Oleh : Sinta Anggraeni (@J2-Sinta)
Abstrak : Istilah kimia digunakan dalam “green chemistry”
dimaksudkan karena melibatkan struktur dan perubahan suatu materi. Perubahan tersebut pasti melibatkan energi
sebagai sumbernya. Green chemistry merupakan pendekatan yang sangat
efektif untuk mencegah terjadinya polusi karena dapat digunakan secara langsung
oleh para ilmuwan dalam situasi sekarang.
Kata kunci : Kimia hijau, prinsip kimia hijau
Kimia hijau adalah suatu pendekatan
terhadap perancangan, proses pembuatan, dan pemanfaatan produk-produk kimia
sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya dampak
buruk zat kimia terhadap lingkungan termasuk manusia. Tujuan utama pendekatan
kimia hijau adalah untuk menciptakan zat-zat kimia yang lebih baik dan aman dan
secara bersamaan dapat memilih cara-cara yang paling aman dan efisien untuk
mensintesa zat-zat tersebut dan mengurangi sampah kimia yang dihasilkan. (Dina, 2016)
Menurut Wikipedia, Sebagai sebuah filsafat kimia, kimia hijau berlaku pada kimia organik, kimia anorganik, biokimia, kimia analitik, dan
bahkan kimia fisis. Sementara kimia hijau tampak berfokus pada
terapan-terapan industri, sebenarnya ia berlaku juga pada sembarang cabang
kimia.
12 Prinsip Kimia Hijau (Green Chemistry):
Paul Anastas dari United States
Environmental Protection Agency dan John C. Warner mengembangkan 12 prinsip
grreen chemistry yang berfungsi sebagai panduan pengaplikasian green chemistry
dalam tindakan nyata. Green Chemistry: Theory and Practice (Oxford University
Press: New York, 1998).
1. Mencegah limbah: Mendesain sintesa kimiawi untuk mencegah limbah, tak
meninggalkan limbah untuk ditindaklanjuti atau dibersihkan.
2. Mendesain zat
kimiawi dan produk kimiawi yang aman:
Mendesain sintesa untuk digunakan dan menghasilkan zat kimia yang tidak atau
hanya sedikit menjadi racun bagi manusia dan lingkungannya.
3. Mendesain sintesa
kimii yang tidak terlalu berbahaya:
Mendesain sintesa untuk digunakan dan menghasilkan zat kimia yang tidak atau
hanya sedikit menjadi racun bagi manusia dan lingkungannya
4. Menggunakan bahan
baku yang bisa diperbarui: Menggunakan
material dan bahan baku yang bisa diperbarui dari pada yang tidak bisa
diperbarui. Bahan baku yang bisa diperbarui biasanya dibuat dari produk
agrikultur atau merupakan limbah dari proses, sedangkan bahan baku yang tidak
bisa diperbarui berasal dari fossil atau merupakan hasil tambang.
5. Menggunakan
pengkatalis, bukan bahan reaksi stoikometri:
Meminimalkan limbah dengan reaksi katalik. Pengkatalis digunakan dalam jumlah
kecil dan membawa sebuah reaksi tunggal kecil secara berulang beberapa kali.
Pengkatalisi diutamakan dibandungkan dengan bahan reaksi stoikometri yang
digunakan secara berlebih dan hanya bekerja sekali.
6. Menghindari turunan
kimiawi: Menghindari penggunaan grup
penghambat atau pelindung atau perubahan sementara jika memungkinkan. Turunan
menggunakan bahan reaksi tambahan dan menhasilkan limbah.
7. Memaksimalkan
ekonomi atom: Mendesain sintesa agar
produk akhir mengandung proporsi maksimum dari materi awal yang digunakan.
Kalau ada atom yang terbuang, sebaiknya hanya sedikit.
8. Gunakan pelarut dan
kondisi reaksi yang aman: Hindari penggunaan
pelaruut, agen pemisahan, atau pelengkap kimia lain. Jika penting, gunakan zat
kimia yang tidak berbahaya.
9. Tingkatkan efisiensi
energi: Jalankan reaksi kimia pada
suhu dan tekanan yang sesuai dengan lingkungan kapan pun bisa.
10. Mendesain zat kimia
dan produk yang dapat terurai setelah digunakan: Mendesain produk kimiawi yang terurai ke dalam zat yang
tidak berbahaya setelah digunakan supaya tidak terakumulasi dalm lingkungan.
11. Menganalisa dalam
waktu sesungguhnya untuk mencegah polusi:
Melakukan pemantauan dan pengontrolan waktu sesunggunya selama sintesa
berlangsung untuk meminimalkan atau menghilangkan pembentukan limbah
12.
Meminimalkan potensi terjadinya kecelekaan: Mendesain zat kimia dan bentuknya untuk meminimalkan potensi
terjadinya kecelakaan kimiawi termasuk ledakan, kebakaran, dan pelepasan ke
dalam lingkungan.
Kesimpulan : Aplikasi Green Chemistry ini pun masih menyisakan suatu
permasalahan tersendiri. Masyarakat yang tidak pikir panjang dengan mudah asal
buang limbah. Maka dari itu, marilah kita mulai penelitian yang
lebih berwawasan lingkungan dengan mempertimbangkan aspek green chemistry, agar
generasi mendatang dapat hidup lebih baik.
Daftar pustaka :
Wikipedia. 2018.
Kimia Hijau. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_hijau
(Diakses pada 25 November 2018)
Mustafa, Dina. 2016.
Kimia Hijau. Dalam http://repository.ut.ac.id/7091/1/UTFMIPA2016-07-dina.pdf
(Diunduh 25 November 2018)
Anwar, Muslih. 2015. Kimia
Hijau / Green Chemistry. Dalam http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?lang=id&u=blog-single&p=343
(Diakses pada 25 November 2018)
Tri, Susilo. 2011. Kimia
Hijau. Dalam. http://chemistry35.blogspot.com/2011/06/green-chemistry.html
(Diakses pada 25 November 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.