.

Senin, 06 September 2021

PERANAN KIMIA DALAM INDUSTRI PANGAN

                        PERANAN KIMIA DALAM INDUSTRI PANGAN

(KIMIA DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN INDUSTRI)

 

Sebuah artikel oleh Aditya Rafi Nugroho,

Program studi Teknik industri, fakultas Teknik, universitas Mercu Buana.

Email : ditoynugroho@gmail.com

 

ABSTRAK

Seiring berkembangnya zaman, makanan yang kita temukan saat ini semakin beragam dan unik. Tak

hanya soal rasa, namun juga warna bentuk dan kandungannya. Ini semua berkat kemajuan iptek dan

kimia yang dikembangkan bertahun-tahun oleh para ahli, mereka mengembangkan zat-zat untuk

memajukan industri makanan, dan hasilnya bisa kita nikmati saat ini, di supermarket terdapat ribuan

jenis makanan berbeda dan memiliki cita rasa khasnya masing-masing.

ABSTRACT

Along with the times, the food we find today is increasingly diverse and unique. Not only a matter of

taste, but also color, shape and content. This is all thanks to advances in science and technology and

chemistry developed over many years by experts, they develop substances for advancing the food

industry, and the results we can enjoy today, in supermarkets there are products There are different

types of food and each has its own unique taste.



RUMUSAN MASALAH

1.       Apakah definisi makanan dan kimia?

2.       Apakah korelas antara makanan dan kimia?

3.       Bagaimana peranan kimia dalam industri makanan?

 

TUJUAN

1.       Untuk mengetahui definisi dari makanan dan kimia.

2.       Untuk mengetahui korelas antara makanan dan kimia.

3.       Untuk mengetahui peranan kimia pada industri makanan.

 

 

PENDAHULUAN

Kita pasti sering membeli makanan instant setiap hari, misalnya kue-kue kering,

keripik, crispi, jelly, berbagai jenis permen, dan makanan ringan lainnya. Semua jenis

makanan tersebut dapat awet dalam waktu tertentu karena adanya suatu zat yang dapat

mengawetkannya. Demikian pula rasa dari makanan yang beraneka ragam karena adanya

tambahan rasa yang diberikan ke dalam makanan tersebut ketika proses pembuatan

berlangsung. Saat ini banyak sekali makanan yang dijual di pasaran dalam berbagai

kemasan, dengan berbagai warna, rasa, aroma, tekstur, dan bentuk. Hal ini berkat adanya

kemajuan IPTEK yang ternyata juga berdampak pada kemajuan di bidang industri makanan.

Untuk menghasilkan makanan dengan berbagai variasi tersebut, perlu ditambahkan bahan

pada pengolahannya Bahan-bahan seperti itulah yang dinamakan bahan tambahan

makanan (disingkat BTM) atau istilah asingnya zat aditif makanan. Oleh karena fungsinya

hanya sebagai tambahan, maka tentunya dalam penggunaannya ada batas ukurannya atau

disebut batas ambang yang ditentukan oleh DepKes yang harus ditaati oleh produsen

makanan dan minuman dalam kemasan, jika tidak akan membahayakan kesehatan kita.


ISI

Semua makanan yang kita makan sekarang tak luput dari peranan penting kimia, ada beberapa

Zat yang sering digunakan industri makanan, diantaranya :

1. PENGGOLONGAN ZAT ADITIF MAKANAN DAN MINUMAN

Tubuh kita memerlukan berbagai macam zat gizi, seperti karbohidrat, protein, mineral,

dan vitamin, karena itu makanan yang kita makan harus mengandung zat-zat gizi tersebut.

Makanan dalam penyajiannya juga memerlukan cita rasa yang enak dan penampilan yang

menarik, sehingga dapat membangkitkan selera makan.

Perkembangan dan kemajuan teknologi telah banyak menemukan bahan-bahan

sintetis yang dapat menggantikan berbagai zat tambahan alami yang biasa digunakan

sebelumnya, seperti zat pewarna sintetis yang menggantikan zat pewarna alami.

Menurut WHO (World Health Organization) yaitu salah satu organisasi yang ada di

bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mengurusi masalah kesehatan dunia, zat

aditif didefinisikan sebagai bahan yang ditambahkan ke dalam makanan dalam jumlah

sedikit untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur, atau memperpanjang masa

penyimpanan. Berdasarkan pengertian ini, maka DepKes RI lalu membuat aturan-aturan

tentang penggunaan BTM termasuk menetapkan batas ambang untuk setiap jenis zat aditif.

2. ZAT PEWARNA

Zat pewarna adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan yang bertujuan

memperbaiki atau memberi warna pada makanan sehingga makanan tersebut lebih menarik.

Zat pewarna dibagi menjadi dua macam, yaitu zat pewarna alami dan zat pewarna

sintetis. Zat pewarna alami diperoleh dengan mengekstrak tumbuhan, lebih aman, namun

variasi warna & jumlahnya sedikit, kurang praktis, serta tidak tahan lama (mudah memudar).

Zat pewarna sintetis lebih beragam, stabil pada penyimpanan, praktis, dan tahan lama

3. ZAT PEMANIS

Zat pemanis merupakan bahan yang digunakan agar makanan mempunyai rasa

manis atau lebih manis. Zat pemanis dibedakan menjadi dua, yaitu pemanis alami dan

pemanis buatan. Zat pemanis alami dibagi menjadi dua, yaitu :

1.       Pemanis nutritif (menghasilkan kalori), berasal dari tanaman (sukrosa / gula tebu, gula

bit, xylitol dan fruktosa), dari hewan (laktosa, madu), dan dari hasil penguraian

karbohidrat (sirup glukosa, dekstrosa, sorbitol).

2.       Pemanis non nutritif (tidak menghasilkan kalori), berasal dari tanaman (steviosida),

dari kelompok protein (miralin, monellin, thaumatin).

4. ZAT PENGAWET

Bahan pengawet adalah bahan kimia yang dapat mempertahankan makanan dari

kerusakan karena proses fermentasi, jamur, dan penguraian lainnya. Sebagai contoh natrium

benzoat (untuk makanan dan minuman berasa asam), kalsium propionat (CH3CH2COO)2Ca

dan natrium propionat (CH3CH2COO)Na (untuk mencegah jamur pada roti dan kue), asam

sorbat (CH3CH2= CHCH=CHCOOH), dan natrium nitrat, NaNO3 (untuk daging olahan, keju).

Zat pengatur keasaman (buffer) juga termasuk bahan pengawet, karena dapat menetralkan, mengasamkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh buffer :

asam sitrat, asam tartrat, asam asetat, ammonium bikarbonat, dan natrium bikarbonat.

KESIMPULAN

Kesadaran makan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah kesadaran makan atas dasar

pengetahuan tentang segala sesuatu yang dimakan. Pengetahuan ini salah satunya diperoleh

dari pendidikan tentang bahan makanan. Kesadaran makan makanan sehat yang dibentuk

melalui pendidikan kimia bahan makanan dapat berdampak pada pembangunan manusia yang

sehat. Masyarakat yang sehat dapat berdampak positif pada penurunan biaya kesehatan baik

untuk penyakit menular maupun tidak menular. Penurunan biaya kesehatan dapat

dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur yang mendukung budaya konsumsi makanan

sehat sehingga kesadaran makan makanan sehat yang sudah terbentuk dapat diwariskan ke

generasi berikutnya. Pendidikan kimia bahan makanan secara terintegrasi dapat membentuk

kesadaran makan makanan sehat oleh individu maupun secara berkelompok oleh masyarakat.

Jika kesadaran makan makanan sehat terus terbentuk secara berkelanjutan, maka

pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas pun dapat terwujud menuju Indonesia

yang sehat dan kuat

 

 

DAFTAR PUSAKA

Albert Cotton, dkk. (1973). Chemistry an Investigative Approach, Revised Edition. Boston :

Houghton Mifflin Company.

Arif Hartoyo. (2003). Teh dan Khasiatnya bagi Kesehatan. Yogyakarta : Kanisius.

Brady, J. E. (1990). General Chemistry 5th Edition. New York : John Wiley and Son

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.