@POYEKG08
ABSTRAK
Dalam rangka
mengatasi krisis BBM perlu kita pikirkan jalan keluarnya, salah satunya adalah membuat
gas metan berupa biogas yang bahannya berasal dari kotoran ternak ,karena
kotoran ternak selama ini hanya dijadikan sebagai pupuk kandang dan walaupun sering
kali menjadikan pencemaran lingkungan ditengah masyarakat sekitar. Oleh karena
itu biogan metan bisa dijadikan sebagai pengganti minyak tanah dan gas elpiji yang saat ini sulit di dapat oleh masyarakat,
walaupun ada harganya sangat mahal sulit terjangkau oleh masyarakat. Dengan adanya
program pemerintah ini, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan kotoran
ternaknya menjadi biogas untuk memasak makanan, air dan lain-lain yang ramah
lingkungan.
KEYWORDS :
pengembangan biogas,industri ramah lingkungan
PENDAHULUAN
Ternak sapi,
kerbau, kuda, ayam petelur, kambing banyak dipelihara oleh masyarakat pedesaan
sebagai usaha sampingan selain bercocok tanam. Limbah dari usaha tersebut
berupa limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, kulit
telur, lemak, darah, bulu, kuku dan lain lainnya. Volume dan jenis limbah
tergantung pada jenis dan banyaknya ternak yang dipelihara. Feses, urine, sisa
makanan yang merupakan limbah utama dari ternak selama ini oleh masyarakat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pemanfaatan Limbah ternak selama ini belum
optimal, karena sebelum kotoran ternak itu dijadikan pupuk organik terlebih
dahulu dapat diproses untuk menghasilkan biogas dimana gas itu dapat digunakan
untuk memasak menggantikan minyak tanah ataupun gas LPG.
Disisi lain,
peternakan juga menjadi penyebab timbulnya pencemaran air, bau tak sedap,
mengganggu pemandangan dan bahkan sebagai sumber penyakit. Kita ingat belum
lama ini dengan timbulnya wabah flu burung. Dengan adanya teknologi biogas
seluruh permasalahan lingkungan akibat pencemaran dapat dikurangi.
PEMBAHASAN
Dengan melihat jumlah penduduk Indonesia yang menempati nomor 4
terbanyak di dunia, kemudia dengan peternakan yang ada di Indonesia
sebanyak lebih dari 12.9 Juta peternakan, dan yang utama adalah perhatian
pemerintah dalam pengembangan biogas, Biogas di Indonesia akan bisa lebih
berkembang di Indonesia secara baik, dan efisien. Lalu bagaimana pengolahan
biogas sendiri agar siap menjadi gas siap pakai dan dapat dinikmati oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Proses pembuatan biogas dengan langkah langkah
sebagai berikut:
1.
Membuat Instalasi Biogas
2.
Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan
perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah
pemasukan kedalam digester
3.
Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada
pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih
mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian
pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai
digester penuh.
4.
Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1
liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk
kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup
supaya terjadi proses fermentasi.
5.
Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8
karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari
ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4
54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
6.
Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk
menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini
kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini
tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur
kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
KESIMPULAN
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas
metan untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk
organik padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah
mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak
bisa diperbaharui.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil (2017). Kimia,
Industri dan Teknologi Hijau. Penerbit Pantona Media. Jakarta
Ayub s. Parnata ,Pupuk Organik Cair; Apliksi
dan Manfaatnya, Jakarta: Agromedia Pustaka,2004
Syamsuddin, T.R. dan Iskandar,H.H. 2005.Bahan
bakar Alternatif Asal Ternak. Sinar Tani Edisi 21-27 Desember 2005.No.3129
tahun XXXVI.
http://www.sumbarprov.go.id/details/news/6643A
http://klasterhortidemak.wordpress.com/2008/05/11/biogas-kotoran-sapi-jadi-energi-alternatif-dua-tahun-tak-beli-minyak-tanah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.