@D26-Niko
oleh: Niko Prayoga
Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya konferensi PBB tentang lingkungan Hidup di Stocholm, Swedia pada tanggal 15 juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakan seminar pengelolahan lingkungan hidup dan pembangunan nasional oleh universitas Padjajaran di Bandung pada tanggal 15-18 Mei 1972.
Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah
besarnya populasi manusia (laju pertambahan penduduk), sebab ditingkat pertambahan penduduk yang tinggi, kebutuhan
pangan, bahan bakar, pemukiman dan kebutuhan-kebutuhan dasar yang lain juga
akan meningkat pula, yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya perubahan
besar pada kualitas lingkungan hidup terutama negara berkembang seperti
Indonesia, dimana tingkat ekonomi dan tingkat penguasaan teknologi masih
rendah.
Hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya adalah
sirkuler. Setiap aktivitas manusia, sedikit atau banyaknya akan mengubah
lingkungan hidupnya. Secara umum terdapat beberapa faktor yang menentukan sifat
lingkungan hidup, diantaranya :
·
Jenis
dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup tersebut
·
Interaksi
antar unsur dalam lingkungan tersebut
·
Kelakuan
dan kondisi unsur lingkungan
·
Faktor
non-material.
Berbagai persoalan lingkungan masih
terus mewarnai tanah sumatera sepanjang tahun 2012 kali ini catatan khusus dari
jambi seperti yang dirilis oleh lembaga KK Warsi, yang menorehkan beberapa
catatan kelam pengelolahan kebijakan lingkungan di provinsi Jambi. Berbagai
masalah mulai dari pembalakan liar dan kasus kebakaran hutan.
Menurut Hidayat dan Kholil (2017) menyatakan bahwa
pencemaran lingkungan merupakan efek
dari perubahan yang tidak diinginkan dalam lingkungan, yang secara langsung
berpengaruh buruk terhadap kondisi tumbuhan, hewan, dan manusia.
Pencemaran dibagi menjadi 2 kelompok, antara lain:
1.
Pencemaran
air
2.
Pencemeran
udara
Salah satu persoalan di Jambi adalah kebakaran lahan
yang menyebabkan pencemaran udara. menurut Henry C. Perkins 1974 dalam
Kristanto Philip menyatakan bahwa pencemaran udara berarti hadirnya satu atau
beberapa kontaminan didalam atmosfir diluar, seperti antara lain debu, busa,
gas, kabut, bau-bauan, asap atau uap dalam kuantitas yang banyak dengan
berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara tersebut, hingga dapat
menimbulkan gangguan-gangguan terhadap kehidupan manusia, tumbuhan atau hewan
maupun benda, atau tanpa alasan yang jelas sudah mempengaruhi kelestarian
kehidupan organisme maupun benda.
Pencemaran udara berdasarkan sumbernya, antara lain:
1.
Pencemaran
udara primer
Pencemaran
di udara yang ada dalam bentuk hampir tidak berubah, sama seperti pada saat
dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dari suatu proses tertentu.
Pencemaran
udara primer digolongkan menjadi 5 kelompok:
·
Karbonmonoksida
·
Nitrogen
Oksida
·
Hidrokarbon
·
Sulfur
Oksida
·
Partikel
2.
Pencemaran
udara sekunder
Pencemaran yang
sudah berubah tertentu antara dua atau lebih kontaminan atau polutan.
Menurut Fakhrana, Rinaldy Sofwan 2015 menyatakan bahwa
indeks standar pencemaran udara (ISPU) di provinsi Jambi (13/9), telah mencapai
angka 408 atau berada pada level berbahaya. Kepala pusat data dan informasi
BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulisnya mengatakan jarak
pandangan tertinggi di Jambi pagi tadi hanya 600 meter, sedangkan jarak pandang
terendahnya 500 meter dengan titik api setidaknya di 84 titik. Keadaan bahaya
ini juga tercemin dari jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
yang sudah mencapai angka 28.948.
Menurut Santoso Bangun 2015 menyatakan bahwa indeks
standar populasi udara (ISPU) di Jambi hari ini masuk kategori sangat
berbahaya. Sebab sejak pukul 10.00 WIB di daerah ISPU mencapai angka 691, angka
tersebut dibilang berbahaya karena rentang angka ISPU normal 0-50.Kenaikan ISPU
hingga 100% ini akibat kebakaran hutan dan lahan di kecamatan Nalotantan
Kabupaten Merangin, Jambi yang sulit dipadamkan.
Menurut Irene Sarwindaningrum dan Irma Tambunan (2015)
menyatakan kualitas udara di Jambi memburuk seiring meluasnya kebakaran lahan
dan pekatnya kabut asap. Areal gambut hanya dalam sebulan 9.891 hektar lahan di
Jambi hangus akibat praktik-praktik pembakaran, dari total luas area terbakar
lebih dari 90% terjadi di dalam area gambut. Selain di areal kebun masyarakat dan pertanian,
kebakaran terjadi dalam kawasan hutan produksi, hutan lindung gambut, taman
hutan raya, dan taman nasional. Api juga tumbuh di tujuh perkebunan sawit skala
besar seluas 1.323 hektar meliputi, antara lain :
Areal
PT Kaswari Unggul
Areal
PT Agro Tumbuh Gemilang Abadi
Areal
PT Bumi Andalas
Areal
PT Puri Hijau Lestari
Areal
PT Era Sakti Wira Forestama
Areal
PT Bara Eka Prima
Areal
PT Bina Makmur Bestari
Sementara areal tanaman industri terbakar 740 hektar
pada konsesi pada PT Dyera Hutani Lestari dan PT Wira Karya Sakti.
Daftar Pustaka
1.Hidayat, Atep Afia dan
M.Kholil 2017. Kimia, Industri, dan Teknologi Hijau. Pantoma Media.
2. Kristanto, Philip 2004. Ekologi Industri. Andi Offset
3. Santoso Bangun 2015. Udara di Jambi Hari Ini Sangat Beracun dalam: http://news.liputan6.com/read/2345660/udara-di-jambi-hari-ini-sangat-beracun
4. Irene Sarwindaningrum dan Irma Tambunan 2015.
Akibat Kabut Asap, Kualitas Udara di Kota Jambi Memburuk dan Polda Sumsel Bentuk Satgas Khusus.dalam:http://print.kompas.com/baca/nusantara/2015/08/29/Akibat-Kabut-Asap%2c-Kualitas-Udara-di-Kota-Jambi-Me
5. Fakhrana, Rinaldy Sofwan 2015.
Dikepung Asap, Indeks Polusi Udara Jambi di Level Berbahaya. dalam: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150913141354-20-78406/dikepung-asap-indeks-polusi-udara-jambi-di-level-berbahaya/
3. Santoso Bangun 2015. Udara di Jambi Hari Ini Sangat Beracun dalam: http://news.liputan6.com/read/2345660/udara-di-jambi-hari-ini-sangat-beracun
4. Irene Sarwindaningrum dan Irma Tambunan 2015.
Akibat Kabut Asap, Kualitas Udara di Kota Jambi Memburuk dan Polda Sumsel Bentuk Satgas Khusus.dalam:http://print.kompas.com/baca/nusantara/2015/08/29/Akibat-Kabut-Asap%2c-Kualitas-Udara-di-Kota-Jambi-Me
5. Fakhrana, Rinaldy Sofwan 2015.
Dikepung Asap, Indeks Polusi Udara Jambi di Level Berbahaya. dalam: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150913141354-20-78406/dikepung-asap-indeks-polusi-udara-jambi-di-level-berbahaya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.