Industri Kecap
Kacang-kacangan
dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro,
kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati
yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung
dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain
seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan
asam amino tersebut.
Kacang-kacangan
dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi
layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan.
Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta
minuman seperti bubuk dan susu kedelai.
Kedelai
mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat
mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang
hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein
yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila
seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani
lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan
makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi:
tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan
kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana,
dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah
tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.
Kecap merupakan cairan encer atau kental yang berwarna
coklat sampai coklat tua, mempunyai rasa dan aroma yang khas dan dipergunakan
sebagai bahan penyedap masakan atau makanan. Umumnya kecap dibuat dari bahan
baku kedelai, baik utuh ataupun sisa pengambilan minyak (defatted soybean
meal) dengan cara fermentasi oleh kapang, ragi dan bakteri, atau cara kimia
(hidrolisis oleh asam), atau kombinasi cara fermentasi dan cara kimia.
Kecap yang dibuat secara fermentasi rasa dan aromanya lebih enak dari pada
kecap yang dibuat secara kimia.
Pembuatan kecap sering dipergunakan atau ditambahkan bahan selain kedelai yaitu tepung atau biji gandum yang dihancurkan dengan jumlah bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain. Di Indonesia dan Cina Kecap dibuat dari 100% kedelai dengan tambahan sedikit tepung (beras atau terigu), sedangkan di Jepang kecap dibuat dari campuran kedelai dan gandum dengan perbandingan sama. Kecap berasal dari negara Cina kemudian menyebar ke Jepang, Korea, Thailand, Malaysia, Filipina, Indonesia dan negara-negara barat. Negara industri kecap terbesar didunia adalah Jepang dengan teknologi proses dan peralatan yang lebih maju (modern).
Di Indonesia industri kecap terdapat hampir disemua kota, baik kota besar maupun kota kecil. Umumnya industri tersebut berskala industri kecil dan hanya sedikit yang berskala besar, teknologi yang dipergunakan umumnya masih bersifat tradisional yaitu dengan fermentasi spontan tanpa menggunakan “starter” (bibit kapang) serta persaratan yang dipergunakan relatif sederhana sehingga produk yang dihasilkan mutunya sangat bervarisi. Untuk memperoleh produk kecap yang bermutu baik dan aman untuk kesehatan maka dibuat petunjuk teknis cara pembuatan yang baik dan benar sesuai ketentuan untuk industri kecil pangan berdasar SII 0032-73.
Pembuatan kecap sering dipergunakan atau ditambahkan bahan selain kedelai yaitu tepung atau biji gandum yang dihancurkan dengan jumlah bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain. Di Indonesia dan Cina Kecap dibuat dari 100% kedelai dengan tambahan sedikit tepung (beras atau terigu), sedangkan di Jepang kecap dibuat dari campuran kedelai dan gandum dengan perbandingan sama. Kecap berasal dari negara Cina kemudian menyebar ke Jepang, Korea, Thailand, Malaysia, Filipina, Indonesia dan negara-negara barat. Negara industri kecap terbesar didunia adalah Jepang dengan teknologi proses dan peralatan yang lebih maju (modern).
Di Indonesia industri kecap terdapat hampir disemua kota, baik kota besar maupun kota kecil. Umumnya industri tersebut berskala industri kecil dan hanya sedikit yang berskala besar, teknologi yang dipergunakan umumnya masih bersifat tradisional yaitu dengan fermentasi spontan tanpa menggunakan “starter” (bibit kapang) serta persaratan yang dipergunakan relatif sederhana sehingga produk yang dihasilkan mutunya sangat bervarisi. Untuk memperoleh produk kecap yang bermutu baik dan aman untuk kesehatan maka dibuat petunjuk teknis cara pembuatan yang baik dan benar sesuai ketentuan untuk industri kecil pangan berdasar SII 0032-73.
Tabel 1. Komposisi
zat gizi kecap kedelai dalam 100 gram
N0
|
Zat gizi
|
Kecap
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Energi
Air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Abu
Kalsium
Besi
Vitamin B1
Vitamin B2
|
86 kalori
57,4 gram
5,5 gram
0,6 gram
15,1 gram
0,6 gram
21,4 gram
85 mg
4,4 mg
0,04 mg
0,17 mg
|
Sumber: direktorat Gizi Dep. Kesehatan RI
Kecap termasuk bumbu makanan
berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman,
serta memiliki rasa dan aroma
yang khas.
Tabel 2. Komposisi asam amino kecap kedelai (mg/gram
nitrogen total)
No
|
Asam amino
|
Kecap
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
|
Nitrogen
Isolensin
Leusin
Lisin
Metionin
Sistin
Fenilalanin
Treonin
Triftofan
Valin
Arganin
Histidin
Alanin
Asam
asportat
Asam
glutamate
Glisin
Prolin
Serin
|
0,92
270
430
350
49
57
210
190
30
290
110
54
290
480
1.260
260
520
410
|
Sumber: Direktorat
Gizi Dep. Kesehatan RI
1.
Bahan Baku
Kecap
Jenis kedelai dapat dibedakan
menjadi 4 macam yaitu : kedelai kuning, kedelai hitam’ kedelai hijau,
kedelai coklat. Jenis-jenis kedelai tersebut dapat didefinisikan sebagai
berikut:
·
Kedelai
kuning adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna kuning, putih atau hijau,
yang bila dipotong melintang memperlihatkan warna kuning pada irisan keping
bijinya.
·
Kedelai
hitam adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hitam. Kedelai hitam
inilah yang biasanya dijadikan kecap.
·
Kedelai
hijaua dalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hijau yang bila dipotong
melintang memperlihatkan warna hijau pada irisan keping bijinya.
·
Kedelai
coklat adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna coklat.
a.
Biji kedelai
Bentuk biji kedelai bergantung
kultivarnya, dapat berbentuk bulat, agak gepeng, dan sebagian bulat
telur. Sedangkan besar dan bobotnya dibedakan menjadi tiga, yakni :
·
Kedelai
berbiji besar, bila bobot setiap 100 bijilebih dari 300 gr.
· Kedelai berbiji sedang, bila bobot setiap 100 biji antara 11-13 gr.
· Kedelai berbiji kecil, bila bobot setiap 100 biji antara 7-11 gr.
b. Syarat Mutu
·
Syarat Umum
- Bebas dari sisa tanaman (kulit
polong, potongan batang dan ranting), batu, kerikil, tanah, atau
biji-bijian tanaman lainnya.
- Biji kedelai
tidakgan hama dan penyakit.
- Biji kedelai
tidak memar atau rusak .
- Kulit biji tidak keriput.
·
Syarat Pokok
Tingkat mutu kedelai dapat
dikategorikan menjadi tiga, yakni; mutu I, Mutu II, mutu III (Tabel
3).
Tabel 3.
Syarat pokok mutu kedelai
NO
|
Kriteria
|
Mutu I
|
Mutu II
|
Mutu III
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Kadar air Maks (% b/b)
Kotoran
maks (% bobot )
Butir
rusak (% bobot)
Butir keriput (% bobot)
Butir belah (% bobot)
Butir warna lain (% bobot)
|
13
1
2
0
1
0
|
14
2
3
5
3
5
|
16
5
5
8
5
10
|
Sumber: SK Mentan No.
501/Kpts/TP.830/8/1984
2.
Pengelolaan Limbah
Hasil dari suatu produksi
menghasilkan limbah sehingga perlu dilakukan pengolahan. Pengelolaan limbah
industri pangan (cair, padat dan gas) diperlukan untuk meningkatkan pencapaian
tujuan pengelolaan limbah (pemenuhan peraturan pemerintah), serta untuk meningkatkan
efisiensi pemakain sumber daya. Secara umum, pengelolaan limbah merupakan
rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi (reduction), pengumpulan (collection),
penyimpangan (storage), pengangkutan (transportation),
pemanfaatan (reuse, recycling), pengolahan (treatment), dan/ atau
penimbunan (disposal Timbulnya limbah dan industri pangan, baik-limbah
cair, padat maupun gas, tidak dapat dihindari seratus persen. Setelah dilakukan
usaha-usaha minimisasi melalui modifikasi proses maupun pemanfaatan (dengan prinsip
produksi bersih), langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah
pengolahan/penanganan limbah tersebut untuk menghindari pencemaran lingkungan.
Kriteria utama pengolahan limbah pada umumnya adalah pemenuhan baku mutu yang
berlaku dengan biaya minimum.
Berikut diuraikan teknik pengolahan
limbah industri pangan skala kecil, meliputi pengolahan limbah cair, limbah
padat dan limbah gas. Limbah cair industri pangan merupakan salah satu
sumber pencemaran lingkungan. Jumlah dan karakteristik air limbah industri
bervariasi menurut jenis industrinya. Limbah padat industri pangan terutama
terdiri dari bahan bahan organik seperti karbohidrat, protein, lemak, serat
kasar dan air. Bahan-bahan ini mudah terdegradasi secara biologis dan
menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama menimbulkan bau busuk. Salah satu
limbah yang dapat diolah dan dimanfaatkat yaitu limbah dari pembuatan kecap.
Alternatifnya yaitu dengan cara pemanfaatan limbah tersebut menjadi lebih
bermanfaat dan menambah nilai ekonomis.
B. Proses
Pembuatan Kecap Kedelai
1. Alat dan
Bahan
Alat:
·
Tampah
·
Kompor
·
Panci
·
Kain saring
·
Botol
·
Sendok
·
Basom
·
Pengaduk
|
Bahan:
·
Kedelai hitam
·
Air
·
Bumbu (daun saalm, daun jeruk.
Engkuaskemiri, wijen)
·
Garam
·
Jamur
(laru)
|
2. Prosedur pembuatan kecap kedelai
a. Penyortiran
Menyiapkan biji kedelai hitam yang
tua. Bebas dari sisa tanaman batu, kerikil, tanah, biji kedelai tidak luka,
bebas serangan hama dan penykit, tidak memar atau rusak, kulit biji tidak keriput. Caranya biji kedelai diletekan pada
tampah kemudian di tampi.
b. Pencucian
Setelah disortir, kedelai dicuci dengan air bersih.
Tujuannya agar kotoran – kotoran yang masih melekat atau tercampur dapat
hilang.
c. Perebusan
Perebusan dilakukan selama 2 jam. Caranya biji
kedelai dimasukan ke dalam panci kemudian direbus dengan kompor. Banyaknya air
dalam perebusan sampai terendam atau sekitar 2,5 kali volume bahan. Tujuannya
agar mendapatkan biji kedelai yang lunak dan kulitnya mudah dikupas.
d. Penirisan
Penirisan dilakukan dengan menggunakan kalo selama
0,5 – 1 jam sampai kedelai dingin.
e. Penjamuran
Setelah kedelai dingin dilakukan penjamuran
menggunakan laru kecap dengan perbandingan 1 kg bahan membutuhkan 1 gram laru
jenis Rhizopus. Sp.
f. Penggaraman
Biji kedelai yang telah berjamur dimasukan dalam
larutan garam 20 %. Maksudnya mencampur 200 gram garam kedalam air 1 liter.
Sebagai patokan untuk 1 kg bahan membutuhkan 4 liter larutan garam 20 %.
g. Penyaringan I
Selanjutnya dilakukn penyaringan dengan
menggunakan kalo. Hasil utamanya berupa filtrat, sedangkan hasil sampingnya
berupa ampas.
h. Perebusan II
Sebelum direbus, kedalam filtrat ditambahkan gula
kelapa yang dicairkan, bumbu-bumbu penyedap dan air bersih. Sebagi
patokan untuk 1 liter filtrat membutuhkan 2 kg gula kelapa yang telah
dicairkan atau larutkan dalam 0,5 liter air.
i.
Penyaringan
II
Selanjutnya dilakukan penyaringan II dengan
menggunakan kain penyaring.
j. Pembotolan
Pembotolan dengan menggunakan
botol yang bersih. Kemudian cairan kecap dimasukan ke dalam botol dan di
tutup rapat.
Catatan :
1) Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar
2) tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.
3) Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna.
4) Bila tidak, jamur yang ditebarkan diatasnya akan mati.
5) Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga
6) dari biji kecipir, dengan proses pembuatan yang sama.
C. Pembahasan
Pada proses
pembuatan kecap ada langkah -langkah yang perlu dipersiapkan terutama penyiapan
bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan termasuk bahan baku adalah kedelai
dan bahan pembantu yaitu jamur, gula kelapa, garam, garam, bumbu, air.
Pada dasarnya cara membuat kecap kedelai terdiri dari empat tahapan besar yaitu
perebusan biji kedelai yang telah disortir penjamuran atau fermentasi ,
penggaraman dan perebusan akhir. Proses pembuatan kecap tahap pertama yaitu
penyortiran yang bertujuan agar memperoleh memeperoleh produk kecap
kedelai yang berkualitas prima, caranya biji kedelai diletakan pada tampah
kemudian ditampi serta dibuang ranting,pasir, batu dan benda asing lainnya.
Tahap
selanjutnya biji kedelai dilakukan pencucian atau dibilas dengan air
bersih, alangkah baiknya menggunakan air yang mengalir, Tujuan dari pencucian
ini adalag untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih melekat atau
tercampur dengan biji kedelai. Kemudian dilakukan tahap perebusan I yang
berlangsung selama 2 jam atau sampai biji kedelai lunak, caranya biji kedelai
dmasukan ke dalam panci dan direbus dengan kompor atau alat lain, Banyaknya air
yang digunakan dari 100 kg kedelai hitam yaitu 500 liter air bersih atau dengan
pedoman seluruh biji kedelai dapat terendam, maka akan menghasikan air
kotor sebanyak 200 liter. Dari perebusan ini mendapatkan biji biji kedelai yang
lunak dan kulitnya mudah dikupas. Selanjutnya dilakukan penirisan, biji kedelai
dipindahkan ketempat peniris atau menggunakan kalo, selanjutnya didinginkan
sekitar 0,5- 1 jam sampai keadaan kedelai dingin.
Kemudian tahap
selanjutnya yaitu penjamuran. Setelah kedelai
dingin dilakkukan penjamuran. Jangan melakukan penjamuran jika keaadn kedelai
belum dingin, sebab bibit jamur yang diberikan dapat mati apabila kedaan masih
panas. Jamur yang digunakan menggunakan jamur kecap. Apabila tidak ada dapat
menggunakan jamur tempe. Tahap panjamuran ini mennetukan berhasil tidaknya
membuat kecap kedelai sebab kecap ini dihasilkan dari kedelai yang diolah
secara permentasi dengan menggunakan jenis Rhizopus sp. JaMur ini
diperoleh dari laru, dari 100 kg kedelai hitam kering menggunakan larut 100
gram. Cara penjamuran, laru diusapkan atau dicampur dan diadk bersama kedelai
secara merata, kemudian diangin-anginkan sebentar dan disimpan sekitar 4 – 5
hari. Pada akhir penejmuran ini nampak biji kedelai sudah ditumbhi jamur
berwarna putih secara merata (untuk jamur tempe) atau berwarna kehijau-hijaun
(untuk jamur kecap).
Tahapan
selanjutnya yaitu penggaraman. Biji kedelai yang telah berjamur dimasukkan ke
dalam larutan garam, yaitu dalam 800 kg kedelai yang telah direbus ditambahkan
80 kg garam + 400 liter air. Rendaman dalam larutan garam ni berlangsng ± 1
bulan. Selama proses penggaraman dijemur dipanas matahari sambil diaduk-aduk.
Selanjurnya yaitu penyaringan I, setelah proses penggaraman kemduian di saring
menggunakan kalo hasil utama penyaringan ini berupa filltrat sedangkan hasil
samping berupa ampas kedelai yang rasanya sangat asin. Kedalai ampas ini yang
dapat dimanfatkan sebagai pakan ternak, pupuk organik, atau dapat
dijadikan lauk-pauk.
Tahap
berikutnya perebusan II, sebelum direbus kedalam filtrat perlu ditambahkan gula
kelapa yanng di cairkan, bumbu-bumbu penyedap dan air bersih untuk 1 liter
filtrat membutuhkan 2 kg gula kelapa yang telah dicairkan atau dilarutkan dalam
0,5 liter air. Sedangkan kebutuhan bumbu penyedap tergantung selera, misalnya
dau sereh, daun salam, daun jeruk, lengkuas kemiri, bawang putih, biji adas,
wijen semuanya dimasukan kecuali daun salam dan sereh disangrai terlebih dahulu,
kemudian digiling halus dan dimasukan kedalam filtrat. Perlu juga ditambah air
bersih dengan perbandingan 1:1 antara air bersih dengan filtrat .
Perebusan dapat
dihentikan apabola sudah tidak terbentuk buih-buih.Tahapan selanjutnya yaitu
penyaringan II, dengan menggunakan kain saring tujuanya untuk mendapatkan kecap
yang bersih dari kotoran.Kemudian tahap pembotolan, botol-botol yang akan
digunakan harus dicuci bersih atau di sterilisasi terlebih dahulu. Kemudian
cairan kecap dimasukan kedalam botol dan ditutup rapat. Dari proses pembutan
kecap ada limbah yang di hasilkan sehiga perlu dilakukan penagan an agar lebih
bermanfaat dan menambah nilai ekonomis serta tidak mencemari lingkungan.Dibawah
ini adalah diagram alir proses pembuatan kecap, jumlah bahan , serta jumlah
limbah yang dihasilkan.
D. Penanganan limbah
Produk buangan dari produksi kecap
berupa limbah padat yang berupa ampas kedelai dan bumbu serta campuran semi
kecap, sedangkan limbah cair berupa air buangan sisa pencucuian alat/mesin
produksi dan air sisa rebusan kedelai. Limbah cair yang dihasilkan apabila di
buang diharapkan memenuhi persyaratran untuk dibuang ke lingkungan.
Beberapa tahap yang dilakukan dalam pengolahan limbah supaya tidak mencemari
lingkungan adalah :
1. Koagulasi
Proses koagulasi adalah proses pemberian koagulan
(contoh: Tawas, PAC) dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar partikel
koloid sehingga partikel koloid bisa bergabung menjadi flok-flok kecil.
2. Flokulasi
Proses pemberian flokulan dengan maksud menggabungkan
flok-flok kecil yang telah terbentuk pada proses sebelumnya sehingga menjadi
besar dan mudah untuk diendapkan. Dalam proses flokulasi mengalami pengadukan
lambat memberikan kesempatan flok-flok kecil menjadi semakin besar dan mencegah
pecahnya kembali flok-flok yang telah terbentuk.
3. Kolam Biologis
Kolam ini digunakan untuk mengencerkan hasil saringan
air setelah mengalami proses koagulasi dan flokulasi. Setelah melalui kolam
biologis, air dibuang ke saluran air/lingkungan. Industri telah memastikan bahwa
air limbah buangan aman bagi lingkungan sekitar, dan sampai sekarang tidak ada
keluihan warga sekitar mengenai aktivitas industri tersebut.
Sedangkan apabila dimanfaatkan menjadi pupuk organik
cair, harus ada perlakuan khusus, dibawah ini adalah diagram pembuatan pupuk
organik cair :
E. Pembuatan pupuk organik cair
Dari 100 kg kedelai hitam kering,
menghasilkan air limbah kotor dari bekas perendaman dan rebusan kedelai
sebanyak 499 liter air kotor berasal dari bekas pencucian dan 200 liter air
kotor bekas air rebusan, jadi keseluruhan 699 liter. Langkah –langkah dalam
pembuatan limbah cair tersebut adalah menyiapkan wadah seperti drum,
kemudian masukan rumput hijau kedakam drum tersebut, selanjutnya masukan rumput
hijau dan air kotor bekas pencucian serta air kotor bekas rebusan kedelai
hingga rumput terendam seluruhnya. Selanjutnya tambahkan EM4(2 cc/liter) dari
jumlah air, diaduk hingga merata, kemudian tutup dan biarkan selama 7-14 hari.
Tahap selanjutnya dilakukan penyaringan yang bertujuan untuk mendapatkan pupuk
organik cair yang jernih. Kemudian dikemas dalam botol dan siap untuk
digunakan. Pupuk ini digunakan untuk tanaman buah agar tumbuh maksimal
karena didalam mengandung unsur-unsur yang dirombak. EM4 adalah kultur campuran dari organisme mikro yang terdiri dari bakteri Lactobacillus, Actinomyces, Streptomyces, ragi jamur dan
bakteri fotosintetik yang bekerja saling menunjang
dalam proses dekomposisi bahan organik (Heddy,
2000).
Proses dekomposisi bahan organik dengan inokulasi EM4 berlangsung secara fermentasi baik dalam keadaan aerob dan anaerob. Proses ini akan menghasilkan senyawa-senyawa organik berupa asam amino, asam laktat, gula, alkohol, vitamin, protein dan senyawa organik lainnya yang dapat mengikat ion-ion yang dibutuhkan oleh tanaman. Ion-ion tersebut berada dalam keadaan stabil (antioksidan) sehingga mudah diserap oleh tanaman (Higa dan Wididana, 1996). Untuk mengatasi masalah pH pada tanah masam biasanya dilakukan pemberian kapur. Pemanfaatan kapur yang kemudian disusul dengan pemberian abu limbah pertanian akan memberikan hasil yang baik. Suryanto (1996) menyatakan abu memberikan pengaruh lebih baik daripada kapur terhadap tanah gambut karena kandungan unsur P, K, dan unsur mikro lainya. Simatupang et al. (1998) menambahkan bahwa pemberian abu sekam dapat mensubsitusi dan mengurangi
kebutuhan pupuk K serta dapat meningkatkan
hasil padi di lahan pasang surut.
F. Pembuatan kecap dari air rebusan
kedelai
Cara pembuatan pada prinsipnya sama
dengan kecap kedelai yaitu empat tahapan besar perebusan biji kedelai
yang telah disortir penjamuran atau fermentasi , penggaraman dan perebusan
akhir.
Air rebusan kedelai dimasak dengan dibubuhi gula 20%
garam, kemudian dtambah bumbu seperti lengkuas, daun salam, daun saledri, peda
asin atau teri asin , kemudan dimasak hingga hampir setengah, jadi kadar
garamnya menjadi 40 %, apabila rasanya ingin manis tambahkan gula aren sama
seperti membuat kecap kedelai. Akan tetapi gizinya kurang tidak setinggi
gizi kecap kedelai, tetapi kalau dibuat dari air rebusan kedelai ditambah ikan
asin sarinya mengandung protein yang lumayan, apalagi bila sering dijemur dan
dibiarkan agak lama. Terjadi proses fermentasiyang dapat membuat kecap itu
menjadi wangi gurih merangsang.
G. Pembuatan lauk
pauk dari ampas kecap
Ampas yang di
hasilkan dari sisa penyaringan sebayak 50 kg bisa di buat lauk pauk untuk teman
makan, akan tetapi rasanya sangat asin sehingga perlu dilakukan pengolahan
yaitu dengan perendaman, penambahan bumbu - bumbu kemudian dimasak dengan
cara di goreng atau ditumis. Bisa juga di buat campuran dengan sayur karena
dalam kedelai ini masih mengandung banyak protein.
H. Pembuatan pakan ternak
Ampas kedelai bisa juga di buat
pakan ternak bisa langsung dikasihkan atau dicampur dengan pakan yang lain
Analisis perbandingan dengan Teknik Produksi Bersih
Beberapa tahap produksi dari pembuatan kecap
dibandingkan dengan teknik produksi bersih :
a.
Penghematan
energi dengan menggunakan boiler dan ketel uap untuk memperoleh hasil dengan
proses yang lebih efisien. Ketel uap yang digunakan juga telah mengalami
modifikasi dengan menggunakan katub. Penggantian ketel bioler yang tidak
efisien, tanpa isolasi dan tanpa katup pengaman dengan suatu paket boiler
dengan efisiensi termal 90%.
b. Penggunaan
energi listrik digunakan sepanjang hari tanpa memperhatikan usaha penghematan,
ini dapat terlihat dari lampu-lampu di dalam ruang produksi yang dibiarkan
hidup di siang hari. Padahal dapat terlihat bahwa sudah dibangun atap untuk
masuknya sinar matahari dalam pabrik.
c.
Penghematan
air melalui penggunaan ulang air bekas untuk mencuci. Air pencuci botol
pengemas kecap digunakan kembali untuk membersihkan lantai dan juga masuk dalam
kolam biologis untuk mengencerkan limbah cair proses produksi. Penurunan
konsumsi air dan biaya pengolahan air sebesar lebih dari 40% melalui pemakaian
ulang air. Sumber air yang digunakan dari Sumur bawah tanah yang ada di lokasi
pabrik.
Daftar Pustaka
Archibald,wildan.2014.makalah kimia industri makalah
kecap.[online]. Tersedia:
(di akses 23 november 2016)
Maulyana,borgo.2014.Proses pembuatan kecap.[online].
Tersedia
(di akses 23 november 2016)
@A13-RIFKA
BalasHapusPOINT 3
kebanyakan tulisan, kapan" intinya aja ya sist:)