RADIASI
Radiasi mendeskripsikan
setiap proses di mana energi
bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda
lain. Orang awam sering menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada
senjata nuklir, reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga
dapat merujuk kepada radiasi
elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak,
sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk proses
lain yang lebih jelas.
Radiasi ionisasi
Beberapa jenis radiasi memiliki energi yang cukup
untuk mengionisasi partikel. Secara umum, hal
ini melibatkan sebuah elektron yang 'terlempar' dari cangkang atom elektron, yang akan memberikan muatan
(positif). Hal ini sering mengganggu dalam sistem biologi, dan dapat
menyebabkan mutasi dan kanker.
Jenis radiasi umumnya terjadi di limbah radioaktif peluruhan radioaktif dan sampah.
Tiga jenis utama radiasi ditemukan oleh Ernest
Rutherford, Alfa, Beta, dan sinar gamma. radiasi
tersebut ditemukan melalui percobaan sederhana, Rutherford menggunakan sumber
radioaktif dan menemukan bahwa sinar menghasilkan memukul tiga daerah yang
berbeda. Salah satu dari mereka menjadi positif, salah satu dari mereka
bersikap netral, dan salah satu dari mereka yang negatif. Dengan data ini,
Rutherford menyimpulkan radiasi yang terdiri dari tiga sinar. Dia memberi nama
yang diambil dari tiga huruf pertama dari abjad Yunani yaitu alfa, beta, dan gamma.
Radiasi alpha
Peluruhan Alpha adalah jenis peluruhan radioaktif di mana inti atom memancarkan partikel alpha, dan dengan
demikian mengubah (atau 'meluruh') menjadi atom dengan nomor massa 4 kurang dan nomor atom 2 kurang.
Namun, karena massa partikel yang tinggi
sehingga memiliki sedikit energi dan jarak yang rendah, partikel alfa dapat
dihentikan dengan selembar kertas
(atau kulit).
Radiasi beta
peluruhan beta adalah jenis peluruhan radioaktif di mana partikel
beta (elektron atau positron) dipancarkan.
Radiasi beta-minus (β⁻)terdiri dari sebuah elektron
yang penuh energi. radiasi ini kurang terionisasi daripada alfa, tetapi lebih daripada sinar gamma. Elektron seringkali dapat
dihentikan dengan beberapa sentimeter logam. radiasi ini terjadi ketika
peluruhan neutron menjadi proton dalam nukleus, melepaskan partikel beta dan sebuah antineutrino.
Radiasi beta plus (β+) adalah emisi positron. Jadi, tidak
seperti β⁻,
peluruhan β+ tidak dapat terjadi dalam isolasi, karena memerlukan energi, massa neutron lebih besar
daripada massa proton. peluruhan β+ hanya
dapat terjadi di dalam nukleus
ketika nilai energi yang mengikat dari nukleus induk lebih kecil
dari nukleus. Perbedaan antara
energi ini masuk ke dalam reaksi konversi proton menjadi neutron, positron dan antineutrino, dan ke energi kinetik dari partikel-partikel
Radiasi gamma
Radiasi
gamma atau sinar gamma
adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi
elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses
nuklir atau subatomik lainnya seperti
penghancuran elektron-positron. Radiasi gamma
terdiri dari foton dengan frekuensi lebih besar dari 1019 Hz. Radiasi
gamma bukan elektron atau neutron sehingga tidak dapat dihentikan hanya dengan
kertas atau udara, penyerapan sinar gamma lebih efektif
pada materi dengan nomor atom
dan kepadatan yang tinggi. Bila sinar gamma bergerak
melewati sebuah materi maka penyerapan radiasi gamma proporsional
sesuai dengan ketebalan permukaan materi tersebut.
Radiasi non-ionisasi
Radiasi non-ionisasi, sebaliknya, mengacu pada jenis
radiasi yang tidak membawa energi yang cukup per foton untuk mengionisasi atom atau molekul. Ini terutama
mengacu pada bentuk energi yang lebih rendah dari radiasi elektromagnetik
(yaitu, gelombang radio, gelombang mikro, radiasi terahertz, cahaya inframerah, dan cahaya yang
tampak). Dampak dari bentuk radiasi pada jaringan hidup hanya baru-baru ini
telah dipelajari. Alih-alih membentuk ion berenergi ketika melewati materi,
radiasi elektromagnetik memiliki energi yang cukup hanya untuk mengubah rotasi,
getaran atau elektronik konfigurasi valensi molekul dan atom. Namun, efek
biologis yang berbeda diamati untuk berbagai jenis radiasi non-ionisasi
Radiasi Neutron
Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang
terdiri dari neutron bebas. Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik spontan
atau induksi fisi nuklir, proses fusi nuklir, atau dari reaksi nuklir lainnya.
Ia tidak mengionisasi atom dengan cara yang sama bahwa partikel bermuatan
seperti proton dan elektron tidak (menarik elektron), karena neutron tidak
memiliki muatan. Namun, neutron mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai
elemen, membuat isotop yang tidak stabil dan karena itu mendorong
radioaktivitas dalam materi yang sebelumnya non-radioaktif. Proses ini dikenal
sebagai aktivasi neutron.
Radiasi elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik mengambil bentuk gelombang
yang menyebar dalam udara kosong atau dalam materi. Radiasi EM memiliki
komponen medan
listrik dan magnetik yang berosilasi pada fase saling tegak lurus
dan ke arah propagasi energi. Radiasi
elektromagnetik diklasifikasikan ke dalam jenis menurut frekuensi gelombang, jenis ini
termasuk (dalam rangka peningkatan frekuensi): gelombang radio, gelombang mikro, radiasi
terahertz, radiasi inframerah,
cahaya yang terlihat, radiasi ultraviolet, sinar-X dan sinar gamma. Dari jumlah
tersebut, gelombang
radio memiliki panjang gelombang
terpanjang dan sinar gamma
memiliki terpendek. Sebuah jendela kecil frekuensi, yang disebut spektrum yang dapat dilihat
atau cahaya, yang dilihat dengan mata berbagai organisme, dengan variasi
batas spektrum sempit ini. EM
radiasi membawa energi dan momentum,
yang dapat disampaikan ketika berinteraksi dengan materi.
Cahaya
Cahaya adalah radiasi
elektromagnetik dari panjang gelombang yang
terlihat oleh mata manusia (sekitar 400-700 nm), atau sampai
380-750 nm. Lebih luas lagi, fisikawan menganggap cahaya sebagai radiasi
elektromagnetik dari semua panjang gelombang, baik
yang terlihat maupun tidak.
Radiasi termal
Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda
memancarkan energi panas dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. radiasi infra merah dari radiator
rumah tangga biasa atau pemanas listrik adalah contoh radiasi termal, seperti panas dan cahaya yang dikeluarkan
oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya. Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari pergerakan partikel bermuatan dalam atom diubah menjadi radiasi
elektromagnetik. Gelombang frekuensi yang dipancarkan dari radiasi termal adalah
distribusi probabilitas tergantung hanya pada suhu, dan untuk benda hitam asli
yang diberikan oleh hukum radiasi Planck. hukum Wien memberikan frekuensi paling mungkin
dari radiasi yang dipancarkan, dan hukum Stefan-Boltzmann memberikan
intensitas panas.
Penggunaan
Kedokteran
Radiasi dan zat radioaktif digunakan untuk diagnosis, pengobatan, dan penelitian. sinar X, misalnya, melalui
otot dan jaringan lunak lainnya tetapi dihentikan oleh bahan padat. Properti sinar X ini memungkinkan
dokter untuk menemukan tulang rusak dan untuk menemukan kanker yang mungkin tumbuh
dalam tubuh. Dokter juga menemukan penyakit tertentu dengan menyuntikkan zat radioaktif dan pemantauan
radiasi yang dilepaskan sebagai bergerak melalui substansi tubuh.
Komunikasi
Semua sistem komunikasi modern
menggunakan bentuk radiasi
elektromagnetik. Variasi intensitas radiasi berupa perubahan suara,
gambar, atau informasi lain yang sedang dikirim. Misalnya, suara manusia dapat
dikirim sebagai gelombang
radio atau gelombang
mikro dengan membuat gelombang bervariasi sesuai
variasi suara.
Teknologi
Para peneliti menggunakan atom radioaktif untuk menentukan
umur bahan yang dulu bagian dari organisme hidup. Usia bahan
tersebut dapat diperkirakan dengan mengukur jumlah karbon radioaktif mengandung dalam
proses yang disebut penanggalan radiokarbon. Kalangan
ilmuwan menggunakan atom radioaktif sebagai atom pelacak untuk mengidentifikasi
jalur yang dilalui oleh polutan di lingkungan.
Radiasi digunakan untuk menentukan komposisi bahan
dalam proses yang disebut analisis aktivasi neutron. Dalam proses ini, para
ilmuwan membombardir contoh zat dengan partikel yang disebut neutron. Beberapa atom
dalam sampel menyerap neutron
dan menjadi radioaktif.
Para ilmuwan dapat mengidentifikasi elemen-elemen dalam sampel dengan
mempelajari radiasi yang dilepaskan.
dipancarkan matahari).
SUMBER RADIASI
Ada
macam-macam sumber radiasi yang dapat dibedakan pada garis besarnya menjaadi :
a.
Sumber Radiasi Alam
Radiasi alam dapat
berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit bumi, hasil peluruhan radon
dan thorium di udara, serta berbagai radionuklida yang terdapat dalam bahan
makanan.
b.
Sumber Radiasi Buatan
Radiasi buatan adalah
radiasi yang timbul karena atau berhubungan dengan kegiatan manusia;
seperti penyinaran di bidang medic, jatuhan radioaktif, radiasi yang diperoleh
pekerja radiasi di fasilitas nuklir, radiasi yang berasal dari kegiatan di
bidang industri : radiografi, logging, pabrik lampu, dsb.
INTERAKSI RADIASI
DENGAN SUATU MATERI
Radiasi
apabila menumbuk suatu materi maka akan terjadi interaksi yang akan menimbulkan
berbagai efek. Efek-efek radiasi ini bergantung pada jenis radiasi, energi dan
juga bergantung pada jenis materi yang ditumbuk. Pada umumnya
radiasi dapat menyebabkan proses ionisasi dan atau proses eksitasi
ketika melewati materi yang ditumbuknya.
IONISASI
Ionisasi bisa terjadi pada saat radiasi berinteraksi dengan atom materi
yang dilewatinya. Radiasi yang dapat menyebabkan terjadinya ionisasi disebut
radiasi pengion. Termasuk dalam katagori radiasi pengion ini adalah partikel
alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Pada saat menembus
materi, radiasi pengion dapat menumbuk elektron orbit sehingga elektron
terlepas dari atom. Akibatnya timbul pasangan ion positif dan ion negatif.
EKSITASI
Apabila radiasi yang berinteraksi dengan atom tidak cukup energinya untuk
menghasilkan ionisasi langsung, maka dapat mengakibatkan suatu elektron orbit
tertentu berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi, atau ke keadaan
tereksitasi. Energi eksitasi tersebut akan dilepaskan kembali dalam bentuk
radiasi elektromagnetis, pada saat elektron tersebut kembali ke orbit dengan
tingkat energi yang lebih rendah.
INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI
BIOLOGIK
Tubuh terdiri dari berbagai
macam organ seperti hati, ginjal, paru dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang
merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama. Sel
sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi hidup
secara lengkap dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan
lainnya. Sel terdiri dari dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel
(nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi mengatur
berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel mengandung struktur biologic
yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai peranan penting
sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan dengan
keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia yang berjumlah 23
pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu rantai pendek dari DNA
(Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan spesifik.
Interaksi antara radiasi
dengan sel hidup merupakan proses yang berlangsung secara bertahap. Proses ini
diawali dengan tahap fisik dan diakhiri dengan tahap biologik. Ada empat tahapan interaksi, yaitu :
1. Tahap Fisik
Tahap Fisik berupa
absorbsi energi radiasi pengion yang menyebabkan terjadinya eksitasi dan
ionisasi pada molekul atau atom penyusun bahan biologi. Proses ini berlangsung
sangat singkat dalam orde 10-16 detik. Karena sel sebagian besar (70%) tersusun
atas air, maka ionisasi awal yang terjadi di dalam sel adalah terurainya
molekul air menjadi ion positif H2O+ dan e-
sebagai ion negatif. Proses ionisasi ini dapat ditulis dengan :
H2O + radiasi
pengion ---->
H2O+
+ e-
2. Tahap Fisikokimia
Tahap fisikokimia dimana atom atau molekul yang
tereksitasi atau terionisasi mengalami reaksi-reaksi sehingga terbentuk radikal
bebas yang tidak stabil. Tahap ini berlangsung dalam orde 10-6 detik. Karena
sebagian besar tubuh manusia tersusun atas air, maka peranan air sangat besar
dalam menentukan hasil akhir dalam tahap fisikokimia ini. Efek langsung radiasi
pada molekul atau atom penyusun tubuh selain air hanya memberikan sumbangan
yang kecil bagi akibat biologi akhir dibandingkan dengan efek tak langsungnya
melalui media air tersebut. Ion-ion yang terbentuk pada tahap pertama interaksi
akan beraksi dengan molekul air lainnya sehingga menghasilkan beberapa macam
produk , diantaranya radikal bebas yang sangat reaktif dan toksik melalui
radiolisis air, yaitu OH- dan H+. Reaksi kimia yang
terjadi dalam tahap kedua interaksi ini adalah:
H2O+
---->
H+ + OH-
H2O +
e ------> H2O-
H2O-
------> OH- + H+
Radikal bebas OH-
dapat membentuk peroksida (H2O2 ) yang
bersifat
oksidator kuat
melalui reaksi berikut :
OH- + OH-
-----> H2O2
3. Tahap Kimia Dan
Biologi
Tahap kimia dan
biologi yang berlangsung dalam beberapa detik dan ditandai dengan terjadinya
reaksi antara radikal bebas dan peroksida dengan molekul organik sel serta inti
sel yang terdiri atas kromosom. Reaksi ini akan menyebabkan terjadinya
kerusakan-kerusakan terhadap molekul-molekul dalam sel. Jenis kerusakannya
bergantung pada jenis molekul yang bereaksi. Jika reaksi itu terjadi dengan
molekul protein, ikatan rantai panjang molekul akan putus sehingga protein
rusak. Molekul yang putus ini menjadi terbuka dan dapat melakukan reaksi
lainnya. Radikal bebas dan peroksida juga dapat merusak struktur biokimia
molekul enzim sehingga fungsi enzim terganggu. Kromosom dan molekul DNA di
dalamnya juga dapat dipengaruhi oleh radikal bebas dan peroksida sehingga
terjadi mutasi genetik.
4. Tahap Biologis
Tahap biologis yang
ditandai dengan terjadinya tanggapan biologis yang bervariasi bergantung pada
molekul penting mana yang bereaksi dengan radikal bebas dan peroksida yang
terjadi pada tahap ketiga. Proses ini berlangsung dalam orde beberapa puluh
menit hingga beberapa puluh tahun, bergantung pada tingkat kerusakan sel yang
terjadi. Beberapa akibat dapat muncul karena kerusakan sel, seperti kematian
sel secara langsung, pembelahan sel terhambat atau tertunda serta terjadinya
perubahan permanen pada sel anak setelah sel induknya membelah. Kerusakan yang
terjadi dapat meluas dari skala seluler ke jaringan, organ dan dapat pula
menyebabkan kematian.
Efek Radiasi Terhadap
Manusia
Dilihat dari interaksi biologi
tadi di atas, maka secara biologis efek radiasi dapat dibedakan atas :
1.
Berdasarkan jenis sel yang terkena paparan radiasi
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel
genetic adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki,
sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh.
Berdasarkan jenis
sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas :
· Efek Genetik (non-somatik) atau efek pewarisan
adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan
radiasi.
· Efek Somatik
adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi. Waktu
yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi
sehingga dapat dibedakan atas :
o Efek segera adalah kerusakan yang
secara klinik sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah
individu tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema
(memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan
tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi.
o Efek tertunda merupakan efek
radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan) setelah
terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.
2.
Berdasarkan dosis radiasi
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek
radiasi dibedakan atas efek stokastik dan efek deterministic
(non-stokastik).
i. Efek
Stokastik adalah efek yang penyebab timbulnya merupakan fungsi dosis
radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang. Efek ini terjadi sebagai
akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada
sel. Radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan
perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan
demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel, sel
yang mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk
lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel
seperti ini. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam
jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang
bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau
kanker.
Maka
dari itu dapat disimpulkan ciri-ciri efek stokastik a.l :
· Tidak mengenal dosis ambang
· Timbul setelah melalui masa
tenang yang lama
· Keparahannya tidak bergantung
pada dosis radiasi
· Tidak ada penyembuhan spontan
· Efek ini meliputi : kanker, leukemia (efek somatik),
dan penyakit keturunan (efek genetik).
ii. Efek Deterministik
(non-stokastik) adalah efek yang kualitas keparahannya bervariasi menurut dosis
dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek ini terjadi karena adanya
proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang
terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh
tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima di atas
dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah
terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis
yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasibergantung pada
jenis efek.
· Mempunyai dosis ambang
· Umumnya timbul beberapa saat setelah radiasi
· Adanya penyembuhan spontan (tergantung
keparahan)
· Tingkat keparahan tergantung terhadap dosis radiasi
· Efek ini meliputi : luka bakar, sterilitas /
kemandulan, katarak (efek somatik)
Darai penjelasan di atas dapat disimpulkan :
· Efek Genetik merupakan efek stokastik, sedangkan
· Efek Somatik dapat berupa
stokastik maupun deterministik (non-stokastik)
INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI FISIK
Berkurangnya energi dari sinar- X pada saat melewati suatu materi fsik
terjadi karena tiga proses utama, yaitu :
1.
Efek Fotolistrik
2.
Efek Compton
3.
Efek produksi pasangan
Efek fotolistrik dan
efek Compton timbul karena interaksi antara sinar gamma atau sinar-X dengan
elektron-elektron dalam atom materi, sedangkan efek produksi pasangan timbul
karena interaksi dengan medan listrik inti atom.
a. Efek Fotolistrik
Pada efek
fotolistrik, energi foton diserap oleh elektron orbit, sehingga electron
tersebut terlepas dari atom. Elektron yang dilepaskan akibat efek fotolistrik
disebut fotoelektron. Efek fotolistrik terutama terjadi pada foton berenergi
rendah yaitu antara energi + 0,01 MeV hingga + 0,5 MeV. Disamping itu efek
fotolistrik banyak terjadi pada material dengan Z yang besar. Sebagai contoh
efek fotolistrik lebih banyak terjadi pada timah hitam (Z=82) daripada tembaga
(Z=29).
b. Hamburan Compton
Pada efek Compton,
foton dengan energi hv berinteraksi dengan elektron terluar dari atom,
selanjutnya foton dengan energi hv dihamburkan dan elektron tersebut dilepaskan
dari ikatannya dengan atom dan bergerak dengan energi kinetik tertentu.
c. Efek
Produksi Pasangan
Proses produksi pasangan hanya terjadi bila foton datang / 1,02 MeV.
Apabila foton semacam ini mengenai inti atom berat, foton tersebut akan lenyap
dan sebagai gantinya timbul sepasang elektron-positron. Positron adalah
partikel yang massanya sama dengan elektron dan bermuatan listrik positif yang
besarnya juga sama dengan muatan elektron. Proses ini memenuhi hokum kekekalan
energy. Oleh karena itu proses ini hanya bisa berlangsung bilamana energi foton
yang datang minimal adalah massa diam elektron dan c adalah kecepatan cahaya. Berkaitan
dengan uraian ini maka nilai atau besaran absorpsi linier akan bergantung pada
energy foton yang datang disamping bergantung pada jenis media/materi/zat yang
dilaluinya atau bergantung pada nomor atom (Z) media/materi yang dilaluinya.
d. Emisi Sekunder
Emisi sekunder dapat juga terjadi pada efek
fotolistrik karena disebabkan oleh dua hal sebagai berikut :
Pertama
:
Karena
energinya besar elektron yang dilepaskan adalah elektron dari orbit yang lebih
dalam pada unsur bernomor atom besar, maka lowongan elektron ini akan diisi
oleh elektron dari orbit yang lebih luar. Apabila pelepasan elektron terjadi
pada orbit K, maka transisi ini akan disertai dengan emisi foton dengan
berbagai karakteristik berupa radiasi sinar-X karakteristik yang dikenal dengan
”radiasi fluoresensi”.
Kedua:
Kadang-kadang
foton ini menumbuk elektron dari orbit yang lebih luar dari atom dan melepaskan
elektron ini. Elektron tersebut memiliki energi kinetik yang sama dengan energi
sinar-X karakteristik dikurangi dengan energi ikat elektron tersebut dalam
orbitnya dalam orbitnya dan disebut electron Auger. Rangkuman interaksi foton
dengan materi (yang utama, dari antara serangkaian interaksi yang rumit)
INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI
KIMIA
Sejumlah bahan kimia alam dan buatan manusia yang berpotensi menginisiasi
dan promosi kanker ada di lingkungan hidup manusia dan mungkin berinteraksi
dengan radiasi. Kelompok senyawa
kimia dibedakan atas :
1. Senyawa yang
terutama beraksi sebagai perusak DNA (genotoksik)
Senyawa genotoksik
termasuk spesies yang aktif secara kimiawi, atau senyawa yang dapat diaktivasi,
berikatan atau memodifikasi DNA. Bahan kimia kelompok ini dapat dibedakan atas
senyawa yang bereaksi secara langsung dengan ikatan kovalen pada DNA dan secara
tidak langsung menghasilkan radikal bebas.
2.
Senyawa yang beraksi dengan cara lain (non genotoksik).
Senyawa non genotoksik berkisar dari iritan tidak spesifik dan sitotoksin
sampai hormon alamiah, faktor pertumbuhan, dan analognya. Senyawa ini berinteraksi dengan sistem pengatur sel
dan organ dan tidak dapat selalu dianggap toksik
REFERENSI :
http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/02/03/08-01-02-03.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.