.

Minggu, 12 September 2021

TERMODINAMIKA PENGARUHI KESTABILAN SEDIAAN EMULSI

Oleh : Siti Rahmah Aladawiyah Ainiya (T09-Siti)



ABSTRAK

Jenis sediaan yang berhubungan dengan hukum termodinamika adalah sediaan emulsi. Emulsi adalah sistem yang tidak stabil secara termodinamika mengandung paling sedikit 2 fase cair yang tidak bercampur satu diantaranya terdispersi sebagai globul-globul (fase pendispersi) dalam fase cair lainnya (fase kontinyu) distabilkan dengan adanya bahan pengemulsi / emulgator. Hukum termodinamika yang diterapkan dalam sediaan emulsi adalah hukum termodinamika II.


Kata kunci : Emulsi,Emulgator,Hukum Termodinamika 


ABSTRAK

The type of preparation associated with the laws of thermodynamics is the emulsion preparation. An emulsion is a thermodynamically unstable system containing at least 2 liquid phases that do not mix, one of which is dispersed as a globule-globule (pendispersi phase) in another liquid phase (continuous phase) stabilized in the presence of an emulsifier/ emulgator material. The law of thermodynamics applied in emulsion preparations is the law of thermodynamics II.


Key words : Emulsion,Emulgator,Law of Thermodynamics


PENDAHULUAN 

Termodinamika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari transformasi dari berbagai bentuk energi, pembatasan-pembatasan dalam transformasi ini serta penggunaannya. Sebuah campuran yang terdiri dari minyak dan air dapat dilakukan dengan penambahan bahan lain yang disebut emulgator. Namun berapa banyak emulgator yang harus ditambahan harus mempengaruhi kestabilan campuran tersebut yang disebut emulsi. Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Emulgator sering dikombinasikan untuk membentuk emulsi yang lebih baik yaitu emulgator dengan keseimbangan hidrofilik dan lipofilik yang diinginkan. Emulgator yang memiliki nilai HLB adalah golongan emulgator surfaktan. Secara kimia molekul surfaktan terdiri atas gugus polar dan non polar. Apabila surfaktan dimasukkan ke dalam sistem yang terdiri dari air dan minyak, maka gugus polar akan mengarah ke fase air sedangkan gugus non polar akan mengarah ke fase minyak. Menentukan emulgator yang digunakan juga merupakan hal yang sangat penting dalam formulasi. Semua aspek yang dipertimbangkan hanya bertujuan untuk mendapatkan suatu sediaan emulsi yang stabil secara fisik. Karena saat sediaan itu dinyatakan stabil secara fisik dapat dianggap akan berkhasiat baik. kestabilan sediaan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti penyimpanan ditempat yang sesuai agar tidak terjadi kerusakan. Kerusakan pada sediaan emulsi dapat dilihat secara organoleptis terlihat adanya perubahan bentuk terpisahnya fase minyak dan fase air yang ditandai dengan adanya bulir-bulir minyak diatas permukaan sediaan, perubahan warna pun terlihat jelas dari spesifikasi awal produk, perubahan bau terlihat jelas dari aroma biasanya berbau tengik yang berasal dari fase minyak yang dapat teroksidasi, dan pengendapan.


PERMASALAHAN

1. Terdapat pada hukum berapa termodinamika pengaruhi ke stabilan sediaan pada emulsi?
2. Apa yang di maksud dengan hukum termodinamika? 
3. Apa yang di maksud dengan emulsi?


PEMBAHASAN 

1. Hukum termodinamika yang pengaruhi ke stabilan sediaan pada emulsi  adalah hukum termodinamika II. Kalor tidak dapat diubah seluruhnya menjadi kerja, Semua proses spontan mempunyai arah tertentu, Yang dirumuskan melalui suatu fungsi yang disebut Entropi. Ketika dua sistem berada pada kontak termal, laju panas spontan terjadi dari sistem bersuhu tinggi ke sistem yang bersuhu rendah
2. Termodinamika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari transformasi dari berbagai bentuk energi, pembatasan-pembatasan dalam transformasi ini serta penggunaannya. Termodinamika didasarkan atas dua postulat pokok yang dikenal sebagai hukum pertama dan hukum kedua. Hukum pertama menyangkut masalah pertukaran energi, sedangkan hukum kedua membahas arah dari pertukaran tersebut.
3. Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair. Berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi: emulsi gas, emulsi cair, dan emulsi padat.


KESIMPULAN 

Saran kepada konsumen agar emulsi tetap stabil, maka yang harus diperhatikan adalah pada saat penyimpananannya agar ditutup rapat dan disimpan pada suhu sejuk (jangan disimpan pada tempat yang terkena matahari langsung). Jika terdapat perubahan fasa dalam penampilannya, bau warna dan konsistensinya, maka sediaan tersebut sudah tidak dapat digunakan. Seperti ketengikan pada emulsi, artinya telah terjadi oksidasi atau depolimerasi pengemulsi makromolekular akibat hidrolisis, atau penguraian karena mikroba.


DAFTAR PUSTAKA 

Ismunandar. 2013. Termodinamika: Hukum I (lanjutan) Dan Hukum II. Bandung: ITB. Dalam https://youtu.be/NilKh3R9Ayk (diunduh 10 September 2021)

https://farmasetika.com/2019/11/06/fenomena-termodinamika-pengaruhi-kestabilan-sediaan-emulsi/amp/

https://farmasetika.com/2020/03/01/kestabilan-sediaan-emulsi-tergantung-penentuan-hlb-dan-emulgator/amp/

Lachman Leon, 2007. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Ketiga.  Penerbit Universitas Indonesia Press : Jakarta 


4 komentar:

  1. @T23-Rahel
    penyampaian materi artikel cukup menarik, tapi mungkin bisa di jelaskan lebih lagi soal hubungan emulsi dengan termodinamika seperti apa :)

    BalasHapus
  2. @T12-Simar
    Dalam artikel yang telah kamu buat, berikan contoh dari penerapan kestabilan kesediaan emulsi dalam kehidupan sahari-hari?

    BalasHapus
  3. @T14-Winda
    artikel cukup bagus, untuk mind map sebaiknya memakai beberapa warna agar terlihat lebih menarik.

    BalasHapus
  4. @T03-Ika
    Artikel cukup baik, ada baiknya lagi daftar pustakanya di perbaiki lagi

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.