.

Sabtu, 04 Agustus 2018

Pengaruh Hujan Asam Terhadap Biotik dan Abiotik


Pengaruh Hujan Asam bagi Biotik dan Abiotik




Abstrak

            Hujan asam akan memberikan pengaruh pada daerah yang terkena baik pada biotik maupun abiotik seperti pada tanah, berupa peningkatan keasaman tanah, pada perairan dapat mengganggu ekosistem di dalam perairan, pabrik atau mesin industri serta bahan-bahan material dan dapat pula mengganggu kesehatan manusia.Hujan asam terjadi sebagai dampak pertemuan antara polutan SO2, SO, NO2, dan HNO3 dengan butir-butir air, Semua unsur populan ini merupakan hasil sampingan dari proses pembakaran bensin maupun solar baik dari pabrik maupun kendaraan. Sulfur atau belerang merupakan unsur yang terkandung dalam bahan bakar minyak solar. Selama proses pembakaran, belerang ini berkombinasi dengan oksigen dan mengubah bentuk menjadi SO2 dan SO3.

Kata kunci= Hujan asam. Sulphur Dioksida, Nitrogen Oksida, Abiotik dan Biotik

Isi

            Hujan asam dilaporkan pertama kali di ManchesterInggris, yang menjadi kota penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam.
            Walaupun hujan asam ditemukan pada tahun 1852, baru pada tahun 1970-an para ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan penelitian mengenai fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan hujan asam di Amerika Serikat meningkat pada tahun 1990-an setelah di New York Times memuat laporan dari Hubbard Brook Experimental Forest di New Hampshire tentang banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam.
            Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang benar-benar menjadi masalah bagi manusia. Ini merupakan masalah umum yang secara berangsur-angsur mempengaruhi kehidupan manusia. Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris. Hujan secara alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. jenis asam dalam hujan inisangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa peningkatan keasaman yang ada dalam air hujan pada beberapa dekade ini terjadi karena ulah manusia. Hujan asam ini menyerang margasatwa, hasil panen dan air danau. Hal ini menyebabkan kerusakan hutan dan kerusakan gedung serta monumen-monumen. Ini amat berbahaya bagi kelanjutan hidup manusia. Hujan asam disebabkan oleh polusi.
Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
            Penyebab polusi (polutan) seperli Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida tinggal dalam atmosfer dan akhimya bereaksi dengan kelembaban dalam udara. Ketika polusi ini jatuh sebagai embun di tanah, inilah yang disebut dengan hujan asam. Sumber dari penyebab polusi ini tidak hanya berasal dari pembakaran sampah, tetapi juga berasal dari pembakaran bahan bakar motor dan limbah pabrik kimia.
            Untuk mengukur keasaman hujan asam digunakan pH meter. Air murni menunjukkan pH 7,0 air asam memiliki pH kurang dari 7 (0-7), dan air basa menunjukkan ph lebih dari 7 (7-14). Air hujan normal memang agak asam, pH sekitar 5,6 karena karbon dioksida (CO:) dan air bereaksi membentuk carbonic acid (asam lemah). Jika air hujan memiliki pH di bawah 5,6 maka dianggap sudah tercemari oleh gas yang Mengandung asam di atmosfer. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki pH di bawah 5,0.Pada dasarnya hujan asam akan memberikan pengaruh pada daerah yang terkena seperti tanah di daerah hutan ataupun per-sawahan, air, pabrik, atau mesin industri serta bahan-bahan material lainnya. Endapan asam mempengaruhi tanah, air, berbagai makhluk hidup, dan juga tanam-tanaman, sehingga lingkungan di tanah dan air yang berupa makhluk hidup (biotik) akan terpengaruh oleh adanya keasaman di lingkungan hidupnya.
            Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.
            Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.
            Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrate merupakan makhluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Jika air di danau memiliki pH di bawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang. Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem.
            Tidak pada semua danau yang terkena hujan asam akan terjadi pengasaman, telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
Setelah air sungai-sungai dan danau-danau menjadi ber-asam di negara-negara
Skandinavia, berbagai jenis ikan termasuk ikan Salmon Atlantik dan ikan trout coklat (brown trout), lenyap. Pada puncak musim-musim dingin yang sangat dingin, yang biasa terjadi di negara-negara Skandinavia dan Amerika Utara, salju berkadar asam, jatuh dan dengan cepat mencair pada musim semi, mengakibatkan air pada sungai-sungai dan danau-danau menjadi ber-asam. Karena ikan Salmon mempunyai toleransi yang lemah terhadap keasaman, ikan Salmon tidak dapat bertahan hidup pada musim-musim mencairnya salju. Selain pengaruh pada biotik, hujan asam akan berpengaruh pada elemen tidak hidup (abiotik), seperti tetesan-tetesan air hujan asam masuk ke dalam dinding-dinding melalui retakan-retakan, melarutkan kalsium dalam bahan-bahan beton, lalu meleleh keluar dari dinding-dinding. Zat-zat tersebut bersenyawa dengan Karbon Dioksida di udara dan membentuk Kalsium Karbonat, yang tumbuh seperti lapisan kerucut es. Bila kita mengamati "lapisan kerucut es" ini, kita dapat menemukan tetesan-tetesan kotor di puncak "lapisan kerucut es" tersebut.
            Air hujan yang mengandung asam melarutkan bukan hanya bahan-bahan beton tetapi juga lantai-lantai dan ukiran-ukiran pualam, bahkan atap-atap dan ukiran-ukiran tembaga. Bila endapan asam terus berlangsung, kita akan mengalami kerusakan yang lebih besar, dan lingkungan hidup kita akan berubah secara signifikan. Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batukapur, pasir besi, marmer, batu pada dinding beton serta logam.
            Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam tower sehingga bercampur dengan gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium karbonat dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang secara fisik dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi menjadi sulfat industri.
            Di beberapa area, sulfat tersebut dijual ke pabrik kimia sebagai gipsum bila kadar kalsium sulfatnya tinggi. Di tempat lain, sulfat tersebut ditempatkan di land-fill.

Daftar Pustaka

 Berresheim, H.; Wine, P.H. and Davies D.D. (1995). "Sulfur in the Atmosphere". In Composition, Chemistry and Climate of the Atmosphere, ed. H.B. Singh. Van Nostrand Rheingold ISBN 0-442-01264-0
CEF. 2012. What is Acid Rain. Conserve Energy Future. https://www.conserve-energy-future.com/causes-and-effects-of-acid-rain.php
EPA. 2012. Acid Rain. Environmental Protection Agency . Amerika Serikat. https://www.epa.gov/acidrain. diakses 10 Agustus 2018.
ELC. 2008. Acid Precipitation. Environemental Literacy Council. https://enviroliteracy.org/air-climateweather/air-quality/acid-precipitation/ diakses 1 Agustus 2018.
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau.Bandung Pantona Media .





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.