(@K06-Faisal)
Kimia Hijau adalah konsep dan pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran. Kimia hijau merupakan paradigma yang relatif baru, dengan fokus pada upaya mengoptimalkan kegiatan perancangan proses, produk dan pasca produk yang bisa memperkecil bahkan menihilkan pemakaian dan pembentukan bahan kimia beracun dan berbahaya.
Kata Kunci : Kimia Hijau, Prinsip, Tujuan
Kimia hijau berupaya semaksmal mungkin untuk mengurangi dapak negatif dari proses kimia terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. menurut Santoso (2008), pengurangan dampak negatif dapat dilakukan melalui penggunaan bahan dasar yang terbarukan, penggunaan proses dan bahan kimia (Reaktan, pelarut dan katalis) yang ramah lingkungan, penghematan penggunaan energi dan bahan dasar, dan sebagainya. Dalam kimia hijau terdapat 12 prinsip utama yang dijelaskan oleh United States Environmental Protection Agency (US-EPA) berikut ini :
1. Mencegah Limbah
2 . Memaksimalkan Atom Ekonomi
3. Desain sintesis kimia yang kurang berbahaya
4.
Desain Produk kimia yang aman
Produk kimia seharusnya
didesain untuk mempengaruhi fungsi yang diinginkan dengan meminimalkan
toksisitas ( sifat beracun) mereka.
5. Gunakan Pelarut / kondisi reaksi yang aman
Semaksimal mungkin diupayakan untuk tidak menggunaan zat tambahan (misalnya, pelarut, agen pemisah, dll). Penggunakan pelarut biasanya mengarah ke produksi limbah. Oleh karena itu penurunan volume pelarut atau bahkan penghapusan total pelarut akan lebih baik.
6. Meningkatkan Efisiensi Energi
Kebutuhan Energi dalam proses kimia harus diakui berdampak pada lingkungan dan ekonomi dan harus diminimalkan. Jika mungkin, metode sintetis dan pemurnian harus dirancang untuk suhu dan tekanan ruang, sehingga biaya energi yang berkaitan dengan suhu dan tekanan ekstrim dapat diminimalkan.
7. Gunakan bahan baku Terbarukan
Bila memungkinkan, transformasi kimia harus dirancang untuk memanfaatkan bahan baku yang terbarukan. Contoh bahan baku terbarukan termasuk produk pertanian atau limbah dari proses lainnya.
8. Hindari penggunaan Kimia Derivatif
Derivatisasi yang tidak perlu (penggunaan kelompok "blocking“, proteksi / deproteksi, modifikasi sementara proses fisika / proses kimia) harus dikurangi atau dihindari jika mungkin, karena langkah-langkah seperti ini membutuhkan reagen tambahan dan dapat menghasilkan limbah
9.
Gunakan Katalis
Katalis dapat
memainkan beberapa peran dalam proses transformasi, antara lain dapat
meningkatkan selektivitas reaksi, mengurangi suhu transformasi, meningkatkan
tingkat konversi produk dan mengurangi limbah reagen (karena mereka tidak
dikonsumsi selama reaksi).
10. Desain produk yang
terdegradasi
Produk kimia
seharusnya didesain hingga pada akhir fungsinya nanti mereka dapat terurai
menjadi produk degradasi yang tidak berbahaya ketika mereka dilepaskan ke
lingkungan. Disinilah arti pentingnya sintesis material sehari-hari yang
biodegradable
11. Analisis Real-Time untuk Mencegah Polusi
Selalu penting
untuk memonitor kemajuan reaksi untuk mengetahui kapan reaksi selesai atau
untuk mendeteksi munculnya produk samping yang tidak diinginkan.
12. Minimalkan Potensi Kecelakaan
Salah satu cara
untuk meminimalkan potensi kecelakaan kimia adalah memilih pereaksi dan pelarut
yang memperkecil potensi ledakan, kebakaran dan kecelakaan yang tak disengaja.
Kimia Hijau sangat diperlukan pada masa sekarang ini. Kimia hijau bertujuan untuk mengurangi limbah, material bahan-bahan toksis, bahaya, resiko, energi dan biaya. maka dar itu kiita harus mendukung program kimia hijau ini agar pencemaran apapun di bumi dapat mengurangi dampak-dampak yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,
Atep Afia dan Kholil, Muhammad. 2018. "Kimia dan Pengetahuan Lingkungan
Industri" Cetakan 1. Yogyakarta. Penerbit Wahana Resolusi.
Amrysyaawalz. 2016. Dengan artikel "KIMIA HIJAU (GREEN CHEMISTRY)" dan https://amrysyaawalz.wordpress.com/2016/04/09/kimia-hijau-green-chemistry/ . Diakses pada 3 Desember 2018.
Anonim. 2008. Dengan artikel "12 prinsip kimia hijau oleh Paul Anastas dan John C. Warner" dan http://magisterkimia.blogspot.com/2008/11/12-prinsip-kimia-hijau.html . Diakses pada 3 Desember 2018.
Anastas, P.T. dan Warner, J.C.. 1998. Green Chemistry: Theory and Practice. New York: Oxford University Press. Melalui http://nurudinmz.blog.uns.ac.id/2017/03/14/12-prinsip-prinsip-green-chemistry-untuk-mencegah-pencemaran-lingkungan/ .
Taher, Tarmizi. 2012. Dengan artikel "Pengertian dan Pentingnya Green Chemistry" dan http://chemist-try.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-pentingnya-green.html . Diakses pada 3 Desember 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.