.

Sabtu, 10 Februari 2018

Manfaat Penggunaan Enzim

Oleh : Yehezkiel Theo Parlindungan M, (@F19-Yehezkiel)



ABSTRAK
Katalis seharusnya lebih unggul untuk reagen stoikiometri. Penggunaan senyawa pemercepat reaksi dapat mengkonsumsi energi, bahan dasar, pereaksi dan waktu reaksi, namun di sisi lainnya dapat menghasilka reaksi yang lebih aman.


Kata Kunci : Kimia Hijau, Manfaat Enzim

ISI
            Menurut Santosa (2008) dalam Hidayat (2017), penggunaan senyawa pemercepat reaksi dapat mengkonsumsi energi, bahan dasar, pereaksi dan waktu reaksi, namun di sisi lainnya dapat menghasilka reaksi yang lebih aman.

FSE (2015) dalam Hidayat (2017) menjelaskan bahwa, katalis merupakan bahan kimia yang digunakan terutama untuk mengurangi penggunaan energy dan membuat reaksi berlangsung lebih efisien (bahkan lebih cepat). Dalam konsentrasi yang kecil ini katalis menimbulkan efek yang besar. Sedangkan Katalis Hijau hanya menimbulkan sedikit toksisitas (bahkan tidak menimbulkan toksisitas sama sekali) dan dapat dipergunakan secara berulang dalam proses.

Enzim merupakan contoh katalis yang sangat penting dalam berbagai proses biokimia tubuh, dan termasuk Katalis Hijau. Menurut Hidayat (2017), para ahli kimia sedang menyelidiki kemungkinan penggunaan enzim untuk berbagai reaksi kimia dalam menghasilkan beragam produk yang diinginkan. Daya kerja enzim terbukti dapat mengurangi toksisitas, meningkatkan spesifisitas dan efisiensi.

Ada beberapa contoh pemanfaatan enzim, yaitu :
1.    Pemanfaatan getah papaya kering sebagai sumber enzim proteolitik untuk meningkatkan derajat pembuahan dan derajat penetasan telur ikan mas, menurut Mustofa (2009), getah papaya ini dapat dikeringkan dan dihaluskan menjadi papain kasar. Papain kasar ini dapat diproses menjadi papain murni melalui serangkaian proses di pabrik. Adanya aktivitas proteolitik dari enzim yang dimiliki papain murni dan papain kasar menyebabkan glukoprotein yang merupakan bagian dari lapisan lendir telur ikian mas terurai. Menurut Purwanti dan He (1991) dalam Mustofa (2009), getah papaya yang mempunyai aktivitas proteolitik telah dibuktikan mampu melarutkan lapisan albumin dari telur cacing Ascaridia Galli sehingga getah papaya kering kemungkinan dapat digunakan untuk melarutkan lapisan lendir telur ikan mas. Lapisan papain murni 2.000 ppm digunakan sebagai bahan pelarut lapisan lendir telur ikan untuk meningkatkan derajat pembuahan dan derajat penetasan, menurut Noga (1996) dalam Mustofa (2009). Papain kasar dapat diharapkan menjadi bahan pengurai protein pada lapisan lendir telur ikan mas karena aktivitas proteolitik yang dimilikinya. Menurut Woynarovich dan Horvath (1980) dalam Mustofa (2009), larutan tannin 500 ppm biasa digunakan untuk melarutkan lapisan lendir telur ikan mas selama lima detik.

2.    Pemanfaatan Kulit Pisang Sebagai Bahan Baku Bioetanol Dengan Proses Hidrolisis Enzimatik, menurut Setyawati (2011), sebagai salah satu inovasi kita mencoba menggunakan bahan baku dari limbah, seperti limbah dari pertanian maupun perkebunan yang mengandung karbohidrat. Kota Malang yang merupakan salah satu sentra industri kripik sudah pasti banyak menghasilkan limbah seperti kulit pisang. Selama ini kulit pisang tersebut dibuang begitu saja padahal dalam kulit pisang itu terdapat karbohidrat (pati) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol, yang nantinya diharapkan mampu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Mikroorganisme penghasil enzim amilase dapat berupa bakteri dan kapang. Menurut Arcinthya (2007) dalam Setyawati (2011) bakteri yang dapat menghasilkan amilase diantaranya B. Subtilis, B . licheniformis, Aspergillus sp., Bacillus sp., dan Bacillus circulans. Bakteri tersebut menghasilkan amilase yang termostabil, yaitu aktif atau bekerja dalam suhu tinggi sehingga proses hidrolisis menjadi lebih mudah dan cepat dengan adanya bantuan panas, sehingga proses pemutusan ikatan polisakarida lebih mudah.
Produk hidrolisis yang dihasilkan glukoamilase memiliki rasa lebih manis dibandingkan produk hidrolisis menggunakan asam klorida maupun asamoksalat, disamping itu penggunaan glukoamilase dapat mencegah adanya reaksi sampingan karena katalis enzim sangat spesifik, menurut Judoamidjojo, et al., (1992) dalam Setyawati (2011). Setelah hidrolisis berjalan sempurna maka dilanjutkan dengan fermentasi. Proses fermentasi dilakukan dengan penambahan ragi roti / Saccharomyces cerevisiae. Salah satu spesies ragi yang dikenal mempunyai daya konversi gula menjadi etanol yang sangat tinggi adalah Saccharomyces cerevisiae, yang menghasilkan enzim zimase dan invertase. Enzim zimase berfungsi sebagai pemecah sukrosa menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa). Enzim invertase selanjutnya mengubah glukosa menjadi etanol, menurut Judoamidjojo et al. (1992) dalam Setyawati (2011).

Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil, 2017, Kimia Industri dan Teknologi Hijau, Pantona Media Jakarta.

Mustofa, Ahmad Gufron, 2009, Pemanfaatan Getah Papaya Kering sebagai Sumber Enzim Proteolitik untuk Meningkatkan Derajat Pembuahan dan Derajat Penetasan Telur Mkan Mas, TORANI, Vol 19, No 1, Universitas Hasanuddin. Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=29732&val=2166&title=Pemanfaatan%20Getah%20Papaya%20(Carica%20papaya%20L.)%20Kering%20Sebagai%20Sumber%20Enzim%20Proteolitik%20untuk%20Meningkatkan%20Derajat%20Pembuahan%20dan%20Derajat%20Penetasan%20Telur%20Ikan%20Mas%20(Cyprinus%20carpio%20L.)

Setyawati, Harimbi dan Nanik Astuti Rahman, 2011, Pemanfaatan Kulit Pisang Sebagai Bahan Baku Bioetanol Dengan Proses Hidrolisis Enzimatik, Jurnal Sains dan Terapan Kimia, Vol 5, No 2, Universitas Lambung Mangkurat. Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=96520&val=5066&title=PEMANFAATAN%20KULIT%20PISANG%20SEBAGAI%20BAHAN%20BAKU%20BIOETANOL%20DENGAN%20PROSES%20HIDROLISIS%20ENZIMATIK


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.