.

Senin, 03 Desember 2018

Prinsip Kimia Hijau yang Perlu Di Ingat!

Faisal Rafi Prayogo
(@K06-Faisal)

    Kimia Hijau adalah konsep dan pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran. Kimia hijau merupakan paradigma yang relatif baru, dengan fokus pada upaya mengoptimalkan kegiatan perancangan proses, produk dan pasca produk yang bisa memperkecil bahkan menihilkan pemakaian dan pembentukan bahan kimia beracun dan berbahaya.
 Kata Kunci : Kimia Hijau, Prinsip, Tujuan

    Kimia hijau berupaya semaksmal mungkin untuk mengurangi dapak negatif dari proses kimia terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. menurut Santoso (2008), pengurangan dampak negatif dapat dilakukan melalui penggunaan bahan dasar yang terbarukan, penggunaan proses dan bahan kimia (Reaktan, pelarut dan katalis) yang ramah lingkungan, penghematan penggunaan energi dan bahan dasar, dan sebagainya. Dalam kimia hijau terdapat 12 prinsip utama yang dijelaskan oleh United States Environmental Protection Agency (US-EPA) berikut ini :
1. Mencegah Limbah
    Bagaiamna kemampuan kimiawan untuk merancang ulang transformasi kimia untuk meminimalkan produksi limbah berbahaya merupakan langkah pertama yang penting dalam pencegahan polusi. Dengan mencegah generasi sampah, kita meminimalkan bahaya yang berhubungan dengan limbah, transportasi, penyimpanan dan perawatan.  
2 . Memaksimalkan Atom Ekonomi
     Ekonomi Atom adalah sebuah konsep, yang dikembangkan oleh Barry Trost dari Stanford University yang mengevaluasi efisiensi transformasi kimia. Mirip dengan perhitungan hasil, ekonomi atom merupakan rasio dari total massa atom dalam produk yang diinginkan dengan massa total atom pada reaktan. Memilih transformasi yang menggabungkan sebagian besar bahan awal ke dalam produk lebih efisien dan meminimalkan limbah. 
3. Desain sintesis kimia yang kurang berbahaya
     Metode sintetis seharusnya didesain untuk menggunakan dan menghasilkan zat yang memiliki kadar sekecil mungkin atau bahkan tidak beracun terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. 

4. Desain Produk kimia yang aman
  Produk kimia seharusnya didesain untuk mempengaruhi fungsi yang diinginkan dengan meminimalkan toksisitas ( sifat beracun) mereka. 
5. Gunakan Pelarut / kondisi reaksi yang aman

    Semaksimal mungkin diupayakan untuk tidak menggunaan zat tambahan (misalnya, pelarut, agen pemisah, dll). Penggunakan pelarut biasanya mengarah ke produksi limbah. Oleh karena itu penurunan volume pelarut atau bahkan penghapusan total pelarut akan lebih baik.
6. Meningkatkan Efisiensi Energi  
    Kebutuhan Energi dalam proses kimia harus diakui berdampak pada lingkungan dan ekonomi dan harus diminimalkan. Jika mungkin, metode sintetis dan pemurnian harus dirancang untuk suhu dan tekanan ruang, sehingga biaya energi yang berkaitan dengan suhu dan tekanan ekstrim dapat diminimalkan. 
7. Gunakan bahan baku Terbarukan 
    Bila memungkinkan, transformasi kimia harus dirancang untuk memanfaatkan bahan baku yang terbarukan. Contoh bahan baku terbarukan termasuk produk pertanian atau limbah dari proses lainnya.
8. Hindari penggunaan Kimia Derivatif 
    Derivatisasi yang tidak perlu (penggunaan kelompok "blocking“, proteksi / deproteksi, modifikasi sementara proses fisika / proses kimia) harus dikurangi atau dihindari jika mungkin, karena langkah-langkah seperti ini membutuhkan reagen tambahan dan dapat menghasilkan limbah

9. Gunakan Katalis
   Katalis dapat memainkan beberapa peran dalam proses transformasi, antara lain dapat meningkatkan selektivitas reaksi, mengurangi suhu transformasi, meningkatkan tingkat konversi produk dan mengurangi limbah reagen (karena mereka tidak dikonsumsi selama reaksi).
10. Desain produk yang terdegradasi
    Produk kimia seharusnya didesain hingga pada akhir fungsinya nanti mereka dapat terurai menjadi produk degradasi yang tidak berbahaya ketika mereka dilepaskan ke lingkungan. Disinilah arti pentingnya sintesis material sehari-hari yang biodegradable
11. Analisis Real-Time untuk Mencegah Polusi
    Selalu penting untuk memonitor kemajuan reaksi untuk mengetahui kapan reaksi selesai atau untuk mendeteksi munculnya produk samping yang tidak diinginkan.
12. Minimalkan Potensi Kecelakaan
    Salah satu cara untuk meminimalkan potensi kecelakaan kimia adalah memilih pereaksi dan pelarut yang memperkecil potensi ledakan, kebakaran dan kecelakaan yang tak disengaja.
     Kimia Hijau sangat diperlukan pada masa sekarang ini. Kimia hijau bertujuan untuk mengurangi limbah, material bahan-bahan toksis, bahaya, resiko, energi dan biaya. maka dar itu kiita harus mendukung program kimia hijau ini agar pencemaran apapun di bumi dapat mengurangi dampak-dampak yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA 
Hidayat, Atep Afia dan Kholil, Muhammad. 2018. "Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri" Cetakan 1. Yogyakarta. Penerbit Wahana Resolusi.
Amrysyaawalz. 2016. Dengan artikel "KIMIA HIJAU (GREEN CHEMISTRY)" dan https://amrysyaawalz.wordpress.com/2016/04/09/kimia-hijau-green-chemistry/ . Diakses pada 3 Desember 2018.
Anonim. 2008. Dengan artikel "12 prinsip kimia hijau oleh Paul Anastas dan John C. Warner" dan http://magisterkimia.blogspot.com/2008/11/12-prinsip-kimia-hijau.html . Diakses pada 3 Desember 2018.
Anastas, P.T. dan Warner, J.C.. 1998. Green Chemistry: Theory and Practice. New York: Oxford University Press. Melalui http://nurudinmz.blog.uns.ac.id/2017/03/14/12-prinsip-prinsip-green-chemistry-untuk-mencegah-pencemaran-lingkungan/ .
Taher, Tarmizi. 2012. Dengan artikel "Pengertian dan Pentingnya Green Chemistry" dan http://chemist-try.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-pentingnya-green.html . Diakses pada 3 Desember 2018.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.