Abstrak
Perairan secara alami mengandung berbagai mineral dan senyawa senyawa kimia yang sangat penting bagi kelangsungan dan keseimbangan perairan maupun ekosistem secara umum. Majunya perkembangan zaman yang semakin moderen, serta pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia, disisi lain sangat berpengaruh buruk terhadap kondisi alami perairan melalui peningkatan senyawa baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.Semakin banyaknya kegiatan pembangunan menyebabkan pencemaran air seperti : pemukiman, industri dan pertanian, banyaknya limbah yang dihasilkan karena kegiatan tersebut mengakibatkan konsentrasi limbah melebihi daya asimilasi (kemampuan menetralisasi) badan air yang terkontaminasi oleh limbah tersebut, sehingga menyebabkan penurunan kualitas air untuk kepentingan bahan baku air minum dan irigasi pertanian pada lingkungan perairan seperti sungai, waduk, bendungan, dan tidak terkecuali adalah sungai Cisadane yang berada di Kota tangerang.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pencemaran di wilayah sungai Cisadane Kota Tangerang, dan juga merumuskan beberapa strategi pengendalian pencemaran air sungai yang mampu diterapkan dalam kehidupan masyarakat secara berkelanjutan.Lokasi penelitian ini adalah sungai Cisadane yang berada di Kota Tangerang Provinsi Banten. Dalam hal ini metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengumpulan data-data hasil survey kelokasi dengan prosedur : wawancara tidak terstruktur,(pedoman penelitian hanya memuat pertanyaan-pertanyaan penting masalah yang ingin digali dari responden), sehingga dapat dihasilkan data-data primer, yang akan menjadi pokok penelitian, dan Non Participant Observation (observasi yang penelitinya tidak ikut langsung dalam kegiatan yang sedang diamati), yang menghasilkan data-data skunder yang akan memperkuat data-data primer.Dalam hal ini hasil penelitian diharapkan dapat memberikan strategi yang paling efektif dalam pengendalian pencemaran sungai Cisadane.Isi
Masyarakat disekitar sungai Cisadane
sebenarnya memiliki berbagai alternatif untuk
memenuhi kebutuhan air, antara lain
pengambilan air bawah tanah, dengan membeli
dari perusahaan penyedia air bersih. Tetapi
cara tersebut mengharuskan masyarakat sekitar
mengeluarkan dana yang relatif tidak
kecil.Masyarakat yang tinggal disekitar aliran
sungai Cisadane terpaksa menggunakan air
sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,
yang telah tercemar oleh limbah yang berasal
dari penduduk,industri, dan hasil aktivitas
ekonomi lainnya.
Pada dasarnya fungsi air bagi
masyarakat dan makhluk hidup lainnya
sangatlah penting, sehingga keberadaan
sumber air harus tetap dijaga baik secara
kuantitas maupun kualitas. Sungai adalah salah
satu sumber air baku untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat tersebut. Namun,
berdasarkan pantauan Kementerian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia (LH
RI) tahun 2014, sebanyak 75% sungai di
Indonesia tercemar berat akibat buangan air
limbah rumah tangga termasuk sungai
Cisadane di Kota Tangerang. Hal ini terjadi
akibat sistem buangan air limbah yang
tergolong buruk.Saluran Pembuangan Air
Limbah (SPAL), dan Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL), serta kepemilikan jamban
pada masyarakat sekitar sungai Cisadane yang
kurang memadai mengakibatkan kualitas air
sungai menurun. Penurunan kualitas air
merupakan akibat dan aktivitas manusia yang
tidak peduli terhadap lingkungan dan tidak
mengindahkan kaidah pembangunan
berkelanjutan (Jiao Ding et al, 2015).
Akibatnya akan terjadi gangguan
terhadap kesehatan.Berdasarkan permasalahan
tersebut perlu segera dilakukan penataan dan
pengelolaan jaringan drainase kota di Kota
Tangerang agar permasalahan kualitas air serta
segala akibat yang timbul dapat segera
diatasi/ditanggulangi.
Sungai Cisadane - Kota Tangerang
memiliki 3 aliran daerah sungai (DAS) yang
mengalir didalamnya yaitu DAS Cisadane,
DAS Cirarab, dan DAS Angke. Dari ketiga
DAS tersebut, Sungai Cisadane adalah yang
terpanjang lintasannya dan memiliki lebar
sungai yang paling luas.Kini, ada sekitar 246
industri di Kota Tangerang, diawasi Badan
Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH)
karena banyak dari industri itu yang
membuang limbah cair dan limbah kimia B3
yang berbahaya ke Sungai Cisadane dan
mencemari lingkungan. Pengelolahan limbah
industri harus melalui Instalasi Pengelolaan
Air Limbah (IPAL).Namun fakta di lapangan,
tingkat ketaatan pelaku industri
terhadapketentuan peraturan lingkungan hidup
relatif rendah.Banyak yang masih membuang
limbah ke sungai tanpa dikelola terlebih
dahulu. Dan untuk menindaknya, dilakukan
pemberian sanksi tertulis, sanksi administrasi
paksaan pemerintah, dan negosiasi
penyelesaian sengketa di luar pengadilan.
Sistem pengolahan air limbah di Kota
Tangerang belum dilakukan secara maksimal,
hal ini disebabkan belum dapat
dioperasikannya Instalasi Pengelolaan Air
Limbah.Air limbah yang ada di Kota
Tangerang berasal dari limbah rumah tangga,
air hujan dan limbah industri.Sistem
pembuangan air hujan mengikuti pola aliran
alami dalam hal ini drainase
terbuka.Sedangkan untuk limbah buangan
rumah tangga adalah dengan menggunakan
sistem septic tank dan dibuang ke drainase
terbuka.
Pencemaran air berdampak buruk
terhadap manusia dan mahluk lain. Maka dari
itu diperlukan cara untuk mengendalikan
pencemaran air. Penggunaan air khususnya air
bersih untuk kegiatan sehari-hari tentunya
membuat manusia terhindar dari penyakit.
Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air,
yang berfungsi sebagai pelarut dan peyusun
segala sistem tubuh manusia.
Agar air yang digunakan untuk
kegiatan manusia tidak berdampak negatif bagi
manusia, maka perlu diketahui kualitas sumber
air.Selain dari segi kualitas, jumlah air juga
harus memadai dalam rangka pemenuhan
kebutuhan manusia. Usaha untuk pengendalian
pencemaran sungai antara lain :
- Limbah-limbah industri sebelum dibuang kesungai harus dinetralkan dahulu sehingga tidak lagi mengandung unsur-unsur yang mencemari perairan.
- Melarang membuang sampah ke sungai, sampah harus dibuang ditempat-tempat yang telah ditentukan.
- Mengurangi penggunaan pestisida dalam membasmi hama tanaman.
- Setiap perusahaan minyak diwajibkan memiliki peralatan yang dapat membendung tumpahan minyak dan menyedotnya kembali.
Dengan demikian tumpahan minyak tidak akan
menyebar luas sehingga pengaruhnya terhadap
pencemaran dapat berkurang.
Akan tetapi peranan masyarakat juga sangat
penting terhadap pencemaran lingkungan
karena kurangnya kesadaran akan akibatakibat
yang berdampak negatif karena
pencemaran air sungai.Pemberdayaan
masyarakat adalah untuk membentuk individu
dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian
tersebut meliputi kemandirian berpikir,
bertindak dan mengendalikan apa yang mereka
lakukan. Pemberdayaan masyarakat
merupakan strategi pembangunan. Dalam
perspektif pembangunan ini, disadari betapa
penting kapasitas manusia dalam upaya
meningkatkan usaha untuk pengendalian
pencemaran sungai Cisadane Kota Tangerang.
Slamet (2003), menjelaskan lebih rinci bahwa
yang dimaksud dengan masyarakat berdaya
adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham
termotivasi,berkesempatan, memanfaatkan
peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu
berbagai alternative, mampu mengambil
keputusan, berani mengambil resiko, mampu
mencari dan menangkap informasi dan mampu
bertindak sesuai dengan situasi.
Contoh parameter analisa air yang penting adalah:
- Parameter Fisik: Total Dissolved Solid (TDS), Kekeruhan.
- Parameter Kimia: Phospat, Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Dissolved Oxygen (DO)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya. Industrialisasi dan urbanisasi telah membawa dampak pada lingkungan. Pembuangan limbah industri dan domestik/rumah tangga ke badan air merupakan penyebab utama pencemaran air. Pencemaran air terjadi ketika energi dan bahan-bahan yang dirilis, menurunkan kualitas air untuk pengguna lain. Polusi air mencakup semua bahan limbah yang tidak dapat diurai secara alami oleh air. Dengan kata lain, apa pun yang ditambahkan ke air, ketika melampaui kapasitas air untuk mengurainya, disebut polusi. Polusi, dalam keadaan tertentu, dapat disebabkan oleh alam,
seperti ketika air mengalir melalui tanah dengan keasaman yang tinggi. Tetapi yang lebih sering menyebabkan polusi pada air adalah tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab sehingga polutan dapat masuk ke air (Safe Drinking Water Foundation,n.d.).
Secara umum, ada dua sumber utama pencemaran air, yaitu sumber pencemar air dari titik tetap/tidak bergerak (point sources) dan sumber pencemar air dari titik tidak tetap/bergerak (non point sources). Sumber pencemar dari titik tetap antara lain pabrik, fasilitas pengolahan air limbah, sistem septik tank, dan sumber lain yang jelas membuang polutan ke sumber air. Sumber tidak tetap lebih sulit untuk diidentifikasi, karena tidak dapat ditelusuri kembali ke lokasi tertentu. Sumber tidak tetap termasuk limpasan termasuk sedimen, pupuk, bahan kimia dan limbah dari peternakan hewan, bidang, situs konstruksi dan tambang. Landfill juga bisa menjadi sumber tidak tetap pencemaran, jika zat lindi dari TPA ke dalam persediaan air (Kjellstrom, et al., n.d.).
Menurut Mulyanto (2007), sumber tidak tetap juga bisa berasal dari hujan
dan salju cair mengalir melewati lahan dan menghanyutkan pencemar-pencemar
diatasnya seperti pestisida dan pupuk dan mengendapkannya dalam danau, telaga,
rawa, perairan pantai dan air bawah tanah serta kota-kota dan pemukiman yang juga menjadi penyumbang pencemar (Minyak, n.d.).
Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau punahnya populasi organisme perairan seperti benthos, perifiton, dan plankton. Dengan menurunnya atau punahnya organisme tersebut maka sistem ekologi perairan dapat terganggu. Sistem ekologi perairan (ekosistem) mempunyai kemampuan untuk memurnikan kembali lingkungan yang telah tercemar sejauh beban pencemaran masih berada dalam batas daya dukung lingkungan yang bersangkutan. Apabila beban pencemaran melebihi daya dukung lingkungannya maka kemampuan itu tidak dapat dipergunakan lagi. Pencemaran air selain
mengakibatkan dampak buruk pada lingkungan dan menurunkan keanekaragaman serta mengganggu estetika juga berdampak negatif bagi kesehatan makhluk hidup, karena di dalam air yang tercemar selain mengandung mikroorganisme patogen, juga mengandung banyak komponen beracun (Nugroho, 2006 dalam Minyak, n. d.). Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan (tercemar) dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Ganguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Menurut Slamet (2002).beberapa penyakit bawaan air yang sering ditemukan di Indonesia adalah (Pratiwi, 2007) :
- Cholera, merupakan penyakit usus halus yang akut dan berat. Penyakit ini disebabkan oleh Vibrio cholera. Gejala utama dari penyakit ini adalah muntaber, dehidrasi dan kolaps, sedangkan gejala khasnya adalah tinja yang menyerupai air cucian beras.
- Tipus Abdomalis, merupakan penyakit yang menyerang usus halus. Penyebab penyakit ini adalah Salmonella typhi. Gejala utamanya adalah panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran yang semakin menurun.
- Hepatittis A, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis A. gejala utamanya adalah demam akut, dengan perasaan mual dan muntah, hati membengkak dan mata menjadi kuning.
- Dysentrie, disebabkan oleh Entamoeba hystolitica. Gejala utamanya adalah tinja yang bercampur darah dan lendir. Selain itu, adapula penyakit yang diakibatkan karena keracunan bahan kimia melalui air seperti keracunan cadmium, keracunan merkuri, dan keracunan kobalt.
Daftar Pustaka
Abdullah, 2015. Drainase Merupakan
Fasilitas Dasar Sebagai Sistem Guna
Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Dalam Perencanaan Kota. Aria.
Surabaya
Jiao Ding et al, 2015. Klasifikasi Kualitas Air Sungai, Jaka. Bandung
Minyak dan Lemak. (n. d.). 18 Agustus 2018.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28636/4/Chapter%20II.p
df
Pratiwi, Astri Wulandari. (2007). Gambaran Kualitas Bakteriologis Air pada
Depot Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kota Bogor.. Skripsi Program
Sarjana. FKM-UI. Depok.
Safe Drinking Water Foundation. (n. d.) . Water pollution. 118 Agustus 2018
http://www.safewater.org/PDFS/resourcesknowthefacts/WaterPollution.
pdf
Salmin. (2005). Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Jiao Ding et al, 2015. Klasifikasi Kualitas Air Sungai, Jaka. Bandung
Minyak dan Lemak. (n. d.). 18 Agustus 2018.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28636/4/Chapter%20II.p
df
Pratiwi, Astri Wulandari. (2007). Gambaran Kualitas Bakteriologis Air pada
Depot Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kota Bogor.. Skripsi Program
Sarjana. FKM-UI. Depok.
Safe Drinking Water Foundation. (n. d.) . Water pollution. 118 Agustus 2018
http://www.safewater.org/PDFS/resourcesknowthefacts/WaterPollution.
Salmin. (2005). Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan.
ISSN 0216-1877. Oseana, Volume XXX, Nomor 3, 2005 : 21 – 26.
Wardhana, Wisnu Arya. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit :
Andi ;Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.