Oleh : Anandha
Ivana Larasati (@T07-Anandha)
ABSTRAK
Ikatan kimia adalah
kemampuan suatu atom bergabung dengan atom lain membentuk suatu molekul/senyawa.
Ikatan ini terbentuk dengan melepas energi dalam bentuk melepas atau menerima
electron, sehingga susunan electron menjadi stabil (seperti susunan pada gas
mulia). Electron yang berperan dalam pembentukan ikatan kimia adalah electron
valensi dari suatu atom terluar. Electron terluar suatu unsur dapat dilambangkan
dengan struktur Lewis. Struktur Lewis (juga dikenal sebagai diagram titik
Lewis, rumus titik Lewis, struktur titik Lewis, dan struktur titik electron)
adalah diagram yang menunjukkan ikatan antara atom-aton suatu molekul dengan
pasangan electron yang mungkin ada dalam molekul. Ikatan kimia secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu ikatan antar molekul dan ikatan
antar atom. Ikatan antar atom terdiri dari ikatan ionic, ikatan kovalen, dan
ikatan logam.
Kata kunci : ion, kovalen, logam
ABSTRACT
Chemical bonding is the ability of an
atom to combine with another atom to form a molecule/compound. This bond is
formed by releasing energy in the form of releasing or receiving electrons, so
that the arrangement of electrons becomes stable (like the arrangement in noble
gases). The electron that plays a role in the formation of chemical bonds is
the valence electron of an outer atom. The outer electron of an element can be
denoted by the structure of Lewis. A Lewis structure (also known as a Lewis
point diagram, a Lewis point formula, a Lewis point structure, and an electron
point structure) is a diagram showing the bonds between the atoms of a molecule
and the electron pairs that may exist in the molecule. Chemical bonds can be
broadly divided into two types, namely bonds between molecules and bonds
between atoms. The bond between atoms consists of ionic bonds, covalent bonds,
and metal bonds.
Keywords : : ion, covalent, metal
PENDAHULUAN
Ilmu kimia memiliki banyak bidang kajian yang
mempelajari tentang fakta, konsep, hukum serta teori yang
banyak berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut mengharuskan kita
untuk memahami konsep-konsep dalam kimia secara utuh agar
tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari ilmu kimia. Salah satu bidang
kajian kimia adalah ikatan kimia. Materi ikatan kimia biasanya dikelompokkan
menjadi empat sub tema, yaitu ikatan ionik, ikatan kovalen, ikatan
logam, dan gaya antar molekul (Vrabec dan Prokša, 2016). Materi ikatan
kimia menjelaskan tentang bagaimana
atom-atom membentuk ikatan,
baik dengan atom
yang sama maupun dengan atom yang berbeda. Ikatan kimia terjadi karena sekelompok
atom menunjukkan satu kesatuan yang lebih stabil karena memiliki tingkat energi
lebih rendah daripada tingkat energi atom-atom penyusunnya dalam keadaan
terpisah (Effendy, 2013:14). Konsep-konsep dalam ikatan kimia bersifat abstrak
sehingga sulit diterapkan secara kontekstual.
RUMUSAN
MASALAH
- Apa itu ikatan ion?
- Apa itu ikatan kovalen?
- Apa saja sifat-sifat logam?
TUJUAN
- Untuk memahami konsep ikatan ion
- Untuk memahami konsep ikatan kovalen
- Untuk mengetahui sifat-sifat logam
PEMBAHASAN
Yuliantar
(2016) menyatakan bahwa, Walter Kossel dan Gilbert Lewis, pada tahun 1916,
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara
atom-atom unsur saling berikatan. Keduanya mengemukakan jumlah electron terluar
dari dua atom yang berikatakan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan
electron kedua atom tersebut sama dengan susunan electron gas mulia (memiliki 8
elektron pada kulit terluar), pernyataan ini disebut dengan teori octet. Namun,
ada pula yang stabil dengan konfigurasi dua electron pada kulit terluarnya
disebut teori duplet.
Hasan dkk.
(2017) berpendapat bahwa suatu atom bergabung dengan atom lain melalui ikatan
kimia yang terbentuk diantara atom-atom tersebut. Pada proses pembentukan
ikatan, yang terlibat adalah elektron valensi. Ada dua golongan utama ikatan
kimia, yaitu ikatan ionik dan ikatan kovalen.
A.
Ikatan Ion
Ikatan ion
merupakan ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik menarik antar ion
negatif (anion) dengan ion positif (kation). Gaya tarik menarik ini disebut
juga sebagai gaya elektrostatik. Pada suhu kamar, senyawa ionik terdapat dalam
bentuk kristal yang disebut kristal ion. Kristal ion terdiri dari ion postif,
dan ion negatif, dengan susunan struktur yang teratur dan ditentukan oleh
muatan dan jari-jari ion pembentuknya.
Berdasarkan
energitika pembentukan senyawa ionik dari penyusun-peyusunnya, suatu
pembentukan senyawa ionik dikatakan menguntungkan apabila :
a. Senyawa yang
terbentuk memiliki potensial yang lebih rendah daripada atom-atom pembentuknya
dan;
b.
Struktur senyawa ionik yang terbentuk merupakan
struktur yang memiliki potensial yang paling rendah (kestabilan termodinamika
terbesar).
Adapun
beberapa sifat senyawa ionik yaitu:
a.
Struktur/susunan kristal;
b. Isomorf
(mempunyi bentuk kristal yang sama);
c. Dapat menghantarkan
listrik;
d. Titik didih
dan leleh tinggi;
e. Senyawa
ionis larut dalam pelarut polar.
B.
Ikatan Kovalen
Sulakhudin
(2019) menyatakan bahwa, ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya
bergantung pada jumlah pasangan elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen.
Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen yang terbentuk 1 pasangan elektron.
Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk dari dua pasangan
elektron, begitu juga dengan ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3 pasangan
elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih pendek daripada
ikatan tunggal.
A.
Ikatan Pada Logam
Sulastri
& Rahmayani (2017) menyatakan bahwa, ikatan yang terdapat didalam logam
disebut ikatan logam. Menurut teori awan eletron, ikatan logam didefinisikan
sebagai gaya tarik antara kation-kation logam dengan awan elektron yang
bermuatan. negatif yangg terbentuk dari elektron valensi atom-atom logam
tersebut. Atom-atom logam terikat satu sama lain seolah-olah berada ditengah
lautan elektron.
Logam yang
memiliki elektron valensi lebih banyak akan menghasilkan kation dengan muatan
positif yang lebih besar dan awan elektron dengan jumlah elektron lebih banyak
atau lebih rapat. Akibatnya Logam yang tersusun atas atom-atom logam dengan
jumlah elektron valensi lebih banyak akan memiliki ikatan logam yang lebih kuat
dibanding logam yang tersusun dengan jumlah elektron valensi yang lebih
sedikit. Kekuatan ikatan logam tercermin pada titik lebur dan titik didih
masing-masing logam. Karena elektron valensi yang mudah bergerak, logam memiliki
sifat :
a. Memiliki
kilau;
b. Dapat
ditempa (malleable);
c. Dapat
diregangkan (ductile) drawn into wires;
d.
menghantarkan panas dan listrik.
KESIMPULAN
Ikatan
kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul.Terjadi melalui
ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan lainnya seperti ikatan hidrogen,logam,dan
sebagainya. Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Postulat
dasar dari teori ini adalah bahwa bila 2 atom membentuk ikatan kovalen, orbital
paling luar salah satu atom mengadakan tumpang tindih dengan orbital paling
luar atom yang lain, dan pasangan elektron yang dimiliki bersama berada di
daerah di mana terjadi tumpang tindih tersebut. Dengan adanya ikatan valensi
tersebut maka dapat dijelaskan sifat fisika maupun kimia dari suatu senyawa
atau ion kompleks yang terbentuk dari ikatan valensi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, M, Zarlaida Fitri, dan Ratu Fazlia Inda Rahmayani. 2017. Buku Ajar Ikatan
Kimia. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. Dalam https://www.google.co.id/books/edition/Ikatan_Kimia/0wTQDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=ikatan+kimia&pg=PA65&printsec=frontcover
(Diakses 2 Oktober 2021)
Sulastri, dan Ratu Fazlia Inda Rahmayani. 2017.
Buku Ajar Kimia Dasar 1. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. Dalam https://www.google.co.id/books/edition/Kimia_Dasar_I/vJDPDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=kimia+dasar+1&printsec=frontcover (Diakses 2 Oktober 2021)
Yulianta, Heri. 2016. Materi Ikatan Kimia Untuk
SMA/MA. Yogyakarta: UNY. Dalam https://eprints.uny.ac.id/41796/1/produk.pdf (Diakses 2 Oktober 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.