Penyebab pencemaran air
adalah suatu perubahan
keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai,
lautan
dan air tanah
akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian
penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari
siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Sumber pencemaran air
adalah :
Air
limbah
Air limbah rumah tangga
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem. Selain itu sumber limbah juga berasal dari industri yang membuang
berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek
termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit
listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Limbah
radioaktif
Limbah radioaktif adalah jenis limbah yang mengandung atau terkontaminasi
radionuklida pada konsentrasi atau aktivitas yang melebihi batas yang diijinkan
(Clearance level) yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Definisi
tersebut digunakan di dalam peraturan perundang-undangan. Pengertian limbah
radioaktif yang lain mendefinisikan sebagai zat radioaktif yang sudah tidak
dapat digunakan lagi, dan/atau bahan serta peralatan yang terkena zat
radioaktif atau menjadi radioaktif dan sudah tidak dapat
difungsikan/dimanfaatkan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau menjadi
radioaktif kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi
yang memanfaatkan radiasi pengion. Limbah radioaktif umumnya berasal dari setiap pemanfaatan
tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan
reaktor nuklir, maupun pemanfaatan nuklir untuk keperluan industri dan rumah
sakit.
Limbah
plastik
Limbah plastik merupakan salah satu sumber polutan
yang menimbulkan pencemaran air, baik di lautan, sungai, danau dan badan
perairan lainnya. Bahkan limbah plastik mengancam keberadaan air tanah,
terutama dengan kemampuannya untuk menghalangi infiltrasi air hujan masuk ke
dalam pori-pori tanah. Jika diakumulasikan secara keseluruhan, ratusan km2
lahan di permukaan Bumi ini tertutup oleh plastik yang salah satu sifatnya
sulit diuraikan. Plastik telah menjadi bahan
yang paling umum sejak awal abad ke-20 dan kehidupan modern sulit meninggalkan
penggunaan plastik. Di satu sisi plastik memang sangat berguna, karena memiliki
daya tahan, ringan dan murah. Namun dampak pemakaiannya ternyata menimbulkan
masalah terhadap kehidupan manusia dan kondisi lingkungan, termasuk gangguan
terhadap sumberdaya perairan. Berdasarkan catatan EC (2015), puluhan juta ton sampah
plastik berakhir mengambang di lautan dunia dipecah menjadi microplastik, yang
disebut sup plastik. Microplastik ditemukan di bagian yang paling terpencil di lautan. Plastik yang mengambang membelit
penyu, selain itu mamalia laut dan burung-burung mati karena memakan sampah plastik. Komponen plastik dapat
bermigrasi ke jaringan tubuh dan memasuki rantai makanan.
Limbah
minyak
Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari hasil eksplorasi
produksi minyak,
pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak
pada kapal laut. Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat
reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3),
karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan
membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk
hidup lainnya.
Limbah
kimia
Limbah kimia yang
dihasilkan dapat digolongkan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Limbah B3 merupakan semua bahan/senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang
mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat
sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut. Beberapa contoh limbah kimia yang
menimbulkan pencemaran air dan sangat beracun ialah polychlorinated
biphenyls (PCB). Berdasarkan catatan Greenfact (2003), sekitar 10
persen dari PCB yang diproduksi sejak tahun 1929 masih tetap ada di lingkungan
saat ini. Sekitar 209 macam molekul PCB telah berhasil dibentuk, yaitu dengan
menggunakan atom karbon, hidrogen dan klor. Penggunaan dan produksi PCB saat
ini dilarang atau dibatasi di banyak negara.
Penggunaan PCB misalnya untuk peralatan listrik, pelapis permukaan,
tinta dan cat. Limbah yang mengandung PCB biasanya dibakar atau disimpan
ditempat pembuangan sampah. Namun PCB ini sangat mudah larut dalam air,
sehingga dalam satu penelitian terbukti pada contoh burung dan ikan yang ada di
Arktik (salah satu wilayah di kutub Utara), positif mengandung PCB (Woodford,
2014).
Sumber referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air
http://kiarapedes2.blogspot.co.id/2011/01/sumber-sumber-pencemaran-lingkungan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.