Abstrak :
Hujan merupakan
unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi
baik menurut waktu dan tempat. Namun, dewasa ini pasti kita semakin sering
mendengar kata hujan asam disebutkan sehingga kata ini mungkin sudah tidak
asing lagi di masyarakat umum.
Namun, apakah kita sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan hujan asam tersebut? dan apakah hujan tersebut berbeda dengan hujan pada umumnya?.
Namun, apakah kita sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan hujan asam tersebut? dan apakah hujan tersebut berbeda dengan hujan pada umumnya?.
Kata Kunci : Hujan Asam , proses, dampak negatif, mencegah
Pembahasan :
A. Definisi Hujan Asam
Menurut
Cahyono (2010), Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith
ketika ia menulis tentang polusi industry di Inggris. Hujan secara alami
bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara yang larut
dengan air hujan membentuk asam lemah (Asam Karbonat). Jenis asam ini sangat
bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dan binatang.
Hujan
Asam adalah dampak yang terjadi dari pertemuan antara zat polutan (SO2,
SO, NO2, dan HNO3) dengan butir-butir air. Zat polutan
tersebut adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses sampingan proses pembakaran
yang dilakukan oleh kendaraan ataupun kegiatan pabrik. Dalam kata lain, hujan
asam dapat juga disebut sebagai sebuah fenomena dimana asam turun dari atmosfer
ke bumi.
Hujan asam tidak selalu dalam
bentuk hujan air pada umumnya, terbagi 2 jenis hujan asam berdasarkan jenis /
bentuk partikel terbentuknya :
1. Deposisi
Basah
Hujan asam yang
turun dalam bentuk hujan air, kabut, hujan es atau salju (kondisi dimana udara
memiliki kandungan air yang lumayan besar)
2. Deposisi
Kering
Hujan asam yang
turun dalam bentuk debu, gas, dan partikel padat lainnya.
B. Proses terjadinya hujan asam
Hujan asam dapat
disebabkan oleh polusi yang dihasilkan dari kegiatan manusia meskipun hujan
asam dapat terjadi secara alami. Menurut Hidayat dan Kholil (2018) Secara alami
hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses
biologis dan biokimia di tanah, rawa dan laut. Disebut secara alami, karena zat
yang bereaksi dengan butiran air dihasilkan oleh alam.
Sumber : ilmugeografi.com
|
Proses terjadinya hujan asam :
1. Dimulai dengan munculnya
sumber polutan yang mengandung gas gas yang dapat menimbulkan kenaikan asam di
udara. Seperti SO2 dan NOx. SO2 dan NOX
disini adalah berbagai tipe NO (Nitrogen dalam bentuk oksida) yang dapat muncul
akibat reaksi alami di alam seperti gunung merapi, letusan gunung dan dari
mikroba ataupun buangan organisme manapun (feses, pipis dan lainnya). Sumber
polutan lain yaitu dari hasil dari kegiatan manusia, seperti sampah sampah
industri, proses industri (pembakaran ataupun proses lainnya),serta pembakaran
dari mesin kendaraan.
2 2. Gas-gas tersebut kemudian naik ke atmosfer dan
bertemu dengan udara yang mengandung oksigen dan air sehingga terjadilah reaksi
yang membuat zat polutan tersebut menjadi zat asam. Secara sederhana, reaksi
yang terjadi adalah :
S(s)
+ O2(g) → SO2 (g)
2 SO2
(g) + O2 (g) → 2 SO3 (g)
3. Gas-gas yang sudah terbentuk sebagai hasil reaksi dengan oksigen akan terbawa angin , dan akan terbawa turun ke bumi melalui hujan yang mengenainya. Reaksi yang terjadi aadalah sebagi berikut :
SO3 (g) + H2O (l) → H2SO4 (aq)
Hasil dari reaksi tersebut adalah asam kuat yang kemudian memberikan dampak negatif terhadap benda yang dikenainya.
Peningkatan jumlah industri dan penggunaan kendaraan mempengaruhi peningkatan potensi hujan asam terutama di daerah kota-kota industri. Hal ini diakibatkan oleh jumlah polutan yang dihasilkan dari sampingan proses produksi di pabrik dan hasil pembakaran kendaraan yang semakin tinggi. Sehingga, tingkat keasaman pada hujan bisa semakin tinggi karena jumlah zat yang bereaksi pun semakin besar.
Untuk mengetahui keasaman pada hujan dapat digunakan alat bernama pH meter. Untuk standar air murni, pH berada pada pH 7 (netral), untuk hujan normal berada pada pH (5-7). Jadi, jika hujan berada di bawah pH 5 maka sudah bisa dikategorikan sebagai hujan asam, semakin rendah pH-nya maka dampaknya akan semakin berat pada mahluk hidup maupun benda abiotik.
Untuk mengetahui keasaman pada hujan dapat digunakan alat bernama pH meter. Untuk standar air murni, pH berada pada pH 7 (netral), untuk hujan normal berada pada pH (5-7). Jadi, jika hujan berada di bawah pH 5 maka sudah bisa dikategorikan sebagai hujan asam, semakin rendah pH-nya maka dampaknya akan semakin berat pada mahluk hidup maupun benda abiotik.
Hujan asam dapat berdampak negatif terhadap mahluk hidup maupun benda mati.
1. Dampak yang ditimbulkan pada benda mati :
- Gedung : Mengalami pengikisan pada tembok
- Benda terbuat dari besi (contoh : tiang lampu) : pengkaratan pada besi sehingga pengeroposan lebih cepat terjadi
1. Dampak yang ditimbulkan pada benda mati :
- Gedung : Mengalami pengikisan pada tembok
- Benda terbuat dari besi (contoh : tiang lampu) : pengkaratan pada besi sehingga pengeroposan lebih cepat terjadi
2. Dampak negatif terhadap mahluk Hidup :
- Manusia : apabila terkena kulit, bisa menyebabkan gatal karena asam bersifat korosif terhadap kulit.
- Tumbuhan : membuat tumbuhan kekurangan nutrisi karena sudah terlarut dengan hujan asam, dan juga kemungkinan zat berbahaya ke dalam tanah yang dapat merusak proses fotosintesis tumbuhan.
D. Efek yang terjadi
Meskipun belum terjadi secara massive, efek hujan asam sudah dapat dirasakan ataupun dilihat secara kasat mata di daerah berpolusi tinggi seperti kota-kota besar dan kawasan industri.
Contoh : taj mahal di India pernah mengalami pengikisan pada dinding marmernya
E. Cara mencegah hujan asam
Meskipun belum terjadi secara massive, efek hujan asam sudah dapat dirasakan ataupun dilihat secara kasat mata di daerah berpolusi tinggi seperti kota-kota besar dan kawasan industri.
Sumber : Bimbel Diah JakartaTimur https://d1ahk.blogspot.com/2017/07/hujan-asam-dan-dampaknya.html |
E. Cara mencegah hujan asam
Hujan asam
bisa dicegah dengan cara mengurangi polutan yang dihasilkan yaitu dengan cara :
-
Usahakan Naik kendaraan umum. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah polutan yang dihasilkan oleh pembakaran kendaraan
pribadi
-
Bijak dalam penggunaan listrik
-
Filter udara pembuangan hasil proses produksi
pabrik agar zat yang dikeluarkan adalah zat yang aman bagi lingkungan tanpa
mengandung polutan seperti sulfur.
Daftar Pustaka
Cahyono, W.Eko. 2010. PENGARUH HUJAN ASAM PADA BIOTIK DAN
ABIOTIK. Lapan. dalam http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/viewFile/718/636
(diakses tanggal 03 Agustus 2019)
Hidayat,Atep Afia dan M.Kholil.2018.KIMIA DAN PENGETAHUAN
LINGKUNGAN INDUSTRI. Penerbit WR : Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.