Abstrak
Kimia
Kontekstual merupakan suatu ilmu kimia yang berkaitan dengan aspek dalam
kehidupan manusia. Kimia kontekstual atau yang bisa dikatakan sebagai kimia
kekinian mengkaji hal yang sangat bergantung pada hal sedang terjadi dalam
masyarakat. Salah satu cakupan dari kimia kontekstual adalah hal yang terjadi
di alam sekitar yang berhubungan dengan kimia. Seperti yang kita tau bahwa
kimia merupakan ilmu yang sangat luas. Kimia hampir menyentuh seluruh ilmu
pengetahuan maka dari itu ia disebut sebagai pusat sains. Kimia kontekstual
membahas secara khusus salah satu contoh kasus mengenai polimer alam dan plastik.
Polimer alam merupakan jenis kimia yang berasal dari
alam. Polimer merupakan rantai panjang dari suatu atom yang berulang. Plastik
merupakan bahan yang sangat dekta dengan kehidupan sehari-hari manusia. Plastik
menjadi salah satu bahan yang memiliki kandungan kimia dan sangat berdampak
terhadap suatu lingkungan.
Kata
kunci : kimia,kontekstual,polimer,alam,plastik.
Abstract
Contextual
Chemistry is a science of chemistry that deals with aspects of human life.
Contextual chemistry or what can be said as contemporary chemistry examines
things that are very dependent on what is happening in society. One of the
scopes of contextual chemistry is what happens in the natural environment
related to chemistry. As we know that chemistry is a very broad science.
Chemistry almost touches all sciences, therefore it is called the center of
science. Contextual chemistry discusses in particular one case example
regarding natural polymers and plastics. Natural polymers are chemical types
that come from nature. Polymers are long chains of repeating atoms. Plastic is
a material that is very close to human daily life. Plastic is one of the
materials that has a chemical content and has an impact on the environment.
Keywords: chemical, contextual, polymer, nature, plastic.
Pendahuluan
Kimia
Kontekstual atau Kimia Kekinian berkaitan dengan beragam
aspek kehidupan manusia. Pengkajian dan pembahasannya sangat tergantung pada
isu atau persoalan apa yang sedang menjadi trending topik. Dalam
mempelajari kimia kontekstual akan selalu berhubungan dengan lingkungan.
Polimer alam dan plastik menjadi salah satu topik yang menonjol dalam kimia
kontekstual. Polimer adalah molekul besar yang tersusun secara dari molekul-molekul
kecil yang saling berikatan. Polimer sering dikaitkan dengan plastik
dikarenakan sebenarnya contoh polimer lebih banyak ditemukan pada bahan
plastik. Polimer terdiri dari dua yaitu polimer alam dan polimer buatana
(sintesis).
Polimer
alam merupakan yang terbentuk secara alami. Polimer alam terbentuk dikarenakan
ada sebuah reaksi kondensasi yang terjadi secara alami. Polimer alam itu bisa
berasal dari bahan alam seperti kayu, kapas, karet alam, rambut dan kulit
binatang. Kebanyakan polimer alam terbentuk melalui reaksi kondensasi. Sifat
polimer alam yaitu mudah menyerap air, kurang stabil, tidak stabil karena
pemanasan serta sukar dibentuk. Sedangkan polimer buatan adalah diperoleh
melalui hasil modifikasi polimer alam dan bahan kimia, contoh kasret sintetis.
Polimer
sebenernya dimaksudkan dengan plastik terlebih lagi dalam polimer buatan. Menurut
Tahir (2018) plastik adalah suatu bahan
yang dikenal memiliki sifat-sifat serba guna, variasi lentur, awet dan tahan
lama, serta biaya produksi yang murah. Plastik pada awalnya diproduksi dari
bahan alam seperti kolagen, getah atau selulosa termodifikasi, namun saat ini
mayoritas dibuat dari bahan sintesis menggunakan reaksi polimerisasi. Mengingat
sifat-sifat tersebut maka dapat kita jumpai kalau plastik saat ini dijumpai ada
di mana-mana. Industri plastik tumbuh berkembang sangat pesat untuk menyediakan
kebutuhan plastik sintesis yang diperlukan bagi manusia.
Permasalahan
1. Apa
itu kimia kontekstual ?
2. Bagaimana
keterkaitan kimia kontekstual dengan polimer alam dan plastik ?
3. Apa
itu polimer alam ?
4. Apa
itu plastik ?
5. Bagaimana
contoh kasus dan penyelesaian dari polimer alam dan plastic dalam kimia
kontekstual ?
Tujuan
1. Untuk
mengetahui maksud dari kimia kontekstual.
2. Untuk
memahami keterkaitan kimia kontekstual dengan polimer alam serta plastik.
3. Untuk
mengetahui penjelasan mengenai polimer alam.
4. Untuk
mengetahui penjelasan mengenai plastik.
5. Untuk
memahami contoh kasus dari polimer alam dan plastik dalam kimia kontekstual.
Pembahasan
Perkembangan
ilmu dan teknologi kimia semakin berkembang zaman ke zaman, terlebih lagi di masa
ini perkembangan dari ilmu maupun teknologi kimia semakin pesat. Kimia
dikatakan sebagai central science dikarenakan hampir menyentuh berbagai aspek
kehidupan. Kimia sekarang bukan hanya mengenai laboratorium namun sudah sangat
luas sekali. Ilmu kimia sangat berhubungan dan terbantu dengan perkembangan
teknologi yang ada. Di masa seperti ini ilmu kimia menjadi semakin menonjol
melalui vaksin untuk menangani pandemi saat ini. Ilmu kimia semakin berkembang
dan berperan penting .
Interaksi
di antarai ilmu atau sains, masyarakat dan industri menyebabkan riset dasar
(fundamental) dan riset terapan (engineering) semakin berbaur begitu pula
kolaborasi dengan disiplin ilmu lainnya makin meluas. Dinamika dalam kehidupan
manusia selalu disertai dengan keterkaitan baik secara langsung atau tidak
langsung dengan ilmu kimia, sehingga muncul kajian Kimia kontekstual (Chemistry
in Context).
Kimia
kontekstual merupakan suatu kajian ilmu kimia yang
mempelajari berbagai hal yang sedang terjadi di lingkungan. Kimia kontekstual
disebut sebagai kimia kekinian dikarenakan berkaitan dengan beragam aspek
kehidupan manusia. Pengkajian dan pembahasannya sangat tergantung pada isu atau
persoalan apa yang sedang menjadi trending topik. Biasanya kimia kontekstual
berkaitan dengan fenomena atau proses kimia yang terjadi dalam industri,
lingkungan, energi, pangan, obat dan polimer yang dimana membahas hal yang
berhubungan dengan kimia dan mengkaitkannya dengan ilmu lain.
Kimia kontekstual secara khusus
mempelajari mengenai polimer alam dan plastik dikarenakan kedua hal ini sangat
dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia. Dalam hal pakaian
dan barang-barang mengandung kedua hal ini. namun seperti yang kita ketahui
bahwa pada dasarnya kimia kontekstual mempelajari hal yang berkaitan dengan
lingkungan, maka baik polimer alam maupun plastik kedua hal ini menjadi salah
satu permasalahan dalam lingkungan yang sering dijumpai, terkhususkan pada plastik.
Plastik menjadi salah satu masalah dalam lingkungan dan plastik memiliki suatu kandungan kimia yang membuatnya dapat merusak lingkungan. Maka
dari itu mengetahui hal itu kimia kontekstual membahas secara khusus antara polimer
alam dan plastik.
Polimer
dan plastik mendapat perhatian yang serius dalam pembahasan Kimia Kontekstual.
Belakangan ini terdapat enam jenis polimer yang paling banyak digunakan
(meliputi sekitar 98 persen dari seluruh polimer dan plastik yang dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari), yaitu polyethylene, polypropylene, polyvinyl
chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene, dan polycarbonate. Setiap
jenis polimer memiliki sifat degradasi
dan ketahanan panas, cahaya, dan kimia yang berlainan.
Menurut
Admadi, H & Arnata Wayan (2015) , bahwa Polimer merupakan molekul raksasa
(makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang ratusan bahkan ribuan molekul sederhana
yang disebut monomer. Oleh karena itu polimer mempunyai massa molekul relatif
sangat besar. Polimer banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa
disadari bahan -bahan yang kita gunakan seperti pakaian, botol minum, map dan kantong
plastik, kertas, ban, dan lain-lain merupakan produk terbuat dari polimer.
han-bahan
polimer alam yang sejak dahulu telah dikenal dan dimanfaatkan adalah kapas,
wol, dan damar. Sementara itu, polimer sintetis mulai dikenal pada tahun 1925.
Setelah Staudinger mengemukakan hipotesisnya tentang makromolekul dan mendapat
hadiah Nobel pada tahun 1955, teknologi polimer mulai berkembang pesat.
Beberapa contoh polimer sintetis yang ada dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik polietilena untuk botol
susu, dan plastic poliuretana untuk jantung buatan.
Sumber : temukanpengertian.com |
Istilah
polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya
terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan
yang beragam. Bahan polimer alami seperti shellac dan amber telah digunakan
selama beberapa abad. Begitu juga kertas yang dibuat dari selulosa, yaitu
sebuah polisakarida yang terbentuk secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan.
Biopolimer seperti protein dan asam nukleat juga memainkan peranan penting
dalam proses biokimia.
Polimer
alam adalah merupakan polimer yang terbentuk secara alami. Polimer alam
terbentuk dikarenakan ada sebuah reaksi kondensasi yang terjadi secara alami.
Polimer alam itu bisa berasal dari bahan alam seperti kayu, kapas, karet alam,
rambut dan kulit binatang. Kebanyakan polimer alam terbentuk melalui reaksi
kondensasi. Sifat polimer alam yaitu mudah menyerap air, kurang stabil, tidak
stabil karena pemanasan serta sukar dibentuk.
Plastik
adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah dari pada serat.
Plastik dapat dicetak (dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan
dibutuhkan dengan menggunakan proses injection molding dan ekstrusi (Anonim,
2010).
Menurut
Agustina (2015) Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah
monomer, yakni rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari
beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai
tersebut dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami
maka disebut amorf, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat
yang lebih keras dan tegar. Plastik merupakan produk polimer
sintetis yang terbuat dari bahan-bahan petrokimia yang merupakan sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui. Struktur kimiawinya yang mempunyai bobot
molekul tinggi dan pada umumnya memiliki rantai ikatan yang kuat sehingga
plastik membutuhkan waktu yang lama terurai di alam
Permasalahan
yang sering menjadi pembahsan dalam kimia kontekstual dalam polimer alam dan plastik
ialah masalah yang ditemukan dari kedua hal ini ialah maraknya sampah plastic yang
merusak lingkungan. Menurut Tahir (2018) salah satu hasil inovasi teknologi
bahan dalam bidang kimia adalah plastik. Plastik adalah suatu bahan yang
dikenal memiliki sifat-sifat serba guna, variasi lentur, awet dan tahan lama,
serta biaya produksi yang murah. lastik pada awalnya
diproduksi dari bahan alam seperti kolagen, getah atau selulosa termodifikasi,
namun saat ini mayoritas dibuat dari bahan sintesis menggunakan reaksi
polimerisasi. Mengingat sifat-sifat tersebut maka dapat kita jumpai kalau
plastik saat ini dijumpai ada di mana-mana. Industri plastik tumbuh berkembang
sangat pesat untuk menyediakan kebutuhan plastik sintesis yang diperlukan bagi
manusia. Hampir kebanyakan produk di sekitar kita saat ini memiliki kandungan
bahan plastik. Penggunaan plastik saat ini diketahui lebih dari 40% untuk
keperluan packaging (pengemasan) dan sisanya adalah untuk aplikasi bangunan dan
konstruksi, tekstil, produk consumer, sarana transportasi, peralatan listrik
dan lain sebagainya.
Menurut
Tahir (2018) bahwa, selain bermanfaat ternyata plastik menyimpan masalah pada
tahap pasca penggunaannya. Plastik ternyata dapat menjadi momok bagi lingkungan
dan dikhawatirkan suatu saat akan menjadi musibah bagi manusia. Hal ini justru
terkait dari sifat keunggulan plastik yang awet dan tidak mudah terdekomposisi.
Peruraian kembali bahan plastik menjadi komponen yang aman diketahui memerlukan
waktu sampai ratusan tahun. Mengingat peruntukan plastik yang terutama untuk
packaging, maka pada akhir bahan ini selesai difungsikan maka segera akan
menjadi bahan yang relatif tidak bernilai lagi. Pengguna umumnya akan
menjadikan plastik bekas kemasan ini sebagai bahan buangan. Produk akhir inilah
yang kita kenal sebagai sampah plastik dan pada kenyataannya saat ini menjadi
permasalahan sendiri khususnya karena dampaknya pada lingkungan sekitar.
Ratusan
juta plastik yang digunakan di bumi ini, maka ratusan juta juga sampah plastik
yang menjadi polutan utama dunia. Karena bahan utama pembuatan plastik adalah
phthalat ester di(ethylhexyl) phthalat (DEHP) yang bersifat stabil dan sukar
diuraikan oleh mikroorganisme sehingga kita terusmenerus memerlukan area untuk
pembuangan sampah. (Koswara S, 2006).
Penanggulangan dari masalah sampah plastik
ini sebenarnya sudah mulai ditangani dengan cara menggantikan penggunaan plastik
dalam hal berbelanja. Salah satu caranya ialah dengan menggunakan tas yang
dapat dipakai berkali-kali seperti tas yang dibuat dari kain serta tidak
mengeluarkan produksi plastik seperti dalam supermarket yang menggantikan plastik
dengan tas ramah lingkungan serta kardus. Hal ini merupakan
salah satu peran kimia kontekstual dalam mengkaji hal-hal yang dapat menjadi
solusi dari permasalahn lingkungan yaitu permasalahan plastik. Ada beberapa hal
lagi sebagai cara penanggulangan sampah plastik mendaur ulang plastik menjadi
hal bisa digunakan kembali.
Menurut
Tahir (2018) upaya 3R untuk plastik ini juga perlu semakin digalakkan.
Penggunaan plastik yang bersifat biodegradable dapat menjadi alternatif. Upaya
pengurangan kemasan plastik juga menjadi hal yang cukup efektif, khususnya
untuk mengurangi kuantitas sampah tas kresek. Reuse (Menggunakan
kembali sampah sampah yang masih bisa digunakan atau bisa berfungsi lainnya),
Reduce (Mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan atau memunculkan sampah),
Recycle (Mengolah kembali sampah atau daur ulang menjadi suatu produk atau
barang yang dapat bermanfaat). Hal ini juga menjadi salah satu solusi mengatasi
permasalahan plastik yang merusak lingkungan.
Kesimpulan
Perkembangan
ilmu kimia dan teknologi yang dinamis dengan arti selalu mengalami perubahan
mengikuti perkembangan di dunia membuat ilmu kimia juga ikut berkembang salah
satunya ialah kajian ilmu kimia yaitu kimia kontekstual. Kimia kontekstual atau
sering disebut denga kimia kekinian adalah suatu kajian ilmu kimia
yang mempelajari berbagai hal yang sedang terjadi di lingkungan. Kimia
kontekstual pengkajian dan pembahasannya sangat tergantung pada isu atau
masalah apa yang sedang menjadi topik yang sedang hangat.
Kimia
kontekstual secara khusus mempelajari mengenai polimer alam dan plastik dikarenakan kedua hal ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia.
Plastik
menjadi salah satu masalah dalam lingkungan dan plastik memiliki suatu
kandungan kimia yang membuatnya dapat merusak lingkungan. Maka dari itu
mengetahui hal itu kimia kontekstual membahas secara khusus antara polimer alam
dan plastik. Polimer alam merupakan jenis kimia yang berasal dari
alam. Polimer merupakan rantai panjang dari suatu atom yang berulang. Plastik
merupakan bahan yang sangat dekta dengan kehidupan sehari-hari manusia. Plastik
menjadi salah satu bahan yang memiliki kandungan kimia dan sangat berdampak
terhadap suatu lingkungan.
Penanggulangan
dari masalah sampah plastik ini sebenarnya sudah mulai ditangani dengan cara
menggantikan penggunaan plastik dalam hal berbelanja. Salah satu caranya ialah
dengan menggunakan tas yang dapat dipakai berkali-kali seperti tas yang dibuat
dari kain serta tidak mengeluarkan produksi plastik seperti dalam supermarket
yang menggantikan plastik dengan tas ramah lingkungan serta kardus.
Daftar
Pustaka
Admadi
H, Bambang dan I Wayan Arnata. 2015. Teknologi Polimer. Universitas
Udayana. Dalam
Agustina.
2015. Bab II Tinjauan Pustaka. Politeknik Sriwijaya. Dalam http://eprints.polsri.ac.id/1957/3/03.%20BAB%20II.pdf
(diunduh 9 Oktober 2021)
Hidayat, Atep Afia. 2021.Kimia Kontekstual. Modul Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Indusrti. Jakarta. Universitas Mercu Buana
Ihsan,
Muhammad Hafidzul. 2015. 7506-Buku Ajar Kimia Kontekstual BOPTN P3 UGM. Universitas
Gajah Mada. Dalam https://www.scribd.com/doc/284421535/7506-Buku-Ajar-Kimia-Kontekstual-BOPTN-P3-UGM
(diunduh 9 Oktober 2021)
Tahir,Iqmal.
2018. Material Plastik dan Permasalahan Lingkungan. Dapartemen Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam http://chemistry.ugm.ac.id/2018/12/material-plastik-dan-permasalahan-lingkungan/
(diunduh 9 Oktober
2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.