.

Selasa, 19 September 2017

Panas Bumi

 @D03-Almira, @ProyekB03
Oleh: Almira Septemi Yuna
Energi Panas Bumi
Energi Geo (Bumi) thermal (panas) berarti memanfaatkan panas dari dalam bumi. Inti planet kita sangat panas- estimasi saat ini adalah 5,500 celcius (9,932 F)- jadi tidak mengherankan jika tiga meter teratas permukaan bumi tetap konstan mendekati 10-16 Celcius (50-60 F) setiap tahun.
Berkat berbagai macam proses geologi, pada beberapa tempat temperatur yang lebih tinggi dapat ditemukan di beberapa tempat.
Menempatkan panas untuk bekerja
Dimana ada sumber air panas geothermal dekat permukaan, air panas itu dapat langsung dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas. Ini adalah salah satu cara geothermal digunakan untuk menenuhi kebutuhan air panas, menghangatkan rumah, untuk menghangatkan rumah kaca dan bahkan mencairkan salju di jalan.
Bahkan di tempat dimana penyimpanan panas bumi tidak mudah diakses, pompa pemanas tanah dapat membahwa kehangatan ke permukaan dan kedalam gedung. Cara ini bekerja dimana saja karena temparatur di bawah tanah tetap konstan selama tahunan. Sistem yang sama dapat digunakan untuk menghangatkan gedung di musim dingin dan mendinginkan gedung di musim panas.
Pembangkit listrik
Pembangkit Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi yang sangat panas. Beberapa pembangkit listrik  ini menggunakan panas dari cadangan untuk secara langsung dialirkan guna menggerakan turbin. Yang lainnya memompa air panas bertekanan tinggi ke dalam tangki bertekanan rendah. Hal ini menyebabkan "kilatan panas" yang digunakan untuk menjalankan generator turbin. Pembangkit listrik paling baru menggunakan air panas dari tanah untuk memanaskan cairan lain, seperti isobutene, yang dipanaskan pada temperatur rendah yang lebih rendah dari air. Ketika cairan ini menguap dan mengembang, maka cairan ini akan menggerakan turbin generator.
Keunggulan energi panas bumi
1.  Minim emisi gas rumah kaca
Pemanfaatan panas bumi menghasilkan emisi yang jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam.
Perbandingan emisi yang dihasilkan beberapa tipe pembangkit listrik. (Sumber: IPCC)
2.  Usia pemanfaatan panjang
Energi panas bumi bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang sangat lama. Pembangkit listrik pertama di Lardarello, Italia, sudah beroperasi lebih dari 100 tahun dan hingga kini masih efektif memproduksi listrik. Sedangkan di Indonesia sendiri, pembangkit Kamojang sudah beroperasi lebih dari 30 tahun. Pembangkit listrik tenaga panas bumi bisa habis bukan karena hilangnya energi panas, melainkan karena hilangnya tekanan reservoir akibat kehilangan cairan selama masa operasi. Dewasa ini hal tersebut bisa ditanggulangi dengan meningkatkan efisiensi reservoir dan menyuntikan cairan ke dalam reservoir. Artinya, perkembangan teknologi memungkinkan operasional pembangkit untuk bertahan lebih lama lagi.
3.  Biaya infrastruktur relatif kecil
Dibanding dengan pembangkit listrik terbarukan lainnya seperti energi surya atau energi angin, panas bumi relatif membutuhkan modal pembangunan lebih kecil. Namun masih lebih mahal bila dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga air. Keunggulan lainnya, pembangkit panas bumi tidak memerlukan lahan yang luas seperti energi surya, angin atau air.

Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi :
1. Energi panas bumi “uap basah”
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelumdigunakan untuk menggerakkan Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.

2. Energi panas bumi “air panas”
Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut “brine” dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas bumi “uap panas” bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya.

3.Energi panas bumi “batuan panas”
Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi.
Berikut beberapa pemanfaatan dari energi panas bumi (geothermal) yang dapat diterapkan dalam sektor atau industri tertentu di Indonesia (Selain Industri pembangkit listrik)

Argoindustri atau Sektor Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
Energi panas bumi dapat diaplikasikan dalam sektor pertanian. Tidak perlu tekhnologi yang canggih, karena energi panas bumi dapat langsung dimanfaatkan untuk proses pengeringan hasil pertanian. Hanya membutuhkan tekhnologi yang sederhana dengan menggunakan alat Heat Exchanger. Energi panas berupa air panas dengan suhu yang sangat tinggi kemudian dialirkan melalui heat exchanger, kemudian alat ini akan mengalirkan panas yang berguna untuk proses pengeringan. Pelaku industri hanya perlu menyediakan ruangan pengering untuk mengeringkan hasil pertanian, perkebunan atau perikanan.
G
Sektor Pariwisata
Energi panas bumi di sektor pariwisata dapat memanfaatkan air panas maupun uap airnya sebagai obyek wisata pemandian air panas. Manfaat air panas untuk pemandian yang baik untuk tubuh, dijadikan pengelola pariwisata sebagai daya tarik untuk mengembangkan bisnis pariwisata.
              

Daftar Pustaka:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.