.

Sabtu, 18 Agustus 2018

Pencemaran Air Sungai Cisadane



Abstrak

Perairan secara alami mengandung berbagai mineral dan senyawa senyawa kimia yang sangat penting bagi kelangsungan dan keseimbangan perairan maupun ekosistem secara umum. Majunya perkembangan zaman yang semakin moderen, serta pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia, disisi lain sangat berpengaruh buruk terhadap kondisi alami perairan melalui peningkatan senyawa baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.Semakin banyaknya kegiatan pembangunan menyebabkan pencemaran air seperti : pemukiman, industri dan pertanian, banyaknya limbah yang dihasilkan karena kegiatan tersebut mengakibatkan konsentrasi limbah melebihi daya asimilasi (kemampuan menetralisasi) badan air yang terkontaminasi oleh limbah tersebut, sehingga menyebabkan penurunan kualitas air untuk kepentingan bahan baku air minum dan irigasi pertanian pada lingkungan perairan seperti sungai, waduk, bendungan, dan tidak terkecuali adalah sungai Cisadane yang berada di Kota tangerang.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pencemaran di wilayah sungai Cisadane Kota Tangerang, dan juga merumuskan beberapa strategi pengendalian pencemaran air sungai yang mampu diterapkan dalam kehidupan masyarakat secara berkelanjutan.Lokasi penelitian ini adalah sungai Cisadane yang berada di Kota Tangerang Provinsi Banten. Dalam hal ini metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengumpulan data-data hasil survey kelokasi dengan prosedur : wawancara tidak terstruktur,(pedoman penelitian hanya memuat pertanyaan-pertanyaan penting masalah yang ingin digali dari responden), sehingga dapat dihasilkan data-data primer, yang akan menjadi pokok penelitian, dan Non Participant Observation (observasi yang penelitinya tidak ikut langsung dalam kegiatan yang sedang diamati), yang menghasilkan data-data skunder yang akan memperkuat data-data primer.Dalam hal ini hasil penelitian diharapkan dapat memberikan strategi yang paling efektif dalam pengendalian pencemaran sungai Cisadane.


Isi

Masyarakat disekitar sungai Cisadane sebenarnya memiliki berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan air, antara lain pengambilan air bawah tanah, dengan membeli dari perusahaan penyedia air bersih. Tetapi cara tersebut mengharuskan masyarakat sekitar mengeluarkan dana yang relatif tidak kecil.Masyarakat yang tinggal disekitar aliran sungai Cisadane terpaksa menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, yang telah tercemar oleh limbah yang berasal dari penduduk,industri, dan hasil aktivitas ekonomi lainnya.

Pada dasarnya fungsi air bagi masyarakat dan makhluk hidup lainnya sangatlah penting, sehingga keberadaan sumber air harus tetap dijaga baik secara kuantitas maupun kualitas. Sungai adalah salah satu sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Namun, berdasarkan pantauan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (LH RI) tahun 2014, sebanyak 75% sungai di Indonesia tercemar berat akibat buangan air limbah rumah tangga termasuk sungai Cisadane di Kota Tangerang. Hal ini terjadi akibat sistem buangan air limbah yang tergolong buruk.Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), serta kepemilikan jamban pada masyarakat sekitar sungai Cisadane yang kurang memadai mengakibatkan kualitas air sungai menurun. Penurunan kualitas air merupakan akibat dan aktivitas manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan dan tidak mengindahkan kaidah pembangunan berkelanjutan (Jiao Ding et al, 2015).

Akibatnya akan terjadi gangguan terhadap kesehatan.Berdasarkan permasalahan tersebut perlu segera dilakukan penataan dan pengelolaan jaringan drainase kota di Kota Tangerang agar permasalahan kualitas air serta segala akibat yang timbul dapat segera diatasi/ditanggulangi.

Sungai Cisadane - Kota Tangerang memiliki 3 aliran daerah sungai (DAS) yang mengalir didalamnya yaitu DAS Cisadane, DAS Cirarab, dan DAS Angke. Dari ketiga DAS tersebut, Sungai Cisadane adalah yang terpanjang lintasannya dan memiliki lebar sungai yang paling luas.Kini, ada sekitar 246 industri di Kota Tangerang, diawasi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) karena banyak dari industri itu yang membuang limbah cair dan limbah kimia B3 yang berbahaya ke Sungai Cisadane dan mencemari lingkungan. Pengelolahan limbah industri harus melalui Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).Namun fakta di lapangan, tingkat ketaatan pelaku industri terhadapketentuan peraturan lingkungan hidup relatif rendah.Banyak yang masih membuang limbah ke sungai tanpa dikelola terlebih dahulu. Dan untuk menindaknya, dilakukan pemberian sanksi tertulis, sanksi administrasi paksaan pemerintah, dan negosiasi penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan secara maksimal, hal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi Pengelolaan Air Limbah.Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah tangga, air hujan dan limbah industri.Sistem pembuangan air hujan mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka.Sedangkan untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem septic tank dan dibuang ke drainase terbuka.

Pencemaran air berdampak buruk terhadap manusia dan mahluk lain. Maka dari itu diperlukan cara untuk mengendalikan pencemaran air. Penggunaan air khususnya air bersih untuk kegiatan sehari-hari tentunya membuat manusia terhindar dari penyakit. Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air, yang berfungsi sebagai pelarut dan peyusun segala sistem tubuh manusia. Agar air yang digunakan untuk kegiatan manusia tidak berdampak negatif bagi manusia, maka perlu diketahui kualitas sumber air.Selain dari segi kualitas, jumlah air juga harus memadai dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia. Usaha untuk pengendalian pencemaran sungai antara lain : 

  1. Limbah-limbah industri sebelum dibuang kesungai harus dinetralkan dahulu sehingga tidak lagi mengandung unsur-unsur yang mencemari perairan. 
  2. Melarang membuang sampah ke sungai, sampah harus dibuang ditempat-tempat yang telah ditentukan.
  3. Mengurangi penggunaan pestisida dalam membasmi hama tanaman.
  4. Setiap perusahaan minyak diwajibkan memiliki peralatan yang dapat membendung tumpahan minyak dan menyedotnya kembali. 
Dengan demikian tumpahan minyak tidak akan menyebar luas sehingga pengaruhnya terhadap pencemaran dapat berkurang. Akan tetapi peranan masyarakat juga sangat penting terhadap pencemaran lingkungan karena kurangnya kesadaran akan akibatakibat yang berdampak negatif karena pencemaran air sungai.Pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi pembangunan. Dalam perspektif pembangunan ini, disadari betapa penting kapasitas manusia dalam upaya meningkatkan usaha untuk pengendalian pencemaran sungai Cisadane Kota Tangerang. Slamet (2003), menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud dengan masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham termotivasi,berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternative, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.  

Contoh parameter analisa air yang penting adalah:
  1. Parameter Fisik: Total Dissolved Solid (TDS), Kekeruhan.
  2. Parameter Kimia: Phospat, Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Dissolved Oxygen (DO)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya. Industrialisasi dan urbanisasi telah membawa dampak pada lingkungan. Pembuangan limbah industri dan domestik/rumah tangga ke badan air merupakan penyebab utama pencemaran air. Pencemaran air terjadi ketika energi dan bahan-bahan yang dirilis, menurunkan kualitas air untuk pengguna lain. Polusi air mencakup semua bahan limbah yang tidak dapat diurai secara alami oleh air. Dengan kata lain, apa pun yang ditambahkan ke air, ketika melampaui kapasitas air untuk mengurainya, disebut polusi. Polusi, dalam keadaan tertentu, dapat disebabkan oleh alam, 
seperti ketika air mengalir melalui tanah dengan keasaman yang tinggi. Tetapi yang lebih sering menyebabkan polusi pada air adalah tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab sehingga polutan dapat masuk ke air (Safe Drinking Water Foundation,n.d.). 
Pencemaran air permukaan dapat mengakibatkan resiko kesehatan. Hal ini disebabkan karena air permukaan atau yang lebih dikenal dengan air sungai tersebut sering digunakan secara langsung sebagai air minum atau sumber air minum. Kekhawatiran juga muncul ketika air permukaan tersebut terhubung dengan sumur dangkal yang digunakan untuk minum air. Selain itu, aliran air sungai memiliki peran penting karena sering digunakan masyarakat sekitarnya untuk mencuci dan membersihkan, untuk pertanian perikanan dan ikan, dan untuk rekreasi (Kjellstrom, et al., n.d.).

Secara umum, ada dua sumber utama pencemaran air, yaitu sumber pencemar air dari titik tetap/tidak bergerak (point sources) dan sumber pencemar air dari titik tidak tetap/bergerak (non point sources). Sumber pencemar dari titik tetap antara lain pabrik, fasilitas pengolahan air limbah, sistem septik tank, dan sumber lain yang jelas membuang polutan ke sumber air. Sumber tidak tetap lebih sulit untuk diidentifikasi, karena tidak dapat ditelusuri kembali ke lokasi tertentu. 
Sumber tidak tetap termasuk limpasan termasuk sedimen, pupuk, bahan kimia dan limbah dari peternakan hewan, bidang, situs konstruksi dan tambang. Landfill juga bisa menjadi sumber tidak tetap pencemaran, jika zat lindi dari TPA ke dalam persediaan air (Kjellstrom, et al., n.d.). 
Menurut Mulyanto (2007), sumber tidak tetap juga bisa berasal dari hujan 
dan salju cair mengalir melewati lahan dan menghanyutkan pencemar-pencemar 
diatasnya seperti pestisida dan pupuk dan mengendapkannya dalam danau, telaga, 
rawa, perairan pantai dan air bawah tanah serta kota-kota dan pemukiman yang juga menjadi penyumbang pencemar (Minyak, n.d.).

Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau punahnya populasi organisme perairan seperti benthos, perifiton, dan plankton. Dengan menurunnya atau punahnya organisme tersebut maka sistem ekologi perairan dapat terganggu. Sistem ekologi perairan (ekosistem) mempunyai kemampuan untuk memurnikan kembali lingkungan yang telah tercemar sejauh beban pencemaran masih berada dalam batas daya dukung lingkungan yang bersangkutan. Apabila beban pencemaran melebihi daya dukung lingkungannya maka kemampuan itu tidak dapat dipergunakan lagi. Pencemaran air selain 
mengakibatkan dampak buruk pada lingkungan dan menurunkan keanekaragaman serta mengganggu estetika juga berdampak negatif bagi kesehatan makhluk hidup, karena di dalam air yang tercemar selain mengandung mikroorganisme patogen, juga mengandung banyak komponen beracun (Nugroho, 2006 dalam Minyak, n. d.). Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan (tercemar) dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Ganguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Menurut Slamet (2002).beberapa penyakit bawaan air yang sering ditemukan di Indonesia adalah (Pratiwi, 2007) :

  • Cholera, merupakan penyakit usus halus yang akut dan berat. Penyakit ini disebabkan oleh Vibrio cholera. Gejala utama dari penyakit ini adalah muntaber, dehidrasi dan kolaps, sedangkan gejala khasnya adalah tinja yang menyerupai air cucian beras. 
  • Tipus Abdomalis, merupakan penyakit yang menyerang usus halus. Penyebab penyakit ini adalah Salmonella typhi. Gejala utamanya adalah panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran yang semakin menurun. 
  • Hepatittis A, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis A. gejala utamanya adalah demam akut, dengan perasaan mual dan muntah, hati membengkak dan mata menjadi kuning. 
  • Dysentrie, disebabkan oleh Entamoeba hystolitica. Gejala utamanya adalah tinja yang bercampur darah dan lendir. Selain itu, adapula penyakit yang diakibatkan karena keracunan bahan kimia melalui air seperti keracunan cadmium, keracunan merkuri, dan keracunan kobalt.

Daftar Pustaka

Abdullah, 2015. Drainase Merupakan Fasilitas Dasar Sebagai Sistem Guna Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Dalam Perencanaan Kota. Aria. Surabaya

Jiao Ding et al, 2015. Klasifikasi Kualitas Air Sungai, Jaka. Bandung


Minyak dan Lemak. (n. d.). 18 Agustus 2018.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28636/4/Chapter%20II.p

df

Pratiwi, Astri Wulandari. (2007). Gambaran Kualitas Bakteriologis Air pada
Depot Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kota Bogor.. Skripsi Program
Sarjana. FKM-UI. Depok.


Safe Drinking Water Foundation. (n. d.) . Water pollution. 118 Agustus 2018
http://www.safewater.org/PDFS/resourcesknowthefacts/WaterPollution.
pdf

Salmin. (2005). Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) 
sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. 
ISSN 0216-1877. Oseana, Volume XXX, Nomor 3, 2005 : 21 – 26.

Wardhana, Wisnu Arya. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit : 
Andi ;Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.