Hujan Asam
@D06-Rebekka, proyekB02
Oleh: Rebekka oktavia nainggolan
Oleh: Rebekka oktavia nainggolan
1. Penyebab Hujan Asam
Wilayah industri banyak yang dihasilkan polutan penyebab hujan asam. Polutan penting penyebab hujan asam adalah NOx dan SOx. Kedua polutan ini dengan adanya oksidan di atmosfir dan awan dapat terkonversi menjadi asam nitrat dan asam sulfat. Asam-asam terbawa oleh air hujan turun kebumi dan dapat meresap kedalam tanah, akhirnya masuk ke dalam sumur. Air sumur merupakan salah satu sumber air minum yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Kadar nitrat tidak terlepas dari peningkatan kadar nitrat ini tidak terlepas dari peningkatan kadar nitrat dalam air hujan.
Wilayah industri banyak yang dihasilkan polutan penyebab hujan asam. Polutan penting penyebab hujan asam adalah NOx dan SOx. Kedua polutan ini dengan adanya oksidan di atmosfir dan awan dapat terkonversi menjadi asam nitrat dan asam sulfat. Asam-asam terbawa oleh air hujan turun kebumi dan dapat meresap kedalam tanah, akhirnya masuk ke dalam sumur. Air sumur merupakan salah satu sumber air minum yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Kadar nitrat tidak terlepas dari peningkatan kadar nitrat ini tidak terlepas dari peningkatan kadar nitrat dalam air hujan.
Kandungan nitrat dalam air sumur dapat berasal dari
berbagai sumber. Apabila sumur berada pada lokasi yang tidak terbuka maka
satu-satunya jalan masuk polutan kedalam air sumur kedalam air sumur melewati
tanah terbawa oleh air dan merembes masuk ke dalam sumur.
Kata kunci: kandungan
nitrat, hujan asam.
2. Dampak hujan asam
Gas nitrogen oksida
(NOx) ada 2 macam, yakni gas nitrogen monoksida (NO2). Kedua macam
gas tersebut mempunyai sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi
kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas
tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila
mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya
coklat kemerahan. Udara yang mengandung gas
NO dalam batas normal relatif aman tidak berbahaya, kecuali jika gas NO
berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat
menyebabkan gangguan pada sistem saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila
keracunan ini berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan.gas NO akan menjadi
lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehingga menjadi gas
NO2.
Udara yang telah tercemmar oleh gas nitrogen oksida
tidak hanya berbahaya bagi manusia dan hewan saja tetapi pada tumbuhan juga pengaruhnya yaitu timbulnya
bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas
tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun.
Udara yang tercemar SOx menyebabkan manusia akan
mengalami gangguan pada sistem pernapasan. Hal ini karena gas SOx yang mudah
menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan
saluran napas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut
menyebabkan iritasi bagian tubuh yang terkena.
3. Cara pencegahan
Mengurangi
konsentrasi CO2 di atmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan O2
maka diperlukan pelaksanaan pengelolahan hutan dengan sistem tebang
tanam, memperluas hutan konservasi, penghijauan pegunungan gundul, gerakan
menanam pohon dan memperbanyak taman kota.
Menggunakan bahan bakar
anti polusi, misalnya kendaraan dengan tenaga listrik dari surya dan bahan
bakar dari jenis alkohol.
Para ahli motor merancang katalis yang disebut
catalytik converter yang digunakan cerobong asap(knalpot), yang berfungsi mengubah
CO dan NO menjadi gas yang tidak beracun.
Keisimpulan:
Polutan penting penyebab hujan asam adalah NOx dan SOx. Kedua
polutan ini dengan adanya oksidan di atmosfir dan awan dapat terkonversi
menjadi asam nitrat dan asam sulfat.
Daftar pustaka:
1. Sutanto, ani iryani.2011. http://jurnal.batan.go.id/index.php/jtpl/article/viewFile/291/278 jurnal teknologi pengelolaan limbah.vol 4 no.12. Nurhasmawaty pohan.2002. http://library.usu.ac.id/download/ft/kimia-nurhasmawaty2.pdf
3. A budiyono.2001. http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/view/687
vol 2, no.1
4. IM Astra.2010. http://202.90.199.54/jmg/index.php/jmg/article/view/72 . jurnal meteorologi dan geofisika.vol 11, no.2
5. L Warlina.2004. http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.