.

Sabtu, 03 Agustus 2019

Apa sih Hujan Asam itu?

Oleh : Amalia Rizki Putri

Abstrak :
Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Namun, dewasa ini pasti kita semakin sering mendengar kata hujan asam disebutkan sehingga kata ini mungkin sudah tidak asing lagi di masyarakat umum.
Namun, apakah kita sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan hujan asam tersebut? dan apakah hujan tersebut berbeda dengan hujan pada umumnya?.

Kata Kunci : Hujan Asam , proses, dampak negatif, mencegah 

Pembahasan :

A. Definisi Hujan Asam

                Menurut Cahyono (2010), Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industry di Inggris. Hujan secara alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan membentuk asam lemah (Asam Karbonat). Jenis asam ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
                Hujan Asam adalah dampak yang terjadi dari pertemuan antara zat polutan (SO2, SO, NO2, dan HNO3) dengan butir-butir air. Zat polutan tersebut adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses sampingan proses pembakaran yang dilakukan oleh kendaraan ataupun kegiatan pabrik. Dalam kata lain, hujan asam dapat juga disebut sebagai sebuah fenomena dimana asam turun dari atmosfer ke bumi.
Hujan asam tidak selalu dalam bentuk hujan air pada umumnya, terbagi 2 jenis hujan asam berdasarkan jenis / bentuk partikel terbentuknya :
1.       Deposisi Basah
Hujan asam yang turun dalam bentuk hujan air, kabut, hujan es atau salju (kondisi dimana udara memiliki kandungan air yang lumayan besar)
2.       Deposisi Kering
Hujan asam yang turun dalam bentuk debu, gas, dan partikel padat lainnya.

B. Proses terjadinya hujan asam

Hujan asam dapat disebabkan oleh polusi yang dihasilkan dari kegiatan manusia meskipun hujan asam dapat terjadi secara alami. Menurut Hidayat dan Kholil (2018) Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis dan biokimia di tanah, rawa dan laut. Disebut secara alami, karena zat yang bereaksi dengan butiran air dihasilkan oleh alam.
Sumber : ilmugeografi.com
      Proses terjadinya hujan asam :
    1. Dimulai dengan munculnya sumber polutan yang mengandung gas gas yang dapat menimbulkan kenaikan asam di udara. Seperti SO2 dan NOx. SO2 dan NOX disini adalah berbagai tipe NO (Nitrogen dalam bentuk oksida) yang dapat muncul akibat reaksi alami di alam seperti gunung merapi, letusan gunung dan dari mikroba ataupun buangan organisme manapun (feses, pipis dan lainnya). Sumber polutan lain yaitu dari hasil dari kegiatan manusia, seperti sampah sampah industri, proses industri (pembakaran ataupun proses lainnya),serta pembakaran dari mesin kendaraan.

2   2. Gas-gas tersebut kemudian naik ke atmosfer dan bertemu dengan udara yang mengandung oksigen dan air sehingga terjadilah reaksi yang membuat zat polutan tersebut menjadi zat asam. Secara sederhana, reaksi yang terjadi adalah :
S(s) + O2(g) → SO2 (g)
2 SO2 (g) + O2 (g) → 2 SO3 (g)

    3. Gas-gas yang sudah terbentuk sebagai hasil reaksi dengan oksigen akan terbawa angin , dan akan terbawa turun ke bumi melalui hujan yang mengenainya. Reaksi yang terjadi aadalah sebagi berikut :
SO3 (g) + H2(l) ­→ H2SO4 (aq)
           Hasil dari reaksi tersebut adalah asam kuat yang kemudian memberikan dampak negatif terhadap benda yang dikenainya.

Peningkatan jumlah industri dan penggunaan kendaraan mempengaruhi peningkatan potensi hujan asam terutama di daerah kota-kota industri. Hal ini diakibatkan oleh jumlah polutan yang dihasilkan dari sampingan proses produksi di pabrik dan hasil pembakaran kendaraan yang semakin tinggi. Sehingga, tingkat keasaman pada hujan bisa semakin tinggi karena jumlah zat yang bereaksi pun semakin besar.
Untuk mengetahui keasaman pada hujan dapat digunakan alat bernama pH meter. Untuk standar air murni, pH berada pada pH 7 (netral), untuk hujan normal berada pada pH (5-7). Jadi, jika hujan berada di bawah pH 5 maka sudah bisa dikategorikan sebagai hujan asam, semakin rendah pH-nya maka dampaknya akan semakin berat pada mahluk hidup maupun benda abiotik.

C. Dampak Hujan Asam

Hujan asam dapat berdampak negatif terhadap mahluk hidup maupun benda mati.

1. Dampak yang ditimbulkan pada benda mati :
    - Gedung : Mengalami pengikisan pada tembok
   - Benda terbuat dari besi (contoh : tiang lampu) : pengkaratan pada besi sehingga pengeroposan lebih cepat terjadi

2. Dampak negatif terhadap mahluk Hidup :
   - Manusia : apabila terkena kulit, bisa menyebabkan gatal karena asam bersifat korosif terhadap kulit.
   - Tumbuhan : membuat tumbuhan kekurangan nutrisi karena sudah terlarut dengan hujan asam, dan juga kemungkinan zat berbahaya ke dalam tanah yang dapat merusak proses fotosintesis tumbuhan.

 D. Efek yang terjadi
          Meskipun belum terjadi secara massive, efek hujan asam sudah dapat dirasakan ataupun dilihat secara kasat mata di daerah berpolusi tinggi seperti kota-kota besar dan kawasan industri.
Sumber : Bimbel Diah JakartaTimur
https://d1ahk.blogspot.com/2017/07/hujan-asam-dan-dampaknya.html
Contoh : taj mahal di India pernah mengalami pengikisan pada dinding marmernya







 E. Cara mencegah hujan asam

Hujan asam bisa dicegah dengan cara mengurangi polutan yang dihasilkan yaitu dengan cara :
-          Usahakan Naik kendaraan umum. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah polutan yang dihasilkan oleh pembakaran kendaraan pribadi
-          Bijak dalam penggunaan listrik

-          Filter udara pembuangan hasil proses produksi pabrik agar zat yang dikeluarkan adalah zat yang aman bagi lingkungan tanpa mengandung polutan seperti sulfur.

Daftar Pustaka


Cahyono, W.Eko. 2010. PENGARUH HUJAN ASAM PADA BIOTIK DAN ABIOTIK. Lapan. dalam http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/viewFile/718/636 (diakses tanggal 03 Agustus 2019)

Hidayat,Atep Afia dan M.Kholil.2018.KIMIA DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN INDUSTRI. Penerbit WR : Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.