.

Jumat, 24 Agustus 2018

Green Chemistry ?

APA ITU GREEN CHEMISTRY ?



Abstrak


Jumlah penduduk di dunia semakin lama semakin bertambah, namun disamping itu ketersediaan sumber daya alam malah semakin menipis. Karna meningkatnya polusi, perubahan iklim serta beragam alasan lain membuat berbagai pihak harus berupaya keras mencari cara bagaimana alam kita ini tetap terjaga keseimbangannya. Namun di lain sisi, kimia disalah artikan bahwa hanya berkutat pada penggunaan bahan bahan berbahaya untuk membuat sebuah produk melalui industri industri yang menghasilkan limbah atau buangan yang mencemari alam. Sebenarnya kimia jauh lebih daripada itu. Maka untuk menghilangkan opini yang keliru terhadap ilmu kimia,disinilah ditekankan betapa pentingnya mengenal lebih jauh seperti apakah ilmu kimia itu dan salah satunya merupakan pemahaman tentang betapa pentingnya peran green chemistry atau kimia hijau.


ISI

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempunyai peran yang sangat penting guna mencapai peradaban yang berkelanjutan di bumi. Hal ini dikarenakan perekonomian saat ini masih sangatlah bergantung kepada sumber daya alam yang sifatnya tidak dapat diperbaharui. 

Green Chemistry atau Kimia Hijau
merupakan desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berlaku untuk seluruh siklus hidup produk kimia, termasuk desain, manufaktur, penggunaan dan pembuangan akhir. Kimia hijau dikenal juga sebagai Kimia Berkelanjutan (Sustainable Chemistry). Dalam hal ini kimia hijau merupakan konsep dan pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran. Kimia hijau bukanlah cabang ilmu kimia baru, namun merupakan cara pandang atau strategi dalam kaitannya dengan pemanfaatan kimia (Hidayat, 2017).


Ada 12 prinsip dari Kimia Hijau, yaitu diantaranya :
1. Mencegah limbah
2. Memaksimalkan atom Ekonomi
3. Desain sintesis kimia yang kurang berbahaya
4. Desain produk kimia yang aman
5. Gunakan pelarut / kondisi reaksi yang aman
6. Meningkatkan efisiensi Energi
7. Gunakan bahan baku terbarukan 
8. Hindari penggunaan kimia derivatif
9. Gunakan katalis
10. Desain produk yang terdegradasi
11. Analisis real-time untuk mencegah polusi
12. Minimalkan potensi kecelakaan





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.