@E01-Faldy
Nitroselulosa (NC)
adalah bahan kimia yang memiliki kadar nitrogen yang bersifat sensitif, dan
merupakan bahan baku bahan peledak yang banyak digunakan untuk keperluan
militer dan sebagai bahan baku atau bahan penolong untuk proses produksi
industri tertentu maupun untuk keperluan lainnya.
Mempunyai rumus molekul
(C6H7O2(OH)3)n. Dari rumus molekul
ini tampak bahwa unsur-unsur bahan bakar (fuel) yaitu C dan H bergabung
dengan unsur oksidator (oxidizer), yaitu O membentuk satu senyawa yang
mampu terbakar apabila dikenai energi aktivasi walaupun tanpa kehadiran oksigen
dari udara (udara mengandung 21 % oksigen dan 79 % nitrogen). Nitroselulose
(<12,6 % N) biasanya dipertahankan basah dan mengandung ± 30 % air agar
tidak mudah meledak. Nitroselulosa dengan kadar N lebih tinggi dikenal sebagai guncotton dan
mudah meledak meski sedikit basah. Jika kering semua jenis nitroselulosa sangat
peka terhadap ledakan dan cukup berbahaya. Nitroselulosa kering diperlukan
untuk jenis bahan peledak tertentu, dan ini dibuat dengan pengeringan
pelan-pelan dari nitroselulosa basah dalam aliran air hangat
MANFAAT NITROSELULOSA
Pemanfaatan dari
nitroselulosa sendiri saat ini sangat luas. Diantaranya pemanfaatan
nitroselulosa dapat digunakan sebagai bahan bakar yang bisa digunakan dalam
skala rumah tangga maupun dalam skala industri. Nitroselulosa juga dapat
digunakan untuk bahan bakar pengganti minyak gas dan juga LPG dalam memasak
dengan melarutkan dalam methanol sehingga dihasilkan metanol gel nitroselulosa.
Penggunaan lainnya pada era modern ini adalah pengembangan penggunaan
nitroselulosa sebagai bahan peledak, maupun sebagai bahan baku penggerak roket.
PEMBUATAN NITROSELULOSA DENGAN PELEPAH SAWIT
·
Bahan yang digunakan adalah limbah
pelepah sawit, ekstrak abu tandan kosong sawit (TKS), enzim xylanase, buffer pH
5 (Acetate Buffer), aquadest, asam asetat (CH3COOH), asam sulfat (H2SO4) 98%,
asam sulfat (H2SO4) 72%, heksan, NaOH 17,5%, kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,5 N,
indikator feroin (C12H8N2)3FeSO4), dan ferrous ammonium sulfat (Fe(NH4 )2 (SO4)
26H2O) 0,1 N.
·
Persiapan
Persiapan dan Analisa Bahan Baku
Selulosa diperoleh dari pelepah sawit. Pelepah sawit dibersihkan dari lidi dan
daunnya, kemudian dihaluskan menjadi ukuran yang lebih kecil. Bahan baku
dikeringkan sampai kadar air sisa ±10%. Kemudian dilakukan analisa komponen
kimia pelepah sawit. Analisis komponen kimia bahan baku bertujuan untuk
mengetahui komposisi kimia yang terdapat dalam bahan baku, yang terdiri dari
kadar air (SNI 08-7070-2005), kadar selulosa – α (SNI 0444-2009), hemiselulosa
(SNI 01- 1561-1989), dan kadar lignin (SNI 0492- 2008).
·
Hidrolisis
Hidrolisis merupakan tahap pertama dalam
pemasakan. Hidrolisis bertujuan untuk mempercepat penghilangan pentosan
(hemiselulosa) dalam bahan baku pada waktu pemasakan. Kondisi hidrolisis pada
suhu maksimum 1000C, rasio bahan baku terhadap larutan pemasak ekstrak abu
tandan kosong sawit (TKS) 1:10 dan waktu pemasakan 1 jam. Setelah proses
hidrolisis, filtrat dikeluarkan dan dilanjutkan dengan proses delignifikasi.
·
Delignifikasi
Delignifikasi pelepah sawit bertujuan
untuk mendapatkan selulosa yang memiliki kadar lignin rendah. Proses
delignifikasi dilakukan setelah proses hidrolisis. Hasil hidrolisis disaring
dan dicuci dengan air panas untuk menghilangkan lindi hitam. Residu ditambahkan
dengan larutan pemasak ekstrak abu tandan kosong sawit (TKS) yang baru dengan
nisbah padatan larutan 1:5, kondisi delignifikasi pada suhu 1000C dan waktu 30
menit. Selanjutnya residu dicuci hingga pH netral.
·
Proses Pemurnian dengan Enzim Xylanase
Sampel hasil hidrolisis sebanyak 5 gram
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 mL, dan ditambahkan 125 mL aquadest.
Kemudian dilakukan variasi pH (pH 4, 5, 6), variasi suhu (50oC, 60oC, 70oC),
variasi volume enzim (1 ml, 2 ml, 3 ml) dan variasi waktu (60 menit, 90 menit,
120 menit). Setelah proses pemurnian, sampel didinginkan dan disaring.
Residunya dicuci sampai pH netral dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC.
·
Analisa Hasil Pemurnian
Setelah proses pemurnian selesai, dilakukan analisa
kadar ekstraktif (TAPPI T 222 cm-98), kadar lignin (SNI 0492-2008), dan kadar
selulosa-α (SNI 0444-2009).
DAFTAR PUSTAKA :
Erlangga, B., Tafdhila,
I., Mahfud., and Prihartini, P., 2012. Pembuatan
Nitroselulosa dari Kapas (Gossypium Sp.) dan Kapuk (Ceiba Pentandra) Melalui
Reaksi Nitrasi, Jurnal Teknik ITS, Vol. 1, No. 1.
Hartaya, K., 2010. Pembuatan Nitroselulosa dari Bahan Selulosa
Sebagai Komponen Utama Propelan Double Base, Bogor: Pusat Teknologi
Dirgantara Terapan LAPAN.
Naim, B., 2015. Dalam: http://www.scisi.co.id/scisi/commodity/index/3,
Diakses Tanggal: 26 September 2017.
Putri, M.F., Sari, D.P., Caesari, A., and Miranda,
G., 2015. BIOBLEACHING PELEPAH SAWIT SEBAGAI
BAHAN BAKU PEMBUATAN NITROSELULOSA MENGGUNAKAN ENZIM XYLANASE, Jurnal Teknik Kimia Universitas Riau.
Rahmada, A., Pramodya, P., Prihartini, P., and
Mahfud., 2013. Pembuatan Nitroselulosa
dari Kapas (Gossypium sp.) dan Jerami (Oryza sativa) Melalui Reaksi Nitrasi,
Jurnal Teknik Pomits, Vol. 2, No. 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.