Kimia Hijau dan Prinsipnya
@ProyekH07 oleh @H03-AWANDA
Abstrak
Kimia Hijau merupakan kajian di bidang kimia yang relatif baru
yang memfokuskan
kajiannya pada penerapan sejumlah prinsip kimia dalam merancang menggunakan atau memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi bahan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan mahluk hidup dan pelestarian lingkungan. Kajian green chemistry ini mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk mencegah pencemaran lingkunganyang diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan berbahaya, karena penerapan metode pemacahan masalah secara inovatif terhadap masalah lingkungan.
kajiannya pada penerapan sejumlah prinsip kimia dalam merancang menggunakan atau memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi bahan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan mahluk hidup dan pelestarian lingkungan. Kajian green chemistry ini mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk mencegah pencemaran lingkunganyang diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan berbahaya, karena penerapan metode pemacahan masalah secara inovatif terhadap masalah lingkungan.
Pengertian Kimia Hijau dan Prinsipnya
Kimia Hijau
adalah desain produk dan proses kimia yang
mengurangi atau menghilangkan penggunaan atau generasi zat berbahaya. Green chemistry berlaku di seluruh
siklus hidup dari produk kimia, termasuk desain, manufaktur, sampai pada penggunaannya. Teknologi Green chemistry memberikan sejumlah
manfaat antara lain, mengurangi limbah, mengurangi biaya perawatan pipa
yang mahal, produk yang lebih aman, mengurangi penggunaan energi dan
sumber daya alam, dan meningkatkan daya saing pabrik kimia terhadap
pelanggan mereka.
Berikut
12 Prinsip Kimia
Hijau, yaitu :
1.
Mencegah Limbah
Yaitu
bagaimana kemampuan kimiawan untuk merancang ulang transformasi kimia untuk
meminimalkan produksi limbah berbahaya merupakan langkah pertama yang penting
dalam pencegahan polusi. Dengan mencegah generasi sampah, kita meminimalkan
bahaya yang berhubungan dengan limbah, transportasi, penyimpanan dan
perawatan.
2 . Memaksimalkan Atom
Ekonomi
Ekonomi
Atom adalah sebuah konsep, yang dikembangkan oleh Barry Trost dari Stanford
University yang mengevaluasi efisiensi transformasi kimia. Mirip dengan
perhitungan hasil, ekonomi atom merupakan rasio dari total massa atom dalam
produk yang diinginkan dengan massa total atom pada reaktan. Memilih
transformasi yang menggabungkan sebagian besar bahan awal ke dalam produk lebih
efisien dan meminimalkan limbah.
3. Desain sintesis kimia yang kurang berbahaya
Metode
sintetis seharusnya didesain untuk menggunakan dan menghasilkan zat yang
memiliki kadar sekecil mungkin atau bahkan tidak beracun terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan. Tujuannya adalah untuk menggunakan reagen kurang
berbahaya bila memungkinkan dan proses desain yang tidak menghasilkan produk
sampingan berbahaya.
4. Desain Produk kimia
yang aman
Produk
kimia seharusnya didesain untuk mempengaruhi fungsi yang diinginkan dengan
meminimalkan toksisitas ( sifat beracun) mereka.
5. Gunakan Pelarut /
kondisi reaksi yang aman
Semaksimal mungkin
diupayakan untuk tidak menggunaan zat tambahan (misalnya, pelarut, agen
pemisah, dll). Penggunakan pelarut biasanya mengarah ke produksi limbah. Oleh
karena itu penurunan volume pelarut atau bahkan
penghapusan total pelarut akan lebih baik. Dalam kasus di mana
pelarut diperlukan, hendaknya perlu diperhatikan penggunaan pelarut yang
cukup aman.
6. Meningkatkan
Efisiensi Energi
Kebutuhan
Energi dalam proses kimia harus diakui berdampak pada lingkungan dan ekonomi
dan harus diminimalkan. Jika mungkin, metode sintetis dan pemurnian harus
dirancang untuk suhu dan tekanan ruang, sehingga biaya energi yang berkaitan
dengan suhu dan tekanan ekstrim dapat diminimalkan.
7. Gunakan bahan baku Terbarukan
Bila
memungkinkan, transformasi kimia harus dirancang untuk memanfaatkan bahan baku
yang terbarukan. Contoh bahan baku terbarukan termasuk produk pertanian atau
limbah dari proses lainnya. Contoh bahan baku depleting termasuk bahan baku
yang ditambang atau dihasilkan dari bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam
atau batubara).
8. Hindari penggunaan
Kimia Derivatif
Derivatisasi
yang tidak perlu (penggunaan kelompok „blocking“, proteksi / deproteksi,
modifikasi sementara proses fisika / proses kimia) harus dikurangi atau
dihindari jika mungkin, karena langkah-langkah seperti ini membutuhkan reagen
tambahan dan dapat menghasilkan limbah. Transformasi Sintetik yang lebih
selektif akan menghilangkan atau mengurangi kebutuhan untuk proteksi gugus
fungsi. Selain itu, urutan sintetis
alternatif dapat menghilangkan kebutuhan untuk mengubah gugus fungsi dengan ada
gugus fungis lain yang lebih sensitif.
9. Gunakan Katalis
Secara stoikiometri
katalis dengan selektivitas yang tinggi memang lebih unggul dalam reaksi. Katalis
dapat memainkan beberapa peran dalam proses transformasi, antara lain dapat
meningkatkan selektivitas reaksi, mengurangi suhu transformasi, meningkatkan
tingkat konversi produk dan mengurangi limbah reagen (karena mereka tidak
dikonsumsi selama reaksi). Dengan
mengurangi suhu, kita dapat menghemat energi danberpotensi menghindari reaksi
samping yang tidak diinginkan.
10. Desain produk yang terdegradasi
Produk
kimia seharusnya didesain hingga pada akhir fungsinya nanti mereka dapat
terurai menjadi produk degradasi yang tidak berbahaya ketika mereka
dilepaskan ke lingkungan. Disinilah arti pentingnya sintesis material
sehari-hari yang biodegradable, misalnya biopolimer, plastik ramah lingkungan
dst.
11. Analisis Real-Time untuk Mencegah Polusi
Selalu
penting untuk memonitor kemajuan reaksi untuk mengetahui kapan reaksi selesai
atau untuk mendeteksi munculnya produk samping yang tidak diinginkan. Bila
memungkinkan, metodologi analitis harus dikembangkan dan digunakan untuk
memungkinkan untuk real-time, pemantauan pada proses dan kontrol untuk
meminimalkan pembentukan zat berbahaya.
12. Minimalkan Potensi Kecelakaan
Salah
satu cara untuk meminimalkan potensi kecelakaan kimia adalah memilih pereaksi
dan pelarut yang memperkecil potensi ledakan, kebakaran dan kecelakaan yang tak
disengaja. Risiko yang terkait dengan jenis kecelakaan ini kadang-kadang dapat
dikurangi dengan mengubah bentuk (padat, cair atau gas) atau komposisi dari
reagen.
Dewasa
ini sudah banyak sekali penelitian-penelitian yang
mengarah/ berbasis pada aspek keberlangsungan. Sebagai contoh
misalnya usaha untuk menemukan energy terbarukan, antara lain energy surya,
energy bahan bakar yang berbasis hydrogen, biogas, termasuk proses
penyimpanannya jangka panjang dst. Penggunaan green solvent, green katalist,
termasuk di dalamnya biokatalist ( yang reusable dan recycle), mekanisme
sintesis yang dirancang ramah lingkungan, begitu pula upaya memaksimalkan atau
memanfaat kan kembali limbah sebagai bahan baku bermanfaat di masa depan adalah
merupakan usaha-usaha para ilmuwan untuk terwujudnya bumi yang hijau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.