Abstraksi
Apa
itu Farmasi
Industri? Farmasi
Industri menurut saya adalah
teknologi obat-obatan yang diaplikasikan dalam bidang industri, jadi simpelnya adalah
obat-obatan dalam industri. Mulai dari ilmu membuat obat dalam skala
besar, regulasi mengenai obat (CPOB) dan flow process bisnis obat. Peran apoteker sendiri dalam industri obat sangat vital, dalam undang-undang hanya
disebut 3 apoteker penanggung jawab dalam Industri Farmasi yaitu Apoteker
penanggung jawab Quality Assurance (QA), Quality Control (QC) dan Produksi. Akan tetapi
dalam kenyataan Apoteker dapat
berperan di hampir semua bagian misalnya gudang, office, regulasi, marketing,
PPIC RnD dan lain-lain.
Bagian-bagian dalam pabrik
obat
1.
QC (Quality Control)
Apoteker yang bekerja di bagian QC kesehariannya
berkutat dalam pelulusan produk jadi, bahan baku dan pemeriksaan lingkungan
(pemeriksaan limbah, air, udara). Pelulusan produk/bahan itu bukan sesuatu yang
mudah, bukan hanya tanda tangan certificate of Analysis saja, akan tetapi lebih
dari itu. Apoteker QCjuga harus kuat dalam logika analisis, mengeri
berbagai macam analisis kimia, fisika dan mikrobiologi. Hampir semua analisis
obat menggunakan metode HPLC sekarang ini. Pengetahuan mengenai
metode analisis HPLC, troubleshooting akan sangat berguna sekali
menurut saya. Apoteker yang bekerja di industri biasanya sebagai Supervisor
atau staff. Bila sebagai Supervisor otomatis mempunyai anak buah sehingga
kemampuan memimpin dan decision maker sangat penting. Apoteker di QC tidak hanya mengurusi sisi teknis saja
banyak hal non teknik yang harus dihadapi. Bahkan menurut saya sisi non teknis
ini lebih berat daripada sisi teknisnya. Misalnya seperti apa?Bagaimana kita
“menghadapi” bagian lain dalam suatu rapat,misalnya bagian kita disalahkan
karena sesuatu tidak tercapai, bagaimana kita menjelaskannya. Hmm banyak sekali
hal non teknis yang akan menjadi tantangan di bagian QC.
2.
Produksi
Bagian produksi merupakan
inti dari pembuatan obat. Mungkin pada bagian ini saya bisa menjelaskannya
lebih baik karena saya cukup lama di bagian Produksi. Bagian Produksi intinya
adalah mengatur produksi obat mulai dari langkah penimbangan sampai dengan
produk jadi dirilis QA. Pengaturan tersebut mulai dari pengaturan jadwal
produksi, pengaturan jadwal operator dan pengaturan administrasi yang
menyertainya. Administrasi meliputi batch record, form-form produksi dan
administrasi komputer. Tantangannya adalah bagaimana mengatur sehingga produksi
sesuai dengan rencana dan target yang telah ditentukan. Banyak sekali faktor
yang mempengaruhi keberhasilan mencapai target yang telah ditentukan, ini
justru seninya bagaimana semua faktor tersebut dapat bersinergi sehingga target
tercapai. Tantangan lainnya adalah mengenai pengelolaan SDM, bagian produksi
biasanya mempunyai SDM paling banyak sehingga dinamikanya bermacam-macam juga.
Operator mempunyai skill, karakter dan kemauan yang berbeda-beda. Pengalaman
saya produksi yang menggunakan banyak manualnya mempunyai kesulitan untuk
mendisiplinkan operator dan untuk mencapai konsistensi dibandingkan dengan
otomatisasi. Karena membawahi banyak orang kemampuan memimpin, kemampuan
berbicara, kemampuan mempengaruhi orang sangat diperlukan. Untung sewaktu
menjalani kuliah saya cukup aktif di organisasi sehingga sudah ada bekal.
3.
QA (Quality Assurance).
Bagian QA merupakan
bagian yang sangat vital dalam pabrik obat karena berkaitan dengan mutu,
walaupun mutu sebenarnya bukan hanya tanggung jawab QA tapi semua bagian.
Mungkin ada yang bingung mengenai perbedaan antara QA dan QC. Dapat membaca post saya
sebelumnya disini.
Karena terkait dengan
utamanya Mutu maka Apoteker bagian QA dituntut untuk mengerti bagian lain misalnya
produksi dan QC. Bahkan ada beberapa perusahaan yang mensyaratkan bahwa untuk
menjadi Apoteker penanggung jawab QA diperyaratakan
pernah bekerja di bagian QC dan produksi terlebih dahulu. Keseharian di
bidang QA diantaranya adalah
perilisan produk jadi, penaganan komplain, kalibrasi, kualifikasi, validasi,
registrasi, dokumentasi dan lain-lain. Bagi saya sendiri yang sudah cukup lama
bekerja di pabrik farmasi tanggung jawab dan pekerjaan QA memang berat, utamanya berkaitan
dengan penjaminan mutu, memastikan sistem mutu berjalan dan menghadapi Audit BPOM.
Menurut saya Apoteker QA
dituntut lebih banyak belajar dan membaca mengenai regulasi CPOB, ISPE, WHO, ISO dan ilmu-ilmu terkait kefarmasian
lainnya. Kurangnya pengetahuan dan ilmu mengenai kefarmasian oleh apoteker QA akan menjadi masalah tersendiri bagi pabrik
karena berkaitan dengan tanggung jawab dan kewenangan.
.Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker
1. Mengetahui peran dan fungsi apoteker dalam
industri farmasi, khususnya diLembaga Farmasi TNI Angkatan Laut Drs. Mochamad
Kamal Jakarta.
2. Mengetahui dan melihat secara langsung
bagaimana pengelolaan industry farmasi, segala bentuk kegiatan LAFIAL yang
dilakukan apakah sudahsesuai dengan ketentuan dalam CPOB.
3. Melihat dan membandingkan penerapan CPOB
di Lembaga Farmasi TNI Angkatan Laut Drs. Mochamad Kamal Jakarta dengan teori
yang telah diterima.
Izin usaha industri farmasi
diberikan oleh Menteri Kesehatan
danwewenang pemberian izin dilimpahkan oleh Badan Pengawasan Obat
danMakanan (Badan POM). Izin ini berlaku seterusnya selama perusahaanindustri
farmasi tersebut masih berproduksi dengan perpanjangan izin setiap 5 tahun.
Sedangkan untuk industri farmasi yang
modalnya berasaldari Penanaman Modal Asing (PMA), izin masa berlakunya
sesuai denganketentuan dalam UU No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asingdan Peraturan Pelaksanaannya.
Ciri-ciri industri
farmasi menurut Priyambodo, 2007:
1. Industri
farmasi merupakan industri yang diatur secara ketat (seperti registrasi, cara
pembuatan obat yang baik, distribusi, dan perdagangan produk yang dihasilkan,
dan lain-lain).
2. Industri
farmasi di samping menghasilkan obat, juga merupakan industri yang berorientasi
untuk memperoleh keuntungan (profit).
3. Industri
farmasi adalah salah satu industri berisiko tinggi, karena memiliki
jaminan yang besar untuk keselamatan dan nyawa manusia.
4. Industri
farmasi adalah industri berbasis riset yang selalu memerlukan inovasi.
kesimpulan
1.
PT. Bayer Indonesia telah mengimplementasikan CPOB (kaitannya dengan standar
mutu produk) dalam tiap aspek dan rangkaian proses produksinya yang meliputi
aspek bangunan, personalia, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi,
pengawasan mutu, pemastian mutu yang diwujudkan dalam validasi, kualifikasi,
kalibrasi pada setiap metode dan fasilitasnya, inspeksi diri, penanganan
keluhan terhadap obat, penarikan kembali obat dan obat kembalian, serta
dokumentasi.dengan sangat baik.
2. Apoteker memiliki peranan penting dalam
industri farmasi, yaitu sebagai tenaga profesional di bagian produksi,
validasi, Quality Assurance, Quality Control, In Process Control dan GMP
Compliance & Documentation. Oleh karena itu seorang Apoteker dituntut untuk
memiliki pengetahuan, kemampuan secara teori atau praktek (soft skill),
kemampuan dalam mengelola manajemen, cara berkomunikasi, serta kerja sama yang
baik sehingga mampu menciptakan suasana kerja yang baik dengan rekan kerja
lainnya.
3. farmasi industri sangat membantu mahasiswa
profesi Apoteker untuk mengetahui lebih rinci sistem produksi di industri yang
merupakan gabungan dari berbagai komponen yang saling mendukung
DAFTAR
PUSTAKA
Mubarok,
fithrul. 2017. Apa iu farmasi industry. Dalam http://farmasiindustri.com/industri/apa-itu-farmasi-industri.html. Diunduh pada
(3 oktober 2018).
Rynchumanireng.
2012. Industry farnasi (tugas2). Dalam https://rynchumanireng.wordpress.com/2012/11/13/industri-farmasi-tugas-2/. Diunduh pada
(3 oktober 2018).
Fadhli,
haiyul. 2015. Taukah anda? : industry farmasi. Dalam https://haiyulfadhli.blogspot.com/2015/03/industri-farmasi.html. Diunduh pada
(3 oktober 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.