@K01-Irvin , @ProyekK01
Abstrak
Logam Berat Dalam Ekosistem Laut , logam berat adalah unsur unsur kimia dengan gravitasi spesifik melebihi 5 di dalam elemen-elemen ini ada dalam konstentrasi yang sangat rendah. Logam berat dibutuhkan oleh organisme laut untuk proses perkembangannya, tetapi akan terjadi berbahaya jika konsentrasinya terlalu tinggi. Logam berat yang ada di air laut akan sebagian terakumulasi dalam organisme tertentu. Oleh karena itu, organisme tertentu dapat digunakan sebagai bioindikator di studi polusi. Kerang (bivalve mollusc) adalah bio-indikator terbaik untuk mempelajari logam berat polusi di lingkungan laut.
Logam Berat Dalam Ekosistem Laut , logam berat adalah unsur unsur kimia dengan gravitasi spesifik melebihi 5 di dalam elemen-elemen ini ada dalam konstentrasi yang sangat rendah. Logam berat dibutuhkan oleh organisme laut untuk proses perkembangannya, tetapi akan terjadi berbahaya jika konsentrasinya terlalu tinggi. Logam berat yang ada di air laut akan sebagian terakumulasi dalam organisme tertentu. Oleh karena itu, organisme tertentu dapat digunakan sebagai bioindikator di studi polusi. Kerang (bivalve mollusc) adalah bio-indikator terbaik untuk mempelajari logam berat polusi di lingkungan laut.
Kata Kunci
Logam berat , pencemaran , dampak
Latar Belakang
Logam berat (heavy
metal atau trace metal) merupakan istilah yang digunakan untuk menamai kelompok
metal dan metalloid dengan densitas/ berat jenis lebih besar dari 5g/cm3. Sesungguhnya, istilah logam berat hanya ditujukan kepada
logam yang mempunyai berat jenis lebih besar dari 5 g/cm3. Namun, pada
kenyataannya, unsur-unsur metaloid yang mempunyai sifat berbahaya juga
dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Dengan demikian, yang termasuk ke
dalam kriteria logam berat saat ini mencapai lebih kurang 40 jenis unsur.
Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya. Jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr, As .
Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya. Jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr, As .
Macam macam logam berat
Antimony (Sb). Antimony dapat dijumpai
secara alamiah di lingkungan dalam jumlah yang kecil, tetapi dengan adanya
kegiatan industri elemen ini dapat dijumpai dalam jumlah cukup besar.
Arsenik (As). Arsenik diakui sebagai
komponen essensial bagi sebagian hewan dan tumbuh-tumbuhan, namun demikian
arsenik lebih populer dikenal sebagai raja racun dibandingkan kapasitasnya
sebagai komponen essensial. Pada permukaan bumi, arsenik berada pada urutan
ke-20 sebagai element yang berbahaya, ke-14 di lautan, dan unsur ke-12
berbahaya bagi manusia. Senyawa ini labil dalam bentuk oksida dan tingkat
racunnya sama seperti yang dimiliki oleh beberapa elemen lainnya, sangat
tergantung pada bentuk struktur kimianya.
Kadmium (Cd). Kadmium merupakan salah
satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi
terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka
waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal.
Secara prinsipil pada konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan pada
paru-paru, emphysema dan renal turbular disease yang kronis. Jumlah normal
kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi (1700 ppm)
dijumpai pada permukaan sample tanah yang diambil di dekat pertambangan biji
seng (Zn). Kadmium lebih mudah diakumulasi
oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal.
Kromium (Cr). Kromium merupakan elemen
berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai dalam kondisi oksida antara Cr(II)
sampai Cr(VI), tetapi hanya kromium bervalensi tiga dan enam memiliki kesamaan
sifat biologinya. Kromium bervalensi tiga umumnya merupakan bentuk yang umum
dijumpai di alam, dan dalam material biologis kromium selalu berbentuk tiga
valensi, karena kromium enam valensi merupakan salah satu material organik
pengoksida tinggi.
Kobal (Co). Logam berat ini memiki
tingkat racun yang tinggi terhadap tumbuhan. Kebanyakan tumbuhan memerlukan
cairan elemen ini dalam konsentrasi tidak lebih dari 1 ppm.
Tembaga (Cu). Tembaga bersifat racun
terhadap semua tumbuhan pada konsentrasi larutan di atas 0.1 ppm. Konsentrasi
yang aman bagi air minum manusia tidak lebih dari 1 ppm. Bersifat racun bagi
domba pada konsentrasi di atas 20 ppm.
Timbal (Pb). Timbal merupakan logam
berat yang sangat beracun, dapat dideteksi secara praktis pada seluruh benda
mati di lingkungan dan seluruh sistem biologis. Sumber utama timbal adalah
berasal dari komponen gugus alkil timbal yang digunakan sebagai bahan aditif
bensin.
Merkuri (Hg). Keracunan merkuri pertama sekali dilaporkan terjadi di Minamata,
Jepang pada tahun 1953. Kontaminasi serius juga pernah diukur di sungai Surabaya, Indonesia tahun
1996. Sebagai hasil dari kuatnya interaksi antara merkuri dan komponen tanah
lainnya, penggantian bentuk merkuri dari satu bentuk ke bentuk lainnya selain
gas biasanya sangat lambat.
Nikel (Ni). Elemen ini cenderung
lebih beracun pada tumbuhan. Selama masih mudah di ambil oleh tanaman dari
tanah, pembuangan limbah yang mengandung nikel masih sangat perlu diperhatikan.
Total nikel yang terkandung dalam tanah berkisar 5-500 ppm.
Seng (Zn). Penggunaan elemen ini
pada proses galvinasi besi sangat luas. Seng biasanya dijumpai pada tanah
dengan level 10-300 ppm dengan perkiraan kasar rata-rata 30-50 ppm. Lumpur
pembuangan biasanya mengandung seng dengan kadar tinggi.
Stronsium (Sr). Stronsium bersifat
isomorphously menggantikan peranan kalsium pada tulang dan bahkan lebih aktif
dibandingkan dengan kalsium, serta dapat menyebabkan penyakit Urov
Selenium (Se). Selenium merupakan
elemen essensial bagi hewan dan juga merupakan prioritas utama elemen pencemar
yang dapat didegradasi pada sistem akuatik. Selenium masuk ke lingkungan secara
alami sejalan dengan proses kegiatan manusia. Secara normal, selenium terdapat
pada organisme perairan melalui proses perubahan cuaca secara alami. Selenium
juga masuk ke perairan lingkungan melalui leaching fly-ash serta dari limbah
produksi pembakaran batu-bara pada pembangkit-pembangkit tenaga listrik di mana
selenium terkandung dalam level yang tinggi.
Tercemarnya Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain). Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh fitoplankton.Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama dalam rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores (pemakan plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh ikan predator sebagai tropik level tertinggi.Ikan predator dan ikan yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam tubuhnya dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di air. Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung bahan polutan yang tinggi. Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam berat. WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian
Tercemarnya Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain). Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh fitoplankton.Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama dalam rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores (pemakan plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh ikan predator sebagai tropik level tertinggi.Ikan predator dan ikan yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam tubuhnya dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di air. Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung bahan polutan yang tinggi. Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam berat. WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian
Permasalahan
Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan itu
sendiri biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah
buangan industri dan pertambangan. Disamping adanya sumber alami yang membuat
masuknya logam berat ke dalam peraian, seperti: logam-logam yang
dibebaskan aktivitas gunung berapi di laut dalam dan logam-logam yang
dibebaskan dari partikel atau sedimen oleh proses kimiawi, serta logam yang
berasal dari sungai dan hasil abrasi pantai oleh aktivitas gelombang,
Solusi
Pencemaran
Limbah logam berat dapat di atasi dengan proses penangkapan logam berat
tersebut ke badan perairan daerah pembuangan pertama , untuk mencegah masuknya
logam berat ke daerah hulu sungai , penangkapan limbah dilakukan dengan prose
biosorpsi dengan memanfaaatkan media biomassa seperti jerami ,alang alang , eceng gondok atau sekam padi , upaya lainnya
adalah menggunakan proses bioakumulasi yaitu proses yang memanfaatkan mikroba
sebagai bioabsorben untuk mengakumulasi berbagai logam .
Kesimpulan
Penyebab utama dari pencemaran laut di Indonesia adalah
adanya eksploitasi besar-besaran oleh berbagai pihak, kurangnya pengamatan yang
menyeluruh oleh pemerintah tentang keadaan laut, cara tangkap yang kurang
terkontrol karena kurang ramah lingkungan, permintaan makanan laut yang terus
bertambah dalam kebutuhan industri juga mengakibatkan ekosistem laut semakin
pincang dan meningkatnya jumlah nutrisi disebabkan oleh polutan.
Daftar Pustaka :
·
Oseana, Volume IX, Nomor 1 : 11-20, 1984 http://www.oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_ix(1)11-20.pdf
·
Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No.3,
September 2001 : 241-246
·
Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan
Berbahaya, Badan POM RI
·
Keluarga alumni analisa kimia “pencemaran air
laut “Bandung, Oktober 2013
·
Masdony, April 19, 2009 , “LOGAM
BERAT SEBAGAI PENYUMBANG PENCEMARAN AIR LAUT”
·
Priadi Setyawan, 30 Maret 2009 , “jenis logam
berbahaya dalam perairan “
·
Palar Drs Heryando . 2004 .”Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat “
@K27-Lulu kata kuncinya terlalu panjang kek pengertian.
BalasHapusNilai 80
@K18-Fierdian
BalasHapusMenurut saya judul yg digunakan sdh spesifik terhadap suatu masalah. Terdapat kekurangan dalam Daftar Pustakanya karena tdk terdapat penulis, tdk ada kutipan penulis. Kontennya kebanyakan mengutip dan bukan hasil sendiri. Mind Mapnya saya rasa kekecilan tulisannya.
Nilai : 80
@K25-Syahida
BalasHapus1.judul yang menarik
2.tata tulis : sangat menarik dan daftar pustaka sudah jelas
3. Kurangnya kutipan
4.sangat kreatif dan menarik
nilai : 78