@H-17-DEDI
Oleh : Dedi Setiawan
ABSTRAK
Cat adalah suatu cairan
yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah
(decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan
tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk
lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada permukaan tersebut.
Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan banyak cara: diusapkan
(wiping), dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping) atau
dengan cara yang lain.
Kata kunci : Bahan Cat
PENDAHULUAN
Industri cat adalah salah satu industri tertua di
dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat
untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan
metrial-material yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan
sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang
mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan
pada lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin
di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang
ditemukan.
Orang-orang
Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka menemukan cat
warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman tertentu.
Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai perekatnya. Seiring
dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil untuk
mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan
perekat/resin yang semakin baik dengan berkembangnya teknologi kimia,
resin-resin natural hingga kini masih banyak dipakai.
PEMBAHASAN
Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk
yang digunakan untuk melindungi dan memberikan warna pada
suatu objek atau permukaan dengan
melapisinya dengan lapisan berpigment. Cat dapat
digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk
membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk
mencegah korosi atau kerusakan oleh air).
Cat digunakan mulai
dari cat rumah, perabot rumah, dan berbagai peralatan sampai kepada mobil.
Gunanya, selain untuk menambah keindahan barang yang dicat juga untuk
melindungi bahan yang dicat dari karat, khususnya logam. Mulai dari pagar besi,
teralis dan sampai kepada perut kapal laut ataupun tanker.
Cat memiliki beberapa
sifat dasar sebagai berikut:
v Daya rekat.
v Mudah diaplikasikan.
v Dapat menutupi permukaan dengan mudah dan
membentuk kohesive film (bagian cat yang menempel).
v Memberi perlindungan.
v Dapat tahan lama.
v Kualitas yang konsisten.
Selain itu, cat juga
memiliki sifat-sifat yang spesifik misalnya, cat untuk dapur biasanya cat yang
tahan minyak dan mudah dibersihkan, cat untuk kolam renang yaitu cat yang tahan
air, dan cat untuk pesawat udara menggunakan cat yang tahan terhadap perubahan
suhu dll.
Adapun beberapa sifat jenis bahan cat antara lain sebagai berikut:
1. Acrylic
·
Satu komponen
·
Tahan Cuaca
·
Pengeriang yang cepat
·
Memiliki daya rekat
yang baik
2. Alkyd
·
Cukup tahan cuaca /
lingkungan
·
Cukup baik warna dan
kilap
·
Tergolong surface
tolerance
3. Bitumen dan Tar
·
Tidak mengandung zat
pewarna
·
Tidak tahan terhadap
temperature tertentu
·
Mudah pecah / retak
bila aplikasi terlalu tebal
4. Chlorinated Rubber
·
Tahan terhadap air,
cuaca dan bahan kimia
·
Memiliki daya rekat
dan kelenturan
·
Tidak tahan panas max
600 C
·
Tidak tahan pelarut
5. Epoxy
·
Kedap terhadap air dan
bahan kimia
·
Daya rekat yang kuat
·
Tahan terhadap abrasi
·
Tidak tahan UV
Bahan-bahan penyusun cat :
1.
Binder: komponen yang membentuk kontinuitas film
(bagian cat yang menempel) berfungsi sebagai daya rekat. Binder berdasarkan
cara pembentukannya terdiri dari solid, oksidasi, katalis, panas, dan tipe
emulsion.
2.
Solvent/thinner: digunakan untuk melarutkan dan membantu
penguapan yang tidak menjadi bagian pada lapisan kering. Berfungsi sebagai
pelarut, control vicositas (kekentalan), dan mengontrol waktu pengeringan.
3.
Pigment: partikel padat yang menyebar dalam cat dan
tidak larut dala binder. Fungsinya untuk keindahan, pelindung, dan fungsi
spesial.
4.
Additive: untuk memberikan atau memperbaiki sifat
khusus yang tidak dimiliki oleh binder, solvent, dan pigment. Fungsinya untuk
kekentalan.
5.
Extender: material yang menyebar dalam cat, tidak
larut dalam binder. Fungsinya untuk memodifikasi dan memperbaiki sifat cat
seperti flow, gloss, filler (pengisi cat misalnya kalsium karbonat). (Sadiyah,
2010)
Menurut Ni Putu
Tahapan pembuatan cat sangat dipengaruhi oleh seberapa canggih teknologi yang
dipakai untuk menunjang pembuatan cat tersebut, makin canggih tinggi teknologi
yang dipakai maka makin singkat dan mudah proses pembuatan catnya.
A.
Persiapan
Pada tahap ini dimulai
dengan mempersiapkan bahan-bahan baku sesuai dengan formula atau resep cat yang
akan dibuat. Bahan-bahan diambil dari gudang yang sudah teruji kualitasnya,
tidak kedaluwarsa dan tidak pula cacat atau rusak baik fisik maupun kimia (yang
ditandai dengan adanya perubahan bau, warna, bentuk, atau kekentalan pada bahan
tersebut).
Mengukur bahan yang
akan diproses, bisa dilakukan dengan cara ditimbang beratnya atau diukur
volumenya, tergantung dengan basis apa yang digunakan dalam formula atau
resepnya. Ketelitian dan keakuratan penimbangan merupakan faktor penting
terhadap hasil akhir pembuatan cat, terutama pada penimbangan additive atau
pigment.
Bahan-bahan tersebut
kemudian diangkut ke area produksi, bisa dilakukan dengan tenaga manusia biasa,
forklif atau melalui sistim pemipaan (untuk bahan cair).
B.
Produksi
Proses produksi cat
dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat:
§ Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler
Pembuatannya hanya
melibatkan proses penuangan, mixing dan stiring saja, yaitu menuang bahan-bahan
dengan urutan dan cara sesuai dengan jenis cat yang akan dibuat ke dalam sebuah
tangki dengan ukuran pas. Kemudian mencampur bahan-bahan dengan putaran mixer
relatif pelan, hingga diperoleh suatu campuran yang benar-benar merata
di semua titik. Waktu stiring dan kecepatan mixer disesuikan dengan jumlah dan
kekentalan campuran.
Perlakuan seperti ini
juga dipakai untuk membuat thinner, hardener, wood stain (solvent + dyestuff)
atau campuran bahan lain yang tidak mengandung pigment atau extender asli
(padatan). Namun jika pigment atau extender-nya sudah diproses menjadi bahan
setengah jadi (pasta) terlebih dulu, maka bahan atau campuran ini bisa diproses
seperti tersebut di atas.
§ Cat Dengan Pigment dan/atau Extender.
Proses pembuatan cat
jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa halus padatan (pigment atau
extender) terdispersi di dalam campuran. Jika diinginkan padatan terdispersi
secara kasar (dengan kehalusan antara 20 – 50 mikron), maka proses yang
dibutuhkan adalah cukup dengan proses dispersi saja; namun jika dikehendaki
padatan terdispersi secara halus (5 – 20 micron) maka diperlukan proses
penggilingan partikel padat dalam mesin giling. Contoh jenis cat yang dibuat
cukup dengan proses dispersi saja adalah : dempul atau filler, cat primer,
undercoat, intermediate atau tembok dimana kehalusan partikel bukan merupakan
sifat yang harus dicapai.
C.
Proses
Dispersi
Tahapan dispersi
merliputi:
Ø Proses pembasahan permukaan partikel-partikel
pigment dan/atau extender oleh bahan-bahan cair (millbase).
Ø Proses pemecahan secara mekanis terhadap
kelompok-kolompok partikel pigment dan/extender menjadi kelompok-kelompok yang
lebih kecil atau partikel-partikel primernya sesuai dengan derajad kehalusan
yang dikehendaki.
Ø Mempertahan agar supaya kelompok-kelompok
partikel yang lebih kecil atau partikel-partikel primer ini tetap terpisah satu
sama lain, tidak bersatu kembali.
Proses dispersi akan
mendapatkan hasil optimal bila prinsip-prinsip dispersinya terpenuhi. Adapun
prinsip-prinsip dispersi yang perlu mendapat perhatian adalah: kecepatan
peripheral campuran, bentuk cakram, diameter cakram terhadap tangki, tinggi
cakram dari dasar tangki, diameter tangki, tinggi tangki dan perbandingan
padatan dan cairan campuran (kadar padatan = PVC) serta penambahan secara tepat
additive wetting dan dispersingnya.
Jika kondisi ideal
terpenuhi, maka akan terbentuk sebuah aliran yang menyerupai donat, terbentuk
“doughnut effect”. Pada kondisi ini diperoleh proses dispersi yang optimal.
D.
Penggilingan
Dengan hanya dispersi,
kita belum mendapatkan kehalusan partikel lebih rendah dari 20 mikron, yaitu
ukuran rata-rata partikel primer dari pigment dan/atau extender. Untuk itu
diperlukan sebuah tahap lanjutan dimana ikatan fisik partikel-partikel pigment
akan dipecahkan lebih lanjut menjadi patikel-partikel yang lebih kecil lagi.
Tahapan ini disebut penggilingan.
Untuk memudahkan dalam
pembuatan cat; biasanya pigmen, extender, sebagian resin dan additive digiling
terlebih dahulu untuk dibuat pasta (bahan setengah jadi). Pasta ini bisa
disimpan dalam gudang atau langsung diproses untuk dibuat cat, yaitu hanya
dengan proses mixing biasa, seperti dijelaskan pada proses pembuatan cat tanpa
pigment di atas.
Alat dan prinsip
penggilingan bermacam-macam, diantaranya adalah:
Ø
Melewatkan millbase
diantara dua buah atau lebih silinder yang berhimpitan satu dengan lainnya,
dimana jarak diantara dua buah silinder ini bisa diatur sesuai dengan derajad
kehalusan yang diinginkan. Contoh dari alat ini adalah Triple roll Mill.
Ø
Melewatkan secara
vertical atau horizontal millbase ke dalam mesin giling yang terdiri dari
agitator dan banyak glass bead di dalamnya. Di dalam silinder giling, glass
bead bersama dengan millbase akan diputar oleh agitator pada kecepatan
tertentu, menyebabkan pigment-pigment secara mekanis akan terpecah karena
tertumbuk oleh glass bead secara terus menerus. Millbase melalui saringan akan
keluar, sedangkan glass bead akan tetap tertahan di dalam silinder giling.
Sekalipun glass bead terbuat dari bahan yang keras dan kuat, pada akhirnya juga
akan terpecah, ini akan menyebabkan proses penggilingan akan menurun
performance-nya dan glass bead harus diganti dengan yang baru. kecepatan putar
agitator, kekentalan, kadar padatan dan waktu tinggal millbase di dalam mesin adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitasnya proses penggilingan. Jika satu
tahap proses penggilingan belum mencapai hasil yang diinginkan, millbase
biasanya dikembalikan lagi ke dalam mesin, dilakukan bisa berkali-kali hingga
diperoleh derajad kehalusan yang diinginkan.
KESIMPULAN
Seperti sudah
dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan cat dibagi menjadi dua
bagian besar, yaitu proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan dan
proses yang hanya melibatkan proses mixing saja. Tahap akhir dari kedua proses
ini juga berbeda, pada proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan
pigment, maka mengukur derajad kehalusan dari partikel-partikelnya adalah tahap
yang penting guna mengakhiri proses tersebut.
Sedang proses lain,
yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk melihat seberapa jauh campuran
sudah tercampur sempurna dan sesuai komposisi yang ditentukan, cukup mengukur
kekentalan atau viskositas campuran tersebut. Namun bila campuran tersebut
mengandung beberapa jenis pasta, maka menyamakan warna (colour matching)
campuran cat secara kasar perlu dilakukan, agar campuran tidak terlalu jauh
berbeda dengan warna standardnya.
Kedua tahapan ini
biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu tahapan antara sebelum cat
diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari proses pembuatan cat, yaitu
tahap pengujian kualitas cat (Susyanto, 2009).
Proses Pembuatan
Cat Secara Umum
Proses produksi cat
melalui beberapa proses, yaitu grinding, let-down, pre-mixing, filtering, color
matching, dan packaging. Pre-mixing yaitu proses pencampuran awal dimana bagian
padat dari cat seperti pigmen dan extender/filler didispersikan ke pelarutnya
dengan tambahan aditif yang sesuai seperti dispersing agent dan wetting agent.
Pada proses grinding
partikel-partikel pigmen dihaluskan dengan mesin giling/grinder agar ukuran
partikel menjadi lebih kecil dan diperoleh kehalusan dan warna yang diinginkan.
Kemudian selanjutnya adalah proses finishing yang meliputi let-down, filtering,
color matching sampai packaging. Pada proses ini cat diatur kekentalannya,
ditambahkan zat aditif, disaring dari kotoran saat pengadukan, disesuaikan dan
dipilah-pilah warnanya, dan pada akhirnya di kemas.\
DAFTAR PUSTAKA
·
Putu,
Ni. 2011. Makalah Kimia Industi (Cat). Blogspot
·
Purnomosaid,
Sadiyah. 2010. Bahan Kimia Dalam Cat. Wordpress
·
Aisyah,
Nur. 2012. Industri Cat. Wordpress
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.