Kenyataan ini pun kemudian bisa menjadi alasan mengapa banjir Jakarta selalu terus berulang setiap tahunnya. Memasuki musim hujan, Ibukota selalu tenggelam. Dikutip dari National Geographic, bahkan Kota Tua Jakarta, kawasan yang selalu saja ramai di penghujung pekan, sudah menjadi langganan banjir sejak zaman kolonial.
Catatan dari laman National Geograpic menyebutkan bahwa banjir Jakarta pertama kali terdokumentasi pada tahun 1699. Atau lebih dari 3 abad lalu!
Bermacam aliran sungai yang membelah Ibukota Jakarta, terutama Sungai Ciliwung jika sudah terhambat oleh sampah menjadi tersangka utama yang membawa risiko banjir sejak berabad silam. Dahulu Batavia tergenang mulai dari kawasan Kota Tua di ujung Teluk Jakarta karena meluapnya Sungai Ciliwung. Secara kontur tanah, semakin ke utara Jakarta, kontur tanah Jakarta memang makin menurun. Maka dari itu wajar jika sudah sejak berabad silam, Kota Tua Jakarta selalu tergenang.
Bicara tentang Kota Tua Jakarta, banjir yang sudah sekian abad menggenangi wilayah ini menjadi makin ironis, sebab hingga hari ini 90 persen bangunan di kawasan Kota Tua Jakarta ini adalah bangunan klasik dari zaman abad ke-20, sisa peninggalan Belanda yang masih kokoh berdiri. Namun, minimnya usaha untuk melakukan pencegahan banjir di wilayah ini makin memperburuk kondisinya. Perlahan Jakarta di wilayah utara makin tenggelam. Menghilangkan jejak klasi sejarah Jakarta tempo dulu.
Daftar
Pustaka:
Hidayat,
Atep Afia. 2013. Gerakan Kali Bersih Di Jakarta
(diakses 12 Agustus 2016)
Hidayat,
Atep Afia. 2013. Bagaimana Menangani Banjir
(diakses
12 Agustus 2016)
Hidayat,
Atep Afia. 2013. Daerah Rawan Banjir
(diakses
12 Agustus 2016)
Hidayat,
Atep Afia. 2013. Solusi Banjir Jakarta
(diakses
12 Agustus 2016)
Hidayat,
Atep Afia. 2013. Jangan Biarkan Jakarta Tenggelam
(diakses
12 Agustus 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.