Oleh : Samuel Aditya
Oka H. @F12-Samuel
Abstrak
:
Polimer adalah rantai berulang
dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik
yang disebut monomer. Sekalipun biasanya merupakan organik (memiliki rantai
karbon), ada juga banyak polimer anorganik. Contoh terkenal dari polimer adalah
plastik dan DNA. Baterai yang dibuat menggunakan material polimer anorganik
akan menjadi masalah ketika tidak dapat diolah secara alamiah, selain itu
proses pembuatannyapun membutuhkan biaya produksi yang tinggi dan tingkat
efisiensinya rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka baterai dibuat menggunakan
material organik berupa polimer konduktif. Polimer konduktif bersifat organik
sehingga dalam proses pembuatannya membutuhkan biaya yang lebih murah, limbah
dari polimer tersebut juga dapat diproses secara alamiah. Namun polimer
konduktif memiliki kelemahan dalam hal konduktifitas yang lebih rendah sehingga
perlu dilakukan proses lanjut yaitu doping untuk meningkatkan konduktifitasnya.
Proses tersebut dilakukan dengan cara sintesis untuk menghasilkan polimer
konduktif yang merupakan paduan antara polianilina dan selulosa.
Kata
Kunci : Polimer
Organik
Isi
:
Polimer dan
plastik mendapat perhatian yang serius dalam pembahasan Kimia Kontekstual.
Belakangan ini terdapat enam jenis polimer yang paling banyak digunakan
(meliputi sekitar 98 persen dari seluruh polimer dan plastik yang dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari hari), yaitu polyethylene,
polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene
dan polycarbonate. Setiap jenis
polimer memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas, cahaya dan kimia yang
berlainan. (Atep Afia dan M. Kholil, 2017)
Perkembangan
teknologi secara pesat sangat membantu manusia saat ini, perkembangan tersebut juga
dibarengi dengan dampak buruk terhadap lingkungan dan energi. Dampak terhadap
lingkungan dan energi memunculkan alternatif pengembangan sistem penyimpanan
energi yaitu baterai. Saat ini material baterai yang digunakan masih berbasis
anorganik seperti Li-ion, Ni dan Ni-Cd. Material anorganik baterai tidak dapat
diolah secara alamiah, selain itu biaya produksinya tinggi serta efisiensinya
rendah.
Dewasa ini
polimer konduktif menjadi fokus yang mulai dikembangkan dalam skala
laboratorium dengan polimerisasi pirole dan anilina pada larutan elektrolit.
Polianilina merupakan polimer konduktif dengan tipe p yang mana dalam kondisi
normal akan memiliki jumlah hole yang
lebih banyak dibandingkan dengan elektron. Hal ini menyebabkan dominasi hole sebagai pembawa muatan, sehingga
konduktivitas sampel dapat diinterpretasi sebagai konduktivitas hole. (Berlian Sitorus dkk, 2011, hal. 2)
Dalam
mengembangkan polimer konduktif, perlu dilakukan dua perlakuan yaitu proses
pengasaman selulosa dengan sonikasi dan proses tanpa pengasaman dan tanpa
sonikasi.
Perbedaan
perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan sonikasi mempengaruhi konduktifitas. Pada
perlakuan A, pengasaman selulosa dengan sonikasi akan membuat asam terpenetrasi
pada setiap bagian selulosa, kemudian anilina yang ditambahkan akan
berinteraksi lebih baik dengan selulosa terasamkan. Polimerisasi polianilina
berlangsung dengan optimal pada setiap bagian selulosa, sehingga menghasilkan
konduktifitas yang lebih baik. Sedangkan pada perlakuan B, tanpa pengasaman dan
tanpa sonikasi menjangkau setiap bagian selulosa sehingga anilina hanya berada
pada beberapa bagian selulosa yang terasamkan. Pengaruh ini hanya akan
membentuk polianilina pada selulosa yang terasamkan. (Berlian Sitorus dkk,
2011, hal 4)
Dari proses
penelitian pengembangan polimer konduktif yang dilakukan oleh Berlian Sitorus dan
rekan – rekan maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan sonikasi dapat membantu
molekul asam untuk terpenetrasi dengan baik pada molekul selulosa sehingga
polimerisasi anilina akan menghasilkan polianilina yang optimal dengan
konduktifitas yang lebih tinggi.
Pengembangan
polimer konduktif sebagai bahan baku untuk menyimpan energi listrik ini tentu
akan menjadi suatu terobosan baru dibidang energi dan lingkungan, selain itu
juga dapat menjadi pembelajaran bahwa kemajuan teknologi khususnya dibidang kimia
harus memperhatikan aspek lingkungan agar teknologi yang dihasilkan tidak
bersifat destruktif atau merusak lingkungan.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Pantona
Media. Jakarta.
muantab, lanjutkan..
BalasHapusAku ora mudeng tak tun tang tak tun tang..
BalasHapusAku ora mudeng tak tun tang tak tun tang..
BalasHapus