Oleh :Oki Pratama
Hujan asam merupakan salah satu
indikator terjadinya pencemaran udara. Penyebab terjadinya hujan asam adalah
senyawa Sulfur dan Nitrogen Oksida yang masuk ke dalam atmosfer dan mengalami
perubahan bentuk menjadi Asam Sulfat dan Nitrat. Senyawa ini kemudian bergabung
dengan Hidrogen Khlorida, yang kemudian turun bersama sebagai hujan asam
(Pandia, 1996). Beberapa gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida
(NO2), Hidrogen Sulfida (H2S) dan Karbon Monoksida (CO), selalu dibebaskan ke
udara sebagai produk sampingan dari proses-proses alami seperti aktivitas
vulkanik, pembusukan sampah, makhluk hidup, dan kebakaran hutan. Selain
disebabkan oleh pencemaran alami, polusi udara juga dapat disebabkan oleh
aktivitas manusia (Fardiaz, 1992).
Polusi udara akan mempengaruhi
asam atau basa air hujan yang turun ke bumi (Sumarwoto, 1992). Hujan normal
yaitu yang tidak tercemar mempunyai pH sekitar 5,6 jadi bersifat agak asam. Hal
ini disebabkan karena terlarutnya Asam Karbonat (H2CO3) yang terbentuk dari gas
CO2 di dalam air hujan. Asam Karbonat ini bersifat asam lemah sehingga pH air
hujan rendah. Apabila air hujan dicemari oleh asam yang kuat, maka pH air hujan
yang turun di bawah 5,6 yang dikenal sebagai hujan asam.Masalah hujan asam
terjadi dilapisan athmosfir rendah, yaitu di troposfir. Asam yang terkandung
dalam hujan asam ialah asam sulfat (H2SO4) dan asamnitrat (HNO)3, keduanya
merupakan asam kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan asam nitrat dari gas
NOx.
Sumber Hujan Asam (SUMBER
SOX DAN NOX)
Sekitar 50% SO2 yang ada dalam
atmosfer di seluruh dunia adalah alamiah, antara lain, dari letusan gunung dan
kebakaran hutan yang alamiah.Yang 50% lainnya adalah antropogenik, yaitu
berasal dari kegiatan manusia, terutama dari pembakaranbahan bakar fosil (BBF) dan
peleburan logam. Didaerah yang banyak mempunyai industri dan lalulintas berat
bagian SO2 yang antropogenik lebih tinggi daripada 50 %. BBF terbentuk jutaan
tahun yang laludari makhluk hidup yang setelah mati mengalamiproses fosilisasi.
Semua makhluk hidup mengandung belerang dan belerang itu tinggal dalam BBF.
Minyak mentah mengandung BBF antara 0,1% sampai 3% dan teroksidasi menjadi
belerang dioksida (SO2) danlepas ke udara. Oksida belerang itu selanjutnya
berubah menjadi asam sulfat (Sumarwoto, 1992).
Seperti halnya SO2,50% NOx dalam
atmosfer Adalah alamiah dan 50% antropogenik. Pembakaran BBF juga merupakan
sumber terbesar NOx sehingga di negara dengan industri maju bagian NOx yang
antropogenik lebih besar daripada yang alamiah. Pada waktu pembakaran BBF,
sebagian NOx berasal dari nitrogen yang terkandung dalam BBF yang teroksidasi
menjadi NOx. Sebagian lagi berasal dari nitrogen yang terdapat dalam udara yang
terdiri dari 80% gas nitrogen. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-40% nitrogen dalam
minyak berat dan 100% nitrogen dalam minyak ringan dan gas.Makin tinggi suhu
pembakaran, makin banyak NOx yang terbentuk (Soemarwoto, 1992).
PROSES
TERJADINYA HUJAN ASAM
Hujan asam adalah salah satu indikator
untuk melihat kondisi pencemaran udara. Di atmosfer, presipitasi basah dari polutan di udara yang larut dalam awan akan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju dan
kabut. Dengan polutan S02,
SO3, NO2, dan HNO3,
butir-butir air hujan
akan membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang
menjadikan pH air hujan
kurang dari 5,60. Lebih dari
90% emisi sulfur dan nitrogen berasal
dari aktivitas manusia. Zat-zat pencemaran udara seperti
Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida dipancarkan ke dalam udara dari ketel-ketel
(boilers) di pabrik- pabrik, dan pembangkit tenaga listrik, juga dari gas buang
kendaraan bermotor. Zat-zat pengotor ini diubah menjadi asam belerang dan asam
nitrat melalui serangkaian reaksi kimia yang kompleks dan kembali jatuh ke
bumi. (Farida, 2003). Endapan asam yang dihasilkan menye• babkan kerusakan
lingkungan yang serius terhadap ekosistem air dan tanah, bangunan- bangunan
budaya serta gedung-gedung. (Anonim-b,2002).
RESPON DI LINGKUNGAN BIOTIK DAN ABIOTIK
Pada
dasarnya hujan
asam akan
mem- berikan pengaruh pada daerah yang terkena
seperti tanah di daerah hutan ataupun per-
sawahan, air, pabrik, atau mesin industri serta bahan-bahan material lainnya. Endapan asam
mempengaruhi tanah, air, berbagai makhluk
hidup, dan juga tanam-tanaman, sehingga
lingkungan di tanah dan air yang berupa
makhluk hidup (biotik)
akan terpengaruh oleh adanya keasaman di lingkungan hidupnya.
Kelebihan zat asam
pada danau
akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrate merupakan
makhluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Jika air di danau
memiliki pH di bawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang. Ini disebabkan oleh
pengaruh rantai makanan, yang secara
signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu
ekosistem.Tidak pada semua danau
yang terkena hujan asam akan terjadi
pengasaman, telah
ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat
membantu menetralkan keasaman.akan berpengaruh pada elemen
tidak hidup (abiotik), seperti tetesan-tetesan air hujan
asam
masuk ke dalam dinding-dinding melalui
retakan-retakan, melarutkan kalsium dalam
bahan-bahan beton, lalu meleleh keluar dari
dinding-dinding. Zat-zat tersebut bersenyawa
dengan Karbon Dioksida di udara dan membentuk Kalsium Karbonat, yang tumbuh
seperti lapisan kerucut es. Bila kita mengamati
"lapisan kerucut es" ini, kita dapat menemukan
tetesan-tetesan kotor di puncak "lapisan kerucut es"
tersebut.
Air hujan yang mengandung asam
melarutkan bukan hanya bahan-bahan beton
tetapi juga lantai-lantai dan ukiran-ukiran
pualam, bahkan atap-atap dan ukiran-ukiran
tembaga. Bila endapan asam terus berlangsung,
kita
akan mengalami kerusakan yang lebih
besar, dan lingkungan
hidup kita akan berubah
secara signifikan. (Anonim, 2002).
Hujan asam juga dapat mempercepat
proses pengkaratan dari beberapa material
seperti batukapur, pasirbesi, marmer, batu pada
dinding beton serta logam.
Ancaman serius juga dapat terjadi pada bangunan tua serta monumen seperti pada Gambar 3-1. Sebuah monumen
bola Persib di Bandung (KMLH, 2002). Hujan
asam
dapat merusak batuan sebab akan
melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan
kristal pada batuan yang telah menguap.
Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan
merusak batuan.
Upaya Pencegahan Hujan
Asam
1. Pemilihan bahan bakar
Bahan bakar yang direkomendasikan untuk
digunakan adalah bahan bakar yang kandungan belerangnya rendah. Selain itu,
anda juga dapat menggunakan bahan bakar alternatif, contohnya adalah etanol dan
hidrogen. Hal ini bertujuan untuk menekan produksi gas penyebab hujan asam
2. Melakukan reduce, reuse dan recycle
terhadap sampah plastik
Selain itu, kitajuga dapat memulai untuk
membuang sampah pada tempatnya agar lingkungan tidak tercemar. Pencemaran di
lingkungan baik di darat, air maupun udara juga dapat memicu terjadinya hujan
asam.
3. Reboisasi
Reboisasi hutan sangatlah penting untuk
mencegah terjadinya hujan asam. Hal ini dikarenakan dengan reboisasi dapat
mengurangi penyebab hujan asam. Tumbuhan dapat menghasilkan banyak oksigen yang
dapat membuat lingkungan di sekitar kita bersih dan nyaman. Selain itu, tumbuhn
juga dapat menyerap dan menyimpan cadangan air
4. Penambahan zat kapur
Zat kapur memiliki peran penting dalam
membantu pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, penambahan zat kapur di dalam
tanah sangat penting sehingga dapat menyuburkan pertumbuhan tanaman. Hal ini
dikarenakan zat kapur dapat mencegah keasaman berlebih pada tanah sehingga
tanaman anda dapat tumbuh dengan baik.
5. Melakukan Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Seiring dengan berkembangnya teknologi kini
telah hadir sebuah teknologi yang dapat berfungsi untuk mengurangi emisi gas
SO2 dan Nox saat dilakukan pembakaran. Salah satu teknologi tersebut adalah
LIMB atau Lime Injection in Multiple Burner. Selain itu, anda juga dapat
menggunakan Scrubbers.
6. Melakukan Pengendalian Setelah Pembakaran
FGD atau yang dikenal sebagai Fle Gas
Desulfurization merupakan salah satu teknologi terbaru yang dapat anda gunakan
untuk mengurangi zat – zat yang dapat mencemari lingkungan. Cara lainnya adalah
dengan menggunakan amonia. Amonia berfungsi untuk mengikat zat – zat tersebut
sehingga limbah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
7.Anda dianjurkan untuk menggunakan energi
secara hemat dan menghindari penggunaan bahan bakar fosil.
8. Menggunakan kendaraan bermotor seperlunya
sehingga mengurangi polusi udara.
9. Melakukan daur ulang kertas agar tidak
banyak pohon di hutan yang ditebang.
10. Menggunakan bahan – bahan atau barang yang
ramah lingkungan.
Daftar Pustaka
Erni.M.Yatim,(2007),Dampak Dan
Pengendalian Hujan Asam Di Indonesia dalam http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/24
(diakses tanggal 03 agustus 2019)
W.Eko Cahyono (2010) ( Pengaruh Hujan Asam Pada Biotik dan Abiotik)
Peneliti Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi Udara, LAPAN dalam
http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/viewFile/718/636(diakses tanggal 03 Agustus 2019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.