Nurring Tyas
@G33-NURRING
@Proyek G03
Industri kimia tak terlepas dari isu lingkungan,
beberapa isu lingkungan yang muncul disekitar industri petrokimia antara lain :
masalah bau yang ditimbulkan oleh polusi bahan kimia; pelepasan bahan kimia
beracun; emisi senyawa organik volatil (SOV); penambahan konsentrasi gas rumah
kaca (GRK); emisi gas Nox dan Sox yang memberikan kontribusi terhadap
terjadinya hujan asam; pelepasan berbagai substansi perusak ozon, penggunaan
zat baru yang belum diketahui dampak lingkungannya; kontaminasi tanah ; dan
penanganan kecelakaan industri.
NPolusi
bahan kimia di athmosfer mengalami reaksi kimia menjadi asam sulfat dan asam nitrat.
Asam tersebut dapat turun kebumi sebagai hujan dan disebut Hujan Asam.Jakarta,
Singapura, Kuala lumpur, Bangkok dan Manila, misalnya, adalah kota-kota yang
potensial mendapatkan hujan asam. Potensi ini bersumber pada perkembangan
industri yang tinggi serta diperkuat oleh kondisi iklim, yaitu angin yang lemah,
sehingga zat pencemar tidak disebar dan diencerkan. Menurut soemarwoto (1992)
bahwa Daerah yang mempunyai banyak industri atau / dan pusat pembangkit listrik
perlu diwaspadai, misalnya Banten bagian utara, Jabodetabek, Gresik, Cilacap
dan Aceh.
Asam yang terkandung dalam hujan
asam ialah asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO) 3, keduanya merupakan asam
kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan asam nitrat dari gas Nox. Dampak hujan
asam, yaitu:
a.
Kesehatan
Hujan asam mempengaruhi kesehatan seperti
alumunium dan logam berat lain yang terbebaskan dari zarah tanah pada pH yang
rendah, akumulasi logam berat melalui rantai makanan dan terlarutnya logam
berat dari pipa air yang terbuat dari timbal atau tembaga.
b.
Hutan
Dampak terhadap hutan dan pertanian
sebagian karena pH tanah turun. Penurunan pH tanah dan air danau dipengaruhi
kemampuan tanah dan air untuk menetralisir asam tersebut. Naiknya resiko terjadinya
tanah longsor dan juga kelonggaran salju pada musim dingin, yang sangat
berbahaya bagi penduduk dan wisatawan.
c.
Pertanian
Karena besarnya laju pertumbuhan industri
dan transpor, ada kemungkinan telah terjadi kenaikan kadar SO2 sampai pada kadar yang menyebabkan keracunan
kronik dan penurunan hasil pertanian tanpa adanya gejala morfologik dan kasat
mata pada tanaman.
d.
Ekosistem akuatik
menurut Kupchella (1989) bahwa hujan asam
yang berkepanjangan akan mempengruhi pH air ekosistem akuatik. Hujan asam
menurunkan populasi ikan, tumbuhan akuatik dan jasad renik. Menurut Odum (1996)
bahwa terjadinya pertumbuhan plankton yang berlebihan sehingga plankton itu
saling meneduhi dari sinar matahari dan terjadilah kematian massal plankton. Jika
ini terjadi oksigen dalam air habis dan mengakibatkan kematian ikan dan
organisme.
e.
Material
Hujan asam mempunyai dampak penting terhadap
berbagai jenis material. Logam, bangunan baru, keramik dan gelas, cat, kertas,
bahan fotografi, tekstil, kulit dan karet terpengaruh oleh oksida belerang,
oksida nitrogen dan zat pencemar udara lainnya. Sebagian kerusakan ini
disebabkan oleh deposisi kering asam sulfat yang berasal dari transpor dalam
kota dan dari industri.
Usaha untuk menanggulangi pencemaran dari
pembakaran BBF di pabrik dan instalasi listrik adalah dengan membangun
cerobong asap yang tinggi. Dengan cerobong yang tinggi itu daerah sekitar
pabrik dan pusat pembangkit listrik menderita sedikit atau bahkan bebas dari
pencemaran. Mengendalikan hujan asam dengan cara menggunakan :
a. Bahan bakar dengan kandungan belerang rendah
b. Mengurangi kandungan belerang sebelum pembakaran
c. Pengendalian pencemaran selama pembakaran
Daftar Pustaka :
1.
http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.com/2013/12/pencemaran-lingkungan_30.html (diunduh pada 11/08/2018)
2.
https://www.researchgate.net/publication/314237894_Dampak_Limbah_dan_Polusi_terhadap_Manusia_dan_Lingkungan (diunduh pada 11/08/2018)
3.
https://www.google.com/search?q=DAMPAK+DAN+PENGENDALIAN+HUJAN+ASAMDI+INDONESIA&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab (diunduh pada 11/08/2018)
4.
https://www.umi.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Buku-Analisis-Kualitas-Lingkungan-1.pdf (diunduh pada 11/08/2018)
5.
Hidayat,
Atep Afia, dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia,
Industri, dan Teknologi Hijau. Jakarta : Pantona Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.