Abstrak
Pertumbuhan
konsumsi energi semakin hari semakin meningkat sementara persediaan energi di
dalam bumi terus berkurang. Konsumsi energi yang semakin besar menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan yang semakin besar juga. Masalah pencemaran air,
pencemaran udara, pencemaran tanah, menjadi topik hangat di kalangan masyarakat
urban karena dapat mempengaruhi kesehatan keluarga.
Teknologi Hijau diperlukan untuk merekayasa teknologi yang digunakan saat ini agar dapat mencukupi kebutuhan manusia tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan manusia.
Teknologi Hijau diperlukan untuk merekayasa teknologi yang digunakan saat ini agar dapat mencukupi kebutuhan manusia tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan manusia.
Kata kunci : Konsumsi energi, Lingkungan, Pencemaran,
Teknologi hijau
I.
Pendahuluan
Berdasarkan data dari Kementerian
ESDM, pada tahun 2016 konsumsi energi di Indonesia mencapai 731 juta TOE. Angka
tersebut mengalami kenaikan sekitar 5% dari tahun sebelumnya. Meningkatnya tren
konsumsi energi tidak diiringi dengan kesediaan energi di Indonesia. Pada tahun
2016, sebaran energi yang dikonsumsi masyarakat Indonesia masih sangat
tergantung pada bahan bakar fossil yang notabene bukan energi yang cepat
diperbarui. Selain itu, mengkonsumsi bahan bakar fossil memiliki risiko tinggi
terhadap pencemaran air, udara, maupun tanah. Oleh karena itu, pemerintah perlu
mulai mengedepankan penerapan teknologi hijau di Indonesia untuk mengurangi
dampak pencemaran serta mengurangi konsumsi energi secara keseluruhan.
II.
Landasan Teori
Teknologi Hijau adalah pengembangan
dan aplikasi dari suatu produk, peralatan, dan sistem yang digunakan untuk
menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya serta meminimalkan dampak
negatif akibat dari perbuatan manusia. Teknologi hijau mengacu pada produk,
peralatan, dan sistem yang memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Mengurangi kerusakan lingkungan
b. Kondisi udara aman dari emisi gas
rumah kaca dan menjaga kelestarian lingkungan dalam berbagai bentuk kehidupan
c. Membatasi penggunaan energi dan
sumber daya alam
d. Mempromosikan penggunaan energi
terbarukan
Empat pilar kebijakan teknologi hijau :
a. Energi
b. Lingkungan
c. Ekonomi
d. Sosial
Keuntungan penerapan teknologi hijau
:
a. Tidak menghasilkan polutan
b. Memberikan keuntungan ekonomis pada
beberapa area tertentu
c. Energi terbarukan tidak akan habis
d. Menurunkan laju pemanasan global
Ketidakuntungan penerapan teknologi
hijau :
a. Biaya impementasi tinggi
b. Kurang informasi
c. Belum terdapat masukan bahan kimia
atau bahan baku alternatif
d. Belum diketahui ada proses teknologi
alternatif
e. Ketidakpastian terhadap dampak
performa teknologi hijau
f.
Kekurangan
sumber daya manusia dan skill
Teknologi hijau sudah diterapkan oleh
beberapa pihak. Berikut ini bentuk penerapannya :
1. Konversi energi
2. Water dan waste water treatment
3. Seawage treatment
4. Remediasi energi
5. Pengendalian polusi udara
6. Sel hidrogen dan bahan bakar
7. Energi terbarukan
III.
Pembahasan
Penerapan teknologi hijau mampu memberikan peluang baru yang memiliki
nilai ekonomis. Seperti contoh saat ini terdapat beberapa perusahaan yang
bergerak di pengolahan air dan menyediakan kebutuhan air bersih secara
komersil. Mereka berlomba – lomba menerapkan sistem water treatment yang baik
agar dapat menjual air bersih dengan harga yang paling kompetitif. Selain itu,
di sektor pembangkitan listrik ada standard baku mutu air dan batu mutu emisi
yang wajib dipenuhi agar limbah dari produksi listrik tidak merusak alam.
Di sisi lain, pemanfaatan renewable energi masih jauh di bawah potensi
renewable energi yang tersedia di Indonesia. Problem utama ada pada 4 pilar
kebijakan teknologi hijau. Dari sektor ekonomi, proses investasi dan
implementasi pembangkit listrik EBT yang memakan biaya jauh lebih besar
daripada pembangkit listrik berbahan bakar fossil, mengakibatkan adanya potensi
kenaikan tarif dasar listrik. Pendapatan per kapita di Indonesia masih rendah
juga salah satu faktor ekonomi yang memberatkan terealisasinya pembangkit
listrik EBT. Selain dari sektor ekonomi, dari sektor energi Indonesia masih
kekurangan tenaga ahli yang kompeten di bidang pembangkitan listrik EBT. Faktor
lain yang mempengaruhi adalah faktor sosial, di mana untuk mendapatkan izin
pembangunan pembangkit EBT ada banyak kendala mulai dari isu lingkungan sampai
kurangnya edukasi masyarakat tentang pentingnya energi bersih.
IV.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Teknologi hijau sudah banyak
diterapkan pada beberapa sektor, namun untuk bidang energi pemanfaatan
teknologi hijau belum maksimal
Saran
Pemerintah perlu memperkuat 4 pilar
kebijakan teknologi hijau agar Indonesia dapat memanfaatkan potensi sumber daya
terbarukan dengan maksimal
Daftar Pustaka
Bhardwaj, Monu and Neelam. The
Advantages and Disadvantages of Green Technology. Journal of Basic and Applied
Engineering Research Volume 2, Issue 22. 2015. http://www.krishisanskriti.org/Publication.html
Bhowmik, Abhijeet and Dahekar, Rahul
M. Green Technology for Sustainable Urban Life. Recent Research in Science and
Technology ISSN: 2076-5061. 2014. http://recent-science.com/
Show, Kuan-Yeow. Green Technology. Department
of Environmental Engineering, Faculty of Engineering and Green Technology, Universiti
Tunku Abdul Rahman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.