Topik
mengenai Kimia Pangan
Penyimpangan pada
industri pangan (dipakai dalam makanan apa)
Penyimpangan
dalam produksi makanan yang mengandung lemak trans
umumnya adalah
proses yang tidak diinginkan oleh para perusahaan makanan
yang
bersangkutan. Contohnya seperti pernyataan PT. Unilever Pada tahun 2012
menyatakan bahwa
semua produknya tidak akan ada minyak nabati terhirdogenasi
parsial.
Sayangnya perusahaan makanan siap saji (Fast Food) yang dalam
rumusan 8F
Terdapat kata fried yang artinya gorengan yang pada umumnya menggunakan system
Deep frying yang juga digunakan masyarakat Indonesia, serta pemakaian berulang
minyak goreng, akan mengubah asam lemak tidak jenuh menjadi asam lemak trans,
yang dapat meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik
(Juwaedah; Ketaren, 2005) karena perubahan cis menjadi trans mulai terjadi pada
temperature 180oC dan meningkat sebanding dengan kenaikan temperature. Produk
biscuit, donat dan produk lain yang menggunakan lemak pelembut (shortening)
akan menjadi sumber TFA di dalam
makanan
sehari-hari .
Menurut Sebedio
and Chardigny, 1996; Oomen, et al., 2001;
Wardlaw and
Kessel, 2002.
Tanda-Tanda Penyimpangan Produk Pangan (fisik)p
Terdapat beberapa tanda-tanda dari penyimpangan terhadap minyak
goreng tersebut. Pertama untuk minyak goreng yang telah digunakan
berkali-kali,
secara alami akan berubah warna menjadi cokelat dan berbau tengik.
Kedua ciri-
ciri minyak goreng oplosan adalah berbau tengik, berwarna lebih gelap
dari
minyak goreng asli, terdapat endapan di dasar minyak (berasal dari
tepung terigu),
serta timbul buih dan berasap saat dipanaskan. Keanehan di atas tidak
ditemukan
pada minyak goreng asli yang sehat. Ketiga minyak goreng yang
digunakan untuk
menggoreng yang dicampur dengan plastic membuat Gorengan bisa jadi
lebih
laku keras karena renyah dan gurih, dan biasanya lebih keras dari
normalnya, juga
terdapat noda putih. Mungkin kita perlu lebih berhati-hati dan lebih
teliti karena
tidak semua penjual gorengan melakukan perbuatan kreatif yang membahayakan
itu.
Berdasarkan ketiga kasus penyelewengan diatas lemak trans cenderung
meningkat setara dengan kenaikan temperaturnya, selain itu lemak trans
pada
minyak goreng oplos ataupun yang ditambah plastic membuat kandungan
lemak
trans pada minyak goreng lebih berbahaya daripada minyak goreng yang
digunakan secara normal, karena bahan kimia yang terkandung dalam
plastic maupun oli mengandung bahan kimia yang bersifat karsinogenik jika
dikonsumi.
Dampak Negatif Bagi Tubuh
Menurut Permenkes No. 30 Th 2013 mengatakan bahwa mengkonsumsi lemak
total
lebih dari 67 gram per orang per hari dapat beresiko hipertensi,
stroke diabetes
dan serangan jantung. Selain itu News-medical dalam halamannya
menyebutkan
“the World Health Organization has tried to balance public health
goals with a
practical level of trans fat consumption, recommending in 2003 that
trans fats be
limited to less than 1% of overall energy intake.”, berdasarkan
pernyatan tersebut
dapat kita pahami bahwa dalam setiap kali kita makan, lebih baik
menkonsumsi
lemak trans kurang dari 1%. Dari kedua pernyataan tersebut dapat kita
mengerti
betapa bahayanya mengkosumsi makanan yang mengandung lemak trans
secara
berlebihan.
Daftar pustaka
https://www.researchgate.net/publication/269693980_Artikel_Kimia_Pangan
Mind mapping
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.