Oleh : Dedy Suryana (@F21-Dedy)
ABSTRAK
Kita hidup dalam
era polimer, plastik, serat, elastomer, karet, protein, selulosa semuanya ini
merupakan istilah umum yang merupakan bagian dari polimer. Meningkatnya kebutuhan
akan bahan biodegradable yang ditandai dengan minat konsumen seperti pada
pertanian, obat-obatan, dan kemasan ramah lingkungan. Khususnya, bahan polimer
biodegradable (lebih dikenal dengan biocomposites) sangat menarik untuk dibahas
dalam artikel ini, karena ini adalah bahan polimer plastik yang aman bagi
lingkungan. Banyak ilmuwan dan praktisi industri meluangkan waktu untuk
mengembangkan polimer biodegradable berdasarkan bahan baku yang murah dari
sumber daya terbarukan dan lebih ramah lingkungan. Sejumlah bahan biologis
dapat digunakan sebagai bahan polimer biodegradable, seperti pati dan serat
yang diekstraksi dari berbagai tanaman. Tingginya tingkat kepercayaan bahwa
bahan polimer biodegradable akan mengurangi kebutuhan akan produksi polimer sintetis
(sehingga mengurangi polusi) dengan biaya rendah, sehingga akan berdampak
positif, baik untuk ekonomi maupun lingkungan.
Kata kunci: Polimer, Polimer Biodegradable
ISI
Penelitian dan pengembangan hanya
sebagian dari pekerjaan yang dilakukan dalam rangka untuk Memperkenalkan
penggunaan bahan polimer biodegradable. Desain bahan-bahan tersebut biasanya
dimulai dengan aplikasi konseptual. Ini mungkin diharapkan untuk menggantikan
bahan yang ada, atau untuk melengkapi salah satunya. Biopolimer telah
diperkenalkan dan dapat diaplikasi antara lain pada sektor kedokteran, kemasan,
pertanian, dan industri otomotif.
Biopolimer tidak hanya digunakan pada
produk kemasan, akan tetapi kemudian terus dikembangkan karena mendapatkan
perhatian lebih dari para pengguna yang ditujukan untuk aplikasi pada sektor
lainnya. Semua tingkatan keperintahan, khususnya di Cina (Chau dan Yu, 1996)
dan Jerman (Bastioli, 1998), sangat mendukung aplikasi yang luas dari bahan
kemasan biodegradable dalam rangka untuk mengurangi volume bahan inert yang
dibuang di TPA, yang merupakan bahan yang menempati ketersedian ruang yang
terbatas. Diperkirakan 41% dari plastik yang digunakan dalam kemasan, hampir
setengah dari volume digunakan untuk produk makanan paket.
Manfaat Polimer Biodegradable
BASF, merupakan salah perusahaan
industri kimia dan plastik terkemuka, telah mengembangkan lebih lanjut plastik
biodegradable yang berasal dari poliester dan pati (Fomin, 2001) dalam R. Hari,
Setyanto (2013). Ecoflex adalah bahan plastik sepenuhnya biodegradable yang diperkenalkan
pada konsumen oleh BASF pada tahun 2001. Bahan ini tahan terhadap air dan
lemak, sehingga cocok untuk digunakan sebagai pembungkus sekali pakai yang
higienis, dan dapat terurai dalam sistem pengomposan yang normal. Hasilnya,
Ecoflex telah menemukan sejumlah aplikasi sebagai pembungkus kemasan.
sebagai contoh,
plastik film biodegradasi dapat digunakan sebagai kantong sampah, piring dan
sendok garpu sekali pakai, kemasan makanan, dan bahan pengiriman. Guan dan
Hanna (2002) dalam R. Hari, Setyanto (2013) mendokumentasikan bagaimana
biodegradable dapat digunakan secara luas untuk mengisi bahan kemasan yang
dapat dikembangkan dari biopolimer terbarukan seperti pati. Bahan pati
diperlakukan dengan proses asetilasi, perlakuan kimia, dan pasca-ekstrusi
panas. Sifat mekanik dari material yang memadai, dan biodegradasi benar-benar
dapat dicapai.1. Bidang Pertanian
Bahan biopolimer yang cocok untuk kemasan sering digunakan dalam produk pertanian. Manfaat tambahan dari menggunakan bahan polimer biodegradable adalah limbah produk dapat dikomposkan. Serat alami (jute atau hemp) biasanya diterapkan dalam bagian interior, yaitu komponen yang tidak memerlukan kapasitas beban bantalan, tetapi lebih mementingkan pada stabilitas dimensi. Penelitian dan pengembangan pada sektor ini menjadikan antusiame para ilmuwan, terutama di negara-negara Eropa.
2. Bidang Medis
Pada sektor dunia medis,
Mukhopadhyay (2002) dalam R. Hari, Setyanto (2013) melaporkan bahwa para
peneliti yang bekerja dalam rekayasa jaringan sedang berusaha untuk
mengembangkan organ dari bahan polimer, yang cocok untuk transplantasi ke tubuh
manusia. Plastik akan memerlukan penyesuaian dengan faktor pertumbuhan dalam
rangka mendorong pertumbuhan sel dan pembuluh darah di organ baru. Pekerjaan
yang telah diselesaikan pada sektor ini mencakup pengembangan biopolimer dengan
situs adhesi yang bertindak sebagai tuan rumah sel dalam memberikan bentuk yang
menyerupai organ yang berbeda
3. Bidang Otomotif
Sektor otomotif mengakomodir
tuntutan masyarakat dan pemerintah dalam tanggung-jawabnya terhadap lingkungan.
Mobil berbasis bio menjadi lebih ringan, sehingga menjadi pilihan yang lebih
ekonomis bagi konsumen, hal ini dikarenakan biaya bahan bakar menjadi
berkurang. Serat alami dapat menggantikan serat kaca sebagai bahan penguat pada
plastik untuk dijadikan komponen mobil dan kendaraan komersial (Lammers dan
Kromer, 2002) dalam R. Hari, Setyanto (2013).
Dampak Ekonomi Dari Biopolimer
Dari sudut pandang industri,
keuntungan terbesar dari menggunakan biopolimer yang berasal dari bahan baku
terbarukan adalah biaya yang rendah. Pada pandangan pertama, biopolimer
tampaknya menjadi kesempatan win-win solution bagi perekonomian dan lingkungan.
Namun, situasi sekarang ini terhadap isu lingkungan, rasio biaya-kinerja
biopolimer harus diambil dalam rangka untuk membuat keputusan ekonomi yang
sehat (Swift, 1998) dalam R. Hari, Setyanto (2013).
Salah satu sektor dimana manfaat
ekonomi dari penggunaan bahan biopolimer adalah pada industri otomotif, Williams dan Pool (2000) dalam R. Hari, Setyanto
(2013) mengidentifikasi bahwa serat alami akan memberikan keuntungan karena
harga lebih murah dan mudah tersedia dibandingkan dengan serat sintetis.
Perluasan penggunaan serat rami menjadi bagian dari komponen-komponen mobil
memberikan dampak positif bagi industri pertanian Kanada, terutama dalam upaya
diversifikasi.
Dampak Lingkungan Dari Biopolimer
Para rekayasawan sedang berusaha
untuk mengintegrasikan antara pertimbangan lingkungan secara langsung dengan
proses pemilihan bahan, dalam rangka untuk peningkatkan kesadaran akan
kebutuhan dalam melindungi kelestarian lingkungan (Thurston dkk, 1994) dalam R.
Hari, Setyanto (2013). Untuk mencapai penggunaan sumber daya terbarukan dalam
produksi bahan polimer, ada dua cara yaitu:
1. bahan baku yang digunakan
harus dapat diganti, baik melalui siklus alami atau melalui intervensi yang
disengaja oleh manusia. 2. Berkenaan dengan lingkungan, penggunaan bahan baku terbarukan untuk pengembangan biopolimer adalah merupakan sifat biodegradasi dari produk akhir, sehingga mencegah polusi potensial dari pembuangan volume yang setara dengan plastik konvensional, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1 Akhir masa pemanfaatan (penggunaan), bahan biopolimer umumnya dikirim ke tempat pembuangan sampah atau pengomposan.
Gambar 1 Dampak biopolimer
terhadap lingkungan (www.news.mongabay.com)
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Pantona Media. Jakarta.
Setyanto, R. Hari. 2013. Aplikasi Polimer Biodegradable Dan Dampaknya Pada Ekonomi Dan Lingkungan. Dalam jurnal.ft.uns.ac.id/index.php/mekanika/article/viewFile/131/125
Diunduh tanggal 10 Februari 2018 .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.