.

Sabtu, 25 Agustus 2018

BIOGAS INDUSTRI (LIMBAH TERNAK)



@POYEKG08
ABSTRAK
Dalam rangka mengatasi krisis BBM perlu kita pikirkan jalan keluarnya, salah satunya adalah membuat gas metan berupa biogas yang bahannya berasal dari kotoran ternak ,karena kotoran ternak selama ini hanya dijadikan sebagai pupuk kandang dan walaupun sering kali menjadikan pencemaran lingkungan ditengah masyarakat sekitar. Oleh karena itu biogan metan bisa dijadikan sebagai pengganti minyak tanah dan gas elpiji  yang saat ini sulit di dapat oleh masyarakat, walaupun ada harganya sangat mahal sulit terjangkau oleh masyarakat. Dengan adanya program pemerintah ini, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan kotoran ternaknya menjadi biogas untuk memasak makanan, air dan lain-lain yang ramah lingkungan.

KEYWORDS : pengembangan biogas,industri ramah lingkungan

PENDAHULUAN
Ternak sapi, kerbau, kuda, ayam petelur, kambing banyak dipelihara oleh masyarakat pedesaan sebagai usaha sampingan selain bercocok tanam. Limbah dari usaha tersebut berupa limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku dan lain lainnya. Volume dan jenis limbah tergantung pada jenis dan banyaknya ternak yang dipelihara. Feses, urine, sisa makanan yang merupakan limbah utama dari ternak selama ini oleh masyarakat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pemanfaatan Limbah ternak selama ini belum optimal, karena sebelum kotoran ternak itu dijadikan pupuk organik terlebih dahulu dapat diproses untuk menghasilkan biogas dimana gas itu dapat digunakan untuk memasak menggantikan minyak tanah ataupun gas LPG.
Disisi lain, peternakan juga menjadi penyebab timbulnya pencemaran air, bau tak sedap, mengganggu pemandangan dan bahkan sebagai sumber penyakit. Kita ingat belum lama ini dengan timbulnya wabah flu burung. Dengan adanya teknologi biogas seluruh permasalahan lingkungan akibat pencemaran dapat dikurangi.
PEMBAHASAN
Dengan melihat jumlah penduduk Indonesia yang menempati nomor 4 terbanyak di dunia,  kemudia dengan peternakan yang ada di Indonesia sebanyak lebih dari 12.9 Juta peternakan, dan yang utama adalah perhatian pemerintah dalam pengembangan biogas, Biogas di Indonesia akan bisa lebih berkembang di Indonesia secara baik, dan efisien. Lalu bagaimana pengolahan biogas sendiri agar siap menjadi gas siap pakai dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Proses pembuatan biogas dengan langkah langkah sebagai berikut:
1.    Membuat Instalasi Biogas
2.    Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester
3.    Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
4.    Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
5.    Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
6.    Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.

KESIMPULAN
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil (2017). Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Penerbit Pantona Media. Jakarta
Ayub s. Parnata ,Pupuk Organik Cair; Apliksi dan Manfaatnya, Jakarta: Agromedia Pustaka,2004
Syamsuddin, T.R. dan Iskandar,H.H. 2005.Bahan bakar Alternatif Asal Ternak. Sinar Tani Edisi 21-27 Desember 2005.No.3129 tahun XXXVI.
http://www.sumbarprov.go.id/details/news/6643A
http://klasterhortidemak.wordpress.com/2008/05/11/biogas-kotoran-sapi-jadi-energi-alternatif-dua-tahun-tak-beli-minyak-tanah/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.