Abstrak :
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada
lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan
dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Komponen yang konsentrasinya paling
bervariasi adalah air yang berupa uap air dan karbon dioksida. Jumlah air yang
terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu (Fardiaz, 1992).
Wallace and Hobbs (1977) dan Barry (1976), menyatakan bahwa udara dalam istilah
meteorologi disebut dengan atmosfir. Atmosfir merupakan campuran gas- 3 gas
yang tidak bereaksi satu dengan lainnya (innert). Menurut Rozari (1986),
atmosfir terdiri dari selapis campuran gas-gas, sehingga sering tidak
tertangkap oleh indera manusia kecuali apabila berbentuk cairan (uap air) dan
padatan (awan dan debu). Udara yang sehat menjadikan manusia lebih kuat.
Kata Kunci
: Udara,Pencemaran udara, Penyebab dan Penanggulanggannya
PEMBAHASAN
1. Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air yang berupa uap air dan karbon dioksida. Jumlah air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu (Fardiaz, 1992). Wallace and Hobbs (1977) dan Barry (1976), menyatakan bahwa udara dalam istilah meteorologi disebut dengan atmosfir. Atmosfir merupakan campuran gas- 3 gas yang tidak bereaksi satu dengan lainnya (innert). Menurut Rozari (1986), atmosfir terdiri dari selapis campuran gas-gas, sehingga sering tidak tertangkap oleh indera manusia kecuali apabila berbentuk cairan (uap air) dan padatan (awan dan debu). Lutgens dan Tarbuck (1982) menyatakan bahwa lapisan atmosfir mempunyai ketinggian sekitar 110 km dari permukaan tanah dan bagian terbesar berada di bawah ketinggian 25 km, karena tertahan oleh gaya gravitasi bumi
2. Pencemaran
Udara
Pada
masa sekarang ini hampir semua kegiatan manusia memasukkan pencemar ke dalam
atmosfer. Dampak pencemaran dari kegiatan manusia akan berpengaruh dan
berakibat kepada lingkungan alam saja, akan tetapi berakibat dan berpengaruh
pula terhadap kehidupan tumbuhan seperti penurunan produktivitas pertanian,
hewan dan juga manusia seperti menyebabkan penyakit sehingga dapat menimbulkan
kematian . Tingkat pencemaran yang telah dicapai menimbulkan kekhawatiran di
seluruh dunia. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari dan semakin
hari terus meningkat. Udara yang belum tercemar selain
mengandung uap air, gas-gas innert juga mengandung aerosol yaitu campuran
partikel-partikel padat dan cair yang sangat halus. Aerosol berupa partikel
cair atau padat yang tersuspensi di dalam gas. Ukuran partikel aerosol antara
0,001 – 100 um. Partikel-partikel yang berdiameter kurang dari 2,5 um pada
umumnya dianggap halus dan partikel yang berdiameter lebih besar dari 2,5 um
dianggap kasar. Pada udara, selain gas juga terdapat aerosol yang terdiri dari
partikel debu, abu, garam, dan asap. Jenis aerosol yang dominan di udara yang
mengakibatkan pencemaran
Pengertian
pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan
atau komponen lain ke dalam udara dan atau berubahnya tatanan (komposisi) udara
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (KEPMEN KLH
No. 02/Men-KLH/I/1988). BAPEDAL (1999), mendefinisikan bahwa pencermaran udara
adalah adanya kontaminasi atmosfir oleh gas, cairan atau limbah padat serta
produk samping dalam konsentrasi dan waktu sedemikian rupa yang mengakibatkan
gangguan, kerugian atau memiliki potensi merugikan terhadap kesehatan dan
kehidupan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda serta menciptakan ketidak
nyamanan. Selain itu, dapat membahayakan daya penglihatan dan menghasilkan bau
yang tidak menyenangkan. Pengertian lain dari KLH (1987), World Bank (1978),
dan Canter (1977) menyatakan bahwa pencemara udara adanya atau masuknya satu
atau lebih zat pencemar atau kombinasinya di atmosfir dalam jumlah dan waktu
tertentu baik yang masuk ke udara secara alami maupun aktivitas manusia, yang
dapat menimbulkan gangguan pada manusia, hewan, tumbuhan, dan terhadap harta benda
atau terganggunya kenyamanan dan kenikmatan hidup dan harta benda. Pencemaran
udara tidak mengenal secara tegas batas wilayah pengaruhnya, baik
di
kota maupun di daerah-daerah lainnya
A. Sumber
Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh sumber alami
maupun oleh kegiatan manusia Sumber pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer
dan sekunder.
a) pencemar
primer.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang
ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah
contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran.
b) Pencemar
sekunder
adalah substansi pencemar yang terbentuk
dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog
fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.Belakangan ini
tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya
dengan pemanasan global (global warming) yang mempengaruhi kegiatan manusia,seperti
:
1. Transportasi
2. Industri
3. Pembangkit
listrik
4. Pembakaran
(perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar
5. Gas
buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
3.
Penyebab Pencemaran Udara
Sumber
pencemaran udara berdasarkan pergerakannya dapat
dikelompokkan
menjadi dua, yaitu (Krisnayya dan Bedi, 1986 dan Sutamihardja,
1985
KLH 1987 ):
1. Sumber pencemaran yang tidak bergerak
(industri, pemukiman, dan pembangkit tenaga listrik) yang menghasilkan
unsur-unsur polutan ke atmosfirsebagai berikut : kabut asam, oksida nitrogen,
CO, partikel- partikel padat, hidrogen sulfida (H2S), metil merkatan (CH3SH),
NH3, gas klorin, H2S, flour, timah hitam, gas-gas asam, seng, air raksa,
kadmium, arsen, antimon, radio nuklida, dan asap
2. bergerak (kendaraan bermotor atau
transportasi) yang menghasilkan CO, SO2, oksida nitrogen, hidrokarbon, dan
partikel-partikel padat. Menurut Andrews (1972), penyebab pencemaran udara
terbagi tiga kelompok, yaitu :
1. Gesekan
permukaan, seperti menggergaji, menggali, gesekan (gosokan) dari beberapa bahan
(aspal, tanah, besi, dan kayu) yang membuang partikel padat ke udara dengan
berbagai ukuran.
2. Penguapan
yang berasal dari cairan yang mudah menguap, seperti bensin, minyak cat, dan
uap yang dihasilkan oleh industri logam, kimia dan lainnya.
3. Pembakaran,
seperti pembakaran bahan bakar fosil (minyak, solar, bensin, batubara,
pembakaran hutan, dsb.). Pembakaran tsb. merupakan proses oksidasi sehingga
menghasilkan gas-gas CO2, CO, SOx, NOx, atau senyawa hidrokarbon yang tidak
terbakar dengan sempurna.
Selanjutnya,
Hehanusa (1986), menjelaskan bahwa sumber pencemar udara terutama SOx dan NOx
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu dari alam, anthropogenik, dan campuran
antara keduanya. Proses alam yang banyak menyebabkan peningkatan konsentrasi
SOx dan NOx di udara adalah :
1. Proses dekomposisi biologis,
2. Kegiatan yang berhubunan dengan vulkanik,
3. Aktivitas
geotermal, dan
4. Kilat atau petir.
Sumber
pencemar anthropogenik
atau
akibat aktivitas manusia adalah dipakainya secara besar-besaran bahan bakar fosil.
Sumber pencemar campuran antara keduanya adalah pemakaian pupuk di bidang
pertanian yang melalui proses biologis akan melepaskan SOx dan NOx ke udara dan
pembakaran hutan.
A. Dampak
pencemaran udara terhadap kesehatan secara tidak langsung.
Pencemaran udara selain berdampak langsung
bagi kesehatan manusia/individu, juga berdampak tidak langsung bagi kesehatan.
Efek SO2 terhadap vegetasi dapat menimbulkan pemucatan pada bagian antara
tulang atau tepi daun. Emisi oleh fluor (F), sulfur dioksida (SO2) dan ozon
(O3) mengakibatkan gangguan proses asimilasi pada tumbuhan. Pada tanaman
sayuran yang terkena/mengandung pencemar Pb mempunyai potensi bahaya terhadap
kesehatan masyarakat apabila tanaman sayuran tersebut dikonsumsi oleh manusia.
B. Pencemaran
udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan dibedakan menjadi 3
jenis :
1. Irintasia.
Biasanya polutan ini bersifat korosif, merangsang proses peradangan hanya pada
saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran pernapasan mulai dari hidung
hingga tenggorokkan. Misalnya sulfur dioksida, sulfur trioksida, amoniak, dan
debu. Iritasi terjadi pada saluran pernapasan bagian atas dan juga dapat
mengenai paru-paru itu sendiri.
2. Asfiksia.
Hal ini terjadi karena berkurangnya kemampuan tubuh dalam menangkap oksigen
atau mengakibatkan kadar O2 menjadi berkurang. Keracunan gas karbon monoksida
mengakibatkan CO akan mengikat hemoglobin, sehingga kemampuan hemoglobin
mengikat O2 berkurang dan terjadilah asfiksia. Penyebabnya adalah gas nitrogen,
oksida, metan, gas hidrogen dan helium.
3. Anestesia.
Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan kesadaran, misalnya
aeter, aetilene, propan,e dan alkohol alifatis. Toksis. Titik tangkap
terjadinya berbagai jenis, yaitu : menimbulkan gangguan pada sistem pembuatan
darah, misalnya benzene, fenol, toluen dan xylene. Keracunan terhadap susunan
syaraf, misalnya karbon disulfid, metil
Pengendalian Pencemaran
Udara
1.
Usaha alam mengatasi udara tercema Alam secara
diam-diam mengatasi udara yang sudah tercemar agar bahan pencemar dapat
hilang,namun manusia perlu memperhatikan alam sekitarnya dan mengendalikannya
agar bahan pencemar yang dihasilkan manusia sedikit mungkin masuk ke atmosfer
bimi. Hal tersebut dikarenakan kemampuan alam mempunyai batas tertentu. Apabila
bahan pencemar terlalu banyak di atmosfer mengakibatkan sisa bahan pencemar tidak
dapat dilenyapkan dan lama kelamaan akan bertumpuk dan kemudian akan berdampak negatif
terhadap manusia,tanaman, dan hewan.Bahan Pencemar yang berada di lapisan
Troposfer mudah dibersihkan oleh alam dalam waktu relatif singkat, sedangkan
bahan yang berada di lapisan Stratosfer memerlukan periode waktu yang panjang
untuk melenyapkannya. Usaha lam utnuk menghilangkan bahan pencemar melalui :
a. Angin
Angin mempunyai arah ,kecepatan serta bisa
terjadi turbelensi.
b. Sinar
Matahari
Melalui Sinar Matahari akan terjadi proses
fotokimia pada gas sehingga gas akan berubah bentuk menjadi partikulat.
Partikulat-partikulat ini kemudian mengalami agregasi dan oleh pengaruh gaya
berat, partikulat akan mengendap.
c. Gaya Gravitas
Partikel yang berikuran kecil ,engalami
agregasi.
d. Kilat/Halilintar
Loncatan Potensial yang terjadi pada awan
akan timbul kilat, melalui kilat ini partikel akan beralih bentuk,disamping itu
melalui kilat akan terbentuk ozon dan kelak akan mengoksidasi partikel
partikulat.
e. Hujan
Air Hujan yang jatuh ke permukaan bumi
akan menyertai debu/partikulat serta partikel
f. Turbelensi
Panas
Adanya turbelensi panas pada lapisan atmosfer/troposfer
maka udara pada lapisan ini akan bergeser dan diganti oleh udara yang lain
Usaha manusia mengatasi
udara tercemar
Udara yang sudah tercemar
sulit bagi para ilmuwan untuk mengatasi udara yang sudah tercemar . Para
ilmuwan hanya bisa menyarankan agar udara yang sudah tercemar. Para ilmuwan
hanya bisa menyarankan agar udara yang sudah tercemar jangan bertambah bahan
cemaran lagi. Saran yang diajukan oleh para ilmuwan perlu didukung oleh
pengetahuan tentang udara bersih, pengetahuan tentang udara kotor ; pengetahuan
tentang batas emisi; pengetahuan standar kontrol; alat ukur jumlah emisi,kualitas
udara;pengetahuan praktis tentang cara-cara mengurangi bahan polutan emisi ke
atmosfer; pengecekan kadar gas, partikulat di dalam atmosfer setiap bulan
sekali untuk mengetahui apakah ada kenaikan kadar gas/partikulat. Maka sudah
seharusnya manusia menjaga lingkungannya agar tidak terjadi pencemaran di
udara. Kita harus memiliki sikap pengendalian diri yaitu dapat mengendalikan diri
kita untuk menjaga lingkungan,membersihkan lingkungan kita mengupayakan agar
lingkungan tidak tercemar dengan cara membuang sampah di tempatnya, jangan merokok
di sembarang tempat, menggunakan mobil pribadi maksimal 10 tahun , dan penanaman
hutan dll.
Mind Mapping Pencemaran
Udara
SUMBER
REFERENSI
Farida. (2004). PENCEMARAN
UDARA DAN PERMASALAHANNYA. 2004 Farida , 1-16.
Diakses
19 Mei 2022
https://rudyct.com/PPS702-ipb/09145/farida.pdf
Megalina, Y.
(2015). PENGARUH PENCEMARAN UDARA DI DAERAH TERMINAL AMPLAS BAGI KEHIDUPAN. JURNAL
Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 21 Nomor 79 Tahun XXI Maret 2015, 94-101.
Diakses 19 mei 2022 https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpkm/article/viewFile/4832/4258
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.