Untuk mengantisipasi semakin meningkatnya eksploitasi
sumber daya alam sebagai bahan baku industri, pemerintah mendorong kepada dunia
usaha untuk melakukan penghematan dan melakukan subsitusi bahan baku yang mudah
diperbarui. Efisiensi dalam penggunaan energi,
salah satu tolok ukur untuk
mendapatkan predikat industri hijau. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau
merupakan program Kementerian Perindutrian yang dilaksanakan setiap tahun.
Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan industri yang telah menerapkan pola
penghematan sumber daya dan penggunaan bahan baku dan energi yang ramah
lingkungan setra terbarukan. Tujuan penyelenggaraan program ini adalah untuk
mendorong motivasi perusahaan industri dalam mewujudkan indutri hijau.
Kriteria Penilaian :
Proses Produksi : bahan baku, bahan
penolong air, teknologi proses, hasil produksi. ( bobot 70%) Manajemen
Perusahaan: program efisiensi produksi, system manajemen, penghargaan yang
pernah diterima. (bobot 20%). Pengelolaan Lingkungan: Penyediaan bahan baku mutu
lingkungan, sarana pengelola limbah dan emisi, kinerja pengelolaan lingkungan.
(bobot 10%)
Tahun 2011 PT Holcim Indonesia Tbk, Cilacap, menerima penghargaan peringkat
pertama Industri Hijau yang diserahkan secara langsung oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono. Penghargaan Industri Hijau diberikan kepada PT. Holcim
Indonesia Tbk Cilacap karena perusahaan ini telah melakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan berinovasi dalam menerapkan prinsip-prinsip
industri hijau. Upaya penghematan sumber daya alam secara riil juga terus
dilakukan dan menghasilkan sebagian penggantian bahan baku sumber daya alam
menggunakan materian sisa industri. Penanganan limbah internal dengan konsep
zero waste juga menjadi bagian program kepedulian lingkungan. Kepedulian
terhadap lapisan ozon dilakukan melalui komitmen penggantian zat perusak ozon
dan penggantian bahan bakar menggunakan biomassa melalui program CDM.
·
Efektifitas
dan efisiensi sumber daya alam :
- Menciptakan produk yang hemat
bahan baku yang mudah diperbarui
- Menggunakan peralatan yang
tidak boros energi
- Meningkatkan ketrampilan SDM
untuk memperoleh kinerja maksimal.
·
Konservasi
energy:
- Mengganti energy berasal dari
fosildengan energy baru/mix energy/energy nuklir.
Untuk industry yang menggunakan 6.000 ton/tahun bahan bakar minyak wajib
melakukan konservasi energy. Dengan keterbatasan sumber daya alam dan
lingkungan, penerapan industry hijau yang lebih efisien dan efektif penggunaan
sumber daya alam akan menciptakan keseimbangan dan keselarasan terhadap pelestarian
lingkungan dimasa-masa yang akan datang. Mengintensifkan desain produk yang
efisien juga dapat menghemat bahan baku dan memperlambat proses eksploitasi
sumber daya alam. Di samping itu, dengan upayalebih mendekatkan pekerja kreatif
ke daerah suplai bahan baku (pedesaan) akan membantu memunculkan
klaster-klaster produksi skala desa. Dampaknya, ekonomi desa akan tumbuh dan
mencegah terjadinya urbanisasi.
ndustri pengolaham dan perdagangan merupakan sektor
penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Kedua sektor
itu mampu menjadi pengungkit tumbuhnya sektor-sektor ekonomi lainnya.
Kontribusi sector industry pengolahan dan perdagangan terhadap PDRB jawa Timur
mencapai lebih dari 50% jauh melampaui kontribusi sektor pertanian dan pertambangan.
Tak dapat dipungkiri seiring dengan kemajuan teknologi dibidang industri
mengharuskan pemakaian bahan baku sumber daya alam yang meningkat bahkan
cenderung berlebihan. Terutama sumber daya alam dari fosil yang terbatas dan
tidak dapat terbarukan. Sehingga dalam jangka panjang apabila dipakai terus
menerus tanpa memperhatikan kelestariannya, akan semakin menipis dan pada limit
tertentu akan habis.
Penerapan
industri hijau
Penerapan industri hijau dilakukan melalui konsep produksi bersih (cleaner
production) melalui aplikasi 4R, yaitu Reduce (pengurangan limbah
pada sumbernya), Reuse (penggunaan kembali limbah), dan Recycle (daur
ulang limbah), dan Recovery (pemisahan suatu bahan atau energi dari
suatu limbah). Untuk lebih mengefektifkan aplikasi penerapan produksi bersih,
prinsip Rethink (konsep pemikiran pada awal operasional kegiatan) dapat
ditambahkan sehingga menjadi 5R. Disamping itu, produksi bersih juga melibatkan
upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penunjang
dan energi di seluruh tahapan produksi. Dengan menerapkan konsep produksi
bersih, diharapkan sumber daya alam dapat lebih dilindungi dan dimanfaatkan
secara berkelanjutan. Secara singkat, produksi bersih memberikan dua
keuntungan, pertama efisiensi dalam proses produksi; dan kedua adalah
meminimisasi terbentuknya limbah, sehingga dapat melindungi kelestarian
lingkungan hidup.
Daftar Pustaka
1. Indah.
2013. Penerapan industri hijau.http://disperindag.jatimprov.go.id/post/detail?content=penerapan-industri-hijau-green-industry.
2. Kementrian
Perindustrian. 2013.kebijakan pengembangan industri hijau. http://greenlistingindonesia.com/berita-147-kebijakan-pengembangan-industri-hijau-green-
industry-kementerian-perindustrian.html.
3. Mulya,Rudini.
Apa itu industri hijau. https://www.scribd.com/document/105397640/Apa-Itu-Industri-Hijau-Rudini-Mulya
4. Christiani,agustina.
2017. Pengukuran Kinerja Lingkungan Industri di Indonesia berdasarkan
Standar Industri Hijau. https://media.neliti.com/media/publications/127966-ID-pengukuran-kinerja-lingkungan-industri-d.pdf
Kementrian perindustrian. 2015. Efisiensi dan
efektivitas dalam implementasi industri. Jurnal riset industri vol 9 no.1. http://www.kemenperin.go.id/kajian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.