Oleh: Muhamad Aldi Setiadi (@T19-Aldi)
ABSTRAK
Polimer adalah molekul rantai
panjang yang dibentuk oleh gabungan monomer secara kimiawi melalui prosesnya
yang disebut polimerisasi. Panjang rantai polimer menentukan tingkatan
polimerisasi. Plastik
adalah salah satu makromolekul yang proses pembentukannya melalui tahap
polimerisasi. Polimerisasi adalah suatu proses penggabungan dari beberapa
molekul sederhana atau monomer menjadi molekul besar yang disebut makromolekul
atau polimer melalui suatu proses kimia.
Kata kunci: polimer, plastik, polimerisasi
ABSTRACT
Polymers are long chain molecules formed by the chemical joining of
monomers through a process called polymerization. The length of the polymer chain
determines the degree of polymerization. Plastic is one of the macromolecules
whose formation process goes through the polymerization stage. Polymerization
is a process of combining several simple molecules or monomers into large
molecules called macromolecules or polymers through a chemical process.
Keywords: polymer, plastic, polymerization
PENDAHULUAN
Saat ini ada banyak jenis bahan yang digunakan untuk
mengemas makanan diantaranya adalah berbagai jenis plastik, kertas,
fibreboard, gelas, tinplate dan aluminium (Syamsir, 2008).
Intensitas penggunaan plastik sebagai kemasan pangan
makin meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya keunggulan plastik dibandingkan bahan kemasan yang lain. Plastik jauh lebih
ringan dibandingkan gelas atau logam dan tidak mudah pecah. Bahan ini bisa dibentuk lembaran sehingga
dapat dibuat kantong atau dibuat kaku sehingga bisa dibentuk
sesuai desain dan ukuran yang diinginkan.
Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas
menghadapi berbagai persoalan lingkungan, yaitu tidak dapat didaur ulang
dan tidak dapat diuraikan secara alami oleh mikroba di dalam tanah, sehingga
terjadi penumpukan sampah palstik yang
menyebabkan pencemaran dan kerusakan bagi lingkungan. Kelemahan lain adalah bahan utama pembuat plastik yang
berasal dari minyak bumi, yang keberadaannya semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui. Seiring dengan persoalan ini, maka penelitian bahan
kemasan diarahkan pada bahan-bahan organik, yang dapat dihancurkan secara
alami mudah diperoleh (Fauzi, dkk. 2013).
Menurut Syamsir (2008), sampah plastik rata-rata
memiliki porsi sekitar 10% dari total volume sampah. Dari jumlah itu, sangat
sedikit yang dapat di daur ulang. Padahal, sampah plastik berbahan polimer
sintetik tidak mudah diurai organisme dekomposer. Butuh 300-500 tahun agar bisa
terdekomposisi atau terurai sempurna.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peta pengetahuan kimia dalam kimia kontekstual?
2. Apa yang dimaksud dengan polimer
dan plastik?
3. Apa saja jenis-jenis polimer?
4. Bagaimana polimer dapat bereaksi?
TUJUAN
Tujuan ditulisnya artikel ini adalah untuk
mengetahui peta pengetahuan kimia dalam kimia kontekstual. Selain itu, artikel
ini juga membahas tentang polimer dan plastik. Di dalam polimer terdapat proses
reaksi polimerisasi dan jenis-jenis polimer. Dengan artikel ini ditulis, saya
berharap agar masyarakat dapat mengetahui kepolimeran dalam ilmu kimia.
PEMBAHASAN
Gagasan bahwa pengetahuan kimia dapat
direpresentasikan dalam tiga cara utama: makro, submikro, dan simbolik (triplet
kimia) telah menjadi paradigma dalam pendidikan kimia dan sains. Struktur umum
pengetahuan kimia yang dimaksudkan untuk lebih menempatkan triplet kimia dalam
hubungan dengan berbagai jenis, skala, dimensi, dan pendekatan yang tampaknya
menjadi ciri pengetahuan tersebut (Talanquer, 2011).
Menurut Hidayat (2021), saat ini telah berkembang
dua bidang superscience yang baru, yaitu Sains (Material dan Sains Biomolekuler) dengan berbagai turunannya
seperti Nanoteknologi, Bioteknologi, Bionanoteknologi, Kimia Hijau
(sebagai unteraksi antara kimia dengan masyarakat yang makin peduli
lingkungan), Kimia Komputasi (simulasi dan pemodelan molekul, sebagai interaksi
antara kimia dengan komputer), Sejarah Kimia, Filsafat Kimia, Pendidikan Kimia,
dan sebagainya.
Hidayat (2021) menerangkan dinamika dalam kehidupan manusia selalu disertai dengan keterkaitan baik secara langsung atau tidak langsung dengan ilmu kimia, sehingga muncul kajian Kimia Kontekstual (Chemistry in Context).
Pada awal perkembangannya ilmu
dan riset Kimia hanya berkaitan dengan Fisika dan Biologi, sehingga munculah
irisan keilmuan seperti Fisika Kima, Biofisika dan Biokimia, serta irisan di
antara ketiganya (Biofisika Kima atau Fisika Supramolekuler),
(Hidayat, 2021).
Seperti yang disajikan bada Peta Pengetahuan Kimia berikut:
Kemudian Peta Pengetahuan Kimia
berkembang menjadi interaksi atau irisan antara Kimia Terapan, Fisika Terapan
dan Biomedis/Biomekanik yang melahirkan kajian Ilmu Material, Bioteknologi dan
Fisika Medis, sedangkan interaksi ketiganya memunculkan Bionanoteknologi atau
Teknologi Koloid dan Permukaan, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.
Menurut Hidayat (2021) peta pengetahuan kimia selalu dinamis seiring dengan dinamika
kehidupan manusia yang dipengaruhi sekaligus mempengaruhi trend global,
sehingga muncul inovasi yang berkaitan dengan kimia, maka peta Pengetahuan
Kimia pun bergeser menjadi Peta Pengetahuan Molekuler dan Metadisiplin, seperti
pada gambar berikut:
Gambar di bawah menunjukkan bahwa interaksi antara kimia dengan bidang atau keilmuan lain sudah berkembang begitu pesat, bahkan di berbagai perguruan tinggi sudah memunculkan kajian atau mata kuliah Kimia Konteksual (Kimia Kontemporer). Gambar di bawah menunjukkan bahwa interaksi antara kimia dengan bidang atau keilmuan lain sudah berkembang begitu pesat, bahkan di berbagai perguruan tinggi sudah memunculkan kajian atau mata kuliah Kimia Konteksual (Kimia Kontemporer), (Hidayat, 2021).
Polimer merupakan senyawa-senyawa
yang tersusun dari molekul sangat besar yang terbentuk oleh penggabungan
berulang dari banyak molekul kecil. Molekul yang kecil disebut monomer, dapat
terdiri dari satu jenis maupun beberapa jenis. Polimer adalah sebuah molekul
panjang yang mengandung rantai-rantai atom yang dipadukan melalui ikatan kovalen yang terbentuk
melalui proses polimerisasi dimana molekul monomer bereaksi bersama-sama secara
kimiawi untuk membentuk suatu rantai linier atau jaringan tiga dimensi dari rantai
polimer. Polimer didefinisikan sebagai makromolekul yang dibangun oleh
pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana yang setara dengan monomer,
yaitu bahan pembuat polimer (Januastuti, 2015).
Plastik adalah suatu bahan yang dikenal
memiliki sifat-sifat serba guna, variasi lentur, awet dan tahan lama, serta
biaya produksi yang murah. Dengan meniru bahan serupa yang alami kemudian
berkembang bahan plastik sintetis dari berbagai jenis senyawa. Plastik pada
awalnya diproduksi dari bahan alam seperti kolagen, getah atau selulosa
termodifikasi, namun saat ini mayoritas dibuat dari bahan sintesis menggunakan
reaksi polimerisasi. Mengingat sifat-sifat tersebut maka dapat kita jumpai
kalau plastik saat ini dijumpai ada di mana-mana (Tahir, 2018).
Menurut Siburian dkk. (2017) berdasarkan sumbernya polimer dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a) Polimer Alam, yaitu polimer yang terjadi secara alami. Contoh:
karet alam, amilum dalam beras, selulosa dalam kayu, protein dalam daging.
b) Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil
modifikasi polimer alam dan bahan kimia. Contoh: selulosa nitrat (yang dikenal
lewat misnomer nitro selulosa) yang dipasarkan di bawah nama-nama “Celluloid”
dan “guncotton”.
c) Polimer Sintesis, yakni polimer yang dibuat melalui polimerisasi dari
monomer-monomer polimer. Polimer sintesis sesungguhnya yang pertama kali
digunakan dalam skala komersial adalah dammar Fenol formaldehida.
Susianto (2021) mengatakan reaksi pembentukan polimer dari monomernya
disebut reaksi polimerisasi. Reaksi polimerisasi dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu:
1) Polimerisasi
Adisi
Polimerisasi adisi umumnya terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap.
Umumnya monomer yang direaksikan dalam polimerisasi adisi adalah senyawa alkena dan turunannya. Dari reaksi
polimerisasi adisi dihasilkan polimer adisi sebagai produk tunggal. Contoh
reaksi polimerisasi adisi:
a) Pembentukan polietilena (PE) dari etena
b) Pembentukan PVC dari vinil klorida
2) Polimerisasi
Kondensasi
Polimerisasi
kondensasi merupakan penggabungan monomer dengan reaksi kimia yang terjadi
antara dua gugus fungsi berbeda dari masing-masing monomer. Polimerisasi ini
terjadi pada monomer yang masing-masing mempunyai setidaknya dua gugus fungsi
reaktif. Dari hasil polimerisasi kondensasi dihasilkan polimer dan juga
molekul-molekul kecil, seperti H2O, HCl, dan CH3OH. Polimer seperti poliester, poliamida,
polikarbonat, dan poliuretana disintesis melalui reaksi polimerisasi
kondensasi. Contoh reaksi polimerisasi adisi:
a) Pembentukan poliester: PET dari dimetil
tereftalat dan etilena glikol
b) Pembentukan poliamida: nilon 66 dari asam adipat dan heksametilendiamina
KESIMPULAN
Hidayat (2021) menyatakan perkembangan ilmu dan teknologi
kimia semakin pesat, belakangan telah menyentuh berbagai aspek kehidupan.
Istilah kimia tidak hanya berkonotasi dengan laboratorium, kelas perkuliahan
atau industri, tetapi telah merambah hampir semua sisi kehidupan manusia,
sebagai contoh dalam pergaulan sosial penggunaan kata “chemistry” sudah sangat
lazim. Apakah si A dengan si B ada “chemistry”? Maksudnya apakah si A dan si B
bisa “bersenyawa" dalam pergaulannya.
Dalam kimia kontekstual terdapat
berbagai macam topik pembahasan, salah satunya adalah plastik dan polimer. Dua
hal ini sangat berkaitan karena saling melibatkan reaksi polimerisasi dalam
prosesnya. Polimer dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan sumbernya, yaitu
polimer alam, polimer semi sintetik, dan polimer sintesis.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, dkk. 2013. Pengaruh Wajru Simpan Film Plastik
Biodegradasi Dari Pati Kulit Singkong Terhadap Sifat Mekanikalnya. Jurnal
Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 2: 11-15. Dalam https://talenta.usu.ac.id/jtk/article/view/1431/915 (Diakses
pada 09 Oktober 2021).
Hidayat, Atep Afia. 2021. Kimia Kontekstual. Dalam
Modul 6 Kimia dan Pengetahuan Lingkungan
Industri. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Januastuti, L. 2015. Polimer. Dalam http://eprints.polsri.ac.id/1891/3/03.%20BAB%20II.pdf (Diakses pada 09
Oktober 2021).
Siburian, dkk. 2017. Polimer Ilmu Material. Dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/69587/Fulltext.pdf?sequence=1&isAllowed=y (Diakses pada 09
September 2021)
Susianto, Nirwan. 2021. Polimer. Dalam https://www.studiobelajar.com/polimer/ (Diakses pada 09
Oktober 2021).
Syamsir, E.
2008. Plastik dan Senyawa
Limonen. Jakarta:
Universitas Indonesia
Tahir, Iqmal. 2018. Material
Plastik dan Permasalahan Lingkungan. Dapartemen Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam http://chemistry.ugm.ac.id/2018/12/material-plastik-dan-permasalahan-lingkungan/ (Diakses pada
09 Oktober 2021).
Talanquer,
V. 2011. Macro, submicro, and symbolic: the many faces of the chemistry
“triplet”. International Journal of Science Education, 33(2), 179-195.
Dalam https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500690903386435 (Diakses pada 09 Oktober 2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.