plastik. Instansi yang terkait dengan
sistem pengelolaan sampah plsatik adalah Departemen Perindustrian dan
Perdagangan yang mengatur secara langsung sistem pengelolaan plastik dari bahan
baku sampai ke produk. Kementerian Lingkungan Hidup mempunyai tugas dan fungsi
dalam pengelolaan lingkungan hidup termasuk berbagai dampak yang ditimbulkan
akibat proses pembuatan plastik dan produk barang plastik yang sudah tidak
terpakai dan dibuang ke lingkungan. Pemerintah Daerah cq. Dinas Kebersihan
merupakan instansi terdepan dalam pengelolaan sampah plastik dalam sistem
pengelolaan sampah kota.
DAFTAR PUSTAKA
Karuniastuti Nurhenu,2013,BAHAYA PLASTIK TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN,Vol.3 No.1
Nasution Reni Silvia,2015,BERBAGAI CARA PENANGGULANGAN LIMBAH PLASTIK,Vol.1 No.1
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil, 2018,KIMIA DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN INDUSTRI, Penerbit WR. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.