Oleh Listiyani (@T18-Listiyani)
ABSTRAK
Revolusi industri adalah masa dimana
pekerjaan manusia di berbagai bidang mulai digantikan oleh mesin. Pada
revolusi industri 1.0 atau revolusi generasi pertama merupakan revolusi pada
tahap awal yang terjadi pada abad ke-18 yang ditandai dengan adanya penemuan
sebuah alat tenun mekanis dengan menggunakan mesin uap. Revolusi industri 2.0
terjadi pada abad ke 19 sampai abad ke 20 dengan ditandai muculnya listrik. Pada
revolusi industi 3.0 di tandai dengan teknologi informasi dan penggunaan
elektronika menggunakan otomatisasi produksi, revolusi industri 3.0 lahir pada
awal 1970. Industri 4.0 pertama kali diciptakan di Jerman dan industri 4.0
ditandai dengan adanya revolusi digital. Industri Kimia Terapan dibidang industri
menggunakan bahan baku alam hayati, bahan baku alam non hayati, dan bahan baku
lainnya atau bahan mineral. Industry kimia terapan meliputi proses fisika (memanfaatkan
sifat fisika seperti pemanasan, pelelehan, penguapan), proses kimia, dan bioproses.
Kata
Kunci : revolusi, industri, kimia terapan,
fisika, bioproses, hayati, non hayati
ABSTRACT
The industrial revolution is a time when human work in various fields is
being replaced by machines. The industrial revolution 1.0 or the first generation
revolution was a revolution in the early stages that occurred in the 18th
century which was marked by the invention of a mechanical loom using a steam
engine. The industrial revolution 2.0 occurred in the 19th century to the 20th
century marked by the emergence of electricity. In the 3.0 industrial
revolution marked by information technology and the use of electronics using
production automation, the 3.0 industrial revolution was born in the early
1970s. Industry 4.0 was first created in Germany and industry 4.0 was marked by
the digital revolution. The Applied Chemical Industry in the industrial sector
uses natural biological raw materials, non-biological natural raw materials,
and other raw materials or mineral materials. The applied chemistry industry
includes physical processes (using physical properties such as heating,
melting, evaporation), chemical processes, and bioprocesses.
Key
Words : revolution, industry, applied chemistry, physics,
bioprocess, bio-life, non-life
PENDAHULUAN
Menurut Hidayat (2021), revolusi
industri merupakan proses perubahan dari ekonomi agraris dan kerajinan ke
industri serta manufaktur mesin. Tanpa adanya revolusi industri, mungkin segala
kegiatan produksi masih akan dilakukan dengan cara konvensional dan manual
sampai saat ini.
Revolusi industri membuka pintu bagi variasi
yang cukup besar dalam interpretasi bahkan di mana sejarawan berbagi
konseptualisasi topik yang sama. Hal ini
berlaku untuk interpretasi dan ukuran makroekonomi saat ini seperti perdebatan
masa lalu tentang kemajuan teknologi atau standar hidup di mana penilaian
deskriptif dan kuantitatif telah digunakan (Hudson, 2014). Revolusi industri
telah mengubah cara kerja manusia dari tradisional menjadi digitalisasi.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
perkembangan industri?
2. Apa
saja bahan baku yang digunakan dalam kimia terapan di bidang indutri?
3. Apa
saja proses dalam kimia terapan dibidang industri?
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui perkembangan industri.
2. Untuk
mengetahui bahan baku yang digunakan dalam kimia terapan di bidang industri.
3. Untuk
mengetahui proses dalam kimia terapan di bidang industri.
PEMBAHASAN
Revolusi Industri terjadi pada
periode antara tahun 1760-1850 di mana terjadinya perubahan secara
besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan
teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi ini menyebabkan
terjadinya perkembangan besar-besaran yang terjadi pada semua aspek kehidupan
manusia. Singkatnya, revolusi industri adalah masa dimana pekerjaan manusia di
berbagai bidang mulai digantikan oleh mesin. Revolusi Industri dimulai
dari Britania Raya dan
kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia. (Wikipedia)
Revolusi Industri 1.0
Pada revolusi industri 1.0 atau
revolusi generasi pertama merupakan revolusi pada tahap awal yang terjadi pada
abad ke-18. Jika pada saat itu banyak pekerjaan yang masih mengandalkan tenaga
manusia dan hewan namun setelah terjadi revolusi industri 1.0 yang ditandai
dengan adanya penemuan sebuah alat tenun mekanis dengan menggunakan mesin uap
pada tahun 1784 semuanya berubah, tenaga hewan dan manusia tidak lagi digunakan
mengakibatkan banyaknya pengangguran walaupun jumlah produksi meningkat.
Penemuan mesin uap juga membuat meningkatnya perekonomian dan penghasilan
perkapita negara menjadi enam kali lipat sehingga dapat membuat sebuah
perubahan-perubahan baru yang akan melahirkan kembali sebuah revolusi industri
dengan perkembangan yang lebih maju.
Menurut Kusnandar (2019), sektor
industri yang mengawali Revolusi Industri 1.0, yaitu:
a. Industri
Tekstil
Hal ini diawali dengan
pembuatan mekanisasi mesin pintal. Mesin pintal merupakan temuan inovasi yang
mengubah corak sektor industri tekstil. Produksi tekstil yang sebelumnya menggunakan
tenaga manusia berubah menggunakan tenaga mesin yang tentu bisa lebih efisien
dan efektif. Produktivitas produksi tekstil mengalami peningkatan
berlipat-lipat. Industri tekstil yang semula menggunakan tenaga manusia berubah
menjadi tenaga mesin.
b. Industri
Besi dan Baja
Dengan ditemukannya
inovasi produksi, proses pembuatan besi dan baja bisa lebih murah. Biaya proses
pembuatan besi dan baja murah merupakan tonggak sejarah berkembangnya industri
permesinan dan transportasi. Besi dan baja memperkokoh perkembangan revolusi
industri berikutnya. Besi dan baja keduanya merupakan bahan penting yang
digunakan untuk pembuatan berbagai peralatan dan infrastruktur penting lainnya.
c. Industri
Transportasi
Sebelum revolusi
industri barang-barang hasil produksi diangkut dengan menggunakan tenaga hewan.
Namun setelah ditemukannya mesin uap dan kapal uap proses pengiriman barang
produksi ke lokasi yang jauh bisa menggunakan kapal laut dan kereta api.
Revolusi Industri 2.0
Revolusi industri 2.0 terjadi pada abad
ke 19 sampai abad ke 20 dengan ditandai muculnya listrik yang membuat biaya
produksi jauh lebih murah dari sebelumnya. Pada tahun 1913 tercipta sebuah lini
produksi yang menggunakan ban berjalan penemuan yang mengakibatkan produksi
mobil yang sebelumnya merakit satu mobil harus dilakukan oleh banyaknya orang
namun setelah ada penemuan itu produksi mobil dapat dilakukan secara masal dan
setiap pekerja dilatih agar dapat menekuni satu bidang saja sehingga ketika
melakukan pekerjaan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pada tahun 1870
tepatnya Cincinnati Amerika Serikat untuk pertamakali lini produksi melibatkan
rumah potong hewan. Pada saat itu mobil diciptakan untuk memudahkan proses
produksi di pabrik, karena sebelumnya alat transformasi darat masih menggunakan
tenaga hewan dan manusia. Sehingga dengan adanya revolusi industri kedua ini
mengakibatkan perubahan yang cukup besar. Bahkan pada saat adanya perang dunia
kedua, proses produksi tank, pesawat dan senjata lainnya dibuat oleh pabrik
yang telah menggunakan lini produksi.
Menurut Kusnandar (2019), beberapa
inovasi dan kemajuan pada periode Revolusi Industri 2.0 antara lain :
a.
Pengembangan sumber
daya energi seperti minyak bumi, batu bara sebagai sumber bahan bakar baru.
b.
Periode awal teknologi
listrik yaitu penemuan arus listrik AC dan DC yang bisa difungsikan untuk
pembuatan motor listrik (elektrifikasi).
c.
Inovasi baru produksi
besi dan baja dalam skala besar.
d.
Produksi massal mobil
dan pesawat sebagai alat transportasi massal.
e.
Meluasnya pemakaian
mesin industri untuk manufaktur.
f.
Meluasnya penggunaan
telegraf yang memungkinkan untuk melakukan komunikasi jarak jauh.
g.
Penggunaan teknologi
listrik yang diterapkan ke dalam teknologi transportasi dan telekomunikasi
merupakan lompatan besar bagi perkembangan di sektor industri.
Revolusi Industri 3.0
Pada revolusi industri 3.0 tenaga
manusia tidak lagi dibutuhkan terlalu banyak dan pada revolusi industri 3.0
menandakan bahwa abad industri perlahan berakhir kemudian digantikan dengan
abad informasi. Jika pada revolusi industri 1.0 ditandai dengan adanya mesin
uap dan revolusi industri 2.0 ditandai dengan adanya listrik maka pada revolusi
industi 3.0 di tandai dengan teknologi informasi dan penggunaan elektronika
menggunakan otomatisasi produksi. Revolusi
industri 3.0 lahir pada awal 1970, kemunculan revolusi industri mengubah lagi
peradaban dunia jika pada revolusi sebelumnya mesin masih dikendalikan oleh
manusia maka pada revolusi insustri 3.0 sudah menggunakan sistem otomatisasi
yang dikontrol oleh Komputer. Sistem komunikasi yang telah menggunakan
teknologi digital membuat penyebaran akses informasi semakin cepat. Dan
pemanfaatan alat elektronika dan komputer pada otomatisasi prokduksi merupakan
bukti berkembangnya industry.
Menurut Kusnandar (2019), beberapa
inovasi dan kemajuan pada periode Revolusi Industri 3.0 antara lain :
a.
Teknologi komputer.
b.
Akses internet.
c.
Peralatan elektronik
smartphone.
d.
Inovasi sistem
perangkat lunak.
e.
Inovasi dan
pengembangan sumber energi baru.
Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri ini diciptakan
pada tahun 2011 dengan istilah industri 4.0, istilah ini pertama kali
diciptakan di Jerman dan industri 4.0 ditandai dengan adanya revolusi digital.
Industri ini dipercaya dapat meningkatkan produktivitas yang mana industri 4.0
merupakan industri yang berhubungan langsung dengan digital yang cakupannya
yaitu dari berbagai jenis teknologi.
Menurut Hidayat (2021), industri
4.0 adalah tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Ini
termasuk sistem cyber-physical, internet of things (IoT),
komputasi awan, dan komputasi kognitif. Era ini pada dasarnya telah
diperkenalkan di Jerman sejak 2011. Beberapa teknologi utama yang mendukung
implementasi industri 4.0 adalah intelegensi buatan, human machine interface,
IoT, robot, dan teknologi 3D.
Revolusi industri 4.0 memberikan
maanfaat bagi manusia namun juga memiliki dampak yang buruk dari lahirnya
revolusi industri generasi keempat ini. Peluang akan hadirnya revolusi industri
4.0 yaitu dengan hadirnya revolusi ini memberikan terobosan-terobosan baru
diberbagai bidang kehidupan. Hadirnya terobossan ini pula memicu berkembangnya
kehidupan manusia kearah yang lebih baik lagi.
Menurut Citroreksoso (2012), industri
merupakan usaha manusia agar barang yang berasal dari alam dapat dimanfaatkan
menjadi produk yang mempunyai nilai jual dan memiliki prospek menguntungkan
dari segi ekonomi. Bahan dari alam memiliki senyawa kimia yang dapat
dimanfaatkan untuk tujuan tertentu, misalnya sebagai pangan, pakan, bahan
bakar, pupuk, kosmetika, dan sebagainya sehingga kehidupan manusia menjadi
lebih nyaman. Suatu industri kimia harus memperhatikan kelestarian lingkungan
dan diharapkan pengolahan bahan industri aman terhadap lingkungan, serta produk
yang dihasilkan ramah lingkungan.
Bahan Baku Industri
Proses industri dimaksudkan untuk
memisahkan produk kimia dari campuran senyawaan kimia yang berasal dari bahan
alami sebagai bahan baku. Bahan baku yang berasal dari alam, mencakup dari alam
hayati (organ hidup, misalnya hewan, tumbuhan dan mikroba), nonhayati (bukan
organ hidup, misalnya mineral, minyak bumi, batu bara) dan bahan lainnya
(misalnya bahan baku yang timbul karena adanya proses fisik, yaitu pengendapan
CaCO3 yang terjadi di daerah pegunungan dan terbentuknya antibiotik karena
adanya bioproses).
a. Bahan
Alam Hayati : Banyak produk kimia yang berasal dari alam hayati. Kertas yang
berasal dari serat selulosa yang terdapat pada bagian kayu banyak tumbuhan.
Gula atau sukrosa berasal dari tanaman perkebunan tebu atau bit. Tepung atau
amilase berasal dari tanaman atau umbi dari ketela pohon, ubi jalar atau
biji-bijian serealia seperti jagung dan gandum. Alkaloid kinin dan turunannya
kelompok kuinolin digunakan untuk obat sakit malaria diproduksi dari ekstraksi
atau sari kulit batang kina.
b. Bahan
Alam Nonhayati : Mineral untuk menghasilkan produk kimia berupa berbagai jenis
pupuk (TSP, superfosfat, KCl, dan NaCl), bahan bakar (minyak bumi, batu bara,
dan uranium) dan bahan logam (aluminium dari mineral bauksit, besi dari mineral
pirit, apatit) serta logam mulia (emas/Au, perak/Ag, tembaga/Cu berasal dari
berbagai mineral). Logam aluminium banyak digunakan sebagai bahan konstruksi
pesawat terbang, kendaraan otomotif, mebel, alat rumah tangga, elektronika
c. Bahan
Lainnya : Mikroorganisme, seperti Rhizopus sp. yang dapat diperbanyak
miselianya dalam waktu singkat, berupa selulosa dari bagian dinding selnya,
merupakan bahan baku biopolimer untuk keperluan industri bahan. Berbagai
bakteri dapat menyintesis bahan obat vaksin yang banyak digunakan untuk
pengobatan bagi kesehatan manusia, ternak maupun hama penyakit tanaman. Obat
antibiotik telah banyak diproduksi dari senyawa kimia kelompok tetrasiklin,
ampisilin maupun amoksilin.
Bahan alam nonhayati
atau bahan mineral atau tambang merupakan bahan yang tak dapat terbarukan
(unrenewable atau nonrenewable) sehingga akan habis dalam jangka waktu
tertentu.
PROSES DALAM INDUSTRI
Pemanfaatan sumber daya alam didasarkan
atas sifat dari bahan baku yang digunakan sehingga akan diperoleh produk sesuai
dengan yang diinginkan. Proses dalam industri kimia tersebut meliputi proses
fisika, proses kimia dan bioproses.
a. Proses Fisika : Proses
fisika, yaitu dengan memanfaatkan berbagai sifat fisika dari bahan alam
tersebut, seperti diameter butiran, suhu, kelarutan, pelelehan, pendidihan,
penguapan, penghancuran maupun menghomogenkan suatu campuran. Contohnya : Pembuatan
keramik dari mineral tanah liat dengan proses pelumatan sampai homogen dengan
mencampur air, pencetakan, pemanasan suhu tinggi dan diperoleh produk keramik
sederhana.
b. Proses Kimia : Proses
Kimia terjadi karena adanya reaksi kimia antara bahan baku yang digunakan, dengan
memperhatikan persyaratan fisik dari bahan baku yang diperlukan (seperti suhu,
tekanan, pemanasan, kelarutan, cairan, padatan, gas atau sifat fisika lainnya),
dan katalis yang dipergunakan agar reaksi kimia cepat terjadi. Proses kimia
biasanya dilaksanakan dahulu di laboratorium kimia untuk skala kecil, kemudian
dicoba untuk skala pilot, kemudian dicoba untuk industri
besar/pabrikasi/manufaktur. Dalam industri kimia, penempatan lokasi
pabrik/manufaktur selalu dekat dengan asal bahan baku yang digunakan, dan
metode proses kimia selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan di mana
pabrikasi tersebut dilaksanakan.
c. Bioproses : Industri
bahan kimia modern saat ini banyak menggunakan bioproses, dengan makhluk hidup
berupa mikroba, jaringan tumbuhan dan hewan diberdayakan untuk melakukan
biosintesis senyawa kimia sesuai dengan sifat genetis biotanya. Berbagai jenis
antibiotik, vaksin, hormon, antioksidan, dan vitamin banyak diproduksi
berdasarkan bioproses. Bioproses diawali dengan percobaan skala laboratorium
diikuti dengan skala pilot yang sudah diantisipasi menggunakan energi yang
lebih rendah dan diakhiri dengan pabrikasi/manufaktur dengan ruang produksi
yang lebih hemat. Produk kimia dengan metode bioteknologi melalui bioproses
berlangsung dengan padat modal dan padat teknologi.
KESIMPULAN
Revolusi industri merupakan proses perubahan dari
ekonomi agraris dan kerajinan ke industri serta manufaktur mesin. Pada
revolusi industri 1.0 atau revolusi generasi pertama merupakan revolusi pada
tahap awal yang terjadi pada abad ke-18 yang ditandai dengan adanya penemuan
sebuah alat tenun mekanis dengan menggunakan mesin uap. Revolusi industri 2.0
terjadi pada abad ke 19 sampai abad ke 20 dengan ditandai muculnya listrik. Pada
revolusi industi 3.0 di tandai dengan teknologi informasi dan penggunaan
elektronika menggunakan otomatisasi produksi, revolusi industri 3.0 lahir pada
awal 1970. Industri 4.0 pertama kali diciptakan di Jerman dan industri 4.0
ditandai dengan adanya revolusi digital.
Industri
merupakan usaha manusia agar barang yang berasal dari alam dapat dimanfaatkan
menjadi produk yang mempunyai nilai jual dan memiliki prospek menguntungkan
dari segi ekonomi. Industri Kimia Terapan dibidang industri menggunakan bahan
baku alam hayati, bahan baku alam non hayati, dan bahan baku lainnya atau bahan
mineral. Industry kimia terapan meliputi proses fisika (memanfaatkan sifat
fisika seperti pemanasan, pelelehan, penguapan), proses kimia, dan bioproses.
DAFTAR
PUSTAKA
Citroreksoko,
Padmono. 2012. Modul 1 Proses Dalam Industri Kimia. Universitas Terbuka.
Dalam http://repository.ut.ac.id/4686/2/PEKI4422-M1.pdf
(diunduh 25 Oktober 2021)
Hidayat,
Atep Afia. 2021. Industri Kimia di Masa Depan. Jakarta : Universitas
Mercu Buana.
Himpunan
Mahasiswa Teknik Kimia. 2018. Chem-E Magz Edisi 5. Banjarbaru :
Universitas Lambung Mangkurat. Dalam http://himatekkim.ulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/12/Chem-E-Magz-Edisi-5_Final.pdf
(diunduh 23 Oktober 2021)
Kusnandar,
Adit. 2019. Revolusi Industri 1.0 Hingga 4.0. Bandar Lampung :
Universitas Mitra Indonesia. Dalam https://osf.io/6hsz7/download
(diunduh 23 Oktober 2021)
Widhy,
Purwanti., dan Putri Anjarsari. 2016. Kimia Terapan (Applied Chemistry). Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam http://staffnew.uny.ac.id/upload/198307302008122004/pendidikan/1-pendahuluan-dan-pengenalan-kimia-industri.pdf
(diunduh 24 Oktober 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.