Oleh: Almira Septemi Yuna
Hujan Asam
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat
semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis dan biokimia di tanah,
rawa dan laut. Hujan asam kebanyakan disebabkan oleh aktivitas manusia seperti
industri, pembangkit tenaga listrik dan kendaraan bermotor yang akan
menghasilkan gas Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida (Lapan, 2015). Berbagai kasus pencemaran udara erat
kaitannya dengan terjadinya hujan asam, terutama di kota-kota besar Hujan Asam. Gas Sulfur Dioksida dan Nitrogen
Oksida akan berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air membentuk asam sulfat
dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air
hujan yang cenderung bersifat asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman
tanah dan air permukaan yang dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup.
Sebagai catatan air hujan disebut hujan asam bila pH air di bawah 5,0.
Tapi, tak selamanya hujan asam itu
berbahaya. Hujan asam juga memiliki manfaat yang patut untuk kita ketahui.
Satu-satunya manfaat yang diketahui ialah mampu melarutkan mineral yang sangat
dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan dengan kandungan asamnya yang tinggi.
Penyebab
Hujan Asam
Aktivitas manusia seperti industri, pembangkit
tenaga listrik, kendaraan bermotor, dan pabrik pengolahan pertanian, penggunaan
cerobong asap pada pabrik, pembakaran minyak bumi, dan sebagainya.
Metode Pencegahan
Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara
menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan
gas yang mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD
adalah wet scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan
negara-negara lainnya. Wet scrubber pada dasarnya adalah tower
yang dilengkapi dengan kipas yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower
tersebut. Kapur atau batu kapur dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam
tower sehingga bercampur dengan gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur
dioksida yang ada, Kalsium karbonat dalam batu kapur menghasilkan kalsium
sulfat ber pH netral yang secara fisik dapat dikeluarkan dari scrubber.
Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi menjadi sulfat
industri.
Di beberapa area, sulfat tersebut dijual ke pabrik kimia
sebagai gipsum bila kadar kalsium
sulfatnya tinggi.
Penghematan
Energi
Semua pengendalian pencemaran seperti
diuraikan diatas mempunyai kelemahan yaitu hanya mempunyai efek terhadap SO2
dan NO2 dan tidak terhadap CO 2 yang merupakan gas rumah kaca yang penting.
Semua cara pengendalian pencemaran memerlukan biaya. Penghematan energi pun
memerlukan biaya. Tetapi penghematan energi mempunyai keuntungan bahwa efeknya
juga mengurangi emisi CO2 . Biayanya sangat bervariasi dari yang murah sampai
yang mahal sehingga terdapat pilihan yang luas yang dapat dilakukan oleh rakyat
kecil yang melarat sampai yang kaya. Pilihan tertentu bahkan menguntungkan
rakyat kecil seperti pengembangan transpot massal umum ( Budihardjo, 1997 )
dengan bus dan kereta api serta transpot dengan sepeda dan jalan kaki untuk
jarak dekat. Oleh karena itu penghematan energi untuk menanggulangi pencemaran
merupakan pilihan yang baik untuk negara sedang berkembang, termasuk Indonesia.
Yang dimaksud dengan penghematan energi bukanlah mengurangi penggunaan energi
sehingga menghambat laju pembangunan, melainkan menaikan efisiensi energi
sehingga per-unit didapatkan pelayanan yang lebih banyak.
Respon pada Lingkungan Biotik dan Abiotik
Pada
dasarnya hujan asam akan memberikan pengaruh pada daerah yang terkena seperti
tanah di daerahhutan ataupun persawahan, air, pabrik, atau mesin industri serta
bahan-bahan material lainnya. Endapan asam mempengaruhi tanah, air, berbagai
makhluk hidup, dan juga tanam-tanaman, sehingga lingkungan di tanah dan air
yang berupa makhluk hidup (biotik) akan terpengaruhi oleh adanya keasaman di
lingkungan hidupnya.
Kelebihan
zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan. Jenis
plankton dan invertebrate merupakan makhluk yang paling pertama mati akibat
pengaruh pengasaman. Jika aiir didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75%
dari spesies ikan akan hilang. Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan,
yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem.
Tidak
pada semua danau yang terkena hujan asam akan terjadi pengasaman, telah
ditemukan jenis batuan dan tanh yag dapat membantu menetralkan keasaman.
Setelah
air sungai-sungai dan danau-danau menjadi ber-asam di negara-negara Skandinavi,
berbagai jenis ikan termasuk ikan salmon Atlantik dan ikan trout coklat (brown
trout), lenyap. Pada puncak musim-musim dingin yang sangat dingin, yang biasa
terjadi dinegara-negara Skandinavia dan Ameriks Utara, salju berkadar asam,
jatuh dan dengan cepat mencair pada musim semi, mengakibatkan air pada
sungai-sungai dan danau-danau menjadi ber-asam. Kerena ikan salmon mempunyai
toleransi yang lemah terhadap keasaman, ikan salmon tidak dapat bertahan hidup
pada musim-musim mencairnya salju.
Selain
pengaruh pada biotik, hujan asam akan berpengaruh elemen tidak hidup (abiotik),
seperti tetesan-tetesan air hujan asam masuk ke dalam dinding-dinding melalui
retakan-retakan, melarutkan kalsium dalam bahan-bahan beton, lalu meleleh
keluar dari dinding-dinding. Zat-zat tersebut bersenyawa dengan CO2 di udara
dan mem bentuk Kalsium Karbonat, yang tumbuh seperti lapisan es. Bila kita
mengamati “Lapisan kerucut es” ini,kita dapat menemukan tetesa-tetesan kotor
dipuncak “lapisan kerucut es” tersebut.
Air
hujan yang mengandung asam melarutkan bukan hanya bahan-bahan beton tetapi juga
lantai-lantai dan ukiran-ukiran pualam, bahkan atap-atap dan ukiran-ukiran
tembaga. Bila endapan asam terus berlangsung, kita akan mengalami kerusakan
yang lebih besar, dan lingkungan hidup kita akan berubah secara signifikan.
(Anonim, 2002).
Daftar Pustaka:
Modul 3 oleh Atep Hidayat Afia,
2017. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.