.

Sabtu, 09 Oktober 2021

KIMIA KONTEKSTUAL : POLIMER ALAM DAN PLASTIK

Oleh : Rahel Gracia Listiadi (@T23-Rahel)

Abstrak

Kimia Kontekstual merupakan suatu ilmu kimia yang berkaitan dengan aspek dalam kehidupan manusia. Kimia kontekstual atau yang bisa dikatakan sebagai kimia kekinian mengkaji hal yang sangat bergantung pada hal sedang terjadi dalam masyarakat. Salah satu cakupan dari kimia kontekstual adalah hal yang terjadi di alam sekitar yang berhubungan dengan kimia. Seperti yang kita tau bahwa kimia merupakan ilmu yang sangat luas. Kimia hampir menyentuh seluruh ilmu pengetahuan maka dari itu ia disebut sebagai pusat sains. Kimia kontekstual membahas secara khusus salah satu contoh kasus mengenai polimer alam dan plastik. Polimer alam merupakan jenis kimia yang berasal dari alam. Polimer merupakan rantai panjang dari suatu atom yang berulang. Plastik merupakan bahan yang sangat dekta dengan kehidupan sehari-hari manusia. Plastik menjadi salah satu bahan yang memiliki kandungan kimia dan sangat berdampak terhadap suatu lingkungan.

Kata kunci : kimia,kontekstual,polimer,alam,plastik.

Abstract

Contextual Chemistry is a science of chemistry that deals with aspects of human life. Contextual chemistry or what can be said as contemporary chemistry examines things that are very dependent on what is happening in society. One of the scopes of contextual chemistry is what happens in the natural environment related to chemistry. As we know that chemistry is a very broad science. Chemistry almost touches all sciences, therefore it is called the center of science. Contextual chemistry discusses in particular one case example regarding natural polymers and plastics. Natural polymers are chemical types that come from nature. Polymers are long chains of repeating atoms. Plastic is a material that is very close to human daily life. Plastic is one of the materials that has a chemical content and has an impact on the environment.

Keywords: chemical, contextual, polymer, nature, plastic.

Pendahuluan

Kimia Kontekstual atau Kimia Kekinian berkaitan dengan beragam aspek kehidupan manusia. Pengkajian dan pembahasannya sangat tergantung pada isu atau persoalan apa yang sedang menjadi trending topik. Dalam mempelajari kimia kontekstual akan selalu berhubungan dengan lingkungan. Polimer alam dan plastik menjadi salah satu topik yang menonjol dalam kimia kontekstual. Polimer adalah molekul besar yang tersusun secara dari molekul-molekul kecil yang saling berikatan. Polimer sering dikaitkan dengan plastik dikarenakan sebenarnya contoh polimer lebih banyak ditemukan pada bahan plastik. Polimer terdiri dari dua yaitu polimer alam dan polimer buatana (sintesis).

Polimer alam merupakan yang terbentuk secara alami. Polimer alam terbentuk dikarenakan ada sebuah reaksi kondensasi yang terjadi secara alami. Polimer alam itu bisa berasal dari bahan alam seperti kayu, kapas, karet alam, rambut dan kulit binatang. Kebanyakan polimer alam terbentuk melalui reaksi kondensasi. Sifat polimer alam yaitu mudah menyerap air, kurang stabil, tidak stabil karena pemanasan serta sukar dibentuk. Sedangkan polimer buatan adalah diperoleh melalui hasil modifikasi polimer alam dan bahan kimia, contoh kasret sintetis.

Polimer sebenernya dimaksudkan dengan plastik terlebih lagi dalam polimer buatan. Menurut Tahir (2018)  plastik adalah suatu bahan yang dikenal memiliki sifat-sifat serba guna, variasi lentur, awet dan tahan lama, serta biaya produksi yang murah.  Plastik pada awalnya diproduksi dari bahan alam seperti kolagen, getah atau selulosa termodifikasi, namun saat ini mayoritas dibuat dari bahan sintesis menggunakan reaksi polimerisasi. Mengingat sifat-sifat tersebut maka dapat kita jumpai kalau plastik saat ini dijumpai ada di mana-mana. Industri plastik tumbuh berkembang sangat pesat untuk menyediakan kebutuhan plastik sintesis yang diperlukan bagi manusia.


Permasalahan

1. Apa itu kimia kontekstual ?

2. Bagaimana keterkaitan kimia kontekstual dengan polimer alam dan plastik ?

3. Apa itu polimer alam ?

4. Apa itu plastik ?

5. Bagaimana contoh kasus dan penyelesaian dari polimer alam dan plastic dalam kimia kontekstual ?


Tujuan

1. Untuk mengetahui maksud dari kimia kontekstual.

2. Untuk memahami keterkaitan kimia kontekstual dengan polimer alam serta plastik.

3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai polimer alam.

4. Untuk mengetahui penjelasan mengenai plastik.

5. Untuk memahami contoh kasus dari polimer alam dan plastik dalam kimia kontekstual.


Pembahasan

Perkembangan ilmu dan teknologi kimia semakin berkembang zaman ke zaman, terlebih lagi di masa ini perkembangan dari ilmu maupun teknologi kimia semakin pesat. Kimia dikatakan sebagai central science dikarenakan hampir menyentuh berbagai aspek kehidupan. Kimia sekarang bukan hanya mengenai laboratorium namun sudah sangat luas sekali. Ilmu kimia sangat berhubungan dan terbantu dengan perkembangan teknologi yang ada. Di masa seperti ini ilmu kimia menjadi semakin menonjol melalui vaksin untuk menangani pandemi saat ini. Ilmu kimia semakin berkembang dan berperan penting .

Interaksi di antarai ilmu atau sains, masyarakat dan industri menyebabkan riset dasar (fundamental) dan riset terapan (engineering) semakin berbaur begitu pula kolaborasi dengan disiplin ilmu lainnya makin meluas. Dinamika dalam kehidupan manusia selalu disertai dengan keterkaitan baik secara langsung atau tidak langsung dengan ilmu kimia, sehingga muncul kajian Kimia kontekstual (Chemistry in Context).

Kimia kontekstual merupakan suatu kajian ilmu kimia yang mempelajari berbagai hal yang sedang terjadi di lingkungan. Kimia kontekstual disebut sebagai kimia kekinian dikarenakan berkaitan dengan beragam aspek kehidupan manusia. Pengkajian dan pembahasannya sangat tergantung pada isu atau persoalan apa yang sedang menjadi trending topik. Biasanya kimia kontekstual berkaitan dengan fenomena atau proses kimia yang terjadi dalam industri, lingkungan, energi, pangan, obat dan polimer yang dimana membahas hal yang berhubungan dengan kimia dan mengkaitkannya dengan ilmu lain.

Kimia kontekstual secara khusus mempelajari mengenai polimer alam dan plastik dikarenakan kedua hal ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia. Dalam hal pakaian dan barang-barang mengandung kedua hal ini. namun seperti yang kita ketahui bahwa pada dasarnya kimia kontekstual mempelajari hal yang berkaitan dengan lingkungan, maka baik polimer alam maupun plastik kedua hal ini menjadi salah satu permasalahan dalam lingkungan yang sering dijumpai, terkhususkan pada plastik. Plastik menjadi salah satu masalah dalam lingkungan dan plastik memiliki suatu kandungan kimia yang membuatnya dapat merusak lingkungan. Maka dari itu mengetahui hal itu kimia kontekstual membahas secara khusus antara polimer alam dan plastik.

Polimer dan plastik mendapat perhatian yang serius dalam pembahasan Kimia Kontekstual. Belakangan ini terdapat enam jenis polimer yang paling banyak digunakan (meliputi sekitar 98 persen dari seluruh polimer dan plastik yang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari), yaitu polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene, dan polycarbonate. Setiap jenis polimer  memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas, cahaya, dan kimia yang berlainan.

Menurut Admadi, H & Arnata Wayan (2015) , bahwa Polimer merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang ratusan bahkan ribuan molekul sederhana yang disebut monomer. Oleh karena itu polimer mempunyai massa molekul relatif sangat besar. Polimer banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari bahan -bahan yang kita gunakan seperti pakaian, botol minum, map dan kantong plastik, kertas, ban, dan lain-lain merupakan produk terbuat dari polimer. han-bahan polimer alam yang sejak dahulu telah dikenal dan dimanfaatkan adalah kapas, wol, dan damar. Sementara itu, polimer sintetis mulai dikenal pada tahun 1925. Setelah Staudinger mengemukakan hipotesisnya tentang makromolekul dan mendapat hadiah Nobel pada tahun 1955, teknologi polimer mulai berkembang pesat. Beberapa contoh polimer sintetis yang ada dalam kehidupan sehari-hari, antara lain serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik polietilena untuk botol susu, dan plastic poliuretana untuk jantung buatan.

 

Sumber : temukanpengertian.com

Istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan polimer alami seperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa abad. Begitu juga kertas yang dibuat dari selulosa, yaitu sebuah polisakarida yang terbentuk secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan asam nukleat juga memainkan peranan penting dalam proses biokimia.

Polimer alam adalah merupakan polimer yang terbentuk secara alami. Polimer alam terbentuk dikarenakan ada sebuah reaksi kondensasi yang terjadi secara alami. Polimer alam itu bisa berasal dari bahan alam seperti kayu, kapas, karet alam, rambut dan kulit binatang. Kebanyakan polimer alam terbentuk melalui reaksi kondensasi. Sifat polimer alam yaitu mudah menyerap air, kurang stabil, tidak stabil karena pemanasan serta sukar dibentuk.

Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah dari pada serat. Plastik dapat dicetak (dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan dibutuhkan dengan menggunakan proses injection molding dan ekstrusi (Anonim, 2010).

Menurut Agustina (2015) Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorf, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar. Plastik merupakan produk polimer sintetis yang terbuat dari bahan-bahan petrokimia yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Struktur kimiawinya yang mempunyai bobot molekul tinggi dan pada umumnya memiliki rantai ikatan yang kuat sehingga plastik membutuhkan waktu yang lama terurai di alam

Permasalahan yang sering menjadi pembahsan dalam kimia kontekstual dalam polimer alam dan plastik ialah masalah yang ditemukan dari kedua hal ini ialah maraknya sampah plastic yang merusak lingkungan. Menurut Tahir (2018) salah satu hasil inovasi teknologi bahan dalam bidang kimia adalah plastik. Plastik adalah suatu bahan yang dikenal memiliki sifat-sifat serba guna, variasi lentur, awet dan tahan lama, serta biaya produksi yang murah. lastik pada awalnya diproduksi dari bahan alam seperti kolagen, getah atau selulosa termodifikasi, namun saat ini mayoritas dibuat dari bahan sintesis menggunakan reaksi polimerisasi. Mengingat sifat-sifat tersebut maka dapat kita jumpai kalau plastik saat ini dijumpai ada di mana-mana. Industri plastik tumbuh berkembang sangat pesat untuk menyediakan kebutuhan plastik sintesis yang diperlukan bagi manusia. Hampir kebanyakan produk di sekitar kita saat ini memiliki kandungan bahan plastik. Penggunaan plastik saat ini diketahui lebih dari 40% untuk keperluan packaging (pengemasan) dan sisanya adalah untuk aplikasi bangunan dan konstruksi, tekstil, produk consumer, sarana transportasi, peralatan listrik dan lain sebagainya.

Menurut Tahir (2018) bahwa, selain bermanfaat ternyata plastik menyimpan masalah pada tahap pasca penggunaannya. Plastik ternyata dapat menjadi momok bagi lingkungan dan dikhawatirkan suatu saat akan menjadi musibah bagi manusia. Hal ini justru terkait dari sifat keunggulan plastik yang awet dan tidak mudah terdekomposisi. Peruraian kembali bahan plastik menjadi komponen yang aman diketahui memerlukan waktu sampai ratusan tahun. Mengingat peruntukan plastik yang terutama untuk packaging, maka pada akhir bahan ini selesai difungsikan maka segera akan menjadi bahan yang relatif tidak bernilai lagi. Pengguna umumnya akan menjadikan plastik bekas kemasan ini sebagai bahan buangan. Produk akhir inilah yang kita kenal sebagai sampah plastik dan pada kenyataannya saat ini menjadi permasalahan sendiri khususnya karena dampaknya pada lingkungan sekitar.

Ratusan juta plastik yang digunakan di bumi ini, maka ratusan juta juga sampah plastik yang menjadi polutan utama dunia. Karena bahan utama pembuatan plastik adalah phthalat ester di(ethylhexyl) phthalat (DEHP) yang bersifat stabil dan sukar diuraikan oleh mikroorganisme sehingga kita terusmenerus memerlukan area untuk pembuangan sampah. (Koswara S, 2006).

Penanggulangan dari masalah sampah plastik ini sebenarnya sudah mulai ditangani dengan cara menggantikan penggunaan plastik dalam hal berbelanja. Salah satu caranya ialah dengan menggunakan tas yang dapat dipakai berkali-kali seperti tas yang dibuat dari kain serta tidak mengeluarkan produksi plastik seperti dalam supermarket yang menggantikan plastik dengan tas ramah lingkungan serta kardus. Hal ini merupakan salah satu peran kimia kontekstual dalam mengkaji hal-hal yang dapat menjadi solusi dari permasalahn lingkungan yaitu permasalahan plastik. Ada beberapa hal lagi sebagai cara penanggulangan sampah plastik mendaur ulang plastik menjadi hal bisa digunakan  kembali.

Menurut Tahir (2018) upaya 3R untuk plastik ini juga perlu semakin digalakkan. Penggunaan plastik yang bersifat biodegradable dapat menjadi alternatif. Upaya pengurangan kemasan plastik juga menjadi hal yang cukup efektif, khususnya untuk mengurangi kuantitas sampah tas kresek. Reuse (Menggunakan kembali sampah sampah yang masih bisa digunakan atau bisa berfungsi lainnya), Reduce (Mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan atau memunculkan sampah), Recycle (Mengolah kembali sampah atau daur ulang menjadi suatu produk atau barang yang dapat bermanfaat). Hal ini juga menjadi salah satu solusi mengatasi permasalahan plastik yang merusak lingkungan.


Kesimpulan

Perkembangan ilmu kimia dan teknologi yang dinamis dengan arti selalu mengalami perubahan mengikuti perkembangan di dunia membuat ilmu kimia juga ikut berkembang salah satunya ialah kajian ilmu kimia yaitu kimia kontekstual. Kimia kontekstual atau sering disebut denga kimia kekinian adalah suatu kajian ilmu kimia yang mempelajari berbagai hal yang sedang terjadi di lingkungan. Kimia kontekstual pengkajian dan pembahasannya sangat tergantung pada isu atau masalah apa yang sedang menjadi topik yang sedang hangat.

Kimia kontekstual secara khusus mempelajari mengenai polimer alam dan plastik dikarenakan kedua hal ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia. Plastik menjadi salah satu masalah dalam lingkungan dan plastik memiliki suatu kandungan kimia yang membuatnya dapat merusak lingkungan. Maka dari itu mengetahui hal itu kimia kontekstual membahas secara khusus antara polimer alam dan plastik. Polimer alam merupakan jenis kimia yang berasal dari alam. Polimer merupakan rantai panjang dari suatu atom yang berulang. Plastik merupakan bahan yang sangat dekta dengan kehidupan sehari-hari manusia. Plastik menjadi salah satu bahan yang memiliki kandungan kimia dan sangat berdampak terhadap suatu lingkungan.

Penanggulangan dari masalah sampah plastik ini sebenarnya sudah mulai ditangani dengan cara menggantikan penggunaan plastik dalam hal berbelanja. Salah satu caranya ialah dengan menggunakan tas yang dapat dipakai berkali-kali seperti tas yang dibuat dari kain serta tidak mengeluarkan produksi plastik seperti dalam supermarket yang menggantikan plastik dengan tas ramah lingkungan serta kardus.


Daftar Pustaka

Admadi H, Bambang dan I Wayan Arnata. 2015. Teknologi Polimer. Universitas Udayana. Dalam https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/8ffad0a5ccff31f14f934e1bad254493.pdf (diunduh 9 Oktober  2021)

Agustina. 2015. Bab II Tinjauan Pustaka. Politeknik Sriwijaya. Dalam http://eprints.polsri.ac.id/1957/3/03.%20BAB%20II.pdf  (diunduh 9 Oktober  2021)

Hidayat, Atep Afia. 2021.Kimia Kontekstual. Modul Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Indusrti. Jakarta. Universitas Mercu Buana

Ihsan, Muhammad Hafidzul. 2015. 7506-Buku Ajar Kimia Kontekstual BOPTN P3 UGM. Universitas Gajah Mada. Dalam https://www.scribd.com/doc/284421535/7506-Buku-Ajar-Kimia-Kontekstual-BOPTN-P3-UGM (diunduh 9 Oktober  2021)

Tahir,Iqmal. 2018. Material Plastik dan Permasalahan Lingkungan. Dapartemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam http://chemistry.ugm.ac.id/2018/12/material-plastik-dan-permasalahan-lingkungan/ (diunduh 9 Oktober  2021)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.