Oleh : Luthfi Rohiman ( @H21-LUTHFI )
Abstrak : Komposisi gas di atmosfer dapat
mengalami perubahan karena polusi udara akibat dari aktivitas alam maupun dari
berbagai aktivitas manusia. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari
kebakaran hutan, debu, industri dan alat transportasi seperti kendaraan bermotor,
mobil dll. Bahan pencemaran udara (polutan) secara umum dapat digolongkan
menjadi dua golongan dasar, yaitu partikel dan gas.Pencemaran udara oleh berbagai jenis
polutan dapat menurunkan kualitas udara. Penurunan kualitas udara untuk
respirasi semua organisme (terutama manusia) akan menurunkan tingkat kesehatan
masyarakat. Asap dari kebakaran hutan dapat menyebabkan gangguan iritasi
saluran pernapasan, bahkan terjadinya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Setiap terjadi kebakaran hutan selalu diikuti peningkatan kasus penyakit
infeksi saluran pernapasan.
Kata Kunci : Pencemaran Udara, Jenis Polutan. Dampak Pencemaran Udara
Isi : Jumlah
polutan yang dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu dinamakan emisi. Emisi
dapat disebabkan oleh biogenic emissions (proses alam) misalnya, CH4 hasil
aktivitas penguraian bahan organik oleh mikroba dan anthropogenic amissions
(kegiatan manusia), misalnya asap kendaraan bermotor, asap pabrik, dan sisa
pembakaran. Beberapa jenis polutan pencemar udara antara lain sebagai berikut:
1. Gas Karbon
Monoksida (CO) dan Karbon Dioksida (CO2)
Gas karbon
monoksida (CO) timbul akibat dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Karbon
monoksida (CO) dapat bersumber dari proses pembakaran tidak Sempurna. Proses
pembakaran tidak sempurna dapat terjadi pada mesin kendaraan, seperti mobil,
sepeda motor, mesin, industri, kereta api, dan lain-lain. Proses pembakaran ini
akan menghasilkan gas CO. Contoh, jika anda menghidupkan mesin mobil di dalam
garasi, maka garasi harus dalam keadaan terbuka. Apabila garasi berada dalam
keadaaan tertutup rapat, maka gas CO yang keluar dari knalpot akan memenuhi
ruangan garasi tersebut. Jika terhirup oleh seseorang dalam jumlah yang banyak
dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan badan lemas dan apabila
berlanjut lama dapat menyebabkan kematian.
Gas CO
merupakan gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak stabil. Gas ini sangat
reaktif terhadap hemoglobin darah dan afinitas hemoglobin (Hb) terhadap CO
lebih tinggi dibandingkan afinitas Hb terhadap O2. Apabila gas CO ini terhirup
melalui saluran pernapasan dan berdifusi ke dalam darah, maka CO akan lebih
cepat berikatan dengan Hb dibandingkan dengan oksigen. Akibatnya, CO akan
terbawa ke jaringan dan oksigen dalam tubuh menjadi berkurang sehingga tubuh
akan mengalami pusing dan sakit kepala. Selain itu, penumpukan CO dalam
jaringan dapat menimbulkan keracunan.
Gas karbon
dioksida (CO2) berasal dari hasil pembakaran hutan, industri, pesawat terbang,
pesawat luar angkasa, kapal dan mesin-mesin seperti motor, mobil, serta kereta
api. Hasil pembakaran tersebut akan meningkatkan kadar CO2, sehingga udara
tercemar. Apabila kadar CO2 di udara terus meningkat dan melebihi batas
tolerasi yaitu melebihi 0,0035 % serta tidak segera diubah oleh tumbuhan
menjadi oksigen, maka dapat menyebabkan terbentuknya gas rumah kaca yang efeknya
akan meningkatkan pemanasan global suhu bumi (global warming). Hal
tersebut terjadi karena sebagian sinar matahari yang masuk ke bumi dipantulkan
ke luar angkasa. Karena tertahan oleh adanya rumah kaca, maka sinar tersebut
tetap berada di permukaan bumi dan akan meningkatkan suhu bumi (pemanasan
global). Pemanasan global ini dapat mengakibatkan bahaya kekeringan yang hebat
yang mengganggu kehidupan manusia dan mencairnya lapisan es di daerah kutub.
Gas karbon dioksida ini berasal dari asap pabrik, pembakaran sampah, kebakaran
hutan, dan asap kendaraan bermotor. Selain itu, efek dari gas rumah kaca juga
dipicu oleh hasil pembakaran fosil (batu bara dan minyak bumi) yang berupa
hasil buangan bentuk CO2 dan sulfur belerang.
2. Gas SO dan
SO2
Gas belerang
yang terdapat di udara bebas dapat berupa SO, SO2 dan SO3. Gas belerang
tersebut dihasilkan oleh pembakaran minyak bumi dan batu bara. Jika gas
belerang (SO, SO2 atau SO3) bereaksi dengan gas nitrogen oksida (NO2, NO3) dan
uap air membentuk senyawa asam (asam sulfat, asam nitrat) (Gambar 1). Jika
senyawa asam bersatu dengan uap air akan membentuk awan, lalu mengalami
kondensasi dan presipitasi di udara dan akan turun sebagai hujan asam.
Senyawa asam
dalam air hujan (hujan asam) dapat menyebabkan populasi tumbuhan dan hewan akan
mati sehingga dapat mengakibatkan menurunnya produksi bahan pangan,
barang-barang yang terbuat dari besi atau logam mudah berkarat, gedung-gedung
atau jembatan bahkan bangunan candi akan cepat rusak, memudarkan warna cat,
menurunkan derajat keasaman tanah, bahkan menyebabkan kematian miroorganisme
tanah.
3. Gas Kloro
Fluoro Karbon (CFC)
Bila kita
perhatikan, banyak produk-produk yang kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari
yang menggunakan gas CFC, misalnya parfum yang berwujud aerosol, air
conditioner (AC), bahkan beberapa lemari es model lama menggunakan gas CFC
pula.
Gas CFC
memiliki beberapa kelebihan, antara lain tidak berbau, tidak berasa, tidak
mudah bereaksi, dan tidak berbahaya secara langsung. Dengan beberapa kelebihan
tersebut, maka manusia menggunakan gas CFC untuk keperluan sebagai bahan
pengembang seperti semprot rambut (hair spray), parfum semprot,
pengembang busa, pendingin/lemari es, dan AC (freon).
Memang gas
CFC tidak berbahaya secara langsung, tetapi ketika kita menyemprotkan hair
spray atau parfum, maka gas CFC yang keluar akan langsung terbang
membubung tinggi ke angkasa dan mencapai stratosfer. Pada stratosfer terdapat
lapisan ozon (O3) dan kita kenal sebagai pelindung bumi dari sinar ultraviolet
matahari. Jika gas CFC beraksi dengan lapisan ozon (O3), maka akan terbentuk
lubang yang kita kenal sebagai lubang ozon. Karena lapisan ozon berlubang, maka
sinar ultraviolet matahari langsung menembus dan masuk ke bumi. Sifat sinar
ultraviolet memiliki radiasi tertinggi di antara spektrum sinar-sinar yang lain,
sehingga bisa mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, terjadinya mutasi genetik,
menyebabkan terjadinya kanker kulit, terbakarnya retina mata, serta matinya
ganggang dan mikroorganisme.
Saat ini
diperkirakan besarnya lubang ozon sudah hampir tiga kali luas Benua Eropa. Apa
akibatnya jika lubang ozon terus menerus bertambah melebar? Coba pikirkan!
Untuk mencegah terjadinya pelebaran lubang ozon yang semakin luas dan parah,
maka penggunaan gas CFC semakin dibatasi. Pada negara-negara maju penggunaan
CFC sudah dihentikan (dilarang) sama sekali, sehingga sekarang kita mudah
mendapatkan produk barang non-CFC seperti lemari es, AC.
4.
Hidrokarbon (HC) dan Nitrogen Oksida (NO)
HC dan NO
yang dipengaruhi oleh sinar matahari akan membentuk smog yang
berupa gas yang sangat pedih jika mengenai mata dan juga sebagai penyebab
penyakit kanker.
5. Gas-gas
lainnya
Selain gas-gas tersebut, pencemaran udara bisa juga disebabkan oleh bau dari sampah membusuk, selokan yang tersumbat, bangkai binatang, debu dan sebagainya. Oleh sebab itu, hendaknya kita menjaga kebersihan lingkungan kita agar tidak menimbulkan pencemaran udara.
Selain gas-gas tersebut, pencemaran udara bisa juga disebabkan oleh bau dari sampah membusuk, selokan yang tersumbat, bangkai binatang, debu dan sebagainya. Oleh sebab itu, hendaknya kita menjaga kebersihan lingkungan kita agar tidak menimbulkan pencemaran udara.
6. Partikel
Pencemaran
udara dapat terjadi dalam bentuk partikel. Partikel merupakan polutan yang
dapat bersama-sama dengan bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel yang
dapat masuk dalam saluran pernapasan adalah partikel yang berukuran 10 mikrometer
(PM10). Partikel dapat berupa sebagai berikut :
- Aerosol (partikel)
yang terhambur dan melayang di udara
- Fog (kabut) yang merupakan aerosol berupa
butiran air di udara
- Dust (debu) atau aerosol yang berupa
butiran padat yang melayang di udara karena tiupan angin
- Smoke (asap) yang merupakan aerosol
campuran antara butiran padat dan cair yang melayang di udara
- Mist (mirip kabut), berupa butiran zat
cair, terhambur, dan melayang di udara
- Plume, asap dari cerobong pabrik
- Smog, campuran smoke dan fog
- Fume, aerosol dari kondensasi uap logam
Agar lebih
jelas mengenai pengaruh polutan udara terhadap kesehatan organisme dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1
Indeks standar pencemaran udara untuk setiap parameter pencemaran
Kategori
|
Rentang (PPM)
|
CO
|
NO2
|
Ozon (O3)
|
SO2
|
Partikel
|
Baik
|
0-50
|
Tidak ada efek
|
Sedikit berbau
|
Luka pada beberapa
spesies tumbuhan akibat kombinasi dengan SO2(selama 4 jam) |
Luka pada beberapa
spesies tumbuhan akibat kombinasi dengan O3 (selama 4 jam) |
Tidak ada efek
|
Sedang
|
51–100
|
Perubahan kimia darah, tetapi tidak terdeteksi
|
Berbau
|
Luka pada beberapa spesies tumbuhan
|
Luka pada beberapa spesies tumbuhan
|
Terjadi penurunan
pada jarak pandang |
Tidak sehat
|
101–199
|
Peningkatan pada kardiovaskular pada perokok yang sakit jantun
|
Bau dan kehilangan
warna. Peningkatan reaktivitas pembuluh tenggorokan pada penderita asma |
Penurunan kemampuan pada atlit yang berlatih keras
|
Bau, meningkatnya kerusakan tanaman
|
Jarak pandang turun dan terjadi pengotoran debu di mana-mana
|
Sangat tidak sehat
|
200-299
|
Meningkatnya kardiovaskular pada orang bukan perokok yang berpenyakit
jantung dan akan tampak beberapa kelemahan
yang terlihat secara nyata |
Meningkatnya sensitivitas pasien yang berpenyakit asma dan bronkhitis
|
Olahraga ringan mengakibatkan pengaruh pernapasan
pada pasien yang berpenyakit paruparu kronis |
Meningkatnya sensitivitas
pada pasien berpenyakit asma dan bronkhitis |
Meningkatnya sensitivitas
pada pasien berpenyakitan asma dan bronkhitis |
Bahaya
|
300-lebih
|
Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar
|
Sumber:
http://ilmulingkungan.com/jenis-polutan-pencemar-udara-beserta-dampaknya/
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/penyebab-polusi-udara
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/polusi-udara-penyebab-dampak-dan-upaya-menanggulanginya
http://www.1health.id/id/article/category/sehat-a-z/polusi-udara-dapat-menyebabkan-berbagai-penyakit.html
http://wartakota.tribunnews.com/2018/04/10/polusi-udara-dapat-menyebabkan-60000-kematian-pada-2030
( Diakses pada 11 agustus 2018 pukul 11:30 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.