Biogas
sebagai hasil dari suatu proses fermentasi aneka material organik ( semua bahan
berasal dari makhluk hidup) adalah sumber energi baru terbarukan (renuwable
energy) yang dapat diperoleh dengan biaya murah, dari bahan yang selama ini
dikatagorikan sebagai sampah.
Gas yang terbentuk dalam tabung kedap (tanpa oksigen) Digester Biogas BD 5000L, dibuat dari fiber glass berbahan resin eternal 2504, jenis mat Wr 200 ( mat anyam) dan mat 300 ( acak), ketebalan 3 - 5 mm, mampu memfermentasi 5 m3 kemudian ditambahkan ke melalui pengumpan sejumlah 0,5 m3 per hari. Sampah dan berbagai bahan organik dapat terus menerus setiap hari ditambahkan ke lobang pemasukan (intake chamber) dan akan diurai oleh bakteri anaerobic Green Phoskko (GP-7), untuk pertama kalinya hanya 5 sampai 7 hari telah mulai mengeluarkan gas methana (CH4) dan tersimpan di bagian atas tabung ( gas holder). Selanjutnya, biomassa (biomass) organik dapat terus menerus ditambahkan setiap hari, sepanjang tekanan dalam gas holder berkurang karena penggunaan bagi bahan bakar panas ( kompor, tungku) maupun bahan bakar gas oleh genset modifikasi Bio elektrik.
Gas yang terbentuk dalam tabung kedap (tanpa oksigen) Digester Biogas BD 5000L, dibuat dari fiber glass berbahan resin eternal 2504, jenis mat Wr 200 ( mat anyam) dan mat 300 ( acak), ketebalan 3 - 5 mm, mampu memfermentasi 5 m3 kemudian ditambahkan ke melalui pengumpan sejumlah 0,5 m3 per hari. Sampah dan berbagai bahan organik dapat terus menerus setiap hari ditambahkan ke lobang pemasukan (intake chamber) dan akan diurai oleh bakteri anaerobic Green Phoskko (GP-7), untuk pertama kalinya hanya 5 sampai 7 hari telah mulai mengeluarkan gas methana (CH4) dan tersimpan di bagian atas tabung ( gas holder). Selanjutnya, biomassa (biomass) organik dapat terus menerus ditambahkan setiap hari, sepanjang tekanan dalam gas holder berkurang karena penggunaan bagi bahan bakar panas ( kompor, tungku) maupun bahan bakar gas oleh genset modifikasi Bio elektrik.
Menurut Dewi
Arianti di International Journal of Renewable Energy Development (IJRED)
The production of biogas from
livestock waste manure in particular is one of the alternative utilization of
organic wastes that can be implemented in Indonesia since there is a huge
potential of bio-energy in Indonesia. This study utilizes cow manure as the raw
material for making biogas and it is coupled with a cow rumen fluid and water.
The objective of this study is to determine the effect of manure, rumen, and
water composition in biogas production. The research was conducted in anaerobic
for 60 days. The composition of manure, water, and the rumen were vary
following the variable and ratio; variable A (manure and water); variable B
(manure and rumen). The results indicate that the variable A (manure and water)
with a 1:3 ratio, and the variable B (manure and rumen) with a 1:2 ratio
produced the highest volume of biogas compared to other ratios. The highest
biogas production occurred on average at day 23.
Gas
metana (CH4) terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik (tanpa udara)
oleh bakteri pembangkit metana (methan) atau disebut juga bakteri anaerobik dan
atau bakteri biogas. Hasil fermentasi oleh bakteri ini mampu mengurangi sampah,
yang banyak mengandung bahan organik (biomassa) sehingga terbentuk gas methan
(CH4), yang apabila dibakar dapat menghasilkan energi panas. Gas metana sama
dengan gas elpiji ( liquidified petroleum gas/LPG). Perbedaannya adalah gas
metan mempunyai satu atom C, sedangkan elpiji lebih banyak.
Pembangkitan
gas methan dari bahan organik akan sangat mendukung upaya mendapatkan sumber
energi alternatif. Diketahui, tren kenaikan angka konsumsi akan bahan bakar
konvensional (premium, solar) terus menaik sejalan dengan bertambahnya populasi
penduduk dunia. Bahan bakar (BBM) yang berasal dari minyak bumi tersebut adalah
sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui (unrenewable), sedangkan
permintaannya naik terus. Demikian pula harganya, cenderung meningkat karena
tidak ada keseimbangan permintaan ( demand) dan, di sisi lain, penawaran
(supply). Demikian juga dengan masih rendahnya rasio elektrifikasi di
berbagai bagian wilayah Indonesia ( Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku
dan Papua), pengolahan biomassa menjadi gas akan sangat membantu upaya
pengembangan wilayah mandiri energi di Indonesia. Dan, bahkan, dengan
hasil sampingan berupa lumpur ( slurry) berupa pupuk organik, pengembangan Bio
Elektrik juga akan sekaligus memperbaiki lapisan atas tanah di areal-areal
penambangan.
Sebagaimana
diketahui, kini umumnya penambangan (mining) tanpa menyimpan lapisan humus (top
soil). Keadaan ini, bagi kepentingan reklamasi di kemudian hari, akan
memerlukan puluhan tahun bagi kembalinya vegetasi. Luasnya areal penambangan,
yang dikhawatirkan membawa problem lingkungan di masa kini dan masa depan ini,
perlu diupayakan masyarakat dengan mengusahakan pupuk organik, biogas dan
pembangkitan listrik melalui teknologi Bio Elektrik. Pemanfaatan sampah dan
limbah organik yang bersumber dari usaha rakyat ( ternak, pertanian dan
perkebunan) maupun limbah domestik (rumah tangga, pasar, hotel, restoran)
menjadi biogas, daya listrik dan sekaligus menghasilkan pupuk organik
diharapkan memberi solusi atas kebutuhan energi dan perbaikan vegetasi areal
penambangan tersebut.
Proses fermentasi untuk pembentukan
gas bio sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan baik biotis maupun
abiotis, selain itu perlu adanya keseimbangan antara tahap non methanogenik
dan tahap methanogenik. Faktor-faktor lingkungan yang penting dalam
proses yang berlangsung di dalam digester adalah temperatur, konsentrasi
padatan, konsentrasi asam-asam volatil, pembentukan scum, konsentrasi scum,
konsentrasi nutrien esensial, substansi toksik dan pH (Taiganides, 1980).
Faktor
lingkungan biotis meliputi bentuk dan sifat jasad yang aktif dalam proses serta
sifat kehidupan antara jasad. Mikroorganisme yang berperan di dalam proses
degradasi bahan organik secara anaerob dibagi menjadi tiga kelompok, ketiga
kelompok bakteri ini dalam proses pembentukan metana berlaku secara simbiosis,
yaitu: 1) kelompok bakteri fermentatif seperti Streptococci,
Bacteriodes dan Enterobacteriaceae; 2) kelompok bakteri asetogenik
seperti Methanobacillus, Desulfoxibrio; 3) kelompok bakteri methanogenik
seperti Methanobacterium, Methanobacillus, Methanosarcina dan Methanococcus.
Faktor lingkungan abiotis (non biologis) menyangkut faktor luar yang dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan, serta secara langsung berpengaruh terhadap
kehidupan dan aktivitas jasad, juga terhadap proses-proses yang terjadi kemudian
(Suriawiria dan Sastramihardja, 1980).
Temperatur yang baik untuk perkembangan bakteri dalam proses fermentasi adalah 35 °C (Harahap et al., 1978). Produksi biogas yang tinggi adalah dari bahan-bahan atau kotoran yang mengandung C dan N dengan perbandingan 30 (C/N = 30) (Sihombing, 1980). Derajat keasaman (pH) optimal untuk proses fermentasi berkisar antar 7 sampai 8. Proses tersebut akan terhambat apabila pH berada pada 6,5 dan berhenti sama sekali pada pH 5,5 (Taiganides, 1980).
Temperatur yang baik untuk perkembangan bakteri dalam proses fermentasi adalah 35 °C (Harahap et al., 1978). Produksi biogas yang tinggi adalah dari bahan-bahan atau kotoran yang mengandung C dan N dengan perbandingan 30 (C/N = 30) (Sihombing, 1980). Derajat keasaman (pH) optimal untuk proses fermentasi berkisar antar 7 sampai 8. Proses tersebut akan terhambat apabila pH berada pada 6,5 dan berhenti sama sekali pada pH 5,5 (Taiganides, 1980).
Proses
fermentasi anaerobik untuk menghasilkan biogas menurut Apandi (1979) merupakan
proses tiga tahap. Segolongan mikroorganisme yang fakultatif anaerob bekerja
pada bahan organik yang polimerik secara hidrolisa enzimatis dirombak menjadi
monomer-monomer yang larut pada tahap pertama. Monomer-monomer yang larut ini
pada tahap kedua diubah menjadi asam organik, terutama asam asetat disamping
propionat dan laktat. Asam organik ini merupakan substrat bagi tahap ketiga
dari dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri methanogenik. Gas methan
yang berasal dari asam asetat sekitar 70 %.
Salah satu
jalan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) adalah mencari sumber energi
yang dapat diperbarui (renewable), antara lain biogas. Produksi
pupuk organik, biogas dan bio elektrik berbahan sampah organik ini dapat
dilakukan oleh perusahaan atau komunitas penimbul sampah organik antara
lain hotel, restoran, pasar induk sayuran, developer perumahan dalam
pengelolaan tinja (septik tank), pengelola Tempat pembuangan sampah
(TPA). Pendek kata, pengelolaan sampah organik menjadi material baru
berupa gas dan pupuk organik akanbermanfaat bagi manusia dan alam. Biogas, bio
metan dan bio elektrik hasil teknologi proses fermentasi biomassa ( sampah dan
limbah organik) adalah sumber energi baru terbarukan ( renuwable energy) bagi
masa depan masyarakat hijau (green society).
Daftar
Pustaka
Simamora, S.
et al. 2006. Membuat Biogas Pengganti
Bahan Bakar Minyak . Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Anonimus. 1986. Biogas, Cara Meningkatkan Produksi Gas. Penerbit Bhratara.
Jakarta
Surawiria, U.
dan Sastramihardja, I. 1980. Faktor Lingkungan Biotis dan Abiotis di dalam
Proses Pembentukan Gas Bio serta Kemungkinan Penggunaan Starter Efektif di
dalamnya. Kertas Kerja Lokakarya Pengembangan Energi Non Konvesional.
Direktorat Jendral Ketenagaan, Departemen Pertambangan dan Energi,
Maramba, F. D. 1978.
Biogas and Waste Recycling. Maya Farm. Manila, Philippines
Sumber
referensi
Sangat bagus srkalk jika biogas ini segera direalisasikan karena fungsinya yg bisa menghemat sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Dengan biogas ini juga bisa mengurangi bahan pencemaran lingkungan yang jika tidak segera diatasi akan berbahaya bagi lingkungan serta manusia.
BalasHapusTetapi untuk membuat biogas ini, apa saja limbah yang dibutuhkan serta dampak yang ditimbulkan dari pembuatan biogas ini?
020-Bintang
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusIqbal(008)
BalasHapusBiogas ini adalah salah satu dari energi terbarukan, banyak manfaat nya bagi kehidupan dan diharapkan dengan adanya biogas ini kita dapat menghilangkan ketergantungan dari bahan bakar fosik.
Yang jadi masalah nya dengan proses pembuatan biogas ini relatif lama, sehingga masyarakat kurang melirik biogas ini, adakah cara yang lebih cepat dalam membuat biogas.?
Pazrin (001)
BalasHapusKomentar:
Untuk energi terbarukan biogas dalam masa sekarang memang menjadi salasatu cara alternatif dalam mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui, namun pada kenyataannya masih banyak kekurangan energi dari biogas sendiri ketimbang bahan bakar fosil.
Pertanyaan:
Apa benar biogas sendiri tidak mengahsilkan zat yang dapat merubah atau merusak atmosfer? dalam pembuatan biogas sendiri masih sangat minim di Indonesia ini, bagaimana caranya agar dapat dimasalakan?
wida (077)
BalasHapusbahan bakar terbarukan biogas akan dapat menjadi energi yang dapat membantu kehidupan kita, dan dapat mengurangi sampah yang saat ini menjadi masalah dalam sehari-hari. sehingga lebih cepat akan lebih baik jika energi terbarukan biogas ini segera di lakukan.
berapakah lama waktu yang dibutuhkan untuk memfermentasikan bahan-bahan organik ini untuk menjadi energi biogas?
Nandar(009)
BalasHapus(1)energi alternatif seperti biogas sangat diperlukan dimasa yang akan mendatang untuk generasi penerus.. dikarenakan energi fosil atau minyak bumi semakin hari semakin menipis..
(2)apakah kita siap pindah ke energi alternatif disaat indonesia masih menjadi negara berkembang..?
Nandar(009)
BalasHapus(1)energi alternatif seperti biogas sangat diperlukan dimasa yang akan mendatang untuk generasi penerus.. dikarenakan energi fosil atau minyak bumi semakin hari semakin menipis..
(2)apakah kita siap pindah ke energi alternatif disaat indonesia masih menjadi negara berkembang..?
bahrul (055). salah satu jaan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) adalah mencari sumber energi yang dapat di perbaharui (renewble), antara lain biogas.
BalasHapusbiogas tersebut apakah membahayakan lingkungan sekitar? jika tidak jelaskan !
Rendi (022)energi bio gas ini mungkin energi terbaru untuk pengganti energi fosil
BalasHapuspertanyaan saya adalah apakan biogas ini sudah dapat di produksi secara masal..?
Riswandi (071)
BalasHapusBiogas ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar,oleh karena itu kita sebagai masyarakat harus cepat melaksanakannya Demi terciptanya dunia yang hijau.
Pertanyaan :
1. Sumber biogas apa yang sangat berguna?