Sebagai ibukota
negara Republik Indonesia, Jakarta mempunyai daya tarik yang tinggi sehingga setiap
tahun jumlah penduduknya selalu meningkat.
Peningkatan jumlah penduduk tersebut
tidak hanya menimbulkan keuntungan tetapi juga menimbulkan kerugian yaitu
munculnya permasalahan lingkungan. Permasalahan lingkungan yang paling menonjol
di DKI Jakarta, antara lain:
a) Kerusakan Lingkungan
Kerusakan lingkungan ditandai dengan berkurangnya daerah resapan
air, menyusutnya areal terbuka hijau, kerusakan area terbuka biru (sungai,
situ, saluran air, dan perairan pantai), eksploitasi air bawah tanah dengan
berbagai dampak negatifnya (penurunan permukaan tanah, intrusi air laut, dan
sebagainya), abrasi pantai akibat berkurangnya hutan Mangrove di pantai utara,
serta sistem drainase kota yang buruk.
b) Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan DKI Jakarta ditandai dengan tingginya tingkat
pencemaran udara, air, dan perairan laut, akibat pengelolaan sampah dan limbah
yang belum baik dan benar.
Selanjutnya kita akan membahas satu persatu tentang pencemaran
lingkungan di Jakarta, walaupun ini hanya sebagian kecil yang dapat dituliskan:
Pencemaran Udara
Saat
ini polusi yang terjadi di Jakarta didominasi oleh sektor transportasi yang
menyumbang 70 persen dari total emisi pencemaran oksida nitrogen(NOx) dan
sektor industri menyumbang 70 persen dari total emisi pencemar sulfur dioksida (SO2).
Kendaraan
yang hilir mudik di jalanan ibukota diperkirakan mencapai 7 juta, ini belum
termasuk dengan penambahan sekitar 1.500 unit kendaraan baru yang telah
didaftarkan di Kepolisian Daerah Metro Jaya. Meski sempat ada upaya untuk
membatasi usia kendaraan namun, saat ini penghapusan kendaraan tua pun belum
mampu untuk mengimbangi bertambahnya kendaraan baru.
Lalu seperti yang telah dikatakan diatas yaitu sektor industri
menyumbang 70 persen dari total emisi pencemar sulfur dioksida (SO2) ini dikarenakan jumlah
industri besar dan sedang di DKI Jakarta mengalami peningkatan hingga 2 kali,
pada tahun 1982 berjumlah 1151 unit, dan pada tahun 1989 menjadi 2100 unit.
Sedangkan untuk industri kecil & rumah tangga mengalami penurunan, yang
mana tahun 1982 berjumlah 48036 unit, dan tahun 1989 menjadi 28734 unit. Konsentrasi
S02 rata-rata di udara tertinggi di lokasi industri sebesar 2,50 ppm, sehingga
telah melewati standard yang ditetapkan Menteri KLH yaitu sebesar 0,1 ppm untuk
pengukuran 24 jam dan dapat dilihat pada tabel dibawah bahwa jumlah industri selalu meingkat.
Polusi udara sangat mudah sekali menyebabkan datangnya berbagai
penyakit, terutama yang berhubungan dengan paru- paru. Hal ini karena udara
merupakan satu- satunya sarana kita untuk bernafas, yang diambil dari hidung
dan kemudian ke paru- paru. Hal ini tentu saja akan otomatis berpengaruh pada
organ yag bertanggung jawab terhadap pernafasan, yaitu paru- paru.
Lalu upaya apa yang harus kita lakukan untuk mengurangi pencemaran
udara? Sebenarnya sangatlah mudah, hanya dengan menanam pohon di sekitar rumah
atau mengurangi pemakaian kendaraan bermotor.
Pencemaran Air
Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Jakarta, sebagian besar air minum di Jakarta, Bogor,
Karawang, Bekasi, Cilegon, dan Tangerang, telah tercemar bakteri seperti Coliform, Coli Tinja, dan sejumlah senyawa
kimia. Senyawa kimia ini berbahaya dan bisa menyebabkan penyakit kanker, tumor,
hipertensi, gastrointestinal, gangguan reproduksi, kerusakan saraf, karies
gigi dan kerusakan tulang, iritasi lambung, anemia, serta kerusakan otak.
Diperkirakan
sekitar 50 persen penyakit yang diderita masyarakat disebabkan oleh air minum
yang tercemar, termasuk diare yang setiap tahun jumlah penderitanya meningkat
serta menyumbang angka kematian tertinggi pada anak-anak yang paling rentan dan
berisiko paling tinggi terserang penyakit ini. Bahkan pada tahun 2010 tercatat
sekitar 12 angka kematian yang diduga disebabkan oleh air yang tercemar.
Infeksi yang terjadi akibat tercemarnya air, adalah diare yang disertai dengan
dehidrasi, diare biasa, typhus, dan hepatitis A.
Lalu
bagaimana mengatasinya? Cara mengatasinya sama mudahnya dengan mengatasi
pencemaran udara tetapi berbeda cara yaitu dengan JANGAN BUANG SAMPAH
SEMBARANGAN, daur ulang semua sampah yang bisa didaur ulang, mengolah
limbah-limbah berbahaya seperti limbah industri sebelum dibuang
Pencemaran
Tanah
Berdasarkan
data Pemerintah DKI Jakarta, sekitar 70 persen tanah di DKI Jakarta telah
tercemar air limbah, akibatnya air di sejumlah kali dan sungai di Jakarta tidak
layak untuk dikonsumsi. Salah satu penyebab pencemaran ini, adalah akibat pengelolaan septic tank yang tidak dilakukan
dengan baik. Sejauh ini, baru tiga persen saja septik tank yang sudah terkelola
sesuai fungsinya.
Sekitar
97 persen penyebab lainnya adalah akibat tinja yang mencemari air tanah,
sehingga air tanah di DKI pun ikut tercemar. Pencemaran ini berdampak negatif
karena air tanah menjadi tercemar oleh bakteri Escherichia Coli (E-Coli) yang jumlahnya
jauh di atas ambang normal, yaitu sebesar 80 persen. Air yang tercemar ini
biasanya akan berubah warnanya menjadi cokelat dan hitam kepekatan.
Selain
tercemar bakteri, permasalahan lainnya adalah penurunan permukaan tanah di DKI
Jakarta sedalam dua sentimeter yang terjadi setiap tahun. Penurunan yang
disebabkan oleh penyedotan air tanah yang terlalu tinggi ini, sangat
mengkhawatirkan karena permukaan air laut akan naik satu sentimeter setiap
tahunnya. Bila tidak segera dilakukan tindakan, ada kemungkinan sebagian wilayah
pesisir Jakarta akan mulai tenggelam.
Dan bagaimana cara mengatasinya? Bisa dengan cara menghindari
penggunaan pestisida dan mempelajari pengelolaan limbah sebelum terjun ke dunia
Industri
Maka dari itu sebelum semuanya terlambat mari kita perbaiki Jakarta
menjadi lebih baik lagi di segala aspek tidak hanya dari aspek pembangunannya
saja. Semua dapat kita lakukan dengan hanya bermodalkan niat yang tulus untuk
melakukannya karena secara sadar atau tidak kitalah yang melakukan pencemaran
itu dan kita jugalah yang bertanggung jawab memperbaikinya lagi.
Daftar pustaka
Sukana,Bambang.
Syahrudin, Naseh (1993). “Pencemaran Udara di DKI Jakarta”. Media Litbangkes. Vol
3, (4),file:///C:/Users/ZARICA/Downloads/922-1743-1-PB.pdf, 30 September 2016.
Fatma,
Desi.2016. Polusi Udara : Penyebab, Dampak, dan Upaya
Menanggulanginya.[Online].
Tersedia : http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/polusi-udara-penyebab-dampak-dan-upaya-menanggulanginya
Tersedia : http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/polusi-udara-penyebab-dampak-dan-upaya-menanggulanginya
Hastari,
Rahma. 2014. Kondisi Lingkungan.[Online]
Tersedia : http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Kondisi_Lingkungan_Jakarta
Tersedia : http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Kondisi_Lingkungan_Jakarta
Dudung. 2016.
Pengertian, Penyebab Dan Dampak Polusi Air Lengkap Dengan Cara
Penanggulangannya.[Online]
Tersedia : http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-penyebab-dan-dampak-polusi-air-lengkap-dengan-cara-penanggulangannya/
Sari,
Yulia.2015. Pencemaran Tanah : Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya.[Online]Tersedia : http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-penyebab-dan-dampak-polusi-air-lengkap-dengan-cara-penanggulangannya/
http://dosenbiologi.com/lingkungan/pencemaran-tanah
@A36-ANNA
BalasHapusPOIN 3
Dalam artikel anda peningkatan jumlah penduduk memberikan keuntungan, menurut anda apa saja keuntungannya?
@A36-ANNA
BalasHapusPOIN 3
Dalam artikel anda peningkatan jumlah penduduk memberikan keuntungan, menurut anda apa saja keuntungannya?