.

Sabtu, 24 Agustus 2019

Hujan Asam


Oleh :Oki Pratama


Hujan asam merupakan salah satu indikator terjadinya pencemaran udara. Penyebab terjadinya hujan asam adalah senyawa Sulfur dan Nitrogen Oksida yang masuk ke dalam atmosfer dan mengalami perubahan bentuk menjadi Asam Sulfat dan Nitrat. Senyawa ini kemudian bergabung dengan Hidrogen Khlorida, yang kemudian turun bersama sebagai hujan asam (Pandia, 1996). Beberapa gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Hidrogen Sulfida (H2S) dan Karbon Monoksida (CO), selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari proses-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah, makhluk hidup, dan kebakaran hutan. Selain disebabkan oleh pencemaran alami, polusi udara juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia (Fardiaz, 1992).

Polusi udara akan mempengaruhi asam atau basa air hujan yang turun ke bumi (Sumarwoto, 1992). Hujan normal yaitu yang tidak tercemar mempunyai pH sekitar 5,6 jadi bersifat agak asam. Hal ini disebabkan karena terlarutnya Asam Karbonat (H2CO3) yang terbentuk dari gas CO2 di dalam air hujan. Asam Karbonat ini bersifat asam lemah sehingga pH air hujan rendah. Apabila air hujan dicemari oleh asam yang kuat, maka pH air hujan yang turun di bawah 5,6 yang dikenal sebagai hujan asam.Masalah hujan asam terjadi dilapisan athmosfir rendah, yaitu di troposfir. Asam yang terkandung dalam hujan asam ialah asam sulfat (H2SO4) dan asamnitrat (HNO)3, keduanya merupakan asam kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan asam nitrat dari gas NOx.



Sumber Hujan Asam (SUMBER SOX DAN NOX)

Sekitar 50% SO2 yang ada dalam atmosfer di seluruh dunia adalah alamiah, antara lain, dari letusan gunung dan kebakaran hutan yang alamiah.Yang 50% lainnya adalah antropogenik, yaitu berasal dari kegiatan manusia, terutama dari pembakaranbahan bakar fosil (BBF) dan peleburan logam. Didaerah yang banyak mempunyai industri dan lalulintas berat bagian SO2 yang antropogenik lebih tinggi daripada 50 %. BBF terbentuk jutaan tahun yang laludari makhluk hidup yang setelah mati mengalamiproses fosilisasi. Semua makhluk hidup mengandung belerang dan belerang itu tinggal dalam BBF. Minyak mentah mengandung BBF antara 0,1% sampai 3% dan teroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) danlepas ke udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat (Sumarwoto, 1992).



Seperti halnya SO2,50% NOx dalam atmosfer Adalah alamiah dan 50% antropogenik. Pembakaran BBF juga merupakan sumber terbesar NOx sehingga di negara dengan industri maju bagian NOx yang antropogenik lebih besar daripada yang alamiah. Pada waktu pembakaran BBF, sebagian NOx berasal dari nitrogen yang terkandung dalam BBF yang teroksidasi menjadi NOx. Sebagian lagi berasal dari nitrogen yang terdapat dalam udara yang terdiri dari 80% gas nitrogen. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-40% nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen dalam minyak ringan dan gas.Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak NOx yang terbentuk (Soemarwoto, 1992).


        PROSES TERJADINYA HUJAN ASAM 

        Hujan asam adalah salah satu indikator untuk melihat kondisi pencemaran udara. Di atmosfer, presipitasi basah dari  polutan di udara yang larut dalam awan akan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju dan kabut. Dengan polutan S02, SO3, NO2, dan HNO3, butir-butir air hujan akan membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang menjadikan pH air hujan kurang dari 5,60. Lebih dari 90% emisi sulfur dan nitrogen berasal dari aktivitas manusia. Zat-zat pencemaran udara seperti Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida dipancarkan ke dalam udara dari ketel-ketel (boilers) di pabrik- pabrik, dan pembangkit tenaga listrik, juga dari gas buang kendaraan bermotor. Zat-zat pengotor ini diubah menjadi asam belerang dan asam nitrat melalui serangkaian reaksi kimia yang kompleks dan kembali jatuh ke bumi. (Farida, 2003). Endapan asam yang dihasilkan menye• babkan kerusakan lingkungan yang serius terhadap ekosistem air dan tanah, bangunan- bangunan budaya serta gedung-gedung. (Anonim-b,2002).



     RESPON DI LINGKUNGAN BIOTIK DAN ABIOTIK

Pada dasarnya hujan asam akan mem- berikan pengaruh pada daerah yang terkena seperti tanah di daerah hutan ataupun per- sawahan, air, pabrik, atau mesin industri serta bahan-bahan material lainnya. Endapan asam mempengaruhi tanah, air, berbagai makhluk hidup, dan juga tanam-tanaman, sehingga lingkungan di tanah dan air yang berupa makhluk hidup (biotik) akan terpengaruh oleh adanya keasaman di lingkungan hidupnya.

Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrate merupakan makhluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Jika air di danau memiliki pH di bawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang. Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu

ekosistem.Tidak pada semua danau yang terkena hujan asam akan terjadi pengasaman, telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.akan berpengaruh pada elemen tidak hidup (abiotik), seperti tetesan-tetesan air hujan asam masuk ke dalam dinding-dinding melalui retakan-retakan, melarutkan kalsium dalam bahan-bahan beton, lalu meleleh keluar dari dinding-dinding. Zat-zat tersebut bersenyawa dengan Karbon Dioksida di udara dan membentuk Kalsium Karbonat, yang tumbuh seperti lapisan kerucut es. Bila kita mengamati "lapisan kerucut es" ini, kita dapat menemukan tetesan-tetesan kotor di puncak "lapisan kerucut es" tersebut.

Air hujan yang mengandung asam melarutkan bukan hanya bahan-bahan beton tetapi juga lantai-lantai dan ukiran-ukiran pualam, bahkan atap-atap dan ukiran-ukiran tembaga. Bila endapan asam terus berlangsung, kita akan mengalami kerusakan yang lebih besar, dan lingkungan hidup kita akan berubah secara signifikan. (Anonim, 2002).

Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batukapur, pasirbesi, marmer, batu pada dinding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bangunan tua serta monumen seperti pada Gambar 3-1. Sebuah monumen bola Persib di Bandung (KMLH, 2002). Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.



Upaya Pencegahan  Hujan Asam

1. Pemilihan bahan bakar

Bahan bakar yang direkomendasikan untuk digunakan adalah bahan bakar yang kandungan belerangnya rendah. Selain itu, anda juga dapat menggunakan bahan bakar alternatif, contohnya adalah etanol dan hidrogen. Hal ini bertujuan untuk menekan produksi gas penyebab hujan asam

2. Melakukan reduce, reuse dan recycle terhadap sampah plastik

Selain itu, kitajuga dapat memulai untuk membuang sampah pada tempatnya agar lingkungan tidak tercemar. Pencemaran di lingkungan baik di darat, air maupun udara juga dapat memicu terjadinya hujan asam.

3. Reboisasi

Reboisasi hutan sangatlah penting untuk mencegah terjadinya hujan asam. Hal ini dikarenakan dengan reboisasi dapat mengurangi penyebab hujan asam. Tumbuhan dapat menghasilkan banyak oksigen yang dapat membuat lingkungan di sekitar kita bersih dan nyaman. Selain itu, tumbuhn juga dapat menyerap dan menyimpan cadangan air

4. Penambahan zat kapur

Zat kapur memiliki peran penting dalam membantu pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, penambahan zat kapur di dalam tanah sangat penting sehingga dapat menyuburkan pertumbuhan tanaman. Hal ini dikarenakan zat kapur dapat mencegah keasaman berlebih pada tanah sehingga tanaman anda dapat tumbuh dengan baik.

5. Melakukan Pengendalian Pencemaran Lingkungan

Seiring dengan berkembangnya teknologi kini telah hadir sebuah teknologi yang dapat berfungsi untuk mengurangi emisi gas SO2 dan Nox saat dilakukan pembakaran. Salah satu teknologi tersebut adalah LIMB atau Lime Injection in Multiple Burner. Selain itu, anda juga dapat menggunakan Scrubbers.

6. Melakukan Pengendalian Setelah Pembakaran

FGD atau yang dikenal sebagai Fle Gas Desulfurization merupakan salah satu teknologi terbaru yang dapat anda gunakan untuk mengurangi zat – zat yang dapat mencemari lingkungan. Cara lainnya adalah dengan menggunakan amonia. Amonia berfungsi untuk mengikat zat – zat tersebut sehingga limbah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

7.Anda dianjurkan untuk menggunakan energi secara hemat dan menghindari penggunaan bahan bakar fosil.

8. Menggunakan kendaraan bermotor seperlunya sehingga mengurangi polusi udara.

9. Melakukan daur ulang kertas agar tidak banyak pohon di hutan yang ditebang.

10. Menggunakan bahan – bahan atau barang yang ramah lingkungan.


Daftar Pustaka

Erni.M.Yatim,(2007),Dampak Dan Pengendalian Hujan Asam Di Indonesia dalam http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/24 (diakses tanggal 03 agustus 2019)



W.Eko Cahyono (2010) ( Pengaruh Hujan Asam Pada Biotik dan Abiotik) Peneliti Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi Udara, LAPAN dalam http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/viewFile/718/636(diakses tanggal 03 Agustus 2019)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.