.

Minggu, 10 September 2017

Hujan Asam pada Lingkungan

  @D03-Almira,@ProyekB02
Oleh: Almira Septemi Yuna





Hujan Asam
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis dan biokimia di tanah, rawa dan laut. Hujan asam kebanyakan disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik dan kendaraan bermotor yang akan menghasilkan gas Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida (Lapan, 2015). Berbagai kasus pencemaran udara erat kaitannya dengan terjadinya hujan asam, terutama di kota-kota besar Hujan Asam. Gas Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida akan berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.  Air hujan yang cenderung bersifat asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup. Sebagai catatan air hujan disebut hujan asam bila pH air di bawah 5,0.
Tapi, tak selamanya hujan asam itu berbahaya. Hujan asam juga memiliki manfaat yang patut untuk kita ketahui. Satu-satunya manfaat yang diketahui ialah mampu melarutkan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan dengan kandungan asamnya yang tinggi.

Penyebab Hujan Asam

Aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor, dan pabrik pengolahan pertanian, penggunaan cerobong asap pada pabrik, pembakaran minyak bumi, dan sebagainya.

Metode Pencegahan
 Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam tower sehingga bercampur dengan gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium karbonat dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang secara fisik dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi menjadi sulfat industri.
Di beberapa area, sulfat tersebut dijual ke pabrik kimia sebagai gipsum bila kadar kalsium sulfatnya tinggi.
Penghematan Energi
Semua pengendalian pencemaran seperti diuraikan diatas mempunyai kelemahan yaitu hanya mempunyai efek terhadap SO2 dan NO2 dan tidak terhadap CO 2 yang merupakan gas rumah kaca yang penting. Semua cara pengendalian pencemaran memerlukan biaya. Penghematan energi pun memerlukan biaya. Tetapi penghematan energi mempunyai keuntungan bahwa efeknya juga mengurangi emisi CO2 . Biayanya sangat bervariasi dari yang murah sampai yang mahal sehingga terdapat pilihan yang luas yang dapat dilakukan oleh rakyat kecil yang melarat sampai yang kaya. Pilihan tertentu bahkan menguntungkan rakyat kecil seperti pengembangan transpot massal umum ( Budihardjo, 1997 ) dengan bus dan kereta api serta transpot dengan sepeda dan jalan kaki untuk jarak dekat. Oleh karena itu penghematan energi untuk menanggulangi pencemaran merupakan pilihan yang baik untuk negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Yang dimaksud dengan penghematan energi bukanlah mengurangi penggunaan energi sehingga menghambat laju pembangunan, melainkan menaikan efisiensi energi sehingga per-unit didapatkan pelayanan yang lebih banyak.

Respon pada Lingkungan Biotik dan Abiotik
Pada dasarnya hujan asam akan memberikan pengaruh pada daerah yang terkena seperti tanah di daerahhutan ataupun persawahan, air, pabrik, atau mesin industri serta bahan-bahan material lainnya. Endapan asam mempengaruhi tanah, air, berbagai makhluk hidup, dan juga tanam-tanaman, sehingga lingkungan di tanah dan air yang berupa makhluk hidup (biotik) akan terpengaruhi oleh adanya keasaman di lingkungan hidupnya.
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrate merupakan makhluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Jika aiir didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75% dari spesies ikan akan hilang. Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem.
Tidak pada semua danau yang terkena hujan asam akan terjadi pengasaman, telah ditemukan jenis batuan dan tanh yag dapat membantu menetralkan keasaman.
Setelah air sungai-sungai dan danau-danau menjadi ber-asam di negara-negara Skandinavi, berbagai jenis ikan termasuk ikan salmon Atlantik dan ikan trout coklat (brown trout), lenyap. Pada puncak musim-musim dingin yang sangat dingin, yang biasa terjadi dinegara-negara Skandinavia dan Ameriks Utara, salju berkadar asam, jatuh dan dengan cepat mencair pada musim semi, mengakibatkan air pada sungai-sungai dan danau-danau menjadi ber-asam. Kerena ikan salmon mempunyai toleransi yang lemah terhadap keasaman, ikan salmon tidak dapat bertahan hidup pada musim-musim mencairnya salju.
Selain pengaruh pada biotik, hujan asam akan berpengaruh elemen tidak hidup (abiotik), seperti tetesan-tetesan air hujan asam masuk ke dalam dinding-dinding melalui retakan-retakan, melarutkan kalsium dalam bahan-bahan beton, lalu meleleh keluar dari dinding-dinding. Zat-zat tersebut bersenyawa dengan CO2 di udara dan mem bentuk Kalsium Karbonat, yang tumbuh seperti lapisan es. Bila kita mengamati “Lapisan kerucut es” ini,kita dapat menemukan tetesa-tetesan kotor dipuncak “lapisan kerucut es” tersebut.
Air hujan yang mengandung asam melarutkan bukan hanya bahan-bahan beton tetapi juga lantai-lantai dan ukiran-ukiran pualam, bahkan atap-atap dan ukiran-ukiran tembaga. Bila endapan asam terus berlangsung, kita akan mengalami kerusakan yang lebih besar, dan lingkungan hidup kita akan berubah secara signifikan. (Anonim, 2002).

Daftar Pustaka:
Modul 3 oleh Atep Hidayat Afia, 2017. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.