Oleh: Rexa Ramadhan
ABSTRAK
Di zaman yang serba modern ini
banyak industri dan tekhnologi yang berkembang dengan pesat, untuk menambah
kenyamanan manusia agar hidupnya lebih efektif dan serba praktis. Disisi lainya
manusia tidak memperhatikan apa pengaruh buruk dari perkembangan industri dan
teknologi bagi lingkungan hidup, banyak pencemaran lingkungan yang terjadi
dimana mana dan menjadi masalah besar bagi umat manusia. Hasilnya zat-zat yang
seharusnya tidak ada tetapi malah merebak dan menjadi polutan bagi alam.
Pencemaran lingkungan berpengaruh pada kehidupan manusia. Jadi, tidak hanya
industri yang menjadi penyebab pencemaran tetapi teknologi yang maju juga
menjadi penyebab merebaknya pencemaran lingkungan yang terjadi.
Keyword: industri, teknologi dan
pencemaran
PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas hidup
manusia untuk meningkatkan kenyamanan manusia sudah ada sejak ribuan tahun yang
lalu. Manusia selalu berupaya untuk meningkatkan kenyamanan mereka agar hidup
mereka lebih dapat dinikmati dan juga berguna untuk orang lain. Peningkatan
kualitas hidup manusia tidak akan berhenti hingga akhir zaman karena manusia
tidak pernah puas. Usaha peningkatan kualitas hidup manusia di mulai sejak
revolusi industri yang terjadi di benua Eropa dan kemudian menyebar ke Amerika.
Pada saat itu hampir semua manusia mulai menciptakan mesin-mesin baru guna
untuk dapat membantu pekerjaan manusia. Dengan bantuan mesin-mesin yang di
ciptakan manusia dapat lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya. Sumber daya alam
juga di gunakan manusia guna memenuhi kebutuhan manusia, akan tetapi manusia
kurang bertanggung jawab dalam pengambilan sumber daya alam ini manusia
mengeksplor tanpa memperhatikan kelangsungan dari sumber daya alam, manusia
juga memanfaatkan teknologi umtuk mengeruk sumber daya alam sebanyak-
banyaknya, tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya.
Kekhawatiran manusia atas masalah
lingkungan ini sudah mulai tampak pada akhir pertengahan abad ke 20 ini.
Pencemaran telah terjadi di beberapa wilayah, khususnya di wilayah perkotaan.
Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa kebanyakan kota-kota besar berkembang
dengan mengabaikan kepentingan sosial budaya masyarakat dan sekaligus juga
merusak keseimbangan ekosistem. Keadaan ekosistemnya tidak seimbang akibat
masuknya polutan ke dalam lingkungan tersebut. Sedangkan lingkungan alami
memiliki ekosistem yang seimbang. Seperti contoh, udara di desa terasa segar
karena banyak ditumbuhi pepohonan hijau. Hal ini menunjukkan di desa itu
udaranya belum tercemar. Adapun di kota yang padat penduduknya, udara akan
terasa panas dan pernapasan menjadi tidak nyaman. Hal ini menunjukkan udara
sudah tercemar. Maka dari itu manusia harus sadar bahwa pencemaran sudah
merebak hampir di setiap daerah, manusia harus melakukan upaya untuk mengurangi
pencemaran yang terjadi dan di dasari oleh keinginan sendiri bukan karena
paksaan dari orang lain.
PEMBAHASAN
Penyebab Pencemaran Lingkungan
Pengertian dari pencemaran
lingkungan yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan
atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Definisi ini sesuai
dengan pengertian pencemaran pada (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 4 Tahun 1982. Sedangkan bahan pencemar disebut dengan polutan.
Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan
kerugian terhadap makhluk hidup, hal ini dapat terjadi jika terdapat pada
kondisi: (1). Jumlahnya melebihi jumlah normal (2). Berada pada waktu yang
tidak tepat (3). Berada pada tempat yang tidak tepat. Macam-macam pencemaran
lingkungan yaitu (1). Pencemaran udara (2). pencemaran air (3). pencemaran
daratan.
thumb.viva.co.id |
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam yaitu biogenik (secara alamiah), contohnya debu yang berterbangan akibat tiupan angin, abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan Gunung berapi berikut gas-gas vulkanik, proses pembusukan sampah organik, dan lain-lain. Penyebab pencemaran udara yang lain adalah antropogenik (karena ulah manusia), contohnya hasil pembakaran bahan bakar fosil, debu atau serbuk dari kegiatan industri, pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari salah satu atau lebih dari bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan atau gas yang masuk terdispersi ke udara kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini sudah tentu akan tergantung pada keadaan geografi dan meteorologi setempat. (Zakaria & Azizah, 2013)
b. Komponen-komponen pencemar udara
Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan teknologi serta lalu lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi. Udaranya kotor terkena macam-macam pencemar. Komponen yang paling berpengaruh dalam zat pencemar yaitu karbon monoksida, nitrogen oksida, belerang oksida, hidro karbon dan partikel. Komponen pencemar udara tersebut bisa mencemari udara sendiri-sendiri atau dapat mencemari udara secara bersama-sama. Jumlah komponen pencemar udara tergantung pada sumbernya, gambaran tersebut dapat dilihat data pencemaran udar di Amerika Serikat pada tahun 1968. Penyebab pencemaran udara, secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam : Yang pertama karena faktor internal (secara alamiah) yaitu (1) debu yang bertebangan akibat tiupan angin. (2) abu yang di keluarakan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik. (3) proses pembusukkan sampah organik dan lain-lain. Yang kedua karena faktor eksternal (karena ulah manusia) yaitu: (1) hasil pembakaran bahan bakar fosil. (2) debu/serbuk dari kegiatan industri. (3) pemakaian zat-zat kimia yang di semprotkan ke udara (Wisnu Arya, 1995).
http://lipi.go.id |
c. Pencemaran Air
Pencemaran air, air merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan manusia, air yang relatif bersih sangat di dambakan oleh manusia baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri untuk kebrsihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan sebagainya. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu di perhatikan dengan saksama karena keberadaan air yang relatif bersih sudah sulit di dapatkan, pencemaran air terjadi dimana-mana. Air sudah banyak tercemar oleh berbagai macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainya.
Air tercemar apabila air tersebut telah menyimpang dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada faktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air. Ukuran air disebut bersih dan tidak tercemar tidak di tentukan oleh kemurnian air. Untuk menetapkan standart air yang bersih tidaklah mudah, karena tergantung pada faktor penentu, faktor penentu tersebut antara lain adalah (1) kegunaan air: air untuk minum, air untuk keperluan rumah tangga, air untuk industri, air untuk mengaliri sawah, air untuk kolam perikanan, dan lain-lain. (2) Asal sumber air: air dari mata air di pegunungan, air danau, air sungai, air sumur, air hujan, dan lain-lain (Wisnu Arya, 1995).
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat di amati melalui: (1) Adanya perubahan suhu air, (2) Adanya perubahan pH atau konsentarsi ion Hidrogen, (3) Adanya perubahan warna,bau dan rasa air, (4) Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut, (5) Adaanya mikroorganisme, (6) Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Adanya tanda atau perubahan tersebut menunjukkan bahwa air sudah tercemar (Wisnu Arya, 1995).
d. Komponen Pencemaran Air
Berbagai macam kegiatan industri dan teknologi yang ada saat ini apabila tidak di sertai dengan progam pengelolaan limbah yang baik, akan memungkinkan terjadinya pencemaran air. Bahan bauangan dan air limbah penyebab utama terjadinya pencemaran.
Erat kaitanya dengan masalah indikator pencemaran air seperti pada uraian di atas, ternyata komponen pencemaran air akut menentukan bagaimana indikator tersebut bisa terjadi. Komponen pencemaran air di kelompokan sebagai berikut: (1) bahan buangan padat, (2) bahan buangan organik, (3) bahan buangan anorganik, (4) bahan buangan olahan bahan makanan, (5) bahan buangan cairan berminyak, (6) bahan buangan zat kimia, (7) bahan buangan berupa panas (Wisnu Arya, 1995).
thegorbalsla.com |
e. Pencemaran Daratan (tanah)
Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung benda organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Sebagai faktor produksi pertanian tanah mengandung hara dan air, yang perlu di tambah untuk pengganti yang habis dipakai. Pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal berikut.
Pertama, pencemaran secara langsung. Misalnya karena menggunakan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat di uraikan seperti plastik. Pencemaran juga dapat melalui air. Air yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga menggangu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah. Pencemaran juga dapat melalui udara, udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar ini, akibatnya tanah akan tercemar juga. Daratan mengalami pencemaran apabila ada bahan-bahan asing, baik yang bersifat organik maupun anorganik, berada di permukaan tanah yang menyebabkan daratan menjadi rusak, tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia. Dalam keadaan normal daratan harus memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia, baik untuk pertanian, peternakan, kehutanan, maupun untuk pemukiman. Apabila bahan-bahan asing tersebut berada lama di daratan dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan gangguan terhadap kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan, maka dapat dikatakan bahwa dataran telah mengalami pencemaran. Kalau hal ini terjadi maka kenyamanan hidup, yang merupakan sasaran peningkatan kualitas hidup tidak dapat tercapai (Tresna, 2009).
f. Penyebab Pencemaran Daratan
Kemajuan industri dan teknologi sudah berkembang pesat selain dapat menimbulkan pencemaran terhadap udara dan air, dapat juga menimbulkan pencemaran daratan.
Wisnu Arya (1995) mengemukakan, pencemaran daratan relative lebih mudah diamati di bandingkan dengan pencemaran udara maupun pencemaran udara maupun air. Secara garis besar pencemaran daratan dapat disebabkan oleh: (1) Faktor internal, yaitu pencemaran yang disebabkan oleh peristiwa alam, seperti letusan gunung berapi yang memuntahkan debu, pasir, batu dan bahan vulkanik lainya yang menutupi dan merusakan daratan sehingga daratan menjadi tercemar. Pencemaran karena faktor internal ini tidak terlalu menjadi beban pemikiran dalam masalah lingkungan karena dianggap sebagai musibah bencana alam. (2) Faktor internal, yaitu pencemaran daratan karena ulah manusia. Pencemaran daratan karena faktor eksternal merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh agar daratan tetap dapat memberikan daya dukung alamnya bagi maunusia.
Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah padat yang di kumpulkan di suatu tempat yang di sebut dengan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau Dump Station. Bahan pembuangan terdiri dari beberapa macam komponen baik bersifat organic maupun anorganik. Bahan buangan padat kota besar di Negara industry padat akan berbeda dengan bahan buangan yang di hasilkan oleh kota kecil yang tidak ada kota industrinya. Susunan komponen pencemar daratan yang berasal dari bahan buangan atau limbah kota besar di Negara industri menurut (Wisnu, 1995) yaitu:
Komponen
|
Presentase
|
Kertas
|
41%
|
Limbah
bahan makanan
|
21%
|
Gelas
|
12%
|
Logam
(besi)
|
10%
|
Plastik
|
5%
|
Kayu
|
5%
|
Karet
dan kulit
|
3%
|
Kain
(serat tekstil)
|
2%
|
Logam
lainya (alumunium)
|
1%
|
Tabel 1: Komponen
pencemar udara
Makin banyak bahan buangan organik dibandingkan dengan bahan buangan anorganik akan makin baik dipandang dari sudut pelestarian lingkungan, karena bahan organik lebih mudah didegradasi dan menyatu kembali dengan lingkungan alam (Wisnu, 1995).
Dampak Pencemaran Lingkungan
a. Dampak Pencemaran Udara
carakus.com |
Dampak pencemaran udara saat ini merupakan masalah yang serius yang dihadapi oleh Negara-negara industri. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemara udara ternyata sangat merugikan. Pencemaran tersebut tidak hanya mempunyai akibat langsung terhadap kesehatan manusia saja, akan tetapi juga dapat merusak lingkungan lainya,seperti hewan, tumbuhan, bangunan gedung dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di Amerika Serikat pada tahun 1980, kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai angka kurang lebih 51.000 orang. Angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung, kanker, AIDS dan lain sebagainya. Menurut para ahli, pada sekitar tahun 2000-an kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai 57.000 orang per tahunya.Selama 20 tahun angka kematian yang disebabkan oleh pencemaran udar naik mendekati 14% atau mendekati 0,7% per tahun. Selain itu kerugian materi yang disebabkan oleh pencemaran udara, apabila diukur dengan uang dapat mencapai 12-16 juta US dollar per tahun. Suatu angka yang sangat berarti bila dibelanjakan untuk keperluan kesejahteraan umat manusia (Wisnu Arya, 1995).
mochazzi.wordpress.com |
Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa, air tidak bermanfaat lagi dan air menjadi sebab timbulnya penyakit.
Air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi akibat pencemaran air merupakan kerugian yang terasa secara langsung oleh manusia. Bentuk kerugian langsung ini berupa: (1) Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, (2) Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri, (3) Air tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian (Wisnu Arya, 1995).
Air yang menjadi penyebab penyakit karena air lingkungan kotor dapat menimbulkan kerugian yang lebih dalam lagi yaitu kematian. Kematian dapat terjadi karena pencemaran yang terlalu parah sehingga air telah menjadi sebab berbagai macam penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air dapat berupa: (1) HepatitisA, (2) Polliomyelitis, (3) Cholera, (4) Typhus Abdonalis, (5) Dysentri Amoeba, (6) Ascariasis, (7) Trachoma, (8) Scabies, (9) Keracunan Kadmium, (10) Keracunan Air Raksa, (11) Keracunan Bahan Insektisida. Pencemaran yang menyebabkan kerugian yang besar akan terjadi apabila tidak ada pengawasan secara ketat terhadap pengolahan limbah (Wisnu Arya, 1995).
ilmulingkungan.com |
Bentuk dampak pencemaran pencemaran daratan bergantung pada komposisi limbah padat yang dibuang serta jumlahnya. Bentuk dampak pencemaran daratan dapat berupa dampak langsung dan dampak tidak langsung.
Dampak langsung akibat pencemara daratan ini adalah adanya timbunan limbah padat dalam jumlah besar yang akan menimbulkan pemandangan tidak sedap, kotor dan bau. Kondisi ini biasanya muncul di TPA. Timbunan sampah yang menggunung karena belum diolah menyebabkan pemandangan disekitar tempat tersebut menjadi kumuh dan kotor. Kesan kotor ini dapat berpengaruk pada psikis penduduk disekitar tempat pembuangan tersebut (Wisnu Arya, 1995).
Dampak tak langsung akibat pencemaran daratan contohnya yaitu berkembangbiaknya nyamuk. Hal ini antara lain disebabkan karena limbah padat yang dibuang manjadi sarang nyamuk. Limbah padat yang berupa kaleng, ban dan lain-lainya, bial hujan dapat terisi air kemudian menjadi tempat nyamuk bertelur dan berkembangbiak. Baik tikus,lalat dan nyamuk adalah binatang yang dapat menimbulkan penyakit seperti penyakit pest, kaki gajah, malaria dan demam berdarah (Wisnu Arya, 1995).
Usaha Penaggulangan Dampak Pencemaran Lingkungan
Untuk menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara
utama, yaitu Penaggulangan secara non teknis dan penaggulangan secara teknis.
Contoh penanggulangan secara non teknis yaitu: (1) Penyajian Informasi
Lingkungan, (2) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), (3) Perencanaan
Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi, (4) Pengaturan dan Pengawasan
Kegiatan, (4) Menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara
teknis dapat dilakukan dengan cara: (1) mengubah proses, (2) Mengganti sumber
energy, (3) Mengolah limbah, (4) Menambah alat bantu (Wisnu Arya, 1995).
DAFTAR
PUSTAKA
Wardhana, Arya Wisnu. 2009. Dampak Pencemaran Lingkungan.
Yogyakarta: Andi Offset
Sastrawijaya, T.A. 2009. Pencemaran Lingkungan.
Jakarta: Rineka Cipta
Zakaria, Nurdin. Azizah, R. 2013. Analisis Pencemaran
Udara (SO). Jakarta: The Indonesian Journal of Occupation Safety and Health
Widyawati, Arrum Dian. 2013. Pencemaran Lingkungan. http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.com/2013/12/pencemaran-lingkungan.html
(Diakses pada tanggal 10 Agustus 2019. 12:20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.