Abstrak: Banyak asam organik dalam skala besar di
bidang industri kimia dihasilkan dengan cara oksidasi tidak sempurna dengan
bantuan dari mikroorganisme. Asam-asam organik tersebut salah satunya asam-asam
amino.
Kata kunci: peranan bioteknologi dalam produksi
asam-asam amino
Isi: Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme
mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat
dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba berukuran sekitar seperseribu
milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih besar
dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan menggunakan
alat bantu berupa mikroskop (Anonim 2008). Dalam sektor industri mikroorganisme
tersebut ada yang dimanfaatkan dalam pembuatan-pembuatan asam amino.
Contoh
dari asam organik seperti asam sitrat, asam glukonat, asam apel dan asam
itakonat dalam proses pembuatannya dibantu dengan fungi (jamur). Pada pembuatan
asam cuka dan asam glukonat dapat dihasilkan dengan bantuan bakteri. Saat ini,
dalam bidang industri kimia digunakan bakteri sebagai pembentuk asam-asam amino
(Fadma, 2013). Berikut pembuatan asam berdasarkan bahan bakunya:
1.
Pembentukan Asam Oleh
Fungi (Jamur)
Metabolisme fungi
adalah oksidatif ketat, hal ini berarti bahwa fungi tidak menguraikan
karbohidrat secara anaerob dan meragikannya akan tetapi pada kondisi anaerob
tidak terjadi pertumbuhan yang terus berlangsung. Produk peragian yang
dihasilkan adalah etanol dan asam laktat, sedangkan asam-asam organik lain
dihasilkan pada kondisi anaerob (Fadma, 2013).
Pada pembentukan
berbagai jenis asam yang diekskresi oleh fungi pada pengubahan glukosa dengan
reaksi dari siklus asam sitrat dapat dihasilkan asam malat, asam suksinat, asam
fumarat dan asam sitrat. Asam oksalat terjadi oleh hidrolisis oksaloasetat
dengan perantaraan oksaloasetat hidrolase. Pembentukan asam itakonat dari asam
cis-akonitat dengan dekarboksilasi yang mengakibatkan pergeseran elektron dalam
kerangka karbon dan menggeser ikatan rangkap dari kedudukan 2,3 ke 3,4 (Fadma,
2013). Berikut jenis-jenis asam-asam amino yang terbentuk dari jamur:
a. Asam Laktat
Asam laktat diekskresikan oleh mocorales (Rhizopus nodosus, Rhizopus
oryzae, Rhizopus arrhizus, Rhizopus nigricans) dan fikomiset lain seperti
Allomyces, Saprolegnia, Blastocladiella. Pada bakteri-bakteri homofermentatif
asam laktat dihasilkan pula produk samping asam tartrat, asam fumarat, asam
format, asam asetat, asam apel dan etanol dalam jumlah yang sedikit. Asam laktat
dapat dihasilkan dalam jumlah maksimum apabila tersedia oksigen. Jamur tidak
membutuhkan larutan biak yang kompleks sebagai sumber nitrogen karena sudah
dicukupi dengan adanya ureum sehingga pemisahan asam laktat dapat diperoleh
dalam bentuk yang murni tanpa menimbuklan kesulitan seperti pada proses
peragian asam laktat oleh Lactobacillus (Fadma, 2013).
b. Asam Glukonat
Produksi asam glukonat berdasarkan enzimatik dari glukosa dengan
bantuan Glukosa oksidase. Glukosa oksidase diekskresi oleh fungi ke dalam
medium. Asam glukonat dibentuk oleh Aspergilli dan Penicillia. Proses tersebut
dapat berlangsung dalam larutan glukosa 30 – 35 % dengan hasil yang lebih
banyak apabila asam dinetralkan dengan CaCO3 (kalsium karbonat) dengan dibantu
Aspergillus niger. Glukosa oksidase merupakan suatu enzim yang mengandung FAD
sebagai gugus prostetik. Pada oksidasi glukosa dihasilkan β-D-glukono-δ-lakton
sebagai produk oksidasi primer. Produk tersebut oleh enzim glukonolaktonase
dirubah menjadi glukonat dengan mengabil air. Glukosa oksidase yang tereduksi
memindahkan hidrogennya pada oksigen udara dengan membentuk hidrogen peroksida
kemudian oleh katalase dipecah menjadi air dan oksigen (Fadma, 2013).
c. Asam Oksalat
Asam oksalat diekskresi oleh banyak fungi. Dalam produksi asam oksalat
dibantu oleh reaksi alkali dari larutan biak (Fadma, 2013).
d. Asam Sitrat
C Wehmer menemukan asam sitrat dalam biak Penicillia ( Citromyces
pfefferianus). Kemudian Currie dengan menggunakan dasar penemuan C.Wehmer dapat
menghasilkan asam sitrat dalam industri. Ia menyimpulkan bahwa Aspergillus
niger dalam larutan biak dengan pH aawal 2,5 – 3,5 dapat tumbuh dengan subur
sambil mengekskresi asam sitrat dalam jumlah yang banyak. pH awal yang rendah
dimaksudkan agar tidak terjadi pencemaran oleh bakteri. Dengan adanya
peningkatan pH maka akan dihasilkan pula asam glukonat dan akhinya asam oksalat
(Fadma, 2013).
2.
Produksi Asam-Asam Amino oleh Bakteri
Asam amino dapat
dibentuk olehCorynebacterium glutamicum danBrevibacterium
divaricatum. Kedua bakteri tersebut mampu mengekskresi asam L-glutamin
dengan adanya biotin. Kadar biotin ini agar terjadi penimbunan asam dalam
jumlah 2,5 ϥg biotin/L sehingga optimum. Apabila kadar lebih rendah pertumbuhan
akan berkurang dan asam glutamin yang dihasilkan menurun. Untuk memproduksi
asam-asam amino lain dapat disertakan mutan auksatrof dariCorynebacterium
glutamicum. Mutan-mutan yang memerlukan homoserin pada kondisi tertentu
akan mengekskresi 20 gram lisin/L larutan biak. Mutan-mutan lain dariCorynebacterium
glutamicum, Enterobacteriaceae danPseudomonadaceae memproduksi
L-homoserin, L-valin, L-isoleusin, L-triptopan dan asam amino lainnya (Fadma,
2013).
Kesimpulan: Pengaplikasian bioteknologi
salah satunya berada pada sektor industir yaitu pembuatan asam-asam organik.
Dan dalam pembuatan asam-asam organik tersebut di bagi menjadi dua bahan yaitu
bisa menggunakan jamur dan menggunakan bakteri.
Daftar pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.