.

Kamis, 24 November 2016

Industri Kecap








  Industri Kecap

Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.
Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai.
Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.
Kecap merupakan cairan encer atau kental yang berwarna coklat sampai coklat tua, mempunyai rasa dan aroma yang khas dan dipergunakan sebagai bahan penyedap masakan atau makanan. Umumnya kecap dibuat dari bahan baku kedelai, baik utuh ataupun sisa pengambilan minyak (defatted soybean meal) dengan cara fermentasi oleh kapang, ragi dan bakteri, atau cara kimia (hidrolisis oleh asam), atau kombinasi cara fermentasi dan cara kimia. Kecap yang dibuat secara fermentasi rasa dan aromanya lebih enak dari pada kecap yang dibuat secara kimia.
Pembuatan kecap sering dipergunakan atau ditambahkan bahan selain kedelai yaitu tepung atau biji gandum yang dihancurkan dengan jumlah bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain. Di Indonesia dan Cina Kecap dibuat dari 100% kedelai dengan tambahan sedikit tepung (beras atau terigu), sedangkan di Jepang kecap dibuat dari campuran kedelai dan gandum dengan perbandingan sama. Kecap berasal dari negara Cina kemudian menyebar ke Jepang, Korea, Thailand, Malaysia, Filipina, Indonesia dan negara-negara barat. Negara industri kecap terbesar didunia adalah Jepang dengan teknologi proses dan peralatan yang lebih maju (modern).
Di Indonesia industri kecap terdapat hampir disemua kota, baik kota besar maupun kota kecil. Umumnya industri tersebut berskala industri kecil dan hanya sedikit yang berskala besar, teknologi yang dipergunakan umumnya masih bersifat tradisional yaitu dengan fermentasi spontan tanpa menggunakan “starter” (bibit kapang) serta persaratan yang dipergunakan relatif sederhana sehingga produk yang dihasilkan mutunya sangat bervarisi. Untuk memperoleh produk kecap yang bermutu baik dan aman untuk kesehatan maka dibuat petunjuk teknis cara pembuatan yang baik dan benar sesuai ketentuan untuk industri kecil pangan berdasar SII 0032-73.



Tabel 1. Komposisi zat gizi kecap kedelai dalam 100 gram
N0
Zat gizi
Kecap
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Energi
Air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Abu
Kalsium
Besi
Vitamin B1
Vitamin B2
86 kalori
57,4 gram
5,5 gram
0,6 gram
15,1 gram
0,6 gram
21,4 gram
85 mg
4,4 mg
0,04 mg
0,17 mg
      Sumber: direktorat Gizi Dep. Kesehatan RI

Kecap termasuk bumbu makanan berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman,
serta memiliki rasa dan aroma yang khas.

Tabel 2. Komposisi asam amino kecap kedelai (mg/gram nitrogen total)
No
Asam amino
Kecap
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Nitrogen
Isolensin
Leusin
Lisin
Metionin
Sistin
Fenilalanin
Treonin
Triftofan
Valin
Arganin
Histidin
Alanin
Asam asportat
Asam glutamate
Glisin
Prolin
Serin
0,92
270
430
350
49
57
210
190
30
290
110
54
290
480
1.260
260
520
410
Sumber: Direktorat Gizi Dep. Kesehatan RI
1.    Bahan Baku Kecap
Jenis kedelai dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu : kedelai kuning, kedelai hitam’  kedelai hijau, kedelai  coklat. Jenis-jenis kedelai tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
·        Kedelai kuning adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna kuning, putih atau hijau, yang bila dipotong melintang memperlihatkan warna kuning pada irisan keping bijinya.
·        Kedelai hitam adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna  hitam. Kedelai hitam inilah yang biasanya dijadikan kecap.
·        Kedelai hijaua dalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hijau yang bila dipotong melintang memperlihatkan warna hijau pada irisan keping bijinya.
·        Kedelai coklat adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna coklat.

a.       Biji kedelai
Bentuk  biji kedelai bergantung kultivarnya,  dapat berbentuk bulat, agak gepeng, dan sebagian bulat telur. Sedangkan besar dan bobotnya dibedakan menjadi tiga, yakni :
·        Kedelai berbiji besar, bila bobot setiap 100 bijilebih dari 300 gr.
·        Kedelai berbiji sedang, bila bobot  setiap 100 biji antara 11-13 gr.
·        Kedelai berbiji kecil, bila bobot setiap 100 biji antara 7-11 gr.
b.      Syarat Mutu
·        Syarat Umum
- Bebas dari sisa tanaman (kulit polong, potongan batang dan ranting), batu, kerikil,   tanah, atau biji-bijian  tanaman lainnya.
- Biji kedelai tidakgan hama dan penyakit.
- Biji kedelai tidak memar atau rusak .
- Kulit biji tidak keriput.
·        Syarat Pokok
Tingkat mutu kedelai dapat dikategorikan menjadi tiga, yakni; mutu I,  Mutu II,  mutu III (Tabel 3).

Tabel 3. Syarat pokok mutu kedelai
NO
Kriteria
Mutu I
Mutu II
Mutu III
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kadar air Maks (% b/b)
Kotoran maks (% bobot )
Butir rusak (% bobot)
Butir keriput (% bobot)
Butir belah (% bobot)
Butir warna lain (% bobot)
13
1
2
0
1
0
14
2
3
5
3
5
16
5
5
8
5
10
Sumber: SK Mentan No. 501/Kpts/TP.830/8/1984

2. Pengelolaan  Limbah
Hasil dari suatu produksi menghasilkan limbah sehingga perlu dilakukan pengolahan. Pengelolaan limbah industri pangan (cair, padat dan gas) diperlukan untuk meningkatkan pencapaian tujuan pengelolaan limbah (pemenuhan peraturan pemerintah), serta untuk meningkatkan efisiensi pemakain sumber daya. Secara umum, pengelolaan limbah merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi (reduction), pengumpulan (collection), penyimpangan (storage), pengangkutan (transportation), pemanfaatan (reuse, recycling), pengolahan (treatment), dan/ atau penimbunan (disposal Timbulnya limbah dan industri pangan, baik-limbah cair, padat maupun gas, tidak dapat dihindari seratus persen. Setelah dilakukan usaha-usaha minimisasi melalui modifikasi proses maupun pemanfaatan (dengan prinsip produksi bersih), langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah pengolahan/penanganan limbah tersebut untuk menghindari pencemaran lingkungan. Kriteria utama pengolahan limbah pada umumnya adalah pemenuhan baku mutu yang berlaku dengan biaya minimum.
Berikut diuraikan teknik pengolahan limbah industri pangan skala kecil, meliputi pengolahan limbah cair, limbah padat dan limbah gas. Limbah cair industri pangan  merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan. Jumlah dan  karakteristik air limbah industri bervariasi menurut jenis industrinya. Limbah padat industri pangan terutama terdiri dari bahan bahan organik seperti karbohidrat, protein, lemak, serat kasar dan air. Bahan-bahan ini mudah terdegradasi secara biologis dan menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama menimbulkan bau busuk. Salah satu limbah yang dapat diolah dan dimanfaatkat yaitu limbah dari pembuatan kecap. Alternatifnya yaitu dengan cara pemanfaatan limbah tersebut menjadi lebih bermanfaat dan menambah nilai ekonomis.






B. Proses Pembuatan Kecap Kedelai
1. Alat dan Bahan
Alat:                                
·        Tampah
·        Kompor
·        Panci
·        Kain saring
·        Botol
·        Sendok
·        Basom
·        Pengaduk
Bahan:
·        Kedelai hitam
·        Air
·           Bumbu (daun saalm, daun jeruk. Engkuaskemiri, wijen)
·        Garam
·        Jamur (laru)

2. Prosedur pembuatan kecap kedelai
a.      Penyortiran
Menyiapkan biji kedelai hitam yang tua. Bebas dari sisa tanaman batu, kerikil, tanah, biji kedelai tidak luka, bebas serangan hama dan penykit, tidak memar atau rusak, kulit biji tidak  keriput. Caranya biji kedelai diletekan pada tampah kemudian di tampi.
b.      Pencucian
Setelah disortir, kedelai dicuci dengan air bersih. Tujuannya agar kotoran – kotoran yang masih melekat atau tercampur dapat hilang.
c.      Perebusan 
Perebusan dilakukan selama 2  jam. Caranya biji kedelai dimasukan ke dalam panci kemudian direbus dengan kompor. Banyaknya air dalam perebusan sampai terendam atau sekitar 2,5 kali volume bahan. Tujuannya agar mendapatkan biji kedelai yang lunak dan kulitnya mudah dikupas.
d. Penirisan
Penirisan dilakukan  dengan menggunakan kalo selama 0,5 – 1 jam sampai kedelai dingin.
e. Penjamuran
Setelah kedelai dingin dilakukan penjamuran menggunakan laru kecap dengan perbandingan 1 kg bahan membutuhkan 1 gram laru jenis Rhizopus. Sp.
f. Penggaraman
Biji kedelai yang telah berjamur dimasukan dalam larutan garam 20 %. Maksudnya mencampur 200 gram garam kedalam air 1 liter. Sebagai patokan untuk 1 kg bahan membutuhkan 4 liter larutan garam 20 %.
g. Penyaringan I
Selanjutnya dilakukn penyaringan  dengan menggunakan kalo. Hasil utamanya berupa filtrat, sedangkan hasil sampingnya berupa ampas.
h. Perebusan II
Sebelum direbus, kedalam filtrat ditambahkan gula kelapa yang dicairkan, bumbu-bumbu penyedap dan air bersih. Sebagi patokan  untuk 1 liter filtrat membutuhkan 2 kg gula kelapa yang telah dicairkan atau larutkan dalam 0,5 liter air.
i.   Penyaringan II
Selanjutnya dilakukan penyaringan II dengan menggunakan kain penyaring.
j. Pembotolan
Pembotolan dengan menggunakan botol yang bersih. Kemudian cairan kecap dimasukan ke dalam botol dan di  tutup rapat.
Catatan :
1)      Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar
2)      tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.
3)      Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna.
4)      Bila tidak, jamur yang ditebarkan diatasnya akan mati.
5)      Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga
6)      dari biji kecipir, dengan proses pembuatan yang sama.



C. Pembahasan
Pada proses pembuatan kecap ada langkah -langkah yang perlu dipersiapkan terutama penyiapan bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan termasuk bahan baku adalah kedelai dan bahan pembantu  yaitu jamur, gula kelapa, garam, garam, bumbu, air. Pada dasarnya cara membuat kecap kedelai terdiri dari empat tahapan besar yaitu perebusan biji kedelai yang telah disortir penjamuran atau fermentasi , penggaraman dan perebusan akhir. Proses pembuatan kecap tahap pertama yaitu penyortiran  yang bertujuan agar memperoleh memeperoleh produk kecap kedelai yang berkualitas prima, caranya biji kedelai diletakan pada tampah kemudian ditampi serta dibuang ranting,pasir, batu dan benda asing lainnya.
Tahap selanjutnya biji kedelai dilakukan pencucian  atau dibilas dengan air bersih, alangkah baiknya menggunakan air yang mengalir, Tujuan dari pencucian ini adalag untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih melekat atau tercampur dengan biji kedelai. Kemudian dilakukan tahap perebusan I yang berlangsung selama 2 jam atau sampai biji kedelai lunak, caranya biji kedelai dmasukan ke dalam panci dan direbus dengan kompor atau alat lain, Banyaknya air yang digunakan dari 100 kg kedelai hitam yaitu 500 liter air bersih atau dengan pedoman seluruh biji kedelai dapat terendam,  maka akan menghasikan air kotor sebanyak 200 liter. Dari perebusan ini mendapatkan biji biji kedelai yang lunak dan kulitnya mudah dikupas. Selanjutnya dilakukan penirisan, biji kedelai dipindahkan ketempat peniris atau menggunakan kalo, selanjutnya didinginkan sekitar 0,5- 1  jam sampai keadaan kedelai dingin.
Kemudian tahap selanjutnya yaitu penjamuran. Setelah kedelai dingin dilakkukan penjamuran. Jangan melakukan penjamuran jika keaadn kedelai belum dingin, sebab bibit jamur yang diberikan dapat mati apabila kedaan masih panas. Jamur yang digunakan menggunakan jamur kecap. Apabila tidak ada dapat menggunakan jamur tempe. Tahap panjamuran ini mennetukan berhasil tidaknya membuat kecap kedelai sebab kecap ini dihasilkan dari kedelai yang diolah secara permentasi dengan menggunakan jenis Rhizopus sp. JaMur ini diperoleh dari laru, dari 100 kg kedelai hitam kering menggunakan larut 100 gram. Cara penjamuran, laru diusapkan atau dicampur dan diadk bersama kedelai secara merata, kemudian diangin-anginkan sebentar dan disimpan sekitar 4 – 5 hari. Pada akhir penejmuran ini nampak biji kedelai sudah ditumbhi jamur berwarna putih secara merata (untuk jamur tempe) atau berwarna kehijau-hijaun (untuk jamur kecap).
Tahapan selanjutnya yaitu penggaraman. Biji kedelai yang telah berjamur dimasukkan ke dalam larutan garam, yaitu dalam 800 kg kedelai yang telah direbus ditambahkan 80 kg garam + 400 liter air. Rendaman dalam larutan garam ni berlangsng ± 1 bulan. Selama proses penggaraman dijemur dipanas matahari sambil diaduk-aduk. Selanjurnya yaitu penyaringan I, setelah proses penggaraman kemduian di saring menggunakan kalo hasil utama penyaringan ini berupa filltrat sedangkan hasil samping berupa ampas kedelai yang rasanya sangat asin. Kedalai ampas ini yang dapat dimanfatkan sebagai pakan ternak, pupuk organik, atau  dapat dijadikan lauk-pauk.
Tahap berikutnya perebusan II, sebelum direbus kedalam filtrat perlu ditambahkan gula kelapa yanng di cairkan, bumbu-bumbu penyedap dan air bersih untuk 1 liter filtrat membutuhkan 2 kg gula kelapa yang telah dicairkan atau dilarutkan dalam 0,5 liter air. Sedangkan kebutuhan bumbu penyedap tergantung selera, misalnya dau sereh, daun salam, daun jeruk, lengkuas kemiri, bawang putih, biji adas, wijen semuanya dimasukan kecuali daun salam dan sereh disangrai terlebih dahulu, kemudian digiling halus dan dimasukan kedalam filtrat. Perlu juga ditambah air bersih dengan perbandingan 1:1 antara air bersih dengan filtrat .
Perebusan dapat dihentikan apabola sudah tidak terbentuk buih-buih.Tahapan selanjutnya yaitu penyaringan II, dengan menggunakan kain saring tujuanya untuk mendapatkan kecap yang bersih dari kotoran.Kemudian tahap pembotolan, botol-botol yang akan digunakan harus dicuci bersih atau di sterilisasi terlebih dahulu. Kemudian cairan kecap dimasukan kedalam botol dan ditutup rapat. Dari proses pembutan kecap ada limbah yang di hasilkan sehiga perlu dilakukan penagan an agar lebih bermanfaat dan menambah nilai ekonomis serta tidak mencemari lingkungan.Dibawah ini adalah diagram alir proses pembuatan kecap, jumlah bahan , serta jumlah limbah yang dihasilkan.
D. Penanganan limbah
Produk buangan dari produksi kecap berupa limbah padat yang berupa ampas kedelai dan bumbu serta campuran semi kecap, sedangkan limbah cair berupa air buangan sisa pencucuian alat/mesin produksi dan air sisa rebusan kedelai. Limbah cair yang dihasilkan apabila di buang  diharapkan memenuhi persyaratran untuk dibuang ke lingkungan. Beberapa tahap yang dilakukan dalam pengolahan limbah supaya tidak mencemari lingkungan adalah :
1. Koagulasi
Proses koagulasi adalah proses pemberian koagulan (contoh: Tawas, PAC) dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar partikel koloid sehingga partikel koloid bisa bergabung menjadi flok-flok kecil.
2. Flokulasi
Proses pemberian flokulan dengan maksud menggabungkan flok-flok kecil yang telah terbentuk pada proses sebelumnya sehingga menjadi besar dan mudah untuk diendapkan. Dalam proses flokulasi mengalami pengadukan lambat memberikan kesempatan flok-flok kecil menjadi semakin besar dan mencegah pecahnya kembali flok-flok yang telah terbentuk.
3. Kolam Biologis
Kolam ini digunakan untuk mengencerkan hasil saringan air setelah mengalami proses koagulasi dan flokulasi. Setelah melalui kolam biologis, air dibuang ke saluran air/lingkungan. Industri telah memastikan bahwa air limbah buangan aman bagi lingkungan sekitar, dan sampai sekarang tidak ada keluihan warga sekitar mengenai aktivitas industri tersebut.
Sedangkan apabila dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair, harus ada perlakuan khusus, dibawah ini adalah diagram pembuatan pupuk organik cair :

E. Pembuatan pupuk organik cair
Dari 100 kg kedelai hitam kering, menghasilkan air limbah kotor dari bekas perendaman dan rebusan kedelai sebanyak 499 liter air kotor berasal dari bekas pencucian dan 200 liter air kotor bekas air rebusan, jadi keseluruhan 699 liter. Langkah –langkah dalam pembuatan limbah cair tersebut adalah menyiapkan wadah  seperti drum, kemudian masukan rumput hijau kedakam drum tersebut, selanjutnya masukan rumput hijau dan air kotor bekas pencucian serta air kotor bekas rebusan kedelai hingga rumput terendam seluruhnya. Selanjutnya tambahkan EM4(2 cc/liter) dari jumlah air, diaduk hingga merata, kemudian tutup dan biarkan selama 7-14 hari. Tahap selanjutnya dilakukan penyaringan yang bertujuan untuk mendapatkan pupuk organik cair yang jernih. Kemudian dikemas dalam botol dan siap untuk digunakan. Pupuk ini digunakan untuk tanaman  buah agar tumbuh maksimal karena didalam  mengandung unsur-unsur yang dirombak. EM4 adalah kultur campuran dari organisme mikro yang terdiri dari bakteri Lactobacillus, Actinomyces, Streptomyces, ragi jamur dan bakteri fotosintetik yang bekerja saling menunjang dalam proses dekomposisi bahan organik (Heddy, 2000).
Proses dekomposisi bahan organik dengan inokulasi EM4 berlangsung secara fermentasi baik dalam keadaan aerob dan anaerob. Proses ini akan menghasilkan senyawa-senyawa organik berupa asam amino, asam laktat, gula, alkohol, vitamin, protein dan senyawa organik lainnya yang dapat mengikat ion-ion yang dibutuhkan oleh tanaman. Ion-ion tersebut berada dalam keadaan stabil (antioksidan) sehingga mudah diserap oleh tanaman (Higa dan Wididana, 1996). Untuk mengatasi masalah pH pada tanah masam biasanya dilakukan pemberian kapur. Pemanfaatan kapur yang kemudian disusul dengan pemberian abu limbah pertanian akan memberikan hasil yang baik. Suryanto (1996) menyatakan abu memberikan pengaruh lebih baik daripada kapur terhadap tanah gambut karena kandungan unsur P, K, dan unsur mikro lainya. Simatupang  et al. (1998) menambahkan bahwa pemberian abu sekam dapat mensubsitusi dan mengurangi kebutuhan pupuk K serta dapat meningkatkan hasil padi di lahan pasang surut.

F. Pembuatan kecap dari air rebusan kedelai
Cara pembuatan pada prinsipnya sama dengan kecap kedelai yaitu empat tahapan besar  perebusan biji kedelai yang telah disortir penjamuran atau fermentasi , penggaraman dan perebusan akhir.
Air rebusan kedelai dimasak dengan dibubuhi gula 20% garam, kemudian dtambah bumbu seperti lengkuas, daun salam, daun saledri, peda asin atau teri asin , kemudan dimasak hingga hampir setengah, jadi kadar garamnya menjadi 40 %, apabila rasanya ingin manis tambahkan gula aren sama seperti membuat kecap kedelai.  Akan tetapi gizinya kurang tidak setinggi gizi kecap kedelai, tetapi kalau dibuat dari air rebusan kedelai ditambah ikan asin sarinya mengandung protein yang lumayan, apalagi bila sering dijemur dan dibiarkan agak lama. Terjadi proses fermentasiyang dapat membuat kecap itu menjadi wangi gurih merangsang.

G. Pembuatan lauk pauk dari ampas kecap
Ampas yang di hasilkan dari sisa penyaringan sebayak 50 kg bisa di buat lauk pauk untuk teman makan, akan tetapi rasanya sangat asin sehingga perlu dilakukan pengolahan yaitu dengan  perendaman, penambahan bumbu - bumbu kemudian dimasak dengan cara di goreng atau ditumis. Bisa juga di buat campuran dengan sayur karena dalam kedelai ini masih mengandung banyak protein.

H. Pembuatan pakan ternak
Ampas kedelai bisa juga di buat pakan ternak bisa langsung dikasihkan atau dicampur dengan pakan yang lain
Analisis perbandingan dengan Teknik Produksi Bersih
Beberapa tahap produksi dari pembuatan kecap dibandingkan dengan teknik produksi bersih :
a.       Penghematan energi dengan menggunakan boiler dan ketel uap untuk memperoleh hasil dengan proses yang lebih efisien. Ketel uap yang digunakan juga telah mengalami modifikasi dengan menggunakan katub. Penggantian ketel bioler yang tidak efisien, tanpa isolasi dan tanpa katup pengaman dengan suatu paket boiler dengan efisiensi termal 90%.
b.      Penggunaan energi listrik digunakan sepanjang hari tanpa memperhatikan usaha penghematan, ini dapat terlihat dari lampu-lampu di dalam ruang produksi yang dibiarkan hidup di siang hari. Padahal dapat terlihat bahwa sudah dibangun atap untuk masuknya sinar matahari dalam pabrik.
c.       Penghematan air melalui penggunaan ulang air bekas untuk mencuci. Air pencuci botol pengemas kecap digunakan kembali untuk membersihkan lantai dan juga masuk dalam kolam biologis untuk mengencerkan limbah cair proses produksi. Penurunan konsumsi air dan biaya pengolahan air sebesar lebih dari 40% melalui pemakaian ulang air. Sumber air yang digunakan dari Sumur bawah tanah yang ada di lokasi pabrik.


Daftar Pustaka
Archibald,wildan.2014.makalah kimia industri makalah kecap.[online]. Tersedia:
(di akses 23 november 2016)
Maulyana,borgo.2014.Proses pembuatan kecap.[online]. Tersedia
(di akses 23 november 2016)

                                                         
























1 komentar:

  1. @A13-RIFKA

    POINT 3

    kebanyakan tulisan, kapan" intinya aja ya sist:)

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.