Satu banding seribu amat timpang, bagaimanapun usaha yang dilakukan oleh satu orang tidak akan sanggup menandingi usaha atau kerja seribu orang. Seperti itulah gambarannya, yang termasuk penyelamat dan pelestari lingkungan masih amat langka, sedangkan mereka yang merusak lingkungan ada di mana-mana.
Setiap makhluk, apa pun macamnya, hanya dapat hidup dalam suatu lingkungan yang kondisinya baik, atau paling tidak masih dalam rentang kisaran toleransinya. Individu-individu suatu populasi makhluk hidup biasanya akan didapatkan di tempat-tempat yang berkondisi optimum atau sekitar optimum untuk berbagai faktor lingkungan. Sebaliknya, individu akan sangat jarang ditemukan di tempat-tempat marginal, yaitu yang kondisinya buruk atau mendekati batas-batas kondisi yang dapat ditolerir.
Akibat hanya berpikir dengan motif ekonomi, maka ratusan juta hektar hutan mengalami kehancuran, seluruh flora dan faunanya punah tidak bersisa. Ada manusia yang mengeksploitasi hutan secara tradisional ada juga yang modern dengan menggunakan beragam alat berat. Namun hasilnya berujung pada kerusakan lingkungan. Dengan demikian dalam berinteraksi dengan lingkungan perlu motif yang tidak sekedar ekonomi, tetapi motif kesejahteraan dan keberkahan.
Bisnis sarana transportasi dapat menimbulkan pencemaran udara terutama kendaraan-kendaraan bermotor dengan sistem pembakaran yang kurang sempurna. Di daerah perkotaan selain dari kendaraan bermotor, pencemaran udara juga disebabkan banyaknya industri, buangan rumah penduduk dan makin langkanya ruang terbuka hijau (RTH).
Untuk kawasan tropis, Indonesia memang menjadi model bagi negara lainnya yang menghadapi persoalan lingkungan serupa, mulai dari persoalan kerusakan hutan tropis, pencemaran sungai, pencemaran udara, dan sebagainya. Bahkan, untuk faktor kependudukan yang juga erat kaitannya dengan lingkungan, Indonesia sudah dijadikan “guru” bagi negara-negara lainnya. Manajemen kependudukan Indonesia ternyata cukup andal untuk dikembangkan di negara-negara sedang berkembang lainnya.
Bagaimanapun pengelolaan sumber daya lingkungan memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang andal. Jika SDM tidak tersedia, dengan kata lain kualitasnya tidak memadai, maka kekeliruan-kekeliruan terhadap pemanfaatan sumber daya lingkungan semakin sering terjadi.Sudah semestinya pembangunan diselenggarakan dengan dampaknya yang berada di bawah ambang batas pencemaran. Untuk mengetahui hal tersebut tentu saja amat diperlukan teori pembangunan yang tidak mencemari. Adapun teori tersebut dihasilkan melalui hipotesa dan observasi. Dalam hal inilah para pakar lingkungan bisa banyak berkiprah.
Ketersediaan sumberdaya alam yang berkesinambungan atau bertahan lama akan turut menjaga kelestarian dan perkembangan bisnis. Dengan demikian tidak saja karena kewajiban terhadap lingkungan, kepedulian terhadap lingkungan juga merupakan kepentingan untuk pengusaha sendiri. Etika pelestarian lingkungan kini sudah menjadi tekad politik rakyat di negara-negara maju. Setiap bisnis sektor industri yang dalam kegiatan produksinya mencemarkan dan merusak lingkungan, pemasaran produknya ke negara-negara maju akan mendapatkan hambatan ketat. Bagaimanapun, bisnis harus bersahabat dengan lingkungan.
Daftar Pustaka;
Hidayat, Atep Afia. 2013. Pemanasan Global Akibat Ulah Manusia (Online).
http://www.kangatepafia.com/2013/04/pemanasan-global-akibat-ulah-manusia.html. Di akses pada tanggal 12/8/2016
Hidayat, Atep Afia. 2013. Pakai Otak dan Hati Dalam Mengelola (Online).
http://www.kangatepafia.com/2013/04/palai-otak-dan-hati-dalam-mengelola.html. Di akses pada tanggal 12/8/2016
Hidayat, Atep Afia. 2013. Bisnis dan Polusi Udara (Online).
http://www.kangatepafia.com/2013/04/bisnis-dan-polusi-udara.html. Di akses pada tanggal 12/8/2016
Hidayat, Atep Afia. 2013. Pentingnya Ilmu Lingkungan (Online).
http://www.kangatepafia.com/2013/04/pentingnya-ilmu-lingkungan.html. Di akses pada tanggal 12/8/2016
Hidayat, Atep Afia. 2013. Bisnis dan Indsutri Yang Ramah (Online)
http://www.kangatepafia.com/2013/04/bisnis-dan-industri-yang-ramah.html. Di akses pada tanggal 12/8/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.