Sulawesi Selatan adalah sebuah
provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya
adalah Makassar, dahulu disebut Ujungpandang.
Geografi
:
Provinsi Sulawesi Selatan terletak
di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas
wilayahnya 45.764,53 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan
Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat
Makassar di barat dan Laut Flores di selatan.
Pada kesempatan kali ini, saya akan
membahas tentang pencemaran air di sungai Jeneberang kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Aliran sungai sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari seperti :
1. Sumber
Air Minum Dan Air Bersih
Sebagian besar sumber air yang
dikelola oleh PDAM berasal dari air sungai, yang kemudian dimanfaatkan oleh
manusia untuk minum, mencuci, mandi, menyiram tanaman dan berbagai kegiatan
lainnya. Begitupun di pedesaan yang bisa secara langsung menggunakan air sungai
yang masih jernih untuk berbagai keperluan. maka bila air sungai tercemar maka
akan menyebabkan krisis air bersih.
2. Sebagai
Sumber Energi Listrik
Dibeberapa daerah aliran air sungai
dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik, seperti Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA).
3. Sebagai
Jalur Transportasi
Diberbagai daerah yang belum
tersedia jalanan beraspal atau jembatan penyebrangan, sungai digunakan sebagai
jalur transportasi dan pusat perekonomian. Seperti Sungai Martapura di
Banjarmasin yang dimanfaatkan sebagai pasar terapung sekaligus jalur
transportasi.
4. Sebagai
Tempat Budidaya Ikan Air Tawar, Udang, dan Kepiting
Sejak dulu masyarakat yang bermukim
di pinggiran sungai memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk membudidayakan
ikan air tawar seperti ikan nila, patin, dan ikan mas. Dan diwaktu-waktu
tertentu mereka membudidayakan udang serta kepiting. Hal ini tentu sangat
membantu perekonomian masyarakat disekitarnya.
5. Sebagai
tempat rekreasi dan wisata
Diberbagai tempat seperti aliran
Sungai di Bantimurung, Maros , Sulawesi Selatan dimanfaakan sebagai tempat
rekreasi dan wisata yang menarik banyak minat masyarakat untuk mengunjunginya.
Jadi sungai yang dikelola dengan baik ternyata bisa dijadikan tempat alternatif
rekreasi keluarga.
6.
Sebagai Sarana Olah Raga
Di sungai-sungai yang memiliki arus
yang deras ternyata bisa dimanfaatkan sebagai tempat olah raga arung jeram dan
kayak. Dan ternyata olah raga arung jeram ini banyak diminati oleh wisatawan
asing, seperti di Sungai Citarik yang merupakan sungai yang selalu ramai
dikunjungi oleh turis untuk berarung jeram.
7. Sebagai
Tempat Eksplorasi Pengetahuan dan Riset Penelitian
Bagi pelajar sekolah sungai bisa
dijadikan tempat untuk mengeksplorasi keberagaman ekosistem yang berada di
lingkungan sekitar sungai. Dan untuk mahasiswa sungai bisa dijadikan obyek
riset penelitian untuk beraneka ragam kelompok ilmu.
Pencemaran air adalah suatu
perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan
dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen
dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi
pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air
limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Sungai Jeneberang merupakan sungai
legendaris di Kabupaten Gowa. Jeneberang merupakan satu dari 15 sungai besar
yang ada di Gowa. Hulunya berasal dari Gunung Bawakaraeng, mengalir membelah
wilayah Kab. Gowa dan bermuara antara Barombong dan Tanjung Bayang, panjang
dari hulu ke hilir 75 km.
Sungai Jeneberang mengalir dari
Timur ke Barat membelah
wilayah Gowa.Foto: Darmawan Denassa
Aliran Sungai Jeneberang dibendung di Bendungan Raksasa Bili-Bili,
terletak 40 km dari hulu. Hasil bendungan ini menjadi bahan baku air minum,
irigasi, dan pembangkit listrik. Beberapa perangkat bendungan seperti sabo dam, consolidation dam, dan sand pocket terdapat
di sepanjang sungai khususnya sebelum wilayah genangan.
Tahun 2004 (24/3) salah satu
kaldera bagian barat Bawakaraeng runtuh, material lumpur, pasir, dan bebatuan
memenuhi Jeneberang hingga terjadi sedimentasi jutaan kubik sebelum bendungan Bili-Bili
hingga memenuhi wilayah genangan. Sejak tahun itu air sungai lebih sering
berwarna coklat.
Jeneberang melewati delapan
kecamatan di Gowa (Tinggimoncong, Parigi, Parangloe, Manuju, Bontomarannu,
Pallangga, Sombaopu, Barombong) dan tiga
kecamatan di Makassar (Tamalate,
Barombong, dan Mariso).
Air
Sungai Jeneberang tercemar berat
Kualitas air Sungai Jeneberang yang
selama ini menjadi salah satu sumber baku air minum untuk wilayah Makassar dan
sekitarnya, cukup memprihatinkan. Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Sulawesi
Selatan (Sulsel) bahkan melabeli kualitas air sungai yang melintasi Kabupaten
Gowa dan dua kecamatan di Makassar ini, sangat buruk.
Berdasarkan data dari BLHD Sulsel per akhir
2013, mutu air Sungai Jeneberang berada pada tingkat cemar berat. Parameternya
mengacu pada hasil uji TSS, BOD, NO2, H2S, dan CI yang berada di atas baku.
Kondisi ini diperparah dengan lahan hutan di sekitar Sungai Jeneberang yang
luasnya sekitar 2.462 hektare, tergolong kritis.
Kepala BLHD mengungkapkan, umumnya pencemaran
air sungai Jeneberang ini berasal dari erosi di pinggiran sungai yang
disebabkan oleh penebangan hutan. Pencemaran juga diakibatkan oleh aktivitas
pertambangan yang dilakukan di pinggiran sungai. Hal inilah yang mengakibatkan
terjadinya peningkatan sedimentasi di aliran sungai.
Masalah lain yang dihadapi adalah
aktivitas masyarakat di sekitar sungai yang berakibat pada pencemaran sungai
sepanjang 73 kilometer itu. Misalnya pertanian, limbah rumah tangga, hotel, dan
tempat wisata.
Di Kecamatan Malino dan Kecamatan
Pallangga, Kabupaten Gowa, serta Kecamatan Tamalate misalnya, banyak perumahan
dan pasar yang menyumbang limbah domestik ke badan sungai. Sumber pencemar
lainnya juga adalah hewan ternak. Kotoran ternak yang masuk ke air sungai menyebabkan
kualitas air memburuk. Limbah pemotongan hewan juga banyak merusak kualitas air
di sungai ini.
Pelaku pertanian dan perkebunan
juga diminta untuk tidak menggunakan pupuk secara berlebihan dan beralih
menggunakan pupuk organic.
Penyebab terjadinya
sungai jenebarang tercemar adalah:
1.
Membuang
sampah di sungai
2.
erosi
di pinggiran sungai (disebabkan oleh penebangan hutan).
3.
Aktivitas
Pertambangan
4.
Pertanian
dan Perkebunan
5.
Limbah
rumah tangga
6.
Limbah
industri
7.
Hewan
ternak (kotoran Ternak)
SUMBER
:
http://thegowacenterku.blogspot.co.id/2013/02/sungai-jeneberang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.