PENCEMARAN
AIR LAUT DI FUKUSHIMA
Pencemaran
lingkungan laut mendapat perhatian dunia dewasa ini,baik
secara Nasional, Regional, atau Internasional disebabkan karena
dampak
yang ditimbulkan terhadap kelestarian lingkungan dan manfaaat dari sumber daya
alam yang ada di laut menjadi terganggu, baik untuk kepentingan nasional negara
pantai maupun bagi kemaslahatan hidup manusia.
Masalah
pencemaran laut mengandung ancaman terhadap kehidupan manusia maupun tumbuhan
(flora) dan hewan (fauna) didalamnya
yang dikarenakan oleh efek bahan pencemar yang Karena arus dan angin laut
menyebabkannya tersebar dan mempengaruhi lingkungan laut.
Seperti
yang telah kita ketahui bersama bahwa laut mempunyai fungsi yang
cukup vital bagi kehidupan bangsa-bangsa yang mana selain merupakan
sumber kekayaan alam, laut juga merupakan sarana penghubung,
media rekreasi,dan lain sebagainya.Oleh karena itu pencemarannya
mendapat perhatian serius karena pengaruhnya dapat menjangkau
seluruh aktifitas manusia di laut, dan karena sifat
laut berbeda dengan darat, efek yang dihadapi akan lebih besar dan luas lagi
karena mempengaruhi negara-negara pantai.
Pencemaran
lingkungan laut dapat dibagi menjadi dua, yaitu pencemaran
yang terjadi karena terjadinya peristiwa bencana alam, misalnya
dikarenakan letusan gunung api di bawah laut dan pencemaran yang terjadi
disebabkan oleh perbuatan
manusia,misalnya karena adanya kegiatan operasional,kebocoran bahan bakar pada
kapal, kebocoran instalasi nuklir, kecelakaan kapal, adalanya limbah buangan
dan adanya spesies asing.
Pada
Jumat 11 Maret 2011 sekitar pukul 14.46 waktu setempat, gempa berkekuatan 8,9
skala Ritcher (SR) mengguncang pantai timur Jepang,
disusul gempa susulan 7,4 SR yang kemudian menimbulkan
Tsunami.Selain
mengakibatkan kehancuran
dan kerusakan bangunan,gempa dan Tsunami juga memicu ledakan beberapa instalasi
nuklir di Reaktor Nuklir Fukushima yang menjadi penyebab terjadinya kebocoran pada
reaktor nuklirnya yang kemudian membawa limbah radioaktif berbahaya ke laut
oleh
air
laut yang menyapu Fukushima,terlebih instalasi nuklir Fukushima terletak sangat
berdekatan dengan laut.
DAMPAK
Kebocoran akibat
ledakan Reaktor Nuklir Fukushima tidak hanya berdampak pada
saat itu saja. Pada 3 Oktober 2013, TEPCO mengatakan pekerja di Fukushima
kembali mendeteksi cairan beracun yang menetes dari atas tangki penyimpanan bahan
radioaktif. Kebocoran ini terlihat ketika mereka sedang melakukan patroli
disekitar situs. Air yang terkontaminasi ternyata telah masuk ke sistem
pengairan,dan tidak dapat disangkal bahwa kemungkinan radioaktif itu telah
mencapai lautan (Samudera Pasifik).
Kebocoran
radioaktif yang terjadi akibat gempa dan Tsunami yang melanda Fukushima
di tahun 2011 lalu tampaknya memiliki dampak yang semakin sulit dikendalikan
dan telah mengalami kenaikan tingkat radiasi 18 kali semenjak dilaporkan.Pada
saat itu para ahli nuklir memperkirakan radiasi akan mencapai perairan Amerika
Serikat pada tahun 2014.
Perkiraan ini
didasari atas pengamatan pada gumpalan radioaktif
cesium-137di
Samudera Pasifik. Gumpalan ini akan mencapai perairan Amerika pada awal 2014
dan puncaknya akan terjadi pada tahun
2016. Namun demikian, menurut simulasi, sekitar 25% radioaktif Fukushima juga
akan menuju Samudera Hindia dan Pasifik
Selatan selama dua atau tiga dekade kedepan.
Penyebaran limbah
nuklir berasal dari tiga sumber yakni:
1.Partikel yang
jatuh dari atmosfer ke laut;
2.Partikel
radioaktif di air yang terkontaminasi langsung dari
instalasi nuklir;
3.Air yang
terkontaminasi oleh tanah yang tercemar oleh partikel.
Kerusakan dan
kebocoran kembali reaktor nuklir tersebut jelas memberikan dampak
sangat besar pada
lingkungan atau ekosistem negara Jepang maupun
negara-negara yang ikut
tercemar lainnya, sekaligus membuktikan sejumlah kelalaian dan kelemahan dari
sistem pengamanan yang dimiliki PLTN Fukushima terhadap kerusakan yang mungkin
terjadi akibat bencana alam, seperti yang diketahui bahwa Jepang secara geografis
adalah negara rawan gempa dan Tsunami.Sehubungan dengan pencemaran laut oleh
kebocoran reaktor nuklir ini maka tentunya akan mengakibatkan kerusakan pada
kekayaan hayati laut, bahaya bagi kesehatan manusia, gangguan terhadap penggunaan
laut yang sah laut
lainnya, menurunnya kualitas kegunaan air laut,dan pengurangan
kenyamanan yang akibatnya tidak saja dirasakan di negara tempat terjadinya
pencemaran tetapi juga dirasakan di wilayah yang berada diluar yurisdiksi
negara tempat terjadinya pencemaran. Sesuai landasan filosofis berdasarkan
pasal 192 United Nations
Convention on the Law of The Sea(UNCLOS)1982, dinyatakan bahwa setiap negara harus
menjaga lingkungan laut, yang berarti bahwa dalam pasal ini memberi penekanan
bahwa ekosistem laut merupakan bagian yang wajib dijaga dan dilestarikan oleh
setiap negara. Oleh karena itu maka dibutuhkan pertanggungjawaban dari negara
sumber kebocoran reactor.
Efek utama dalam
pemrosesan makanan dengan menggunakan radiasi pengion berhubungan dengan
kerusakan DNA. Mikroorganisme tidak mampu lagi berkembang biak dan melanjutkan
aktivitas mereka. Serangga tidak akan selamat dan menjadi tidak mampu
berkembang. Tanaman tidak mampu melanjutkan proses pematangan buah dan penuaan.
Semua efek ini menguntungkan bagi konsumen dan industry makanan. Harus
diperhatikan bahwa jumlah energi yang efektif untuk radiasi cukup rendah
dibandingkan dengan memasak bahan makanan yang sama hingga matang. Bahkan
energi yang digunakan untuk meradiasikan 10 kg bahan makanan hanya mampu
memanaskan air hingga mengalami
kenaikan
temperatur sebesar 2,5 ˚C.
Rentetan ledakan ini memicu
kekhawatiran mendalam. Radiasi akan berdampak seperti tragedi Chernobyl Ukraina
1986. Apalagi otoritas nuklir Prancis menaksir kecelakaan nuklir Fukushima
berskala enam. Pemerintah Jepang merespon hal ini dengan serangkaian argumen
untuk menenangkan warganya.
Pascaledakan reaktor Fukushima, pemerintah Jepang mengungsikan warga di radius 20 kilometer. Penduduk di radius 30 km juga diwajidbkan tinggal di dalam rumah. Secara umum ada beberapa hal keseharian yang sebaiknya dilakukan untuk mengurangi dampak radiasi jika berada di zona yang mungkin terkena dampak radiasi namun masih diperbolehkan beraktivitas di luar rumah.
Adapun cara-cara mengurangi efek radiasi antara lain dengan mengenakan pakaian yang menutup seluruh tubuh. Sebisa mungkin selama 10 hari tidak sering-sering berada di luar ruangan karena radiasi minimal dipengaruhi jarak dan waktu. Banyak minum air dan makan-makanan yang mengandung yodium termasuk buah apel. Mandi menggunakan shower usai bepergian. Mengunakan payung saat keluar rumah, terutama di kawasan radius 100 km. Memakai baju berbeda saat di luar dan di dalam rumah. Tidak meminum air dari kran.
Sampai saat ini para pekerja masih bekerja keras menurunkan suhu dan tekanan di PLNT Fukushima yang masih tinggi. Reaktor 1, 2, dan 3 sempat meledak dan reaktor ke-4 turut terbakar. Jika gagal teratasi, bukan tak mungkin reaktor meledak dan terjadi sebaran radiasi yang ditakutkan.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.