Gambar : smaulanablog.blogspot.com |
Gambar : www.artikelbiologi.com |
Air
merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahkluk
hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana, dengan mem-perhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun
generasi mendatang (Effendi, 2003).
Penggolongan
air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai berikut dalam KEPMENKES No. 20 Tahun 1990:
1) Golongan A, Air yang dapat
digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu
2) Golongan B, Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
3) Golongan C, Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan
4)Golongan D, Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.
2) Golongan B, Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
3) Golongan C, Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan
4)Golongan D, Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.
Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup No. KEP-03/MENKLH/II/1991, yang dimaksud dengan pencemaran air
ialah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen
lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa segala
sesuatu yang merubah kualitas air baik masuk atau dimasukkan adalah bentuk
pencemaran air.
Menurunnya kualitas air dan berubahnya sifat-sifat fisika-kimia akibat
pencemaran yang terjadi akan membahayakan bagi kehidupan organisme perairan
terutama makrozoobenthos, karena sifat hidupnya yang relatif menetap di dasar
perairan (Yusuf, 1994). Perubahan terhadap struktur komunitas organisme perairan
akibat pencemaran berdampak pula terhadap stabilitas ekosistem dimana organisme
perairan itu tinggal. Menurut Hawkes (1978), komunitas benthos dipengaruhi oleh
14 faktor fisika-kimia perairan, 8 diantaranya termasuk penentu kriteria
kualitas perairan yaitu kesadahan, pH, bahan beracun, oksigen terlarut, suhu,
kekeruhan, nutrien dan padatan tersuspensi.
Sumber pencemaran air
di antaranya minyak, limbah industri, limbah rumah tangga.
Gambar : www.fokusjabar.com |
Limbah industri yang mengandung logam berat seperti raksa, timbal dan kadmium biasanya dialirkan ke sungai. Logam tersebut berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia karena dapat menimbulkan panyakit kanker.
Gambar : www.acehchannel.com |
Berbagai limbah rumah tangga, seperti detergen dan sampah dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen di perairan.
Gambar : www.krjogja.com |
Limbah pertanian seperti pupuk, insektisida (DDT) dan herbisida berbahaya bagi kesehatan manusia juga organisme lainnya, dan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Semua jenis limbah tersebut dapat menyebabkan kamatian bagi organisme air, terutama ikan.
Cara Mencegah dan Mengatasi Pencemaran Air
Untuk
mengatasi masalah pencemaran tentu diperlukan koordinasi baik antara penduduk
dengan pemerintah. Berbagai dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran seharusnya
menjadi teguran bagi kita semua untuk berbenah. Kualitas hidup ditentukan dari
kualitas air, oleh karena itu kita semua wajib bertanggungjawab untuk menjaga
kualitas air tetap layak menjadi air kehidupan kita. Berikut beberapa upaya
yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran air:
1.
Kesadaran diri sendiri
Awal
perubahan itu dimulai dari diri sendiri. dengan membiasakan diri untuk menjaga
kebersihan air dengan tidak membuang sampah di sungai contoh kecilnya dapat ditularkan
kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama.
2.
Aturan yang tegas
Adanya
penyuluhan bagi masyarakat umum untuk senantiasa menjaga lingkungan air
kemudian undang – undang yang mengatur pembuangan limbah cair oleh industri
semu itu hanya komponen pemerintahan yang dapat membuat kebijakan. Diharapkan
dengan adanya aturan yang mengikat, dapat menjadi titik ukur bagi segenap
bangsa untuk mulai berbenah. Tindak tegas bagi pelanggar aturan merupakan upaya
untuk tetap menegakkan apa yang telah dikomitmenkan kepada alam.
3.
Bioremediasi
Bioremediasi
merupakan upaya mengatasi limbah cair dengan menggunakan mikroorganisme. Minyak
merupakan limbah yang tidak dapat diatasi dengan mudah, oleh karena itu dengan
menggunakan bakteri yang mampu merombak minyak ini menjadi solusi untuk
menghilangkan tumpahan minyak di badan air. Adapun mikroorganisme yang
digunakan merupakan bakteri yang mampu merombak senyawa limbah dan tidak
menyebabkan penyakit.
Daftar Pustaka
Artini, 2013.
"Persebaran Industri Batu Padas Dan Pengaruh
Limbahnya Terhadap Pencemaran Air Sungai Di Desa Duda Utara", dalam KEPMENKES No. 20
Tahun 1990, Jurnal Jurusan Pendidikan
Geografi Vol 3, No 1 (2013): Jurusan Pendidikan Geografi, http://download.portalgaruda.org/article.php?article=106477&val=1353&title=PERSEBARAN%20INDUSTRI%20BATU%20PADAS%20DAN%20PENGARUH%20LIMBAHNYA%20TERHADAP%20PENCEMARAN%20AIR%20SUNGAI%20DI%20DESA%20DUDA%20UTARA, di unduh pada tanggal 06 Agustus Tahun 2016
Yusuf, 2011. Kajian Dampak Pencemaran Terhadap Kualitas Lingkungan Perairan dan Struktur Komunitas Organisme Makrozoobenthos Di Muara Sungai Babon, Semarang, BULETIN OSEANOGRAFI MARINA Vol 1, No 1 (2011): Vol 1, No.1, Oktober 2011, http://download.portalgaruda.org/article.php?article=51448&val=4110&title=ANALISIS%20KUALITAS%20AIR%20SUNGAI%20AKIBAT%20PENCEMARAN%20TEMPAT%20PEMBUANGAN%20AKHIR%20SAMPAH%20%20BATU%20BOLA%20DAN%20KARAKTERISTIK%20SERTAKELUHAN%20KESEHATAN%20%20PENGGUNA%20AIR%20SUNGAI%20BATANG%20AYUMI%20%20DI%20KOTA%20PADANGSIDIMPUAN%20%20TAHUN%202012, di unduh tanggal 06 Agustus 2016
Harahap, Evi & Devi Nuraini Santini, 2012. Kualitas Air Sungai Akibat Pencemaran Tempat Pembuangan Akhir Sampah Batu Bola Dan Karakteristik Serta Keluhan Kesehatan Pengguna Air Sungai Batang Ayumi Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2012, Lingkungan dan Kesehatan Kerja Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Kesehatan Lingkungan Dan Keselamatan Kerja, http://download.portalgaruda.org/article.php?article=51448&val=4110&title=ANALISIS%20KUALITAS%20AIR%20SUNGAI%20AKIBAT%20PENCEMARAN%20TEMPAT%20PEMBUANGAN%20AKHIR%20SAMPAH%20%20BATU%20BOLA%20DAN%20KARAKTERISTIK%20SERTAKELUHAN%20KESEHATAN%20%20PENGGUNA%20AIR%20SUNGAI%20BATANG%20AYUMI%20%20DI%20KOTA%20PADANGSIDIMPUAN%20%20TAHUN%202012, di unduh tanggal 06 Agustus 2016
Pairunan, 2012. Perangkat Lunak Pendukung Keputusan Analisis Pengelolaan Kualitas Dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai, JURNAL ILMIAH SAINS Vol 12, No 2 (2012): Volume 12 Nomor 2, Oktober 2012 page. 105-111, http://download.portalgaruda.org/article.php?article=16708&val=1043&title=PERANGKAT%20LUNAK%20PENDUKUNG%20KEPUTUSAN%20ANALISIS%20%20PENGELOLAAN%20KUALITAS%20DAN%20PENGENDALIAN%20PENCEMARAN%20AIR%20SUNGAI, di unduh tanggal 06 Agustus 2016
Manuel, 2013. Artikel Pencemaran Air, Udara, dan Tanah, http://makalahtugasku.blogspot.co.id/2013/10/artikel-pencemaran-air-udara-dan-tanah.html
Anonim, 2015. Pengertian Pencemaran Air, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasi, http://kakakpintar.com/pengertian-pencemaran-air-penyebab-dampak-dan-cara-mengatasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.