Oleh: Almira Septemi Yuna
Energi Panas Bumi
Energi
Geo (Bumi) thermal (panas) berarti memanfaatkan panas dari dalam bumi. Inti
planet kita sangat panas- estimasi saat ini adalah 5,500 celcius (9,932 F)-
jadi tidak mengherankan jika tiga meter teratas permukaan bumi tetap konstan
mendekati 10-16 Celcius (50-60 F) setiap tahun.
Berkat berbagai macam proses geologi, pada beberapa tempat temperatur yang lebih tinggi dapat ditemukan di beberapa tempat.
Berkat berbagai macam proses geologi, pada beberapa tempat temperatur yang lebih tinggi dapat ditemukan di beberapa tempat.
Menempatkan panas untuk
bekerja
Dimana
ada sumber air panas geothermal dekat permukaan, air panas itu dapat langsung
dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas. Ini adalah salah satu cara
geothermal digunakan untuk menenuhi kebutuhan air panas, menghangatkan rumah,
untuk menghangatkan rumah kaca dan bahkan mencairkan salju di jalan.
Bahkan
di tempat dimana penyimpanan panas bumi tidak mudah diakses, pompa pemanas
tanah dapat membahwa kehangatan ke permukaan dan kedalam gedung. Cara ini
bekerja dimana saja karena temparatur di bawah tanah tetap konstan selama
tahunan. Sistem yang sama dapat digunakan untuk menghangatkan gedung di musim
dingin dan mendinginkan gedung di musim panas.
Pembangkit listrik
Pembangkit
Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau
lebih untuk mencapai cadangan panas bumi yang sangat panas. Beberapa pembangkit
listrik ini menggunakan panas dari cadangan untuk secara langsung
dialirkan guna menggerakan turbin. Yang lainnya memompa air panas bertekanan
tinggi ke dalam tangki bertekanan rendah. Hal ini menyebabkan "kilatan
panas" yang digunakan untuk menjalankan generator turbin. Pembangkit
listrik paling baru menggunakan air panas dari tanah untuk memanaskan cairan
lain, seperti isobutene, yang dipanaskan pada temperatur rendah yang lebih
rendah dari air. Ketika cairan ini menguap dan mengembang, maka cairan ini akan
menggerakan turbin generator.
Keunggulan
energi panas bumi
1.
Minim emisi gas rumah kaca
Pemanfaatan
panas bumi menghasilkan emisi yang jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan
penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam.
Perbandingan
emisi yang dihasilkan beberapa tipe pembangkit listrik. (Sumber: IPCC)
2.
Usia pemanfaatan panjang
Energi
panas bumi bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang sangat lama. Pembangkit
listrik pertama di Lardarello, Italia, sudah beroperasi lebih dari 100
tahun dan hingga kini masih efektif memproduksi listrik. Sedangkan di Indonesia
sendiri, pembangkit Kamojang sudah beroperasi lebih dari 30 tahun. Pembangkit
listrik tenaga panas bumi bisa habis bukan karena hilangnya energi panas,
melainkan karena hilangnya tekanan reservoir akibat kehilangan cairan selama
masa operasi. Dewasa ini hal tersebut bisa ditanggulangi dengan meningkatkan
efisiensi reservoir dan menyuntikan cairan ke dalam reservoir. Artinya,
perkembangan teknologi memungkinkan operasional pembangkit untuk bertahan lebih
lama lagi.
3.
Biaya infrastruktur relatif kecil
Dibanding
dengan pembangkit listrik terbarukan lainnya seperti energi surya atau energi
angin, panas bumi relatif membutuhkan modal pembangunan lebih kecil. Namun
masih lebih mahal bila dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga air.
Keunggulan lainnya, pembangkit panas bumi tidak memerlukan lahan yang luas
seperti energi surya, angin atau air.
Energi panas bumi yang
ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi :
1.
Energi panas bumi “uap basah”
Pemanfaatan
energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi
berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin
generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk
di Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung
sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelumdigunakan untuk menggerakkan
Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan
tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 %
uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah
ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah
dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik,
sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan
air dalam tanah.
2.
Energi panas bumi “air panas”
Air
panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang
disebut “brine” dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan
mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat
menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk
dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua
buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem
sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan
uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas bumi “uap panas” bersifat korosif,
sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas
bumi jenis lainnya.
3.Energi
panas bumi “batuan panas”
Energi
panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat
berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil
sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan
menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk
dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber
batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk
memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup
tinggi.
Berikut
beberapa pemanfaatan dari energi panas bumi (geothermal) yang dapat diterapkan
dalam sektor atau industri tertentu di Indonesia (Selain Industri pembangkit
listrik)
Argoindustri atau
Sektor Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
Energi panas bumi dapat diaplikasikan dalam sektor pertanian.
Tidak perlu tekhnologi yang canggih, karena energi panas bumi dapat langsung
dimanfaatkan untuk proses pengeringan hasil pertanian. Hanya membutuhkan
tekhnologi yang sederhana dengan menggunakan alat Heat Exchanger. Energi panas
berupa air panas dengan suhu yang sangat tinggi kemudian dialirkan melalui heat
exchanger, kemudian alat ini akan mengalirkan panas yang berguna untuk proses
pengeringan. Pelaku industri hanya perlu menyediakan ruangan pengering untuk
mengeringkan hasil pertanian, perkebunan atau perikanan.
G
Sektor Pariwisata
Energi panas bumi di sektor pariwisata dapat memanfaatkan air
panas maupun uap airnya sebagai obyek wisata pemandian air panas. Manfaat air
panas untuk pemandian yang baik untuk tubuh, dijadikan pengelola pariwisata
sebagai daya tarik untuk mengembangkan bisnis pariwisata.
Daftar Pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.