Oleh : Muhamad Irfan (@G20-Muhamad)
Abstrak : Kimia hijau juga disebut sebagai kimia
berkelanjutan, adalah filsafat penelitian dan rekayasa atau teknik kimia
yang menganjurkan desain produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan
penciptaan senyawa-senyawa berbahaya. Sementara kimia lingkungan
adalah cabang kimia yang membahas lingkungan
hidup dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk
mengurangi dan mencegah pencemaran pada sumbernya. Pada tahun 1990 Pollution
Prevention Act (Undang-Undang Pencegahan Pencemaran) telah disahkan di
Amerika Serikat. Undang-undang ini membantu menciptakan modus operandi untuk
berurusan dengan pencemaran secara inovatif dan asli. Undang-undang ini bertujuan
untuk mencegah masalah sebelum mereka terjadi.
Kata Kunci : Kimia Organik, Anorganik, Biokimia, Analitik, dan Fisis
Isi :
Sebagai sebuah filsafat kimia, kimia hijau berlaku pada kimia organik, kimia anorganik, biokimia, kimia analitik,
dan bahkan kimia fisis. Sementara
kimia hijau tampak berfokus pada terapan-terapan industri, sebenarnya ia
berlaku juga pada sembarang cabang kimia. Kimia klik seringkali
disebut sebagai sebuah gaya sintesis kimia yang konsisten dengan tujuan-tujuan
kimia hijau. Fokusnya adalah meminimasi bahaya dan memaksimasi efisiensi
sembarang bahan kimia. Ia berbeda dengan kimia lingkunganyang
berfokus pada gejala-gejala kimia di lingkungan.
Pada tahun 2005 Ryōji Noyori mengenali
tiga pengembangan-penting di dalam kimia hijau: penggunaan karbondioksida
superkritis sebagai pelarut hijau, larutan-air hidrogen peroksida untuk oksidasi bersih
dan penggunaan hidrogen di dalam sintesis asimetris.
Contoh-contoh kimia hijau terapan adalah oksidasi air
superkritis, reaksi pada air, dan reaksi media kering.
Biorekayasa atau bioteknik juga
dipandang sebagai sebuah teknik yang menjanjikan untuk mencapai tujuan-tujuan
kimia hijau. Sejumlah bahan kimia proses penting dapat disintesis dalam
organisma-organisma terekayasa, seperti asam shikimat, sebuah
prakursor oseltamivir yang difermentasi oleh
Roche di dalam bakteri.
Istilah kimia hijau diperkenalkan oleh Paul Anastas pada
tahun 1991.
Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari senyawa karbon seperti bahan
bakar, plastik, aditif
makanan, dan obat-obatan. Berlawanan kimia anorganik yang berfokus pada
masalah tak-hidup dan zat berbasis non-karbon, kimia organik berurusan dengan studi
karbon dan bahan kimia dalam organisme
hidup. Contohnya adalah
proses fotosintesis di daun karena ada perubahan dalam komposisi
kimia dari tanaman hidup.
Cabang-cabang dari kimia organik melibatkan banyak disiplin ilmu yang berbeda
termasuk studi keton, aldehid, hidrokarbon (alkena, alkana, alkuna) dan alkohol.
- Stereokimia (studi
struktur molekul 3-dimensi)
- Kimia medisinal (berurusan dengan
perancangan, pengembangan dan sintesis obat-obatan farmasi)
- Kimia organologam (studi bahan kimia
yang mengandung ikatan antra karbon dan logam)
- Kimia organik fisik (studi
struktur dan reaktivitas dalam molekul organik)
- Kimia polimer (studi komposisi dan pembentukan molekul polimer)
Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa
anorganik. Perbedaan antara bidang
organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang tindih,
khususnya dalam bidang kimia
organologam. Kimiawan di
bidang ini fokus pada unsur-unsur dan senyawa lain selain karbon atau hidrokarbon. Sederhananya, kimia anorganik meliputi semua
bahan yang tidak organik dan disebut sebagai zat tak-hidup - senyawa yang tidak
mengandung ikatan karbon-hidrogen (CH). Senyawa yang dipelajari oleh ahli kimia
anorganik meliputi struktur
kristal, mineral, logam, katalis, dan sebagian besar unsur pada tabel
periodik. Contohnya adalah
kekuatan balok daya yang digunakan untuk membawa berat tertentu atau
menyelidiki bagaimana emas terbentuk di bumi. Cabang kimia anorganik meliputi:
1.
Kimia bioanorganik (studi peran logam
dalam biologi)
2.
Kimia koordinasi (studi senyawa koordinasi
dan interaksi ligan)
3.
Geokimia (studi
komposisi kimia bumi, batuan, mineral & atmosfer)
4.
Teknologi anorganik (sintesis
senyawa anorganik baru)
5.
Kimia nuklir (studi bahan radioaktif)
6.
Kimia organologam (studi bahan kimia yang
mengandung ikatan antara logam dan karbon – tumpangsuh dengan kimia organik)
7.
Kimia padatan / kimia material (studi
pembentukan, struktur, dan karakteristik material fasa padat)
8.
Kimia anorganik
sintesis (studi sintesis bahan kimia)
9.
Kimia anorganik
industrial (studi material yang digunakan dalam industri.
Contoh: pupuk)
Biokimia mempelajari senyawa
kimia, reaksi
kimia, dan interaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia
organikberhubungan sangat erat,
seperti dalam kimia
medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan biologi
molekular, fisiologi, dan genetika. Di bawah payung utama biokimia banyak
sub-cabang baru telah muncul dan banyak ahli kimia modern yang mungkin
mengkhususkan diri di dalamnya. Beberapa disiplin ilmu ini meliputi:
1.
Enzimologi (studi tentang enzim)
2.
Endokrinologi (studi tentang hormon)
3.
Biokimia klinik (studi
tentang penyakit)
4.
Biokimia molekuler (studi
biomolekul dan fungsinya)
Kimia analitik adalah studi yang
melibatkan bagaimana kita menganalisis komponen kimia dalam sampel. Berapa banyak sebenarnya kafeina dalam
secangkir kopi? Adakah obat-obatan yang ditemukan dalam sampel urin atlet? Bagaimana
tingkat pH kolam renang saya? Contoh bidang yang menggunakan kimia analitik
meliputi ilmu forensik, ilmu lingkungan, dan pengujian obat. Kimia analitik
dibagi menjadi dua sub cabang: analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif menggunakan metode / pemastian untuk membantu
menentukan komponen zat (menjawab pertanyaan: apa?). Analisis
kuantitatif di sisi lain, membantu untuk mengidentifikasi
berapa banyak setiap komponen hadir dalam suatu zat (menjawab pertanyaan: berapa?).
Kimia fisik adalah studi tentang sifat fisik molekul, dan hubungannya dengan cara menyatukan
molekul dan atom. Kimia fisik berurusan dengan prinsip-prinsip
dan metodologi baik kimia dan fisika serta merupakan studi tentang bagaimana
struktur kimia berpengaruh terhadap sifat fisik suatu zat. Contohnya adalah
pembuatan brownies, karena ada pencampuran bahan serta menggunakan panas dan
energi untuk mendapatkan produk akhir. Sub-cabang kimia fisik meliputi:
1.
Elektrokimia (studi interaksi atom, molekul, ion
dan arus listrik)
2.
Fotokimia (studi efek kimia cahaya; reaksi fotokimia)
3.
Kimia permukaan (studi reaksi kimia pada
permukaan)
4.
Kinetika kimia (studi laju reaksi kimia)
5.
Termodinamika/termokimia (studi
hubungan panas dengan perubahan kimia)
6.
Mekanika kuantum/kimia kuantum (studi
mekanika kuantum dan hubungannya dengan fenomena kimia)
7.
Spektroskopi (studi spektrum cahaya atau radiasi)
Daftar
Pustaka :
-
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil.
2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta : Pantona Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.