Oleh : @K30-Puji, @ProyekK02
ABSTRAK : Seiring dengan perkembangan yang semakin maju. Kemajuan di bidang
teknologi rekayasa genetika sangat berpengaruh pada perkembangan terutama di
bidang pertanian. Bioteknologi melalui rekayasa genetika menawarkan kesempatan
untuk dengan cepat memodifikasi suatu organisme seperti tanaman transgenik
untuk menghilangkan hama serangga pada tanaman dan dapat dimanfaatkan oleh para
petani. Dengan rekayasa genetik dapat membantu para petani dalam mengurangi keracunan petani karena paparan
insektisida.
Menurut
Hidayat dan Kholil (2017) menggunakan prinsip kimia untuk menjelaskan proses
kimia tertentu dan sebaliknya mampu mengetahui dasar teoritiknya dari suatu
proses kimia yang ada disekitar kita dan dapat memahami bahwa kimia merupakan
central science dan dapat langsung menunjukan pengaruhnya dengan cabang ilmu
pengetahuan yang lain. Rekayasa genetik merupakan hasil dari proses penelitian
kimia dan biologi. Melalui rekayasa genetik sudah dihasilkan tanaman transgenik
yang memiliki sifat baru seperti ketahanan terhadap serangga hama atau
hebrisida. Hadirnya tanaman transgenik menimbulkan kontroversi
masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut
akan mengganggu keseimbangan lingkungan (ekologi), membahayakan kesehatan manusia, dan memengaruhi perekonomian
global.
Rekayasa
genetika, atau disebut juga modifikasi genetika, merupakan manipulasi langsung
gen suatu organisme menggunakan bioteknologi. Dapat digunakan untuk mengubah
susunan genetik dari sel, termasuk transfer gen-gen yang berada dan melintasi
batas-batas spesies untuk menghasilkan organisme yang meningkat. Rekayasa
genetika telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, termasuk penelitian,
obat-obatan, bioteknologi industri dan pertanian. Munculnya tanaman rekayasa
genetika yang dikomersialisasi telah memberikan manfaat ekonomi kepada para
petani di berbagai negara.
dengan
semakin tinggi penanganannva berubah ke bioteknologi yang lebih canggih yaitu
sebagai pemula yang dapat menghasilkan, varitas unggul (baik kualitas maupun
kuantitasnya) melalui seleksi atau perkawinan silang dari sifat-sifat
keturunan. Hukum mendel ternyata sangat membantu mempercepat perkembangan
bioteknologi dan adanya totipotensi sebagai dasar teknik kultur sel atau kultur
.iaringan serta rekayasa genetik memungkinkan perkembangan bioteknologi maju pesat.
Sedangkan rekayasa genetik (pada dasarnya memanfaatkan gen pada DNA dengan
memotong dan menyambungkan bagian DNA yang mengandung gen yang diinginkan dan
DNA yang dihasilkan disebut DNA rekombinan rDNA) merupakan teknik penyambungan yang
akhir-akhir ini sudah banyak dilakukan.
Kehadiran
teknologi rekayasa genetik memberikan wahana baru bagi pemula tanaman untuk
memperoleh kelompok gen baru yang lebih luas. Gen yang ditransfer ke dalam
genom suatu tanaman untuk membentuk tanaman transgenik bisa berasal dari
spesies lain seperti bakteri, virus atau tanaman (Bennet, 1993). Gen yang
diperoleh dengan jalan sintesis secara kimia juga berhasil ditransformasikan ke
tanaman. Pada dasarnya gen yang ditransfer tersebut haruslah gen yang
bermanfaat yang belum ada atau belum dimiliki oleh tanaman. Hal ini
menggambarkan kekuatan dari rekayasa genetik dalam memperlebar lingkup atau
kisaran transfer gen di luar jangkauan pemuliaan konvensional. Teknik rekayasa
genetik dapat digunakan sebagai mitra dan pelengkap teknik pemulia tanaman yang
sudah mapan dan telah digunakan selama bertahuntahun (Herman, 1996). Dalam
memproduksi tanaman.
Tanaman
transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari
spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing
ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan. Untuk
mengkonfirmasi apakah sifat baru yang diinginkan tersebut dapat diturunkan maka
perlu dilakukan persilangan genetik. Teknik Transfer gen teknologi dibedakan
menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung:
Transfer
gen langsung
·
Penembakan
partikel (particle bombardment)
Metode transfer gen ini diopera-sikan secara fisik dengan
me-nembakkan partikel DNA-coated langsung ke sel atau jaringan tanaman (Klein
et al., 1988). Dengan cara demikian, partikel dan DNA yang ditambahkan
me-nembus dinding sel dan mem-bran, kemudian DNA melarut dan tersebar dalam sel
secara independen. Telah didemonstra-sikan bahwa teknik ini efektif untuk
mentransfer gen pada bermacam-macam eksplan. Khususnya
tanaman monokotil seperti padi, jagung, dan turfgrass.
·
Karbid
Silikon
berhasil mentransformasi jagung dan turfgraas adalah penggunaan
karbit silikon.
·
Elektroporasi
Metode transfer DNA yang umum digunakan pada tanaman monokotil
adalah elektroporasi dari protoplas.
Transfer
gen tak langsung
teknik transfer gen yang berkembang,
teknik melalui media vektor Agrobacterium tumefaciens paling sering digunakan
untuk mentransformasi tanaman dikotil.
Menurut
Richard (1999 dalam wattimena, 1999) pada paper yang berjudul Aponrixis (A
Sociar Revolution for Agriculture) menyebutkan keuntungan dan dampak dari benih
transgenik sebagai berikut :
1.
Dapat
menghasilkan kultivar hibrida hampir pada semua jenis tanaman herbida (untuk
menghasilkan populasi yang superior, juga perbaikan terhadap kualitas populasi
suatau tanaman).
2.
Mempertahankan
heterozigositas dari suatu silangan jarak jauh. pemula tanaman dapat lebih mudah urrtuk menyesuaikan cara-cara
pemuliaan dalam menghasilkan kultivar baru.
3.
Petani
dapat memperbanyak biji hibrida secara terus- menerus, karena biji hibrida
hipomiktik akan selalu menghasilkan genotipe yang sama. Tidak seperti hibrida
biasa yang pada setiap saat harus membeli benih yang baru.
4.
Perbanyakan dengan biji apomiktik dapat
dilakukan pada tananan yang Diasanya diperbanyak secara klonal seperti
singkcng, kentang, ubi jalar dan sebagainya. hal ini dapat mengurangi ongkos
produksi.
Menurut
Herman (2002) Penelitian rekayasa genetik untuk merakit tanaman transgenik
tidak semudah yang dibayangkan oleh sementara orang, karena disamping
memerlukan biaya besar, peralatan laboratorium yang modern, juga sumber daya
manusia yang tangguh dan handal. Seperti
yang telah disyaratkan bahwa keamanan hayati tanaman transgenik perlu diuji
secara bertahap di ruang terisolir mulai dari tingkat laboratorium, rumah kaca
hingga lapangan terbatas, untuk mengkaji kemungkinan adanya dampak negative
dari tanaman tersebut.
Penggunaan
tanaman transgenik yang toleran terhadap herbisida yang terbesar, hal ini
disebabkan oleh :
- 1. Gen toleran herbisida dapat dipergunakan sebagai marka seleksi dan ditransplantasikan bersamaan dengan gen lain, sehingga sekali transformasi mendapatkan dua sifat sekaligus.
- 2. Penjualan benih transgenik didapatkan Keuntungan ganda:
b. dari penjualan herbisida
- 3. Tanarnan transgenik toleran herbisida memungkinkan menggunakan herbisida yang mudah mengalami biodegradasi mempunyai spektum yang luas serta memberikan opsi yang lebih bagi petani.
- 4. Tanaman transgenik toleran herbisida memungkinkan petani rnempraktekan budidaya tanpa olah tanah dan budidaya konservasi.
KESIMPULAN : Sebagai negara agraris, Indonesia mempunyai banyak lahan untuk
membantu para petani dalam membantuk menghilangkan hama dengan Teknologi rekayasa genetik dan produknya yang
berupa tanaman transgenik tahan serangga hama telah dimanfaatkan oleh petani
dan para peneliti. Tanaman
transgenik dapat memberikan manfaat yang besar bagi ketersediaan pangan dunia,
walaupun hingga sekarang belum diketahui secara medis dampak dari pengguna
(manusia) yang mengkonsumsi hasil tanaman transgenik.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia., Kholil,
Muhammad. 2017. Kimia, Industri, dan Teknologi Hijau. Patona Media. Jakarta.
Gembong, haryono. 2006. Rekayasa Genetika Di Bidsang Pertanian. Majalah Ilmiah Dinamika Vol.22
NO 1.(http://garuda.ristekdikti.go.id/journal/article/121964).
Dipublish 30 september 2013.
J, litbang pert. 2012. Pemanfaatan
Tanaman Kentang Transgenik RB Untuk Perakitan Kentang Tahan Penyakit Hawar Daun
(pytophthora Infestans) Di Indonesia. Vol. 31 NO 3.( http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/1249/PEMANFAATAN%20TANAMAN%20KENTANG%20TRANSGENIK%20RB%20UNTUK%20PERAKITAN). Diajukan 7 november 2011.
Diterima 2 juli 2012.
Herman, m. 2002. Perakitan Tanaman
Tahan Serangga Hama Melalui Teknik Rekayasa Genetik. Buletin Agro Bio. (file:///C:/Users/HP/Documents/rekayasa%20genetika%20cindekia.pdf http://biogen.litbang.pertanian.go.id/wp/terbitan/pdf/agrobio_5_1_01-13.pdf ). Di Download 22 september 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.